WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Wednesday, January 22, 2014

Asuhan Keperawatan Leukemia

Juniartha Semara Putra

 I.      DEFINISI

Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari normal, jumlah berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia dan diakhiri dengan kematian
Ø  Klasifikasi leukimia :
1.      Leukimia Mieloid
Ø  Leukimia Granulositik Kronik
adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang
Ø  Leukimia mieLoblastik Akut
adalah suatu penyakit yang merupakan neoplasma unilokal yang berasal dari transformasi satu atau beberapa sel hematopoetik
2.      Leukimia Limfoid :
Ø  Leukimia Limfositik Kronik
adalah suatu gangguan limfoproliferasi yang ditemukan pada kelompok umur tua (sekitar 60 th) dengan perbandingan 2:1 untuk pria
Ø  Leukimia Limfoblastik Akut
adalah gangguan berupa proliferasi abnormal dalam sumsum tulang dan tempat – tempat ekstramedular (diluar sumsum tulang yaitu kelenjar limfe dan limpa)

II.      ETIOLOGI

Walaupun pada sebagian besar pasien leukimia faktor – faktor penyebabnya tidak diketahui, namun terdapat faktor – faktor yang terbukti dapat menyebabkan penyakit ini. Faktor – faktor tersebut antara lain : faktor genetic, sinar radioaktif dan virus






III.      PATOFISIOLOGI

Berkurang / tidaknya adanya sel
hemopoetik normal
 


           Trombosit menurun                                          Proliferasi Abnormal
 



 Trombositopenis                                                      Leukositosis      
 


Resiko tinggi perdarahan                                   Pengenceran Darah
b/d trombositopeia

                                                                                  HB Turun
 Perdarahan

                                                                                    Anemia
 


                              Resiko infeksi b/d leukosit       Kelelahan / kelemahan
                              yang abnormal                         umum b/d anemia












IV.      PENGKAJIAN

1.      Anamnese
a.       Identitas px
b.      Keluhan utama
c.       Riwayat kesehatan sekarang
d.      Riwayat kesehatan yang lalu
e.       Riwayat kesehatan keluarga
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Aktivitas
gejala   : kelelahan malainase, kelemahan; ketidak mampuan melakukan aktivitas biasanya.
tanda   : kelemahan otot, somnolen
b.      Sirkulasi
gejala   : palpitasi
tanda   : takikardia,; kult / membran mukosa pucat; defisit saraf cranial dan atau tanda perdarahan serebral
c.       Eliminasi
gejala   :  diare; nyeri tekan perianal
darah merah terang pada tisu, feses hitam
darah pada urine, penurunan haluaran urine
d.      Integritas Ego
gejala   : perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan
tanda   : depresi, ansietas, marah, kacau
e.       Makanan / Cairan
gejala   :  anoreksia, muntah, perubahan rasa, penurunan berat badan
faringitis, disfagia
tanda   : distensi abdominal, splenomegali, hepatomegali, ikterik
f.       Neurosensori
gejala   : kurang / penurunan koordinasi
perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi kurang konsentrasi, pusing, kesemutan
tanda   : otot mudah terangsang, aktifitas kejang
g.      Nyeri / Kenyamanan
gejala   :  nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang / sendi, nyeri tekan sternal, kram otot
tanda   : distraksi, gelisah, fokus pada diri sendiri
h.      Pernafasan
gejala   : nafas pendek dengan kerja minimal
tanda   : dispnea, takipnea, batuk, ronchi, penurunan bunti nafas
i.        Keamanan
gejala   :  riwayat infeksi saat ini / dahulu
gangguan penglihatan
perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma min
tanda   :  demam, purpura, pperdarahan retinal, perdarahan gusi, epistaksis
pembesaran nodus limfe, limpa atau hati
papiladema dan eksoftalmus
infiltrat leukemik pada dermis
j.        Seksualitas
gejala   :  perubahan libido
menoragia
impoten
V.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Darah Lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik
-         Hemoglobin : dapat < 10 g/ 100 ml
-         Retikulosit : jumlah biasanya rendah
-         Trombosit : mungkin sangat rendak (< 50.000/ mm)
mungkin ada sel blast leukimia
2.      PT / PTT : memanjang
3.      LDH : mungkin meningkat
4.      Asam urat serum / urine : mungkin meningkat
5.                                                                                                                        Muramidase serum (lisozim) :  peningkatan pada leukimia akut dan mielomonosit
6.      Copper serum : meningkat
7.      Zink serum : menurun
8.      Biopsy sumsum tulang : SDM abnormal biasanya >50 % atau SDP pada sumsum tulang sering 60 % - 90 % dari sel blast dengan prekuser eritroid, sel matur dan megakariositis menurun
9.      Foto dada dan biopsy nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan

























VI.      ANALISA DATA

Data penunjang
masalah
Kemugkinan penyebab
DS :
-    Klien mengatakan mudah lelah, badannya terasa lemah, sering mengantuk dan pusing
DO :
-    k/u lemah
-    konjungtifa pucat
-    kulit pucat
-    membran mukosa pucat
-    somnolen
Kelelahan / kelemahan umum
anemia
DS :
-    Klien mengeluh mimisan sulit berhenti, badannya terasa lemah, mudah mengantuk dan pusing
DO :
-    k/u lemah
-    terdapat purpura pada kulit
-    epistaksis
-    perdarahan retinal
-    perdarahan gusi
-    akral dingin
-    trombosit < 50.000/mm)
Resiko perdarahan
trombositopenia
DS :
-    Klien mengatakan sering demam dan badannya terasa panas
DO :
-    k/u lemah
-    hipertermi
-    epistaksis
-    perdarahan retinal
-    perdarahan gusi
-    akral dingin
-    leukosit > 50.000/cm) dg peningkatan leukisit imitator
Resiko tinggi infeksi
Sel leokosit abnormal

VII.      PRIORITAS MASALAH

1.      Resiko infeksi b/d Sel leokosit yang abnormal
2.      Resiko perdarahan b/d Trombositopenia
3.      Kelelahan / kelemahan umum b/d Anemia


VIII.      RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
Dx keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Resiko tinggi infeksi b/d sel leukosit yang abnormal
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, kondisi klien membaik (resiko infeksi berkurang)
kriteria hasil :
-    suhu dalam batas normal (36,5 – 37,5 O C)
-    leukosit dalam batas normal
-    px dapat mengetahui tindakan yang dapat mencegah / menurunkan resiko infeksi
1.      Kaji adanya nyeri tekan pada area eritematosus atau luka terbuka
2.      Observasi suhu tubuh



3.      Berikan mandi kompres

4.      Dorong px untuk sering mengubah posisi, nafas dalam, batuk efektif

5.      Tingkatkan kebersihan perianal
6.      Berikan periode istirahat tanpa gangguan
7.      Berikan makanan tinggi protein dan cairan
1.      Mengindikasikan infeksi local

2.      Hipertermia terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada kebanyakan px leukimia pada septikemia dapat terjadi tanda demam
3.      Membantu menurunkan demam, yang menambah keidak seimbangan cairan
4.      Mencegah stasis sekret pernafasan, menurunkan resiko atelektasis/pnemonia
5.      Menunrunkan resiko abses perianal
6.      Menghemat energi untuk penyembuhan, regenerasi seluler
7.      Meningkatkan pembentukan antibody dan mencegah dehidrasi
No
Dx keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil
Intervensi
Rasional



8.      Hindari/batasi prosedur invasive

9.      Awasi pemeriksaan lab
-          DL tertama SDP
-          Kultur gram/sensitivitas
10.  Kaji ulang foto dada

11.  Berikan obat sesuai indikasi, ex: antibiotik
12.  Berikan diet rendah bakteri, ex : makanan dimasak
8.      Kulit robek dapat memberikan jalan masuk patogenik, potensial organisme latal
9.      Penurunan jumlah SDP matur menunjukkan peningkatan resiko infeksi
10.  Indikator terjadinya/penyembuhan komplikasi paru
11.  Mengobati infeksi khusus

12.  Meminimalkan sumber potensial kontaminasi bacterial






No
Dx keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
2
Resiko perdarahan b/d trombositopenia
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, resiko perdarahan berkurang
kriteria hasil :
-    TD dan nadi stabil
-    HB dalam batas normal (> 10 g / 100 ml)
-    Trobosit dalam batas normal (>50.000 / mm)

1.      Kaji keadaan kulit / membran mukosa

2.      Pantau td dan nadi

3.      Hindari tindakan yang dapat membuat cidera jaringan / perdarahan
4.      Anjurkan klien untuk diet halus
5.      Awasi pemeriksaan lab, mis: trombosit, HB/ HT

6.      Berikan SDM, trombosit
1.       Untuk mengetahui adanya resiko perdarahan dengan menemukan adanya ptekie, perdarahan gusi
2.       Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemia (perdarahan)
3.       Jaringan rapuh dan trombositopenia meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor
4.       Dapat mengurangi iritasi gusi
5.       Penurunan jumlah trombosit dan HB/HT mengindikasikan adanya perdarahan
6.       Memperbaiki / menormalkan jumlah sdm dan kapasitas pembawa oksigen untuk memperbaiki anemia, berguna untuk mencegah / mengobati perdarahan

no
Dx keperawatan
Tujuan/kriteria hasil
intervensi
rasional
3
Kelelahan / kelemahan umu b/d anemia
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, kondisi klien membaik (kelemahan / kelelahan barkurang)
kriteria hasil :
-    k/u membaik
-    mampu beraktifitas
1.       Kaji tingkat kelemahan klien

2.       Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
3.       Jadwalkan makan sekitar kemoterapi
4.       Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan
-          Obat antiemetik

-          Obat penambah darah
1.       Efek leukimia, anemia dan kemoterapi
2.       Menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler
3.       Dapat meningkatkan pemasukan dengan menurunkan mual


-          Untuk menurunkan mual setelah dilakukan kemoterapi
-          Untuk meningkatkan HB sehingga dapat mengurangi kelelahan / kelemahan






DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran UI, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Doenges Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
          , 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI


No comments: