Juniartha Semara Putra
· Blunt trauma
(trauma tumpul)
· Deceleration
trauma (trauma perlambatan)
· Fractures
(patah/retak tulang)
· Perdarahan
secara spontan
· Obat
· Penyalahgunaan
alkohol
TEKNIK
PENGHENTIAN PERDARAHAN, PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN
1.
Apa
upaya yang anda lakukan apabila anda diharapkan pada pasien yang mengalami
internal bleeding yang disebabkan pada adanya trauma seperti benturan ,pukulan
dan lain-lain sehingga menyebabkan rusak/pecahnya pembuluh darah sehingga
biasanya muncul bengkak kan atau memar?
Pembahasan
Upaya
yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang mengalami internal
bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga
menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau
memar yaitu dilakukan dengan teknik RICE
Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang
cedera juga harus dilindungi. Jika terasa sakit saat menahan beban tubuh,
gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan, lindungi bagian yang
cedera dengan kayu belat (splint).
Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang
dingin. Pendinginan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang
cedera. Langkah ini sebaiknya dilakukan segera. Tempelkan kain dingin atau es
yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian cedera selama 20 menit, tiga
kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.
Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan
perban khusus. Kompres ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian
tubuh yang terantuk atau terbentur. Balutan harus rapi. Pastikan bebatan tidak
terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati rasa, geli, atau bahkan menambah rasa
sakit.
Elevation. Bagian tubuh yang cedera diangkat lebih tinggi dari
jantung. Misalnya, jika yang cedera pergelangan kaki, upayakan pasien dalam
posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau ditopang dengan alat
supaya posisinya lebih tinggi dari jantung.
Pengobatan memar
dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi rasa
sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan analgesik/antiinflamasi topikal
maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti heparin (Thrombophob), juga
membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.
2.
Sebutkan
jenis perdarahan yang dapat terjadi pada tubuh manusia. Identifikasi ciri-ciri
dari jenis perdarahan tersebut!
Pembahasan
Berdasarkan
jenis perdarahan :
Perdarahan Luar (External Bleeding)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari
luka tersebut
Perdarahan Dalam (Internal Bleeding)
Kehilangan darah dalam perdarahan internal tidak terlihat
karena kulit masih utuh. Perdarahan internal mungkin terjadi
didalam jaringan-jaringan, organ-organ, atau di rongga-rongga tubuh termasuk
kepala, dada, dan perut. Perdarahan internal terjadi ketika kerusakan pada arteri
atau vena menyebabkan darah terlepas dari sistim sirkulasi dan terkumpul
didalam tubuh. Jumlah perdarahan tergantung pada jumlah kerusakan pada organ
dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplainya, serta kemampuan tubuh untuk
memperbaiki pecahan-pecahan pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah.
Perdarahan internal paling sering terjadi disebabkan oleh :
· Blunt trauma
(trauma tumpul)
Kebanyakan orang-orang mengerti
bahwa jatuh dari ketinggian atau terlibat dalam kecelakaan mobil dapat
mengakibatkan tekanan dan trauma yang besar pada tubuh. Jika tenaga tumpul
terlibat, bagian luar tubuh mungkin tidak perlu rusak, namun tekanan yang cukup
mungkin terjadi pada organ-organ internal (dalam) untuk menyebabkan luka dan
perdarahan.
· Deceleration
trauma (trauma perlambatan)
Perlambatan mungkin menyebabkan
organ-organ dalam tubuh digeser didalam tubuh. Ini mungkin memotong
pembuluh-pembuluh darah dari organ-organ dan menyebabkan terjadi perdarahan.
Ini seringkali adalah mekanisme untuk intracranial bleeding seperti epidural
atau subdural hematomas. Tenaga yang dikerahkan pada kepala menyebabkan luka
percepatan/perlambatan pada otak, menyebabkan otak untuk "memantul ke
sekeliling" didalam tengkorak. Ini dapat merobek beberapa vena-vena kecil
pada permukaan otak dan menyebabkan perdarahan. Karena otak dibungkus didalam
tengkorak, yang adalah struktur yang padat, bahkan sejumlah kecil darah dapat
meningkatkan tekanan didalam tengkorak dan mengurangi fungsi otak.
· Fractures
(patah/retak tulang)
Perdarahan mungkin terjadi dengan
tulang-tulang yang patah. Tulang-tulang mengandung sumsum tulang (bone marrow)
dimana produksi darah terjadi. Mereka mempunyai suplai-suplai yang kaya darah,
dan jumlah-jumlah darah yang signifikan dapat hilang dengan fractures.
Kepatahan dari tulang yang panjang seperti femur (tulang paha) dapat berakibat
pada kehilangan satu unit darah (350-500cc). Tulang-tulang yang datar seperti pelvis
memerlukan jauh lebih banyak tenaga untuk menyebabkan fracture, dan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi struktur dapat dirobek oleh trauma
dan menyebabkan perdarahan secara besar-besaran.
· Perdarahan
secara spontan
Perdarahan internal mungkin
terjadi secara spontan, terutama pada orang-orang yang mengkonsumsi obat-obat
anti-penggumpalan (anticoagulation) atau yang mempunyai penyakit-penyakit
perdarahan yang diturunkan (diwariskan). Benturan-benturan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari mungkin menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan yang
signifikan.
· Obat
Perdarahan internal mungkin
disebabkan sebagai efek sampingan dari oba-obat (paling sering dari obat-obat
antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin) dan alkohol.
Unsur-unsur ini dapat menyebabkan peradangan dan perdarahn dari esophagus,
lambung, dan duodenum (usus dua belas jari), bagian pertama dari usus kecil
ketika ia meninggalkan lambung.
· Penyalahgunaan
alkohol
Penyalahgunaan alkohol jangka
panjang dapat juga menyebabkan kerusakan hati, yang dapat menyebabkan
persoalan-persoalan perdarahan melalui keberagaman dari mekanisme-mekanisme.
Beberapa tanda perdarahan internal, antara lain :
·
Cedera
pada bagian luar tubuh
·
Adanya
memar disertai nyeri pada tubuh
·
Nyeri,
bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak
·
Nyeri
tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
·
Muntah
darah
·
Buang
air besar berdarah, bak darah segar, maupun darah hitam seperti kopi
·
Luka
tusuk, khususnya pada batang tubuh
·
Darah
atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
·
Batuk
berdarah
·
Buang
air kecil campur darah
·
Gejala
atau tanda syok. (Darwis Allan, 2001 : 57-61)
Berdasarkan
sumber
perdarahan
:
Pendarahan Arteri
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur
sesuai dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan
oksigen.
Tanda – tandanya :
©
Warna
darah merah muda
©
Keluar
secara memancar sesuai irama jantung
©
Biasanya
perdarahan sukar untuk dihentikan
Pendarahan Vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir lambat,
berwarna merah gelap karena mengandung karbon dioksida.
Tanda – tandanya :
©
Warna
darah merah tua
©
Pancaran
darah tidak begitu hebat dibanding perdarahan arteri
©
Perdarahan
mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang
luka lebih tinggi dari jantung
Pendarahan Kapiler
Berasal dari pembuluh darah kapiler, darah yang keluar
merembes. Pendarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki
tekanan/semburan. Warnanya bervariasi antara merah terang dan merah gelap.
Tanda – tandanya :
© Perdarahan tidak hebat
© Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
© Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
© Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa
3.
Apa
yang anda ketahui tentang torniket?
Pembahasan
:
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran
darah dibawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut
segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dpergunakan
untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit
bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah
lima jari dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah
lipat paha (untuk perdarahan di kaki)
Caranya
: Lilitkan torniket di tempat
yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau
kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket
kain masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket
dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut.
Selanjutnya diikat lagi dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti
memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terlalu
keras karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah
kencang ialah menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan
warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekunungan.
Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi atau
diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh
dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian
jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket boleh dikendorkan (
dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama torniket kendor, luka
ditekan dengan kasa steril.
Biasanya dilakukan pada :
Perdarahan
hebat
Tangan/
kaki putus
Tempat
yang baik melakukan pemasangan torniket : 5 jari di atas luka
Jenis
tourniquets :
Bedah
tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi .Tourniquet bedah dengan lengan perlindungan ekstremitas
dalam persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets mencegah aliran darah ke
ekstremitas dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang operasi
berdarah. Hal ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan
presisi perbaikan, keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan
dalam bedah ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier
anestesi blok) di mana mereka melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius
lokal di dahan dari memasuki sirkulasi umum.
Darurat
tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat
pendarahan, kontrol untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma
ekstremitas. Tourniquets darurat biasanya digunakan sebagai upaya terakhir,
terutama dalam aplikasi sipil, karena bisa membunuh jaringan, dan menyebabkan
kerusakan ekstremitas bawah.
4.
Bagaimana
cara anda mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena?
Pembahasan
Cara mengatasi perdarahan
pada arteri dan vena secara prinsipnya sama yaitu dengan cara balut dan tekan,
hanya saja pada arteri waktu dan tekanan yang diberikan lebih besar dari pada
menghentikan perdarahan pada daerah vena.
Teknik mengontrol perdarahan luar yaitu dikendalikan dengan metode DEPP, antara
lain:
Direct Pressure adalah
Menekan langsung sumber perdarahan. Teknik ini merupakan penanganan awal saat
terjadinya perdarahan yang efektif, idealnya teknik penekanan langsung dapat menggunakan
balutan steril untuk menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang
steril dapat menggunakan kain yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang
berdarah tepat diatas luka. Jangan buang waktu untuk mencari penutup luka.
Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup
yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang
tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup lain,
tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah melakukan
penekanan perlu dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran darah
tidak terganggu. Bila nadi hilang maka penekanan perlu diperbaiki.
Elevation (Dilakukan
bersamaan dengan Tekanan Langsung). Setelah dilakukan penekanan langsung, maka
tinggikan area perdarahan lebih tinggi dari pada jantung untuk mengurangi volume
darah yang mengalir ke areal luka yang menyebabkan perdarahan. Teknik elevasi ini dilakukan dengan catatan tidak
terjadi fracture (Patah Tulang), karena apabila sebelum fracture tersebut di
Imobilisasi, dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak lagi, dikarenakan
dapat merusak jaringan disekitar fracture karena terlalu banyak digerakkan.
Pressure Point (Titik Tekan). Apabila perdarahan sulit untuk dikontrol dengan
tekhnik direct pressure (Penekanan langsung pada sumber perdarahan), lakukanlah
teknik ini dengan menekan arteri besar yang mengarah ke areal sumber
perdarahan. cara mencari titik arteri dengan meraba (Palpasi) dan yang lebih
mudah dilakukan adalah meraba daerah pangkal, karena letak arteri tidak dalam,
sehingga lebih mudah dicari dan lebih cepat. Ada beberapa titik tekan, yaitu :
·
Arteri Temporalis
Terletak di pangkal atas (di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita.
·
Arteri Karotis
Berada di sebelah kiri dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun
kita.
·
Arteri Brakhialis
Berada di sendi siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita.
·
Arteri Radialis
Berada di sendi antara lengan bagian bawah dengan telapak tangan
kanan dan kiri kita.
kanan dan kiri kita.
·
Arteri Femoralis
Berada di bagian selangkangan atas kiri dan kanan
kita.
Pressure Bandage. Cara lain menghentikan perdarahan yaitu imobilisasi dengan atau tanpa
pembidaian. Pressure Bandage (Penakanan dengan menggunakan Bebatan), fungsinya
akan memudahkan apabila kita melakukan sendiri pertolongan perdarahan dengan
lebih dari satu sumber perdarahan. Tekniknya adalah menekan
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)
Perawatan
pendarahaan :
Perdarahan
besar :
·
Jangan
membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka
·
Tekan
langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
·
Pertahankan
dan tekan cukup kuat
·
Rawat
luka setelah perdarahan terkendali
Perdarahan
ringan atau terkendali :
·
Gunakan
tekanan langsung dengan penutup luka
·
Tekan
sampai perdarahan terkendali
·
Pertahankan
penutup luka dan balut
·
Sebaiknya
jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
Perdarahan
dalam atau curiga ada perdarahan dalam
·
Baringkan
dan istirahatkan penderita
·
Buka
jalan napas dan pertahankan
·
Periksa
berkala pernapasan dan denyut nadi
·
Perawatan
syok bila terjadi syok atau diduga syok
·
Jangan
beri makan atau minum
·
Rawatlah
cedera berat lainnya bila ada
·
Bila
ada beri oksigen
·
Rujuk
ke fasilitas kesehatan.
(PMI,
59: 2004)
5.
Sebutkan
prinsip dasar dari pembidaian!
Pembahasan
Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah :
©
Mengurangi/menghilangkan
nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang dislokasi dan
jaringan lunak yang rusak.
©
Mencegah
kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf
perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
©
Mencegah
laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
©
Mencegah
gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh
darah.
©
Mengurangi/menghentikan
perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
Pembidaian sendiri
bisa di lakukan dengan alat alat sederhana yang ada di sekitar kita, seperti
kain, selendang, jarik, bantal, kayu atau alat bidai khusus bila berada di
fasilitas kesehatan.
Prinsip prinsip pembidaian adalah sebagai berikut :
·
Buka
pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.
·
Lakukan
pemeriksaan status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status
motorik dan sensorik di distal trauma.
·
Tutup
semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
·
Jangan
memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian.
·
Pada
kasus fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan
distal ( bawah) dari fraktur tersebut.
·
Pada
trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal
sendi.
·
Semua
bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot)
sekitarnya.
·
Selama
pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari
trauma lebih lanjut.
·
Jika
terjadi deformitas ( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk
memulihkan kesejajaran anggota gerak (realignement).
·
Jika
terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa
adanya.
·
Pembidaian
trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral in-line position.
·
Jika
ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan
pembidaian
6.
Jelaskan
cara membidai fraktur tulang belakang ,fraktur servikal dan fraktur costae!
Pembahasan
Fraktur Costae
Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae
adalah upaya untuk mencegah bagian patahan tulang agar tidak melukai paru.
Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama di lapangan
sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang bantalan
dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan
pada sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman
pada dada.
Fraktur tulang belakang
Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung,
harus dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan
spine board.
Fraktur servikal
Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan
pembalutan. Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian
leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika mampu meminimalisasi
pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan
menggunakan cervical Collar
7.
Sebutkan
jenis pembalut dan fungsinya masing-masing (digunakan pada kasus apa)?
Pembahasan
Jenis-jenis
pembalut :
1)
Mittela
:
Bahan pembatuk segitiga sama kaki
berbagai ukuran panjang kaki 50-100 cm
Pembalut ini dipergunakan pada bagian
kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang
cedera
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera
di kepala ,bahu ,dada,siku,telapak tangan ,pinggul,telapak kaki dan untuk
menggantung lengan
2)
Dasi
:
Pembalut ini adalah mitella yang
dilipat-lipat dari salah satu sisi
segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita di kedua ujung
–ujungnya lancip dan lebarnya 5-10 cm
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk
membalut mata,dahi,rahang,ketiak,lengan,siku,paha,lutut,betis dan kaki terkilir
Cara membalut:
·
Bebatkan pada tempat yang akan dibalut
sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
·
Diusahakan agar balutan tidak mudah
kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
·
Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3)
Pita
:
Pembalut ini dapat dibuat dari katun
,kassa,flannel,atau bahan elastic .Yang paling sederhana adalah dari kasssa,hal
ini karena kassa mudah menyerap air ,darah
dan tidak mudah bergeser ( kendor
)
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
§ Lebar
2,5 cm untuk jari-jari
§ Lebar
5 cm untuk leher dan pergelangan tangan
§ Lebar
7,5 cm untuk kepala,lengan,atas bawah,betis dan kaki
§ Lebar
10 cm untuk paha dan sendi pinggul
§ Lebar
> 10 cm untuk dada ,perut dan punggung
Cara membalut anggota badan
(tangan/kaki):
·
Sangga anggota badan yang cedera pada
posisi tetap
·
Pastikan bahwa perban tergulung kencang
·
Balutan pita biasanya beberapa lapis,
dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup
sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir
ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa
dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
·
Dibebatkan terus ke proksimal dengan
bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan
bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.
·
Selesaikan dengan membuat balutan lurus,
lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
4)
Plester
:
Pembalut ini untuk merekatkan penutup
luka ,untuk fiksasi pada sendi yang terkilir ,untuk merekatkan pada kelainan
pada patah tulang
Khusus untuk penutup luka ,biasa
dilengkapi dengan antiseptic
Cara membalut luka terbuka dengan
plester:
· Luka
diberi antiseptic
· Tutup
luka dengan kassa
· Baru
letakkan pembalut plester.
5)
Pembalut
yang spesifik :
Sofratulle adalah kassa steril yang
telah direndam dengan obat pembunuh kuman ( antibiotika).
Snelverband: pembalut
pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan
digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar
6)
Kasa
Steril :
Kassa yang dipotong dengan berbagai
ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotika,antiseptic )
Setelah ditutup kassa itu kemudian baru
dibalut
8.
Jelaskan
prinsip dalam mengangkut dan mengangkat pasien!
Pembahasan
Prinsip
mengangkut pasien :
Kondisi
pasien harus stabil selama proses transportasi/pemindahan.
Prosedur
resusitasi yang terus menerus harus dipertahankan selama transportasi
Pasien
harus ditemani oleh seorang staf dengan tingkat yang sesuai, sesuai dengan
kondisinya.
Tanggung
jawab pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen yang
menerima
Sepanjang
pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang:
Keadaan
umum korban
Sistem
persyarafan (kesadaran)
Sistem
peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
Sistem
pernapasan
Bagian
yang mengalami cedera.
Prinsip
pengangkatan dengan tandu
Pengangkatan
korban,
Harus secara efektif dan efisien dengan
dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat
mungkin dengan tubuh korban.
Sikap
mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang
untuk menghindari cedera.
Posisi
siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di
depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
·
Menaik,
bila tungkai tidak cedera,
·
Menurun,
bila tungkai luka atau hipotermia,
·
Mengangkut
ke samping,
·
Memasukan
ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
·
Kaki
lebih tinggi dalam keadaan shock.
Prinsip
pengangkatan korban secara umum :
1)
Nilai
kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan
pengangkatan berlangsung.
2)
Rencanakan
pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana memindahkannya.
Berapakah berat penderita? Bagaimana memindahkannya? Berapa jauh pergerakan
penolong? Metode pengangkatan apa yang akan digunakan?. Ini merupakan beberapa
pertanyaan yang jawabannya akan
menentukan cara yang dipilh. Pengalaman memainkan peranan yang sangat besar
untuk menentukan langkah terbaik
Jangan
coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin mampu
mengendalikannya.
Gunakan
otot tungkai untuk mengakat, bukan otot punggung. Gunakan otot paha, hindari
gerakan membungkuk. Selalu upayakan agar punggung berada dalam suatu garis
lurus. Otot punggung hanya digunakan untuk menjaga keseluruhan punggung.
Gunakan otot untuk menekuk, hindari penggunaan otot-otot regang. Otot untuk
menekuk lebih kuat.
Jaga
keseimbangan . selalu mulai dari posisi pembebanan yang seimbang dan pertahan
agar tetap seimbanga.
Pindahkan
penderita dengan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan beban
ke tubuh membantu mengurangi beban otot. Pegangan akan lebih kuat dan posisi
lebih stabil. Tindakana ini juga untuk membantu mencegah terjadinya cedera
punggung.
Lakukan
gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal. Bayangkan
bahwa bahu anda ditopang oleh pinggang, pinggang pada tungkai.
Bila
dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat
tenaga penolong, termasuk untuk menghindari cedera.
Perbaiki
posisi dan angkat secara bertahap
(PMI, 2004 : 99-101