WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Saturday, March 31, 2012

SOP Teknik Visualisasi


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TEKNIK RELAKSASI VISUALISASI
No
PROSEDUR
NILAI
1.        
PERSIAPAN


a.   Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman untuk melakukan kegiatan relaksasi visualisasi


b.   Menjelaskan prinsip dan prosedur yang akan dilakukan dengan cermat agar dimengerti pasien (gunakan otak kanan yang bersifat menerima)


c.   Menjelaskan lama waktu relaksasi visualisasi yang efektif (10-30menit).


d.  Meminta kepada pasien untuk memosisikan badan senyaman mungkin, tidak saling bersentuhan dengan anggota badan lain serta benda disekitar serta fokus, dan tenang.

2.        
PROSES


a. Meminta pasien untuk menutup mata dengan lembut dan perlahan.


b. Meminta pasien untuk menarik nafas dalam kemudian hembuskan dengan panjang. (minimal 3 kali)


c.  Meminta pasien untuk mengamati tubuhnya, menemukan ketegangan pada otot tertentu kemudian kendurkan otot tersebut.


d. Terapis menghitung dari hitungan ketiga sampai satu. Pada hitungan kedua ajak pasien untuk bersiap-siap menuju “tempat pengasingan” atau “tempat kedamaian” yang menenangkan dan menyenangkan dan pada hitungan ke-1 ajak pasien menuju tempat tersebut.


e. Meminta pasien untuk merasakan rumput/pasir yang diinjak. Angin semilir yang sejuk di tempat tersebut


f. Meminta pasien untuk melihat latar depan, hamparan pegunungan, awan tipis yang menyelimuti, mentari yang menyinari danau/laut, burung yang beterbangan, pepohonan yang hijau, bunga-bunga yang mekar, lebah yang menghisap sari bunga.


g. Meminta pasien untuk mendengarkan bunyi pepohonan diterpa angin, burung yang berkicau, lebah madu yang mendengung, dan air yang bergemericik.


h. Gunakan distorsi waktu, seakan-akan pasien telah berada disana selama 1jam atau lebih


i. Minta pada pasien untuk menggunakan penguatan dan mengulangi (repetitif) seperti : “saya dapat rileks kapan saja, saya hidup rukun dan damai, kedamaian ada dalam diri saya.”


j. Terapis menghitung dari 3 ke 1. Pada hitungan ke-1 minta pasien untuk merasakan relaks dan minta untuk membuka mata secara perlahan-lahan dan tetap merasakan relaks.

3.
TERMINASI


a. Mengeksplorasi keadaan pasien


b. Berdiskusi  tentang umpan balik dengan pasien


c. Melakukan kontrak : waktu dan tempat untuk kegiatan selanjutnya.


Satuan Acara Penyuluhan TBC


SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P)
TBC (TUBERKULOSIS)
      I.            LATAR BELAKANG
Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematianan.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus dilakukan

   II.            TUJUAN
Ø  Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu memahami penyakit TBC
Ø  Tujuan Khusus:
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu menjelaskan:
a.       PengertianTBC
b.      Proses penularan TBC
c.       Tanda dan gejala TBC
d.      Pengobatan TBC
e.      Cara mendiagnosa TBC

III.            MATERI PENYULUHAN
a.       Pengertian TBC
b.      Proses penularan TBC
c.       Tanda dan gejala TBC
d.      Pengobatan TBC
e.       Cara mendiagnosa TBC

IV.            METODE
a.       Ceramah
b.      Tanya jawab
c.       Demonstrasi

   V.            MEDIA , ALAT, BAHAN, DAN SUMBER YANG DIGUNAKAN
a.       MEDIA: Leaflet, Video, Presentasi PowerPoint
b.      ALAT : Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat Demonstrasi (sabun cuci tangan, 2 waskom, air secukupnya, tissue / handuk kering)
c.       SUMBER :
http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.ppwww.tbcindonesia.or.id
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/
                                                                2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem        pernapasan,Salemba Medika. Jakarta Hal: 72-82
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/7600/DOH-7600-IND.pdf
VI.            PESERTA
Masyarakat Desa Menanga
     
VII.            WAKTU
Hari                 : Sabtu
Tanggal           : 31 Maret 2012
Jam                  : 08.30 - Selsesai

VIII.            TEMPAT
Bale Banjar Desa Menanga, Kelurahan Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provensi Bali.

a.      Setting Tempat :

M
 
                                                

U
 
 



A
 
A
 
A
 
A
 
                                                               
                                                               
A
 
A
 
A
 
A
 
 

                                                                                  

                                    Keterangan :
                                    P          : Penyuluh
                                    A         : Audience
                                    S          : Slide (power point)
                                    U         : Undangan
                                    M        : Moderator

IX.            RENCANA EVALUASI
A.                 Sturktur :
a.       Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan slide.
b.      Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan
c.       Undangan/ peserta penyuluhan sejumlah 40 orang
B.                 Proses penyuluhan :
a.       Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
b.      Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
c.       Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
d.      Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung
C.                 Hasil Penyuluhan :
1.      Jangka Pendek
(1)   Sasaran mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan
(2)   Sasaran memeahami tentang penyakit TBC
2.      Jangka Panjang
(1)   Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit TBC sehingga dapat meminimalisir penyakit tersebut.
(2)   Dapat menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang perilaku hidup sehat kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat

Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN MENGENAI
TBC (Tuberkulosis)
1.     PENGERTIAN TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2.     PROSES PENULARAN TBC
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

3.     TANDA DAN GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
A.    Gejala sistemik/umum
a.       Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b.      Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c.        Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d.      Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
B.     Gejala khusus
a.       Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b.       Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
c.       Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d.      Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

4.     PENGOBATAN TBC
1)   Tahap pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan AgentHost dan Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a.    Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik  dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
b.   Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; AgentHost dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c.       Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
2). Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.

5.      MENDIAGNOSA TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a.       Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Sewaktu pertama (S).
b.       Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
c.        Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut dahak Sewaktu kedua (S).


Lampiran 2
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
1.      Apa itu TBC?
2.      Bagaimana proses penularan TBC?
3.      Apa saja tanda dan gejala TBC?
4.      Bagaimana pengobatan pada penderita TBC?
5.      Bagaimana cara mendiagnosa penyakit TBC?


 

JAWABAN
1.      Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
2.      Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
3.      Terdiri dari 2 gejala yakni:
a.       Gejala sistemik/umum
Ø  Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Ø  Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Ø   Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Ø  Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b.      Gejala khusus
Ø  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Ø   Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Ø  Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Ø  Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

4.      Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh.
5.      Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu.