SATUAN ACARA
PENYULUHAN (S.A.P)
TBC
(TUBERKULOSIS)
I.
LATAR
BELAKANG
Di Indonesia salah satu penyakit
yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1
hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan
fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8
juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun
2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang
menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan
kematianan.
Tuberkulosis
(TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan.
Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya,
dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina
dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah
munculnya bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya
penemuan obat baru terus dilakukan
II.
TUJUAN
Ø
Tujuan
Umum :
Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu
memahami penyakit TBC
Ø
Tujuan
Khusus:
Setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu menjelaskan:
a.
PengertianTBC
b.
Proses penularan TBC
c.
Tanda dan gejala TBC
d.
Pengobatan TBC
e.
Cara mendiagnosa TBC
III.
MATERI
PENYULUHAN
a. Pengertian TBC
b. Proses penularan TBC
c. Tanda dan gejala TBC
d. Pengobatan TBC
e. Cara mendiagnosa TBC
IV.
METODE
a. Ceramah
b. Tanya
jawab
c. Demonstrasi
V.
MEDIA
, ALAT, BAHAN, DAN SUMBER YANG DIGUNAKAN
a. MEDIA:
Leaflet, Video, Presentasi PowerPoint
b. ALAT :
Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat Demonstrasi (sabun cuci
tangan, 2 waskom, air secukupnya, tissue / handuk kering)
c. SUMBER :
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI
http://www.beritaiptek.com/
2008, Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem pernapasan,Salemba
Medika. Jakarta Hal: 72-82
Zulkifli Amin,
Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta:
UI
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/7600/DOH-7600-IND.pdf
VI.
PESERTA
Masyarakat Desa Menanga
VII.
WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 31 Maret 2012
Jam : 08.30 - Selsesai
VIII.
TEMPAT
Bale Banjar Desa Menanga, Kelurahan
Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provensi Bali.
a.
Setting
Tempat :
Keterangan :
P : Penyuluh
A : Audience
S : Slide (power point)
U : Undangan
M : Moderator
IX.
RENCANA
EVALUASI
A.
Sturktur :
a. Persiapan
Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan
semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan
slide.
b. Persiapan
Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan
sudah disiapkan dan akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar
dan tulisan
c. Undangan/
peserta penyuluhan sejumlah 40 orang
B.
Proses penyuluhan :
a. Kegiatan
penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami
tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Dalam
proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
c. Peserta
diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
d. Sasaran
diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan berlangsung
C.
Hasil Penyuluhan :
1. Jangka
Pendek
(1) Sasaran
mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan
(2) Sasaran
memeahami tentang penyakit TBC
2. Jangka
Panjang
(1) Meningkatkan
pengetahuan sasaran mengenai penyakit TBC sehingga dapat meminimalisir penyakit
tersebut.
(2) Dapat
menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang perilaku hidup
sehat kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat
Lampiran 1
MATERI
PENYULUHAN MENGENAI
TBC (Tuberkulosis)
1.
PENGERTIAN
TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat
secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di
Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),
maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga
Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua
penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian
keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia
terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA
positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat
Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun
ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu
penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC
paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat
TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di
Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .
2.
PROSES
PENULARAN TBC
Sumber
penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC menular
melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya
yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain.
Penyakit TBC biasanya menular
melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang
dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun
demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
3.
TANDA
DAN GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi
menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang
terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,
sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
A.
Gejala
sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat
badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari
3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
B.
Gejala
khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan
dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan
terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang
selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan
kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak
menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan
pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia
3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan
BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4.
PENGOBATAN
TBC
1)
Tahap
pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah
dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari TBC,
maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan
Primer
Dengan
promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun
hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan
sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi
spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi
dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan
dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai
terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan
pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu
pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis
dan mental.
b. Pencegahan
Sekunder
Dengan
diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang
timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan
Lingkungan.
Kontrol
pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi
spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode
tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu,
pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk
seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah
kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan
imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC
positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi
TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru
harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c. Pencegahan
Tersier
Rehabilitasi
merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus
berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian
rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan
kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial
dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
2). Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal
(intensif) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat
ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur
sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan
ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir
pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan.
5. MENDIAGNOSA
TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop.
Seseorang dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang
diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a. Pada waktu
datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Sewaktu
pertama (S).
b. Dahak diambil
pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan
diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
c. Dahak diambil
di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut
dahak Sewaktu kedua (S).
Lampiran 2
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
1. Apa
itu TBC?
2. Bagaimana
proses penularan TBC?
3. Apa
saja tanda dan gejala TBC?
4. Bagaimana
pengobatan pada penderita TBC?
5. Bagaimana
cara mendiagnosa penyakit TBC?
JAWABAN
1. Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri
basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain
tubuh manusia.
2. Penyakit TBC biasanya menular
melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang
dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun
demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
3. Terdiri dari 2 gejala yakni:
a. Gejala
sistemik/umum
Ø Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Ø Penurunan nafsu makan dan berat
badan.
Ø Batuk-batuk selama lebih dari
3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Ø Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
b. Gejala khusus
Ø Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Ø Kalau ada cairan
dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Ø Bila mengenai tulang, maka akan
terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
Ø Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang
selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan
kejang-kejang.
4. Pengobatan
dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama
pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus
minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan
sembuh.
5. Harus dilakukan
pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita TBC bila
dalam dahaknya terdapat kuman TBC.Dahak yang diambil adalah dahak
Sewaktu-Pagi-Sewaktu.