WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Wednesday, January 22, 2014

PENERAPAN DDST ( DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST )

Juniartha Semara Putra
PENERAPAN DDST
( DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST )
1.      PENGERTIAN DDST
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostic atau test IQ. DDST menurut Soetjiningsih ( 1995 ) merupakan:
a.       Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan mempunyai validitas yang tinggi.
b.      Test yang secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100 persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan “follow up” selanjutnya ternyata 89 persen dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Menurut Frankernburg dan Borowitz (1986) DDST tidak hanya mengidentifikasikan lebih dari separuh dengan kelaianan bicara, dan frankernburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST dinamakan Denver II.

2.      ASPEK PERKEMBANGAN YANG DINILAI
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.
Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat:
a.       Peningkatan 86 persen pada sector bahasa
b.      Pemeriksaan untuk artikulasi bahasa
c.       Skala umur yang baru
d.      Kategori yang baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan
e.       Skala penilaian tingkah laku.
f.       Materi training yang berbeda. Semua pada petunjuk pelaksanaan hanya 28 point, pada Denver II menjadi 31 point


3.      TUJUAN DDST
1.      Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
2.      Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.

4.      MANFAAT DDST
1.      Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
2.      Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin.
3.      Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha  menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.

5.      TUGAS PERKEMBANGAN
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
a.       Perilaku Sosial ( Personal Sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan.
b.      Gerakan Motorik Halus (Fine Motor Adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c.       Bahasa (Language)
Kemampuan yang memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d.      Gerakan Motorik Kasar (Cross Motor)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

6.      ALAT YANG DIGUNAKAN
a.       Alat peraga: benang wol, manik-manik, kubus warna merak, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola teknis, bel kecil, kertas, dan pensil.
b.      Lembar formulir DDST
c.       Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap:
1.      Tahap pertama: secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun
2.      Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang lengkap.

7.      PENILAIAN DDST
Dari buku Tumbuh Kembang Anak, Soetjiningsih (1995) tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed = P ), gagal (Fail = gagal), ataukah anak tidak mendapat kesempatan untuk melaksanakan tugas (No Opportunity = N.O). kemudian ditarik garis kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil test diklasifikasikan dalam: normal, abnormal, meragukan (questionable) dan tidak dapat ditest (untesable)  (Soetjiningsih, 1995).
a.       Abnormal
1.      Bila didapat 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor/lebih
2.      Bila dalam satu atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak berpotongan dengan garis vertical usia.
b.      Meragukan
1.      Bila ada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan da pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertical usia. Tidak dapat di test.
2.      Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi abnormal atau meragukan.
c.       Tidak dapat ditest
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi abnormal atau meragukan.
d.      Normal
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur adalah sebagai berikut.

Contoh 1:
Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan test dilakukan tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut.
a.       1994-10-5 (saat test dilakukan)
b.      1992-5-23 (saat Budi lahir)
Umur Budi 2-5-12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari maka dibulatkan ke bawah sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan. Kemudian garis umur ditarik vertical pada lembar DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor
Tugas-tugas yang terletak di sebelah kiri itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi, (2 tahun 4 bulan). Apabila budi gagal gagal mengerjakan tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan itu terletak dalam kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak di sebelah kanan garis umur. Panjang ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulirnya (Soetjiningsih, 1995).
Contoh 2:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?



Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

8.      INTERPRETASI DARI NILAI DENVER II
ü  Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
ü  OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75
ü  Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
ü  Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu.


9.      INTERPRETASI TES
ü  Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
ü  Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
ü  Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer

Ringkasan Kemajuan Perkembangan Lahir smapai 5 Tahun (Sacharin, 1996)
Umur
Motorik/Sensorik
Sosial
Bahasa
Manipulatif
Sampai 1 bln







1-3 bln







3-4 bln








6-9 bln
Reflek-reflek primitive, dapat mengisap, menggenggam, memberikan respon terhadap suara-suara mengejutkan

Menegakkan kepala sebentar, mengadakan gerakan-gerakan merangkak jika tengkurap dalam waktu yang singkat.
Mengangkat kepala dari posisi tengkurap dalam waktu yang singkat. Memalingkan kepala ke arah suara

Berguling dari sisi ke sisi ketika terlentang, memalingkan kepala pada orang yang berbicara









Memberikan respon senyum






Tersenyum








Memperlihatkan kegembiraan dengan berlagak dan tersipu-sipu

















Bersuara jika diajak bicara







Bervokalisasi suara-suara bergumam, suara seperti “da”, “ma”

















Mulai mengamati tangan sendiri, mampu untuk memegang kerincingan




Mulai memindahkan benda dari satu tangan ketangan lainnya, mampu memanipulasi benda-benda
9-10 bln




1 thn






1 ½ thn








2 thn
Duduk dari posisi berbaring, berpindah, merangkak.


Merangkak dengan baik, menarik badan sendiri untuk berdiri, dapat berjalan dengan dibimbing.

Berjalan tanpa ditopang, menaiki tangga atau peralatan rumah tangga (kursi)




Mampu berlari, memanjat, menaiki tangga, membuka pintu.
Mengenal dan menolak orang asing, meniru, berteriak untuk menarik perhatian.

Menurut perintah sederhana, meniru orang dewasa. Memperlihatkan berbagai emosi.


Ingin bermain dengan anak-anak lain. Meminta minum. Mengenal gambar-gambar binatang. Mengenal beberapa bagian tubuhnya.

Mulai bermain dengan anak-anak lain


Ngoceh dan bervokalisasi, mengatakan kata-kata seperti da-da, mam-mam.

Mengungkapkan kata-kata tunggal





Telah menggunakan 20 kata-kata yang dimengerti





Mulai menggunakan dua atau tiga kata secara bersamaan.
Memungut benda diantara jari-jari dan ibu jari.



Memegang gelas untuk minum





Mencoret-coret, membalik-balik halaman, bermain dengan balok-balok bangunan secara konstruktif.



Berpakaian sendiri. Tidak mampu untuk mengikat atau memasang kancing.
3 thn
Berlari bebas, melompat, mengendarai sepeda roda tiga.
Mengetahui nama dan jenis kelaminnya sendiri dapat diberi pengertian, bermain secara konstruktif.
Berbicara dengan kalimat-kalimat pendek.
Menggambar lingkaran, menggambar gambar-gambar yang dapat dikenal
4-5 thn

Mengetahui banyak huruf-huruf dari alphabet, mengetahui lagu kanak-kanak, dapat menghitung sampai 10.
Bernyanyi, berdendang.






No comments: