Juniartha Semara Putra
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA
NASOFARING
DI
RUANG KAMBOJA RSUP SANGLAH
TANGGAL
24-26 OKTOBER 2012
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pukul 13.00 WITA di Ruang
Kamboja RSUP Sanglah. Pengkajian dilakukan
dengan teknik anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan Catatan Medis (CM)
pasien.
Tanggal
Masuk : 24 Oktober 2012
Ruang/
Kelas : Kamboja Selatan/ III A
No.
Kamar : 5
No.
CM : 01.57.08.96
A.
Identitas
Pasien Penanggung Jawab
Nama : ‘KR’ :
“MS”
Umur : 60 Tahun :
30 Tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki : Laki-laki
Pendidikan : Tamat SD : Tamat SMA
Pekerjaan : Petani : Pegawai swasta
Agama : Hindu : Hindu
Status : Sudah
Menikah : Sudah menikah
Alamat : Br. Dangin Jelinjing Belalang,Kediri, Tabanan
Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia
Hubungan dengan pasien : - :
Anak
Diagnosa Medis : KNF : -
B.
Alasan
Dirawat
Pasien
datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas,
nyeri dan muncul benjolan di sekitar pipi dan leher bagian kiri.
.
C.
Riwayat
Kesehatan
1. Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh lemas, sulit menelan, nyeri, dan ada
benjolan di sekitar pipi dan leher bagian kiri, seta pasien mengeluh mual dan
nafsu makan menurun.
Leher terasa sulit untuk digerakan dan suara menjadi serak. Pasien lalu berobat
ke poli THT RSUP
Sanglah lalu dinyatakan kanker nasofaring. Pasien kemudian dirujuk untuk
rawat inap di RSUP Sanglah Ruang Kamboja dengan terapi
dari dokter:
a. Ondasentron 3x4 pial
b. NaCl 0,9%
c. Paracetamol 3 x 500 g
d. Vitamin B1 B6 B12
2X1 tablet, Vitamin C 1x1 tablet
e. Codein 6 x 10 mg
2. Riwayat
Penyakit Dahulu
Pasien
pernah dirawat di rumah sakit sekitar 2 bulan yang lalu
dengan keluhan yang sama
3. Riwayat
Penyakit Keluarga
Anggota
keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien dan juga keluarga pasien tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, dan lainnya.
D.
Pengkajian
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernapas
Pasien mengatakan tidak
pernah mengalami kesulitan dalam bernapas baik sebelum masuk rumah sakit maupun
setelah masuk rumah sakit.
2. Makan
dan Minum
a.
Makan : Sebelum
masuk rumah sakit pasien biasa makan 2-3 x sehari dan habis 1 porsi. Selama dirawat di rumah sakit pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai
mual dam muntah 3 kali ( + 1500 cc ), pasien hanya mampu menghabiskan
1/3 porsi makanan setiap kali makan.
b. Minum : Sebelum
masuk rumah sakit pasien biasa minum 5 gelas sehari. Selama di rumah sakit
pasien minum 2-3 gelas perhari dan minum air.
3.
Eliminasi
Pasien tidak mengalami gangguan pada
eliminasinya baik sebelum dirawat di rumah sakit maupun
setelah dirawat di rumah sakit.
4.
Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan sedikit lemas, tetapi pasien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti makan,toileting,
berpakaian walaupun kadang-kadang dibantu oleh keluarga.
5. Istirahat
dan Tidur
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam tidurnya. Dengan jam tidur
dari pukul 22.00-06.00 WITA.
6. Kebersihan
Diri
Sebelum masuk rumah
sakit pasien mengatakan mandi 1 x sehari. Setelah di rumah sakit pasien hanya dilap dengan air hangat
oleh kelurganya 1 x sehari.
7. Pengaturan
Suhu Tubuh
Pada saat pengkajian pasien tidak ada keluhan panas,
suhu tubuh pasien 36,5o
C.
8. Rasa
Nyaman
Pada saat pengkajian pasien
mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk jarum dengan skala nyeri 6 dari skala 0-10.
Pasien tampak meringis.
9. Rasa
Aman
Pasien terlihat tenang, tidak cemas dan gelisah.
10. Sosialisasi
dan Komunikasi
Pasien dapat
berinteraksi dengan perawat, dokter, serta pasien tidak mengalami kesulitan
dalam bersosialisasi dengan keluarga ataupun lingkungan di rumah sakit walaupun dengan suara yang sedikit serak.
11. Prestasi
dan Produktivitas
Sebelum
sakit pasien bekerja sebagai petani
12. Ibadah
Pasien beragama Hindu
dan selama di rumah sakit pasien hanya diwakilkan oleh keluarganya untuk
sembahyang di Padmasana rumah sakit.
13. Rekreasi
Sebelum masuk rumah
sakit pasien biasa menghabiskan waktunya dengan bertani.
14. Belajar
Pasien mengerti tentang tindakan pengobatan yang diberikan
walaupun sesekali bertanya dengan perawat.
E.
Pengkajian
Fisik
1. Keadaan
Umum
a. Kesan
Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Warna
Kulit : Sawo matang
d. Turgor
kulit : Elastis
e. BB: 50 kg
2. Gejala
Kardinal
Nadi : 80 x permenit
Suhu : 36,5oc
Pernapasan : 20 x permenit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
3. Pemeriksaan
Fisik
a. Kepala : Simetris, bentuk lonjong, rambut
hitam , rambut tersebar merata,tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada lesi.
b. Mata : Simetris, kornea normal, reflek
pupil +/+, sklera putih, Telinga : Simetris,
pendengaran kurang baik.
c. Mulut : Kebersihan gigi dan mulut cukup.
d. Leher : Ada benjolan di leher sebelah kiri.
e. Thorax : Simetris, tidak ada nyeri, gerakan
teratur, tidak ada benjolan
f. Abdomen : Simetris. tidak ada lesi, tidak kembung
g. Ekstremitas : -
Atas : Terpasang IVRL di
tangan kiri, terdapat lesi
-
Bawah : Tidak terdapat varises
h. Genetalia : Tidak terkaji
F.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Laboratorium tanggal 24
Oktober 2012
No
|
Parameter
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Remarks
|
1
|
WBC
|
1,97
|
x10^3/uL
|
4,10-11,00
|
Rendah
|
2
|
NE%
|
80,10
|
%
|
47,00-80,00
|
|
3
|
LY%
|
12,70
|
%
|
13,00-40,00
|
|
4
|
MO%
|
3,30
|
%
|
2,00-11,00
|
|
5
|
EO%
|
1,10
|
%
|
-
|
|
6
|
LUC%
|
0,50
|
%
|
0,60-4,00
|
|
7
|
NE#
|
2,40
|
x10^3/uL
|
0,00-4,00
|
|
8
|
LY#
|
1,58
|
x10^3/uL
|
2,50-7,50
|
|
9
|
MO#
|
0,25
|
x10^3/uL
|
1,00-4,00
|
|
10
|
EO#
|
0,07
|
x10^3/uL
|
0,10-1,20
|
|
11
|
BH#
|
0,02
|
x10^3/uL
|
0,00-1,10
|
|
12
|
LUC#
|
0,01
|
x10^3/uL
|
0,00-0,40
|
|
13
|
RBC
|
3,39
|
x10^6/uL
|
4,50-50,0
|
Rendah
|
14
|
HGB
|
13,00
|
g/dL
|
13,50-17,90
|
Rendah
|
15
|
MCT
|
30,50
|
%
|
41,00-53,00
|
Rendah
|
16
|
MCH
|
89,80
|
fL
|
80,00-100,00
|
|
17
|
MCHC
|
32,60
|
pq
|
31,00-36,00
|
|
II.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
A.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Standar
Normal
|
Masalah Keperawatan
|
1
|
DS
: pasien mengeluh
nyeri pada bagian antara
leher dan pipinya yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu,
nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk jarum
DO :
ü Pasien
terlihat meringis
ü Skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan
|
ü Tidak
ada keluhan nyeri
ü Tidak
meringis
ü Skala nyeri 0 dari skala0-10 yang diberikan
|
Nyeri Kronis
|
2
|
DS
: pasien mengeluh tidak nafsu makan
dan susah menelan disertai mual
DO
:
ü Pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan
setiap kali makan.
ü Pasien
terlihat kurus
ü Muntah(+) 3 kali ( + 1500 cc )
ü BB: 50 kg (sebelumnya 60 kg)
|
ü Nafsu makan baik dan tidak ada keluhan susah menelan
ü Mual (-)
ü Mampu menghabiskan 1 porsi makanan setiap kali makan
ü Muntah (-)
ü BB tidak turun
|
Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
|
3
|
DS
: Pasien mengatakan kulit dibagian leher terasa kering
dan kusam
DO
: Kulit dibagian leher berwarna
hitam dan kering dan dengan luka
|
ü Tidak ada keluhan kulit kering
ü Warna kulit sawo matang
ü Kulit tidak kering
ü Tidak ada luka
|
Kerusakan
integritas kulit
|
4
|
DS
: Pasien mengatakan tidak percaya
diri/malu terhadap penampilannya karena efek
dari radioterapi
DO
: Pasien tampak diam di tempat
tidur dan jarang berbicara
|
ü Pasien tidak malu terhadap penampilannya
ü Pasien tidak Nampak diam dan mau bicara/berkomunikasi
|
Harga Diri Rendah
|
B.
Analisa
Masalah
1. P : Nyeri Kronis
E : Pembengkakan jaringan
S : Pasien mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri
hilang
timbul, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk jarum, pasien
terlihat meringis, skala nyeri 6
dari skala 0-10 yang diberikan,
Proses terjadinya : kanker yang menyerang
nasofaring mengakibatkan penekanan
dan kerusakan syaraf di
daerah kanker yang berkibat timbulnya nyeri
Akibat jika tidak ditanggulangi: Terjadi syok neurogenik
2. P : Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
E : Ketidakmampuan menelan
S : Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai mual,
pasien
hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien
terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( +
1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
Proses terjadinya : Adanya kanker pada
nasofaring menyebabkan sulitnya
menelan sehingga intake makanan berkurang yang
mengakibatkan kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh.
Akibat jika tidak ditanggulangi :Nutrisi
pasien tidak akan terpenuhi sehingga
memperlambat proses penyembuhan
3. P : Kerusakan
integritas kulit
E : Efek
dari radioterapi
S :
Pasien mengatakan kulit dibagian leher terasa kering dan kusam, kulit
dibagian leher berwarna hitam
dan kering dan dengan luka
Proses terjadinya : sinar yang dihasilkan oleh radioterapi
tidak hanya merusak
sel yang abnormal tetapi
juga merusak sel yang sehat sehingga terjadi flek-flek hitam pada daerah yang
terkena radioterapi
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Akan
menyebabkan bekas luka atau lesi
4.
P : Harga Diri Rendah
E :
Perubahan pada citra diri
S : Pasien mengatakan tidak percaya diri/malu
terhadap penampilannya karena
efek dari radioterapi, pasien tampak diam di tempat tidur dan
jarang berbicara
C.
Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri Kronis
berhubungan dengan pembengkakan jaringan ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk jarum, pasien terlihat meringis, skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan,
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan ditandai dengan pasien
mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai
mual, pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien
terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( +
1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
3. Kerusakan
integritas kulit berhubungan
dengan efek dari radioterapi ditandai dengan pasien mengatakan kulit dibagian
leher terasa kering dan kusam, kulit dibagian
leher berwarna hitam dan kering dan dengan luka
4.
Harga Diri
Rendah berhubungan dengan perubahan pada citra diriditandai dengan pasien
mengatakan tidak percaya diri/malu
terhadap penampilannya karena
efek
dari radioterapi, pasien
tampak diam di tempat tidur dan
jarang berbicara
III.
RENCANA
KEPERAWATAN
A. Prioritas Diagnosa.
1. Nyeri Kronis
berhubungan dengan pembengkakan jaringan ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk jarum, pasien terlihat meringis, skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan,
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan ditandai dengan pasien
mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai
mual, pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien
terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( +
1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
3. Kerusakan
integritas kulit berhubungan
dengan efek dari radioterapi ditandai dengan pasien mengatakan kulit dibagian
leher terasa kering dan kusam, kulit dibagian leher berwarna hitam
dan kering dan dengan luka
4.
Harga Diri
Rendah berhubungan dengan perubahan pada citra diriditandai dengan pasien
mengatakan tidak percaya diri/malu
terhadap penampilannya karena
efek
dari radioterapi, pasien
tampak diam di tempat tidur dan
jarang berbicara
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri Kronis berhubungan dengan
pembengkakan jaringan ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk jarum, pasien terlihat
meringis, skala nyeri 6 dari skala
0-10 yang diberikan,
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama
2x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan outcome:
ü Tidak
ada keluhan nyeri
ü Tidak
meringis
ü Skala nyeri berkurang
|
ü Minimalkan aktivitas pasien
ü Pantau TTV
ü Anjurkan teknik relaksasi progresif dan latihan
nafas dalam
ü Kolaboratif
dalam pemberian analgetik
|
ü Aktivitas yang meningkat dapat meningakatkan rasa
nyeri
ü Mengetahui perkembangan TTV pasien
ü Teknik
relaksasi dan distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien terhadap
nyeri
ü Berindikasi menurunkan rasa nyeri
|
2
|
Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan ditandai dengan pasien
mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan
disertai mual, pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali
makan, pasien terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( + 1500 cc ), BB: 58 kg (
sebelumnya 60 kg )
|
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat dengan
outcome:
ü Nafsu makan baik dan tidak ada keluhan susah menelan
ü Mual (-)
ü Mampu menghabiskan 1 porsi makanan setiap kali makan
ü Muntah (-)
|
ü Pantau masukan
makanan setiap hari
ü Anjurkan makan porsi kecil tetapi
sering
ü Jelaskan pentingnya nutrisi yang
adekuat
|
ü Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi
ü Meningkatkan masukan oral
ü Memberikan pengertian kepada
pasien
|
3
|
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek dari radioterapi ditandai
dengan pasien mengatakan kulit dibagian leher terasa kering dan kusam, kulit dibagian leher berwarna
hitam dan kering dan dengan
luka
|
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat dengan
outcome:
ü Tidak ada keluhan kulit kering
ü Warna kulit sawo matang
ü Kulit tidak kering
ü Tidak ada luka
|
ü Anjurkan mandi dengan menggunakan air hangat atau
sabun
ü
Anjurkan
pasien untuk menghindari krim kulit apapun, bedak, salep kecuali diijinkan
oleh dokter
ü
Anjurkan
untuk menghindari pakaian yang ketat pada daerah tersebut
|
ü Melancarkan peredaran darah dan badan pasien tidak
berbau
ü Agar menghindari infeksi kulit
ü Agar tidak menimbulkan keringat yang dapat
menyebabkan iritasi kulit
|
4
|
Harga Diri Rendah berhubungan dengan perubahan pada
citra diriditandai dengan pasien mengatakan tidak percaya diri/malu
terhadap penampilannya karena efek dari radioterapi, pasien tampak diam di tempat tidur dan
jarang berbicara
|
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat dengan
outcome:
ü Pasien tidak malu terhadap penampilannya
ü Pasien tidak nampak diam dan mau bicara /berkomunikasi
|
ü Beri kesempatan
pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya tentang keadaan penyakitnya.
ü Beri privasi dan
lingkungan yang nyaman
|
ü Mengekspresikan perasaan dapat mengurangi rasa malu
atau rasa tidak percaya diri pasien
ü Lingkungan yang nyaman diharapkan dapat mengurangi
rasa harga diri yang rendah
|
IV.
IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Jam
|
No. Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi Formatif
|
Paraf
|
|
|
|
|
|
Rabu,
24 Oktober 2012
15.00
16.00
17.00
21.30
|
1
2
3
1
2
2
1
1
|
-
Kolaboratif pemberian
analgetik
3x1 ampul
-
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
-
Menganjurkan
mandi dengan menggunakan air hangat atau sabun
-
Memantau
TTV
-
Memantau masukan makanan setiap hari
-
Menganjurkan makan porsi kecil tetapi sering
-
Minimalkan
aktivitas pasien
-
Menganjurkan
teknik relaksasi progresif dan latihan nafas dalam
|
-
Obat berhasil
masuk, tidak ada alergi
-
Pasien mau mendengarkan
-
Pasien
mau menurut,
-
Tekanan
darah = 110/80 mmHg, suhu= 36,5oC, nadi= 72x permenit,
-
Pasien
mampu menghabiskan 1/3 porsi setiap kali makan
-
Pasien
mau mengikuti
-
Pasien
mau menurut
-
Pasien
mau melakukan nafas dalam
|
|
Kamis, 25 Oktober 2012
08.00
11.00
12.30
14.00
15.00
20.00
21.30
|
1
2
1
2
2
3
3
1
1
1
2
1
2
2
1
1
|
-
Kolaboratif pemberian
analgetik
3x1 ampul
-
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
-
Memantau
TTV
-
Memantau masukan makanan setiap hari
-
Menganjurkan makan porsi kecil tetapi sering
-
Menganjurkan
pasien untuk menghindari krim kulit apapun, bedak, salep kecuali diijinkan
oleh dokter
-
Menganjurkan
untuk menghindari pakaian yang ketat pada daerah tersebut
-
Minimalkan
aktivitas pasien
-
Menganjurkan
teknik relaksasi progresif dan latihan nafas dalam
-
Kolaboratif pemberian
analgetik
3x1 ampul
-
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
-
Memantau
TTV
-
Memantau masukan makanan setiap hari
-
Menganjurkan makan porsi kecil tetapi sering
-
Minimalkan
aktivitas pasien
-
Menganjurkan
teknik relaksasi progresif dan latihan nafas dalam
|
-
Obat berhasil
masuk, tidak ada alergi
-
Pasien mau mendengarkan
-
Tekanan
darah = 110/70 mmHg, suhu= 36oC, nadi= 68x permenit,
-
Pasien
mampu menghabiskan ½ porsi setiap kali makan
-
Pasien
mau mengikuti
-
Pasien
mau mematuhi
- pasien mau
mengikuti
-
Pasien
mau menurut
-
Pasien
mau melakukan nafas dalam
-
Obat berhasi
masuk, tidak ada alergi
-
Pasien mau mendengarkan
-
Tekanan
darah = 110/80 mmHg, suhu= 36,3oC, nadi= 72x permenit,
-
Pasien
mampu menghabiskan 1/3 porsi setiap
kali makan
-
Pasien
mau mengikuti
-
Pasien
mau menurut
-
Pasien
mau melakukan nafas dalam
|
|
Jumat, 26 Oktober 2012
08.00
11.00
12.30
14.00
|
1
1
2
2
4
4
1
1
|
-
Kolaboratif pemberian
analgetik
3x1 ampul
-
Memantau
TTV
-
Memantau masukan makanan setiap hari
-
Menganjurkan makan porsi kecil tetapi sering
-
Memberikan kesempatan pasien untuk mengekspresikan
perasaan khususnya tentang keadaan penyakitnya.
-
Beri privasi dan lingkungan yang nyaman
-
Minimalkan
aktivitas pasien
-
Menganjurkan
teknik relaksasi progresif dan latihan nafas dalam
|
-
Obat
berhasi masuk, tidak ada alergi
-
Tekanan
darah = 120/70 mmHg, suhu= 36,5oC, nadi= 72x permenit,
-
Pasien
mampu menghabiskan ½ porsi setiap kali makan
-
Pasien
mau mengikuti
-
Pasien
mau menurut
-
Pasien
mau melakukan nafas dalam
|
|
V.
EVALUASI
No.
|
Hari/Tgl/Jam
|
No.
Dx
|
Evaluasi
Sumatif
|
Paraf
|
1.
|
Kamis, 26 Oktober 2012
Pk. 15.00 WITA
|
1
|
S: Pasien sedikit mengeluh nyeri
O: pasien tampak tenang, skala nyeri 4 dari skala
0-10 yang diberikan
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
|
|
2
|
Kamis, 26 Oktober 2012
Pk. 15.00 WITA
|
2
|
S
: Pasien masih mengeluh susah
menelan dan tidak nafsu makan
O : Muntah (-), pasien mampu menghabiskan ½ porsi
makanan
A
: Tujuan belum tercapai
P
: Lanjutkan intervensi
|
|
3
|
Kamis, 26 Oktober 2012
Pk. 15.00 WITA
|
3
|
S: Pasien masih mengeluh kulitnya kering dibagian leher
O: kulit leher terlihat kering dan kusam
A: Tujuan Belum Tercapai
P: Lanjutkan Intervensi
|
|
4
|
Kamis, 26 Oktober 2012
Pk. 15.00 WITA
|
4
|
S: Pasien
sudah tidak merasa malu terhadap kondisinya
P: Pasien sudah mau terbuka dan sudah mau
beraktivitas dan mau berbicara dengan pasien disebelahnya
A: Tujuan Tercapai
P: - |
|
No comments:
Post a Comment