Juniartha Semara Putra
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KISTA KONJUNGTIVA
DI
RUANG GADUNG RSUP SANGLAH
TANGGAL
30 OKTOBER- 31 OKTOBER 2012
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2012 pukul 11.00 WITA di Ruang Gadung RSUP Sanglah.
Pengkajian dilakukan
dengan teknik anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan Catatan Medis (CM)
pasien.
Tanggal
Masuk: 29 Oktober 2012
Ruang : Gadung
No.
Kamar : 6 Bed 3
No.
CM : 01.57.08.96
A.
Identitas
Pasien Penanggung Jawab
Nama : ‘MD’ :
“DW”
Umur : 68 Tahun : 30 Tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki : Laki-laki
Pendidikan : Tamat SLTA : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta : Pegawai swasta
Agama : Hindu : Hindu
Status : Sudah
Menikah : Sudah menikah
Alamat : Jalan Nangka Gang Turi No.12 Denpasar
Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia
Hubungan dengan pasien : - :
Anak
Diagnosa Medis : Kista Konjungtiva : -
B.
Alasan
Dirawat
Pasien
datang ke rumah sakit dengan keluhan tumbuh
benjolan di putih mata (konjungtiva) sejak 3 bulan yang lalu yang terus
bertambah besar.
.
C.
Riwayat
Kesehatan
1. Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh tumbuh benjolan di putih mata kiri
yang terus bertambah besar, kemudian dibawa ke poliklinik Rumah Sakit Indra,
dari Rumah Sakit Indra kemudian dirujuk ke Sanglah dan
kemudian dioperasi di Instalansi Bedah Sentral kemudian dirawat di Ruang Gadung
RSUP Sanglah dengan terapi dari dokter:
a. Ceftriaxzone
b. Asam Mefenamat 3x500 gr
2. Riwayat
Penyakit Dahulu
Pasien
pernah dirawat di rumah sakit Indra sekitar 2 bulan yang lalu
dengan keluhan yang sama
3. Riwayat
Penyakit Keluarga
Anggota
keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien dan juga keluarga pasien tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, dan lainnya.
D.
Pengkajian
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernapas
Pasien mengatakan tidak
pernah mengalami kesulitan dalam bernapas baik sebelum masuk rumah sakit maupun
setelah masuk rumah sakit.
2. Makan
dan Minum
Pasien
tidak ada keluahan dalam makan dan minum baik sebelum masuk rumah sakit maupun
waktu dirawat di rumah sakit.
3.
Eliminasi
Pasien tidak mengalami gangguan pada
eliminasinya baik sebelum dirawat di rumah sakit maupun
setelah dirawat di rumah sakit.
4.
Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan sedikit lemas, tetapi pasien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti makan,toileting,
berpakaian walaupun kadang-kadang dibantu oleh keluarga.
5. Istirahat
dan Tidur
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam tidurnya. Dengan jam tidur
dari pukul 22.00-06.00 WITA.
6. Kebersihan
Diri
Sebelum masuk rumah
sakit pasien mengatakan mandi 1 x sehari. Setelah di rumah sakit pasien hanya dilap dengan air hangat
oleh kelurganya 1 x sehari.
7. Pengaturan
Suhu Tubuh
Pada saat pengkajian pasien tidak ada keluhan panas,
suhu tubuh pasien 36,5o
C.
8. Rasa
Nyaman
Pada saat pengkajian pasien
mengeluh nyeri pada bagian mata kiri karena mata tersebut selesai
dilakukan biopsi, skala nyeri 3, nyeri yang dirasakan seperti tersayat. Pasien
tampak sedikit meringis
9. Rasa
Aman
Pasien mengatakan khawatir terhadap hasil biopsinya, karena
pasien takut hasil biopsinya gagal seperti biopsi sebelumnya, pasien tampak
gelisah
10. Sosialisasi
dan Komunikasi
Pasien dapat
berinteraksi dengan perawat, dokter, serta pasien tidak mengalami kesulitan dalam
bersosialisasi dengan keluarga ataupun lingkungan di rumah sakit walaupun dengan suara yang sedikit serak.
11. Prestasi
dan Produktivitas
Sebelum
sakit pasien bekerja sebagai wiraswasta
12. Ibadah
Pasien beragama Hindu
dan selama di rumah sakit pasien hanya diwakilkan oleh keluarganya untuk
sembahyang di Padmasana rumah sakit.
13. Rekreasi
Sebelum masuk rumah
sakit pasien biasa menghabiskan waktunya dengan berwiraswasta.
14. Belajar
Pasien mengerti tentang tindakan pengobatan yang diberikan
walaupun sesekali bertanya dengan perawat.
E.
Pengkajian
Fisik
1. Keadaan
Umum
a. Kesan
Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Warna
Kulit : Sawo matang
2. Gejala
Kardinal
Nadi : 100 x permenit
Suhu : 36,5oc
Pernapasan : 20 x permenit
Tekanan darah : 130/90 mmHg
3. Pemeriksaan
Fisik
a. Mata :
1. Mata kanan
ü Visus: 6/12
ü Palpebra: normal
ü Konjungtiva: terang
ü Iris: bulat regular
ü Pupil: reflek pupil (+)
ü Kornea: jernih
2.
Mata kiri
ü Visus: 3/60
ü Palpebra: normal
ü Konjungtiva: terdapat masa 10x10 mm
ü Iris: bulat regular
ü Pupil: reflek pupil (+)
ü Kornea: askularisasi (+)
F.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Laboratorium tanggal 29
Oktober 2012
No
|
Parameter
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Remarks
|
1
|
WBC
|
18,56
|
x10^3/uL
|
4,10-11,00
|
Tinggi
|
2
|
NE%
|
87,00
|
%
|
47,00-80,00
|
|
3
|
LY%
|
8,10
|
%
|
13,00-40,00
|
|
4
|
NO%
|
3,90
|
%
|
2,00-11,00
|
|
5
|
EO%
|
0,20
|
%
|
0,00-2,00
|
|
6
|
LUC%
|
0,90
|
%
|
0,00-4,00
|
|
7
|
NE#
|
16,15
|
x10^3/uL
|
2,50-7,50
|
|
8
|
LY#
|
1,50
|
x10^3/uL
|
1,00-4,00
|
|
9
|
NO#
|
0,75
|
x10^3/uL
|
0,10-1,20
|
|
10
|
EO#
|
0,03
|
x10^3/uL
|
0,00-0,50
|
|
11
|
BA#
|
0,01
|
x10^3/uL
|
0,00-0,10
|
|
12
|
LUC#
|
0,16
|
x10^3/uL
|
0,00-0,40
|
|
13
|
RBC
|
5,31
|
x10^6/uL
|
4,50-5,90
|
|
14
|
HGB
|
13,70
|
g/dL
|
13,50-17,50
|
|
15
|
MCT
|
44,40
|
%
|
41,00-53,00
|
|
16
|
MCH
|
25,90
|
pq
|
26,00-34,00
|
Rendah
|
17
|
MCHC
|
30,90
|
fL
|
31,00-36,00
|
Rendah
|
18
|
RDW
|
14,30
|
%
|
11,60-14,60
|
|
19
|
PLT
|
169,00
|
x10^3/uL
|
150,00-440,00
|
|
20
|
MPV
|
7,30
|
fL
|
6,80-10,00
|
|
II.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
A.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Standar
Normal
|
Masalah Keperawatan
|
1
|
DS : pasien mengeluh nyeri pada bagian mata kiri, nyeri yang dirasakan seperti
tersayat.
DO :
ü Pasien tampak sedikit meringis
ü Skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan
ü Nadi:
120 x permenit
ü Tekanan
darah: 130/90 mmHg
|
ü Tidak
ada keluhan nyeri
ü Tidak
meringis
ü Skala nyeri 0 dari skala0-10 yang diberikan
ü N: 60-90 kali/menit
ü Tekanan darah 120/80 mmHg
|
Nyeri Akut
|
2
|
DS : Pasien mengatakan khawatir terhadap hasil biopsinya, karena
pasien takut hasil biopsinya gagal seperti biopsi sebelumnya,
DO
:
ü pasien tampak gelisah
ü Nadi:
120 x permenit
ü Tekanan
darah: 130/90 mmHg
|
ü Pasien tidak merasa khawatir terhadap penyakitnya
ü Pasien tampak tenang
ü Nadi: 60-90 x permenit
ü Tekanan darah: 120 mmHg
|
Ansietas
|
3
|
DS: Pasien
mengatakan sulit melihat pada mata kirinya
DO: pasien
tampak kesulitan dalam melihat, pemakaian has mata (+), px tampak gelisah, visus
3/60
|
ü Pasien tidak ada kesulitan dalam penglihatan
ü Pemakaian has (-)
ü Px tenang
ü Visus 6/6
|
Gangguan persepsi sensori penglihatan
|
B.
Analisa
Masalah
1. P : Nyeri Akut
E : Imflamasi
intervensi bedah
S : Pasien mengeluh nyeri pada bagian mata kiri, nyeri yang dirasakan seperti
tersayat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang
diberikan, nadi: 120
x permenit, tekanan
darah: 130/90 mmHg
Proses terjadinya: biopsi pada mata untuk mengangkat kista yang ada di
konjungtiva menyebabkan imflamasi sehingga menyebabkan kerusakan kerusakan
syaraf pada mata yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Terjadi syok neurogenik
2. P : Ansietas
E : Kurangnya pemahaman
terhadap perawatan pascaoperatif..
S : Pasien mengatakan khawatir terhadap hasil biopsinya, karena
pasien takut hasil biopsinya gagal seperti biopsi sebelumnya, pasien tampak
gelisah, nadi: 120
x permenit, tekanan
darah: 130/90 mmHg
Proses terjadinya: Ketidakpahaman terhadap proses, pengobatan, dan tindakan
operasi/biopsi terdahulu yang pernah gagal mengakibatkan pasien merasa takut
dan cemas.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Pasien terus merasa cemas dan takut terhadap
penyakitnya.
3. P: Gangguan persepsi sensori penglihatan
E: Gangguan penerimaan sensori
dari organ penerima.
S: Pasien mengatakan sulit melihat pada mata kirinya, pasien
tampak kesulitan dalam melihat, pemakaian has mata (+), px tampak gelisah,
visus 3/60
Proses terjadinya: biopsi pada mata yang tedapat kista mengakibatkan
perdarahan sehingga terjadi gangguan sensori mata yang berakibat berkurangnya
kemampuan penglihatan
Akibat jika tidak ditanggulangi : Pasien akan terus mengalami kesulitan melihat yg akan
membahayakan pasien.
C.
Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Imflamasi pascabedah ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada bagian mata kiri, nyeri yang dirasakan seperti tersayat, pasien
tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi:
120 x permenit, tekanan darah: 130/90 mmHg
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pemahaman
terhadap perawatan pascaoperatif ditandai dengan pasien mengatakan khawatir terhadap hasil biopsinya, karena
pasien takut hasil biopsinya gagal seperti biopsi sebelumnya, pasien tampak
gelisah, nadi: 120
x permenit, tekanan
darah: 130/90 mmHg
3. Gangguan persepsi
sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dariorgan penerima ditandai dengan,
pasien mengatakan sulit melihat pada mata kirinya, pasien tampak kesulitan
dalam melihat, pemakaian has mata (+), px tampak gelisah, visus 3/60
III.
RENCANA
KEPERAWATAN
A. Prioritas Diagnosa.
1.
Gangguan persepsi sensori penglihatan
berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari
organ
penerima ditandai dengan,
pasien mengatakan sulit melihat pada mata kirinya, pasien tampak kesulitan
dalam melihat, pemakaian has mata (+), px tampak gelisah, visus 3/60
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Imflamasi pascabedah ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri pada bagian mata kiri, nyeri yang dirasakan seperti tersayat, pasien
tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi:
120 x permenit, tekanan darah: 130/90 mmHg
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pemahaman
terhadap perawatan pascaoperatif ditandai dengan pasien mengatakan khawatir terhadap hasil biopsinya, karena
pasien takut hasil biopsinya gagal seperti biopsi sebelumnya, pasien tampak
gelisah, nadi: 120
x permenit, tekanan
darah: 130/90 mmHg
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Gangguan persepsi
sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari
organ penerima ditandai dengan, pasien mengatakan sulit melihat pada mata kirinya, pasien tampak
kesulitan dalam melihat, pemakaian has mata (+), px tampak gelisah, visus
3/60
.
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan
outcome:
ü
Tidak ada kesulitan
melihat
ü
Pemakaian has mata (-)
ü
Px tenang
ü
Visus tidak turun
|
ü Suruh
mengandalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya
ü Gambarkan
lingkungan kepada pasien
ü Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
ü Hilangkan objek-objek yang membahayakan dari
lingkungan
|
ü Untuk
membantu penglihatan pasien secara optimal
ü Untuk
memudahkan pasien untuk mengetahui lingkungan sekitar pasien
ü Untuk
menghindarkan bahaya yang mengancam pasien karena penglihatan pasien
berkurang
ü Mencegah
resiko kecelakaan pasien
|
2
|
Nyeri Akut berhubungan dengan Imflamasi pascabedah ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada bagian mata kiri, nyeri yang dirasakan seperti
tersayat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan,
nadi: 120 x permenit, tekanan darah: 130/90 mmHg
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan
outcome:
ü Tidak
ada keluhan nyeri
ü Tidak
meringis
ü Skala nyeri berkurang 0 dari skala 0-10 yang
diberikan
ü Nadi 60-90 kali/menit
ü TD: 120/80 mmHg
|
ü Minimalkan aktivitas pasien
ü Pantau TTV
ü Anjurkan teknik relaksasi progresif dan latihan
nafas dalam
ü Kolaboratif
dalam pemberian analgetik
|
ü Aktivitas yang meningkat dapat meningakatkan rasa
nyeri
ü Mengetahui perkembangan TTV pasien
ü Teknik
relaksasi dan distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien terhadap
nyeri
ü Berindikasi menurunkan rasa nyeri
|
3
|
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pemahaman
terhadap perawatan pascaoperatif ditandai dengan pasien mengatakan khawatir terhadap hasil pembedahannya,
karena pasien takut hasil pembedahannya gagal seperti pembedahan sebelumnya,
pasien tampak gelisah, nadi: 120 x permenit, tekanan darah: 130/90 mmHg
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan rasa cemas pasien berkurang dengan outcome:
ü Pasien tidak merasa khawatir terhadap penyakitnya
ü Pasien tampak tenang
ü Nadi: 60-90 x permenit
ü Tekanan darah: 120 mmHg
|
ü Ajarkan pasien teknik relaksasi dan nafas dalam
ü Beri lingkungan yang tenang dan nyaman
ü Beri pasien untuk mengungkapkan perasaan khawatir
dan perasaan takutnya
ü Beri KIE tentang proses penyakitnya
|
ü Mengurangi respons ansietas
ü Menurunkan ansietas dengan meningkatkan relaksasi
ü Mengurangi beban pikiran dan membantu hubungan
terapeutik
ü Menambah pengetahuan/pemahaman terhadap
perawatan/pengobatan
|
IV.
IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Jam
|
No. Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi Formatif
|
Paraf
|
Selasa, 30 Oktober 2012
12.00 WITA
16.00 WITA
17.00 WITA
21.30 WITA
08.00 WITA
10.00 WITA
11.00 WITA
|
1
1
1 & 3
1
2
2
2 & 3
2
3
3
|
ü Menyuruh mengandalkan
penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya
ü Mengambarkan lingkungan
kepada pasien
ü Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk pasien
ü Menghilangkan objek-objek yang membahayakan dari
lingkungan
ü Memiinimalkan aktivitas pasien
ü Memanntau TTV
ü Menganjurkan teknik relaksasi progresif dan latihan
nafas dalam
ü Kolaboratif
dalam pemberian analgetik 3x1 amp
ü Memberi pasien untuk mengungkapkan perasaan khawatir
dan perasaan takutnya
ü Memberi KIE tentang proses penyakitnya
|
ü Pasien mau melaksanakannya
ü Pasien mampu memahami gambaran lingkungannya
ü Pasien tampak tenang
ü Objek yang membahayakan pasien dapat dihilangkan
ü Pasien mau meminimalkan aktivitasnya
ü TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Suhu: 370 C, Pernafasan: 20 kali/menit
ü Pasien mau melakukan relaksasi progresif dan nafas
dalam
ü Obat berhasil masuk, reaksi alergi (-)
ü Pasien mau mengungkapkan perasaannya
ü Pasien mengerti atas KIE yang diberikan
|
|
V.
EVALUASI
No.
|
Hari/Tgl/Jam
|
No.
Dx
|
Evaluasi
Sumatif
|
Paraf
|
1.
|
Rabu,
31 Oktober 2012
Pk. 12.00 WITA
|
1
|
S: Pasien masih mengeluh sulit dalam melihat
O: penggunaan has mata (+), pasien tampak tenang,
visus 3/60
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan Intervensi
|
|
2
|
Rabu,
31 Oktober 2012
Pk. 12.00 WITA
|
2
|
S
: Pasien masih mengataka nyeri pada
mata kirinya
O: skala nyeri 2, TD: 120/80 mmHg, nadi: 80
kali/menit, px tampak tenang
A
: Tujuan tercapai sebagian
P
: Lanjutkan intervensi
|
|
No comments:
Post a Comment