Juniartha Semara Putra
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI
TOPIK : TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS
PADA SOSIALISASI
A. TUJUAN :
- Tujuan Umum
Membantu klien
meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok
- Tujuan Khusus
a.
Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b.
Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non
verbal
c.
Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d.
Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e.
Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f.
Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang
menyenangkan
g.
Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi
aktifitas kelompok sosialisasi
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di
R-Mawar dan Melati serta berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70%
klien mempunyai masalah utama menarik diri (5 dari 8 klien kelolaan). Dari
fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok
dengan topik sosialisasi.
C. LANDASAN TEORI
Setiap individu
mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat
hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan.
Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai
kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial
Kepuasan
berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon
lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan
timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya
kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang
individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan
hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur
kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses
berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses
hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang
negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan
untuk menghindar dari orang lain
D. KRITERIA KLIEN
- Klien menarik diri yang cukup kooperatif
- Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
- Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain
- Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
- Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
E. KARAKTERISTIK KLIEN
- Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah : Menarik Diri
- Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sikap tubuh agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan aktifitas, selalu di tempat tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah : Menarik Diri
- Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat. Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah : Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain
- Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik Diri
- Nn. L, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai komunikasi, tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah : Menarik Diri.
- Nn. E.S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah : harga diri rendah
- Ny.S, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol halusinasi sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk berhubungan, mampu memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik Diri, Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
- Nn. R, penampilan bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak kacau, waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Waham, Menarik Diri
F. PROSES SELEKSI
- Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
- Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
- Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
- Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan
G. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
- Hari /Tanggal : Jumat, 7 Mei 2002
- Tempat : Di Ruang Mawar
- Waktu : 16.00 s/d 16.50 WIB
- Lama Kegiatan
-
Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
-
Role play (5 menit)
-
Permainan dan diskusi (25 menit)
-
Evaluasi (10 menit)
-
Penutup (5 menit)
- Jumlah peserta : 8 orang
- Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a.
Klien dapat melakukan permainan
b.
Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c.
Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara
mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d.
Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan
berlangsung
e.
Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan
H. PENGORGANISASIAN
Leader : David A. Mandala
Co-Leader : Siswanto
Fasilitator : Subhan
R. Khoiriatul
Rahayu Budi Utami
Observer : Ridawati Sulaiman
I. METODE DAN MEDIA
Metode : Role Play dan Diskusi
Media
: Tape
Recorder , Kaset Dangdut, dan kotak kecil
J. URAIAN PEMBAGIAN TUGAS
- Leader
a.
Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi
aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai
b.
Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c.
Mampu memimpin
terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d.
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok
e.
Menjelaskan permainan
- Co-Leader
a.
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
tentang aktifitas klien
b.
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
- Fasilitator
a.
Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b.
Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
- Observer
a.
Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b.
Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan berlangsung
c.
Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan
tape recorder)
K. PROSES PELAKSANAAN
- Perkenalan dan pengarahan
a.
Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman
(tidak ribut)
b.
Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk,
leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c.
Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak
kembali dengan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
- Pembukaan
a.
Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama,
asal dan tempat tinggal
b.
Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok
sosialisasi
c.
Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya
permainan berlangsung
d.
Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok
antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin
kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan
tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Role play
Permainan dimulai
dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit.
Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan memulai permainan, semua
fasilitator duduk di kursi. Selama musik
masih berbunyi para fasilitator mengedarkan kotak dari fasilitator satu ke
fasilitator berikutnya. Bagi fasilitator yang memegang kotak pada saat musik
dihentikan, fasilitator diminta untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan
pengalamannya yang paling menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk
menanggapi dan mengajukan pertanyaan.
- Permainan
Klien diminta
untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya bermain sesuai
dengan role play diatas
- Evaluasi
a.
Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan
permainan
b.
Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan
tersebut
c.
Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari
kegiatan permainan
- Penutup
a.
Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota
kelompok setelah mengikuti permainan
b.
Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap
klien yang mengikuti permainan
L. ANTISIPASI MASALAH
- Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator
- Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti permainan
- Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka
M. DENAH RUANG
Keterangan :
a. O = Klien
F = Fasilitator
D
= Observer
X = Leader
= Co-Leader
N. KRITERIA EVALUASI
- Evaluasi Input
a.
Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co
leader, 4 fasilitator dan 2 observer
b.
Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c.
Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi
dengan baik
d.
Tersedia kotak kecil
e.
Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai
dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas
kelompok sosialisasi
- Evaluasi Proses
a.
Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b.
Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c.
Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk dapat mengawasi jalannnya permainan
d.
70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
- Evaluasi Output
Setelah mengadakan
terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang diamati, hasil yang
diharapkan adalah sebagai berikut :
a.
70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari
awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak
mengikuti intruksi, ekpresi wajah cerah, berani kontak mata)
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien
lain/perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat)
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat/klien lain)
DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 3, EGC, Jakarta 1995.
LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DENGAN TOPIK SOSIALISASI
Pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi dimulai pada pukul 17.00 WIB dan klien sudah siap
mengikuti terapi aktivitas kelompok. Hal ini dimungkinkan karena therapist
telah melakukan kontrak dengan klien sehari sebelumnya secara jelas dan adanya
hubungan saling percaya yang sudah terbina antara perawat dan klien.
Dari rencana terapi aktivitas
kelompok sosialisasi yang ditujukan kepada delapan klien ternyata pada
pelaksanaannya satu orang klien tidak dapat megikuti terapi. Namun ada satu
klien baru dengan masalah menarik diri dengan sengaja diikutsertakan oleh
perawat di ruangan. Adapun klien yang diobservasi hanya tujuh orang.
IMPLEMENTASI
1.
Persiapan dan Pelaksanaan
- Menyiapkan lingkungan : menggeser tempat tidur sehingga ruangan tampak luas untuk terapi bermain, mengatur kursi, menyediakan tape recorder.
- Memperkenalkan diri
- Menyebutkan tujuan
- Menjelaskan peraturan permainan
- Menghidupkan tape recorder
- Role play oleh fasilitator
- Memimpin dan memfasilitasi permainan : permainan dilakukan selama + 20 menit.
- Melakukan ekpresi perasaan selama 10 menit, posisi duduk berjajar di kursi masing-masing, perawat berdiri di depan klien dipimpin oleh leader dengan kegiatan sebagai berikut :
-
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti therapi
aktivitas kelompk sosialisasi
-
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya dan memberikan tanggapan terhadap apa yang telah diungkapkan klien
lain
-
Memberi kesempatan klien untuk memberikan usulan atau
saran tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
2.
Penutup
- Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada klien
- Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai
3.
Evaluasi
- Evaluasi Input
-
Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1
orang, co leader 1 orang, fasilitator 3 orang, observer 1 orang dan dibantu
oleh 1 orang perawat ruangan, operator tape dan kaset dirangkap oleh co leader
-
Lingkungan memenuhi syarat luas, cahaya dan ventilasi
cukup, lantai tidak licin dengan suasana tenang namun ceria.
-
Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan
baik dan kursi
-
Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang
sesuai dengan kriteria terapi aktivitas kelompok sosialisasi
- Evaluasi Proses
-
Leader dibantu oleh co leader menjelaskan aturan main
dengan jelas
-
Fasilitator menempatkan diri di sela-sela klien dan
aktif memotivasi klien yang kurang aktif dan diam
-
Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk mengamati jalannya aktivitas kelompok, menetap pada posisi tertentu
sehingga observer dapat mengawasi secara keseluruhan jalannya permainan yaitu
observer berada diantara klien dan para fasilitator
-
Kronologis pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi sebagai berikut :
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pukul
17.00 WIB dengan rencana peserta 8 orang namun 1 orang tidak mengikuti dengan
alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Satu orang klien diikutkan tanpa
rencana awal sehingga total klien tetap 8 orang namun yang diobservasi hanya 7
orang klien. Lima menit dilakukan role play dengan diiringi musik dangdut.
Sesuai dengan rencana.permainan dilakukan dalam 25 menit namun permainan
berlangsung hanya 20 menit karena klien mengeluh kelelahan. Selama dalam proses
kegiatan ada 1 orang klien yang keluar dalam permainan tetapi kembali lagi setelah
dimotivasi yaitu : Nn E keluar sementara, meminta izin ke fasilitator setelah
ditanya alasannya klien mengatakan ingin mengisi air dikamar mandi,setelah
dimotivasi klien mau ikut lagi kegiatan seperti semula.
Ekspresi perasaan selama 10 menit dipimpin oleh
leader yang didampingi oleh co leader. Kelompok klien duduk dimasing-masing
kursi yang telah disediakan sambil menikmati snack didampingi oleh 3 orang
fasilitator. Peserta aktivitas kelompok sosialisasi diminta mengungkapkan
perasaannya menyampaikan kesan dan pendapatnya setelah mengikuti permainan tadi
yaitu :
§
Klien M, saat diminta mengungkapkan perasaannya
klien mengatakan senang, gembira, lupa dengan masalah dan mengungkapkan harapan
agar kegiatan seperti ini dilakukan sesering mungkin.
§
Nn.L, mengungkapkan perasaannya selain merasa
gembira ia dapat berkenalan dengan teman-teman dalam satu kelompok.
c.
Evaluasi Output
Setelah melakukan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April 1999 dengan 7 klien yang
diamati didapatkan hasil sebagai berikut :
-
80% klien dapat mengungkapkan komunikasi non verbalnya,
bermain mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, ekpresi wajah ceria, tertawa
lepas
-
100% klien dapat mengikuti komunikasi secara verbal :
menyebutkan nama lengkap dan panggilan, mengungkapkan perasaan dengan kelompok
maupun secara pribadi, menyebutkan hobynya dan melaksanakan perintah permainan
-
80% klien dapat meningkatkan kemampuan dalam kelompok :
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, ikut berpartisipasi dalam kelompok
dan ikut mengungkapkan perasaannya, memberikan tanggapan dan applaus terhadap
klien lain
-
80% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan
lingkungannya : klien mau berinteraksi dengan perawat, dengan klien lain,
melakukan kegiatan bernyanyi
d.
Evaluasi Umum
Keberhasilan pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang Mawar terjadi karena adanya
beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas tempat pelaksanaan TAK yang
cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan tersedia, gerakan sederhana, irama
musik ceria, mudahnya mencari klien sesuai kriteria dan hubungan saling percaya
perawat klien yang sudah terbina.
Sedangkan hambatan yang
ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi meliputi :
terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh karena klien ingin mengikuti
kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang telah dipilih tidak bisa mengikuti
kegiatan karena menyelesaikan tugasnya.
No comments:
Post a Comment