WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Monday, October 1, 2012

Mengenal Istilah Beban Kerja Dalam Ruang Lingkup Manajement

Juniartha Semara Putra

Beban Kerja
1.    Pengertian
Beban kerja adalah upaya merinci komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil.(Hasibuan, 2002)
Perawat adalah seluruh kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. (Marquis dan Huston, 2000)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perawat pada tingkat prestasi yang ditetapkan dalam satuan waktu tertentu.

2.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Gillies (1996), faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah :
a.    Jumlah pasien
b.    Kondisi atau tingkat ketergantungan
c.    Rata-rata hari perawatan
d.   Jenis tindakan keperawatan
e.    Frekuensi masing-masung tindakan
f.     Rata-rata waktu yang diperlukan untuk tindakan perawatan

3.    Tingkat Ketergantungan Pasien
Swansburg dan Swansburg (1999) membagi ketergantungan pasien menjadi lima kategori yaitu :
a.    Kategori I (Perawatan Mandiri)
1)      Aktivitas sehari-hari
·      Makan/minum dapat dilakukan sendiri
·      Merapikan diri dapat dilakukan sendiri
·       Kebutuhan eliminasi dapat ke kamar mandi sendiri
·      Kenyamanan posisi tubuh dapat dilakukan sendiri
2)      Keadaan umum baik, masuk rumah sakit untuk check up, bedah minor
3)      Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi :  membutuhkan penjelasan untuk tiap prosedur tindakan, membutuhkan penjelasan persiapan pulang, emosi stabil.
4)      Pengobatan dan tindakan : tidak ada, atau hanya pengobatan dan tindakan sederhana.
b.    Kategori II : Perawatan Minimal
1)      Aktivitas sehari-hari :
·      Makan/minum perlu bantuan
·      Masih dapat makan sendiri
·      Merapikan diri perlu sedikit bantuan
·      Eliminasi perlu dibantu atau menggunakan urinal
·      Kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri dengan sedikit bantuan.
2)      Keadaan umum : tampak sakit ringan, perlu pemantauan tanda vital
3)      Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu 10-15 menit per shift : sedikit bingung atau agitasi, tapi terkendali dengan obat.
4)      Pengobatan dan tindakan : perlu 20-30 menit per shift perlu sering evaluasi efektifitas pengobatan dan tindakan, perlu observasi status mental tiap dua jam.
c.    Kategori III : Perawatan Moderat
1)      Aktivitas sehari-hari :
·   Makan/minum harus disuapi
·   Merapikan diri tidak dapat melakukan tindakan sendiri
·   Eliminasi disediakan pispot/urinal, sering ngompol
·   Kenyamanan posisi tubuh : tergantung pada bantuan perawat
2)      Keadaan umumnya : gejala akut bisa hilang timbul, perlu pemantauan fisik dan emosi tiap 2 sampai 4 jam. Pasien dengan infus yang perlu dipantau tiap satu jam.
3)      Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu 10-30 menit per shift : gelisah, menolak bantuan, cukup dikendalikan dengan obat.
4)      Pengobatan dan tindakan : perlu 30-60 menit per shift, perlu sering diawasi, perlu observasi status mental tiap satu jam.
d.   Kategori IV : Perawatan Ekstensif (Semi Total)
1)      Aktivitas sehari-hari:
·      Makan/minum : tak bisa mengunyah dan menelan, perlu makan personde
·      Merapikan diri : perlu diurus semua, dimandikan
·      Eliminasi : sering ngompol lebih dari dua kali per shift
·      Kenyamanan posisi tubuh perlu dibantu oleh dia orang
2)      Keadaan umum : tampak sakit berat, dapat kehilangan cairan/darah, gangguan sistem pernafasan akut, perlu sering dipantau.
3)      Kebutuhan penkes dan dukungan emosi : perlu 30 menit per shift : keadaan pasien gelisah, agitasi, tak terkendali dengan obat.
4)      Pengobatan dan tindakan : perlu lebih dari 60 menit per shift, perlu observasi status mental setiap kurang dari 1 jam.
e.    Kategori V : Perawatan Intensif (Total)
1)      Memerlukan tindakan dan pengawasan yang intensif atau terus menerus dan diperlukan satu perawatan satu pasien.
2)      Semua kebutuhan diurus atau dibantu oleh perawat.

Selain itu Swansburg (1990) juga menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh perawat untuk melakukan kegiatan langsung pada pasien sesuai dengan tingkat ketergantungannya masing-masing.

4.    Jenis Kegiatan Keperawatan
a.       Kegiatan keperawatan langsung
Gillies ( 1994 ) keperawatan langsung ( Direct Care) adalah kegiatan yang difokuskan pada pasien dan atau keluarganya.
·      Komunikasi dengan pasien dan atau keluarga
·      Pemeriksaan / control pasien
·      Mengukur tanda-tanda vital
·      Tindakan dan prosedur keperawatan/pengobatan
·      Nutrisi dan eliminasi
·      Kebersihan pasien
·      Mobilisasi
·      Transportasi pasien
·      Serah terima pasien
·      Pengambilan darah, urine, feses, pus untuk pemeriksaan laboratorium
b.      Kegiatan keperawatan tak langung
Kegiatan keperawatan tak langsung (Indirect care) adalah kegiatan yang dilaksanakan tidak langsung pada pasien, tetapi berhubungan dengan persiapan atau kegiatan untuk melengkapi asuhan keperawatan.
·      Mendokumentasikan hasil pengkajian ke status keperawatan
·      Membuat diagnosa keperawatan
·      Membuat rencana perawatan
·      Mendokumentasikan tindakan keperawatan
·      Mendokumentasikan hasil evaluasi keperawatan
·      Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang program terapi / visite
·      Mempersiapkan status pasien
·      Mempersiapkan formulir untuk pemeriksaan laboratorium/radiology
·      Mempersiapkan alat untuk pelaksanaan tindakan keperawatan/pemeriksaan atau tindakan khusus
·      Merapikan lingkungan pasien
c.       Kegiatan pribadi
Kegiatan pribadi adalah kegiatan untuk memenuhi keperluan perawat sehari-hari misalnya :
·      Sholat
·      Makan
·      Minum
·      Kebersihan diri
·      Duduk di nurse station
·      Ganti pakaian
·      Ke toilet.
d.      Kegiatan Non Produktif
Kegiatan non produktif adalah kegiatan yang tak terkait dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat maupun kegiatan pribadi. Kegiatan non produktif meliputi:
·      Menonton TV
·      Baca Koran atau majalah
·      Mengobrol
·      Telepon urusan pribadi
·      Pergi ke luar ruangan/pergi untuk keperluan pribadi atau keluarga
·      Datang terlambat
·      Pulang lebih awal dari jadwal

5.    Teknik Penghitungan Beban Kerja
Menghitung beban kerja personil secara sederhana dapat dilakukand engan mengobservasi apakah beban kerja yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan menanyakan secara langsung pada yang bertugas.
Hasilnya bersifat kualitatif sehingga sulit menggambarkan berapa besar beban kerja personil tersebut dan sangat subyektif untuk masing-masing personil yang diobservasi.
Untuk menghindari subyektivitas tersebut dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Swansburg & Swansburg (1999) menyatakan bahwa untuk menghitung beban kerja perawat dapat dilakukan dengan empat cara, meliputi : a Time study and task frequency, b. Work sampling, c. Continous sampling (variasi dari time study and task frequency), d. Self-reporting.
a.    Time study and task frequency
1)      Pengertian dan tujuan
Time study and task frequency adalah suatu studi untuk menghitung beban kerja dari sisi kualitas yang dikaitkan pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan. Karena yang diukur kualitas maka pengamat hendaknya mengetahui kempetensi dan fungsi perawat yang hendak diukur. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
2)      Langkah-langkah
·      Menentukan sample yang akan diamati setelah diklasifikasi
·      Membuat formulir kegiatan yang akan diamati serta waktu yang akan digunakan
·      Menentukan observer, dimana observer harus mengetahui kompetensi dan fungsi respondens (bidangnya sama)
·      Satu observer mengamati satu perawat selama 24 jam.
b.    Work sampling (variasi dari Time study and task frequency)
1)      Pengertian dan tujuan
Pada teknik ini dilakukan pengumpulan data pada jenis kegiatan perawat melalui pengamatan interval waktu tertentu atau secara random sebagai sample kegiatan. Makin pendek interval waktu pengamatan maka hasil dari work sampling ini semakin membaik. Tujuan dari work sampling meliputi : mengidentifikasi tugas dan elemen tugas perawat, mengetahui waktu dan lamanya kegiatan serta jumlah kegiatan yang dilakukan.
2)      Langkah-langkah
·      Menentukan jenis sample yang akan diamati
·      Menentukan besarnya sample yang diamati
·      Membuat formulir kegaiatan yang diamati
·      Melatih petugas yanga akan melakukan observasi
·      Menetukan interval waktu pengamatan (2-15 menit)
·      Menganalisis beban kerja
Bentuk formulir kegiatan pada teknik work sampling seperti terlihat pada tabel 2.


Tabel 2 Formulir Work Sampling

Pengamat       :
Unit               :
Jenis tenaga   :

Tiap
Kegiatan
0.05
Langsung
Tak langsung
Pribadi
Non produktif
7.10




7.15




7.20




7.25




7.30




7.35




7.40




7.45




7.50




Dst





Ilyas (2000) menyatakan bahwa pada teknik work sampling yang menjadi pengamatan adalah apa yang dilakukan perawat. Jadi informasi yang dibutuhkan adalah kegiatannya bukan orang yang melakukan kegiatan.
c.    Continous sampling (variasi dari time study and task frequency)
Pengukuran dengan teknik continous sampling sama dengan work sampling. Perbedaan terletak pada sara pengamatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap setiap kegiatan perawat dan dicatat secara terperinci serta dihitung lamanya waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Pencatatan dilakukan mulai perawat datang sampai pulang. Pengamatan dapat dilakukan pada satu atau lebih respondens secara bersamaan. Adapun bentuk formulir observasi kegiatan terlihat seperti pada table 3.

TABEL 3 FORMULIR OBSERVASI KEGIATAN PERAWAT
NO
Kegiatan atau Prosedur
Dimulai
Diakhiri
Jumlah waktu (dalam menit)









































Total jumlah kegiatan atau prosedur =………..
Total waktu (dalam menit) =…………..

d.   Self reporting (variasi dari time study and task frequency)
Pada self reporting perawat memeriksa daftar yang ditetapkan lebih dahulu atau formulir tugas harian yang dilaksanakan. Catatan-catatan dalam formulir tugas harian dapat dibuat untuk perode atau waktu tertentuk untuk perkerjaan-pekerjaan yang ditugaskan. Dengan formulir tugas harian akan didapatkan data tentang jenis kegiatan, waktu dan lamanya kegiatan dilakukan. Pengamatan ini sangat murah, tetapi hasilnya belum tentu benar. Hal ini dikarenakan pencatatan merupakan hal yang membosankan dan merupakan beban tambahan.
Dari keempat teknik pengukuran beban kerja yang ada penelitian ini menggunakan teknik continous sampling. Alasan menggunakan teknik ini karena sesuai dengan tujuan penelitian dimana akan diketahui beban kerja pada setiap respondens untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien.


DAFTAR PUSTAKA :

Githa, I Wayan. 2010. Manajemen Keperawatan. Poltekkes Depkes: Denpasar

No comments: