Juniartha Semara Putra
PENGGUNAAN
BRONKODILATOR : SIMPATOMIMETIKA (β2 AGONIST) DALAM TERAPI ASMA
PENGGUNAAN BRONKODILATOR : SIMPATOMIMETIKA (β2 AGONIS)
DALAM TERAPI ASMA
Asma merupakan penyakit yang sering ditemukan pada semua usia.
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyampitan peradangan
dan penyempitan yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas
tersebut sangat sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan
udara menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak nafas dan
nafas berbunyi (wheezing).
Penatalaksanaan terapi pada penyakit asma meliputi outcome,
sasaran terapi, tujuan terapi, dan strategi terapi. Pada umumnya sasaran terapi
penyakit asma adalah gejala asma, bronkospasma (kejang bronki) dan peradangan
pada saluran pernafasan.Tujuan terapi penyakit asma adalah mencegah terjadinya
gejala asma, mengontrol terjadinya gejala asma, mencegah dan mengurangi
terjadinya bronkospasma (kejang bronki), dan menghambat atau mengurangi
peradangan saluran pernafasan. Strategi terapi penyakit asma meliputi terapi
non farmakologis (tidak menggunakan obat) dan terapi farmakologis (menggunakan
obat).
Terapi nonfarmakologis (tidak menggunakan obat) dapat dilakukan
dengan pemberian edukasi pada pasien. Penting bagi pasien untuk mengenali
gejala asma yang mesti diwaspadai seperti sesak nafas disertai mengi, keringat
dingin, pucat, nyeri dada, dan lemas. Edukasi pada pasien berupa penjelasan
mengenai faktor pemicu timbulnya asma dan cara penanganannya jika serangan asma
terjadi. Selain itu juga mengontrol kondisi lingkungan sekitar (membersihkan
lingkungan rumah dan kamar secara rutin), tidak merokok, tidak beraktivitas
secara ebrlebihan, dan menjauhkan sebanyak mungkin faktor pemicu timbulnya
serangan asma (menghindari tempat-tempat berdebu, menjauhi binatang berbulu
yang bulubya mudah rontok seperti kucing dan anjing).
Terapi farmakologis merupakan terapi yang menggunakan obat.
Tahap-tahap dalam terapi farmakologis asma ada dua, yaitu Quick-relief
medicines dan Long-term medicines. Cara kerja quick-relief
medicines yaitu merelaksasi otot-otot di saluran pernafasan,
memudahkan pasien untuk bernafas, memberikan kelegaan bernafas, digunakan saat
terjadi serangan asma.Cara kerja long-term medicines yaitu mengobati
inflamasi pada saluran pernafasan, mengurangi udem dan mukus berlebih,
memberikan kontrol untuk jangka waktu lama, membantu mencegah timbulnya
serangan asma. Berdasarkan mekanisme kerjanya obat asma dibedakan menjadi
golongan bronkodilator, golongan kortikosteroid, dan obat-obat lain. Ada tiga
jenis bronkodilator, yaiu simpatomimetika (β2 agonist), metil
santin, dan antikolinergik.
Artikel ini membicarakan tentang terapi asma menggunakan obat
asma golongan bronkodilator jenis simpatomimetika (β2 agonist).
Obat simpatomimetika merupakan obat yang memiliki aksi serupa dengan aktivitas
saraf simpatis. Sistem saraf simpatis memegang peranan penting dalam emnentukan
ukuran diameter bronkus. Ujung saraf simpatis yang menghasilkan norepinepherine,
ephinepherine, isoprotenerol disebut adrenergic. Adrenergic memiliki
dua reseptor α dan β (β1 dan β2). Adrenergicmenstimulasi
reseptor β2 (pada kelenjar dan otot halus bronkus) sehingga
terjadi bronkodilatasi. Mekanisme kerja obat simpatomimetika adalah melalui
stimulus reseptor β2 pada bronkus menyebabkan aktivasi
adenilsiklase. Enzim ini mengubah ATP (Adenosintrifosfat) menjadi cAMP (cyclic-adenosine-monophosphat)
dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses dalam sel. Meningkatnya
kadar cAMP dalam sel menghasilkan efek bronkodilatasi.
Obat simpatomimetika (β2 agonist) mempunyai dua
aksi yaitu short-acting(salbutamol, terbutalin sulfat, bambuterol
hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-acting (formeterol
fumarat, salmeterol). Obat simpatomimetika (β2 agonist) seperti
salbutamol dan terbutalin merupakan obat β2 agonist yang paling
aman dan paling efektif untuk asma. Serangan asma ringan sampai sedang umumnya
memberikan respon secara cepat terhadap pemberian aerosol seperti
salbutamol dan terbutalin. Untuk serangan asma yang lebih berat, diperlukan
kortikosteroid oral jangka pendek agar asmanya terkontrol. Salmeterol dan
formeterol kerjanya lebih panjang (long acting), diberikan secara
inhalasi 2xsehari. Salmeterol dan formeterol mampu memberikan manfaat klinis
untuk penggunan rutin tetapi tidak dapat dipakai untuk serangan asma akut. Obat
simpatomimetika (β2 agonist) short-acting tidak
boleh diresepkan secara rutin untuk pasien dengan asma ringan atau sedang,
karena berbagai uji klinik penggunaannya secara rutin tidak memberikan manfaat
klinis.
Berikut ini adalah obat-obat pilihan bronkodilator jenis
simpatomimetika (β2agonist) untuk terpi asma :
1. Nama Obat Salbutamol
· Generik = salbutamol
· Dagang = Bromosal®, Ventolin®, Lasal®,
Ventab®, Bromosal®, Venterol®, Volmax®,
Butasal®
· Indikasi
Asma dan kondisi lain
yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme,
insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis,
Dan Aturan Pakai
ü Peroral (Tablet, kapsul,
kaptab)
4 mg 3-4xsehari (usia
lanjut dan pasien yang sensitif dosis awal 2 mg)
Dosis tunggal max 8mg
<2th: 100mcg/kg
4xsehari
2-6th: 1-2mg
3-4xsehari
6-12tth: 2mg
3-4xsehari
ü Injeksi subkutan
500mcg diulang tiap 4
jam bila perlu
ü Injeksi intravena
lambat
250mcg diulang bila
perlu
ü Infus intravena
5mcg/menit lalu
disesuaikan dengan respon dan denyut jantung, lazimnya antara 3-20mcg/menit,
atau bila perlu
ü Inhalasi aerosol
100-200mcg (1-2
hisapan), untuk gejala persisten 3-4 kali sehari, anak 100mcg (1 hisapan) dapat
dinaikkan menjadi 200mcg bila perlu
· Efek Samping
Tremor halus terutama
tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang
pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif
termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit
pada tempat injeksi intramuskular
· Resiko Khusus
Wanita hamil dan
menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes.
2. Nama Obat Terbutalin
Sulfat
· Generik = -
· Dagang = Bricasma®, Bricasma Durules®,
Brasmatic®, Bintasma®, Sobutal®
· Indikasi
Asma dan kondisi lain
yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme,
insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis,
Dan Aturan Pakai
ü Peroral (Tablet,
kaptab)
2,5 mg 3xsehari selama
1-2 minggu, lalu dinaikkan 5mg 2xsehari
Anak: 75mcg/kg
3xsehari
7-15th: 2,5mg
2-3xsehari
ü Injeksi subkutan,
intravena lambat
250-500mcg sampai
4xsehari ; 2-15th: 10mcg/kg sampai max 300mcg
ü Infus intravena
Dalam larutan yang
mengandung 3-5mcg/ml, 1,5-5mcg/menit selama 8-10jam
ü Inhalasi aerosol
Dewasa dan anak:
250-500mcg (1-2 hisapan), untuk gejala persisten sampai 3-4xsehari
· Efek samping
Tremor halus terutama
tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang
pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif
termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit
pada tempat injeksi intramuskular
· Resiko khusus
Wanita hamil dan
menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
3. Nama Obat Salmeterol
· Generik = -
· Dagang = Serevent Inhaler®, Serevent Rotadisk®
· Indikasi
Obstruksi saluran
nafas reversibel (termasuk asma noktural dan asma karena latihan fisik) pada
pasien yang memerlukan terapi bronkodilator jangka lama yang seharusnya juga
menjalani pengobatan antiinflamasi inhalasi (kortikosteroid) atau
kortikosteroid oral (catatan : salmeterol tidak bisa untuk mengatasi serangan
akut dengan cepat, dan pengobatan pengobatan kortikosteroid yang sedang
berjalan tidak boleh dikurangi dosisnya atau dihentikan)
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme,
insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis,
Dan Aturan Pakai
ü Inhalasi
50 mcg (2 hisapan)
2xsehari, hingga 100mcg (4 hisapan) 2xsehari pada obstruksi yang lebih berat.
< 4th tidak
dianjurkan
> 4th 50 mcg (2
hisapan) 2xsehari
· Efek samping
Tremor halus terutama
tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang
pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif
termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit
pada tempat injeksi intramuskular
· Resiko khusus
Wanita hamil dan
menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
4. Nama Obat Formoterol
Fumarat
· Generik = -
· Dagang = Foradil®
· Indikasi
Sama seperti
salmeterol
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme,
insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis,
Dan Aturan Pakai
ü Inhalasi Serbuk
Dewasa : > 18th
12mcg 2xsehari, dapat dinaikkan menjadi 24mcg 2xsehari pada obstruksi jalan
nfas yang lebih berat. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 18th.
· Efek samping
Tremor halus terutama
tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardi (jarang
pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif
termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit
pada tempat injeksi intramuskular, iritasi orofaring, iritasi konjungtiva atau
udem pelupuk mata, mual, insomnia, ruam kulit, dan gangguan pengecapan
· Resiko khusus
Wanita hamil dan
menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, British National Formulary, 52nd edirion,
142-150, BMJ Publishing Group
Ltd, British.
Dipiro, J. T., 1997, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 3rd Edition, 553-590, Appeton & Lange, Stamford.
Tierney, L. M., McPhee, S. J., Papadakis, M.
A., 2006, Current Medical
Diagnosis And Treatment,
45th Edition, 226-237,
Lange Medical Books/MacGraw-Hill, USA.
Tjay, Tan, dan Rahardja, Kirana, 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, Dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I,
599-618, Elex Media Komputindo, Jakarta.
No comments:
Post a Comment