Juniartha Semara Putra
PENENTUAN PROTEIN DALAM URINE
Hari/ Tanggal : Rabu,
1 Juli 2009
Tujuan : Untuk
mengetahui ada tidaknya protein dalam urine
Prinsip :
1. Test dengan menggunakan pemanasan
Saat urine dipanaskan dalam suhu lebih dari 700 C
dan setelah ditambahkan dengan larutan asam asetat akan terjadi
koagulasi (gumpalan berwarna putih dalam tabung) dan terjadi
denaturasi (pemecahan atau penguraian protein)
2. Test dengan asam/ basa
Urine jika direaksikan dengan asam HNO3 atau
dengan asam/ basa kuat lainnya akan mengakibatkan terjadinya koagulasi dan
membentuk endapan berwarna putih.
Dasar Teori :
Pada
keadaan normal antara 30-300 mg protein dikeluarkan bersama urine dalam 24 jam.
Walaupun ada protein yang diekskresi tetapi urine normal tidak memberikan
reaksi positif terhadap tes-tes protein dari urine yang dikeluarkan. Kalau tes
protein terhadap urine menunjukkan hasil positif maka adanya protein dalam
jumlah abnormal dalam urine disebut sebagai proteinuria yang biasanya disebut
dengan glomerulonefritis.
Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Urine sampel
3. Urine Ptologis
4. Urine Blanko
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur
8. Pemanas
9. Gelas Beaker
10. Label
11. Larutan asam asetat
12. Larutan HNO3
Prosedur :
A. Test dengan pemanasan
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Masukkan 2 ml urine
a) Tabung
1 : urine patologis
b) Tabung
2 : urine blanko
c) Tabung
3 : urine sampel
3. Panaskan selama 3-5 menit
4. Amati perubahan yang terjadi (ada endapan atau
gumpalan berwarna putih)
5. Dinginkan
6. Teteskan dengan asam asetat sebanyak maksimal
5 tetes
7. Amati perubahan yang terjadi
- Jika setelah ditetesi asam asetat masih ada
gumpalan berarti gumpalan tersebut protein
- Jika setelah ditetesi asam asetat tidak
terdapat endapan putih berarti tidak ada protein dalam urine tersebut
B. Test dengan asam/ basa
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Masukkan 2 ml urin
a) Tabung
1 : urine patologis
b) Tabung
2 : urine blanko
c) Tabung
3 : urine sampel
3. Tambahkan larutan HNO3 ke
setiap tabung
4. Amati perubahan yang terjadi
- Jika terjadi perubahan warna dari putih
menjadi keruh berarti terdapat protein di dalam urine
- Jika terdapat perubahan dan terbentuk lapisan
cincin dalam tabung berarti urine tersebut mengandung protein.
Hasil Pengamatan :
A.
Test dengan pemanasan
TABUNG
|
REAKSI
SETELAH DIPANASKAN
|
ASAM
ASETAT
|
Tabung 1 (urine patologis)
|
Terdapat endapan putih
|
Terdapat endapan putih
|
Tabung 2 (urine blanko)
|
Jernih
|
Jernih
|
Tabung 3 (urine sampel)
|
Jernih
|
jernih
|
B.
Test dengan asam/ basa
TABUNG
|
HNO3
|
HASIL
|
Tabung 1 (urine patologis)
|
Keruh, terdapat endapan putih
|
+
|
Tabung 2 (urine blanko)
|
Jernih
|
-
|
Tabung 3 (urine sampel)
|
Jernih
|
-
|
Kesimpulan :
A.
Test dengan pemanasan
Dari hasil pengamatan pada ketiga tabung dapat disimpulkan bahwa
:
1. Pada tabung 1 yang merupakan urine patologis
mengandung protein ditandai dengan terdapatnya endapan putih setelah dipanaskan
dan endapan putih tersebut masih ada setelah diteteskan dengan larutan asam
asetat
2. Pada tabung 2 yang merupakan urine blanko
tidak mengandung protein ditandai dengan urine tetap jernih setelah dipanaskan
dan tidak terdapat endapan putih setelah diteteskan dengan larutan asam asetat.
3. Pada tabung 3 yang merupakan urine sampel
tidak mengandung protein ditandai dengan urine tetap jernih setelah dipanaskan dan
tidak terdapat endapan putih setelah diteteskan dengan larutan asam asetat.
B.
Test dengan asam/ basa
Dari hasil pengamatan pada ketiga tabung dapat disimpulkan bahwa
:
1. Pada tabung 1 yang merupakan urine patologis
mengandung protein ditandai dengan warna urine menjadi keruh dan terdapat
endapan putih setelah diteteskan dengan larutan HNO3
2. Pada tabung 2 yang merupakan urine blanko
tidak mengandung protein ditandai dengan urine tetap jernih dan tidak terdapat
endapan putih setelah diteteskan dengan larutan HNO3.
3. Pada tabung 3 yang merupakan urine sampel
tidak mengandung protein ditandai dengan urine tetap jernih dan tidak terdapat
endapan putih setelah diteteskan dengan larutan HNO3.
No comments:
Post a Comment