Juniartha Semara Putra
DAFTAR PUSTAKA
ASKEP POST
NEFROSTOMI
TINJAUAN KASUS
A.
Tinjauan Kasus
1.
Pengkajian
- Pengumpulan
Data
1)
Identitas
a). Identitas Klien
Nama : Tn W
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Tanggal masuk RS : 24 April 2006
Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2006 jam 07.30
Alamat : Kp. Nagrak Ds. Cikawao
Kec. Pacet Majalaya Kab. Bandung
Diagnosa medis : Post
Nefrostomi bilateral a.i CKD
e.c
Susp Batu Ureter Bilateral
Nomor medrec : 493123
b). Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan Klien : Ibu
Alamat : Kp. Nagrak Ds. Cikawao
Kec. Pacet
Majalaya Kab. Bandung
2)
Riwayat
Kesehatan
a). Riwayat Kesehatan Sekarang
(1)
Keluhan
Saat Masuk Rumah Sakit
Empat hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh BAK
menjadi sedikit ± setengah gelas warna kuning keruh keluhan disertai nyeri
pinggang kanan dan kiri tetapi tidak menjalar.klien berobat ke puskesmas dan
dirujuk ke RSHS . Klien masuk ke UGD RSHS tanggal 24 april 2006 dan harus
dirawat. Klien didiagnosa gagal ginjal akut dan suspec batu ureter ,harus
dilakukan hemodialisa, telah dilakukan hemodialisa tanggal 27 April 2006
sebanyak satu kali.Klien masuk RC II BU tanggal 30 April 2006. Tanggal 23 Mei
klien di operasi untuk mengangkat batu di sebelah kiri, dan dipasang nefrostomi
disebelah ginjal kanan dan kiri.
(2)
Keluhan
Utama Saat Pengkajian
Saat
dilakukan pengkajian tanggal 19 Juni jam 07.30, Keadaan umum lemah, klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi 20 cm
daerah pinggang sebelah kanan terdapat luka operasi dan luka drain kering dan
tertutup kain kassa steril, nyeri dirasakan apabila klien melakukan aktivitas
gerak seperti miring kanan, miring kiri seperti ditusuk-tusuk. Klien
tampak meringis sambil memegang bagian perut sampai ke belakang, nyeri menyebar
sampai ke belakang, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri timbul kadang-kadang
sampai 2-3 jam sekali. Nyeri dirasakan
berkurang apabila klien tidak banyak bergerak atau merubah posisi tidur skala
nyeri 3.
b). Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan bahwa kurang lebih empat
tahun yang lalu kira-kira tahun 2002
ketika klien BAK klien merasa sakit dan tersendat-sendat, keluar batu
seperti gula pasir bercampur darah, lalu klien berobat ke puskesmas dan diberi
obat untuk menghancurkan batu, nama obat klien lupa. Klien juga sering mengeluh
nyeri pinggang dan diobati obat dari puskesmas. Klien juga mengatakan bahwa
klien memang kurang minum.
c). Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa kakek klien pernah menderita sakit
yang sama dengan klien. Dalam keluarga ada yang mengidap hipertensi yaitu
kakeknya. Mengenai penyakit yang
lain-lain klien tidak mengatakan
3)
Pola
Aktivitas Sehari-hari
No
|
Aktivitas
|
Sebelum
Sakit
|
Setelah
Sakit
|
1
|
Nutrisi
a.
Makan
-
Frekuensi
-
Jenis
b.
Minum
-
Frekuensi
-
Jenis
|
Ø 3 x sehari habis 1 porsi
Ø Nasi, tahu,
tempe, lalab, sambal, kadang-kadang, dengan ikan.Klien jarang makan
buah-buahan
Ø 3-4 gelas sehari (±500-800 cc sehari)
Ø Air putih, teh manis, kadang klien minum kopi
|
Ø 3 x sehari habis ¼ porsi
Ø Nasi, bubur daging / ikan, buah-buahan
Ø Klien mengatakan kurang nafsu makan karena mual dan
ada luka pada mulut.
Ø 1-2 botol @ 1,5
L (1500-3000 cc sehari)
Ø Air putih, minum susu
1 gelas sehari dari rumah sakit
|
2
|
Eliminasi
a.
BAK
-
Frekuensi
-
Warna
b.
BAB
-
Frekuensi
-
Warna
-
konsistensi
|
Ø 4-5x/ hari
Ø kuning agak keruh
Ø 1x / hari
Ø Kuning
Ø padat
|
Ø Melalui Uretra 5-6 x/hari (+1500-2000 cc),
kuning keruh
Ø Melalui Nefrostomi + 700-1000 cc/hari, kuning
keruh
Ø 1x / hari
Ø Kuning
Ø padat
|
3
|
Personal Hygiene
a.
Mandi
b.
Gosok Gigi
c.
Keramas
d.
Potong Kuku
|
Ø 2x/hari memakai sabun
Ø 2x/hari memakai pasta
Ø 2x/minggu memakai shampo
Ø Bila panjang
|
Ø 1x/hari di lap oleh kelurga tidak memakai sabun.
Ø 1x/hari memakai pasta
Ø Sudah 3 minggu tidak keramas
Ø Bila panjang
|
4
|
Istirahat Tidur
a.
Siang
b.
Malam
|
Ø Jarang tidur siang
Ø 7-8 jam/hari tidur nyenyak
|
Ø 1-2 jam / hari
Ø 4-5 jam/hari tidur nyenyak
|
5
|
Kegiatan / Aktivitas Sehari-hari
|
Ø Klien seorang
kepala rumah tangga dan sehari-harinya bekerja di kebun
|
Ø Berbaring ditempat tidur.
Ø Klien mengeluh lemah dan lelah saat beraktivitas.
|
4)
Pemeriksaan
fisik
a). Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi,
tidak terdapat sianosis pada bibir, jari tangan ataupun jari kaki, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat sekret,
tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris,
tidak terdapat adanya retraksi dada dan nyeri tekan pada daerah dada, ekspansi
paru simetris, pengembangan paru maksimal, suara perkusi paru terdengar
resonan, pada auskultasi terdengar
vesikuler tidak terdengar rales pada saat auskultasi, frekuensi nafas 28
x/menit.
b). Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva agak anemis, tidak
ada peninggian JVP, CRT kembali dalam 3 detik, suara perkusi jantung dulness,
S1 dan S2 terdengar murni reguler.
Tekanan darah 100/70 mmHg. Nadi 96 x/menit.
c). Sistem Perkemihan
Tidak tampak adanya oedem pada
daerah ekstremitas atas dan bawah, terdapat luka operasi di kuadran kiri bawah
± 10-12 cm. tampak luka post nefrostomi di area ginjal kiri dan luka tampak kering.
Pada pinggang sebelah kanan tampak terpasang selang nefrostomi yang disambung
ke urin bag berisi urine warna kuning agak keruh. Terdapat nyeri tekan pada kuadran
kanan bawah. Klien mengeluh nyeri luka nefrostomi. Klien telah dilakukan
pengangkatan batu ureter sebelah kiri, tetapi yang sebelah kanan belum diangkat
menunggu keadaan umum membaik.Tidak terdapat distensi kandung kemih. Genital
tampak agak kotor, klien masih bisa BAK spontan lewat uretra.
d). Sistem Endokrin
Tidak ada hipopigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat
yang berlebihan (diaforesis) tidak teraba adanya massa, nyeri tekan dan
pembesaran saat palapsi kelenjar tiroid dan paratiroid.
e). Sistem Pencernaan
Sklera tampak putih, bibir
kering, mukosa mulut lembab tidak terdapat lesi, abdomen tampak cekung ,
terdapat luka operasi di kuadran kiri bawah, bising usus 12x/menit, perkusi
suara timpani, terdapat nyeri tekan di epigastrium, tidak terdapat pembesaran
hepar dan limpa. Klien mengeluh mual. Berat badan sebelum sakit 65kg semenjak
sakit belum ditimbang tetapi keluarga mengatakan bahwa klien tampak lebih kurus
dibandingkan sebelum sakit. Klien tidak ada keluhan dalam BAB
f). Sistem Integumen
Rambut dan kulit kepala kotor,
tidak terdapat hiperpigmentasi, rambut tampak lengket, kuku pendek dan bersih. Suhu tubuh 36,6 oC
g). Sistem Persyarafan
Kesadaran
composmentis
Test
Nervus kranial
(1) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi
penciuman baik, terbukti klien dapat membedakan bau-bauan familier seperti bau
kopi dan kayu putih.
(2) Nervus II (Optikus)
Fungsi
ketajaman penglihatan baik yang ditandai dengan klien dapat membaca papan nama
perawat pada jarak 30 cm.
(3) Nervus
III (Okulomotorius), IV (Trochlearis),
VI (Abducen)
Klien mampu
menggerakkan bola mata kesegala arah, pupil
berkontraksi saat diberi cahaya, bentuk pupil isokor, klien dapat
membuka dan menutup matanya, lapang pandang klien tidak menyempit.
(4) Nervus V (Trigeminus)
Fungsi
mengunyah baik, pergerakan otot masetter dan temporalis saat mengunyah
simetris. Klien dapat merasakan sentuhan pilinan kapas pada wajah, klien
mengedip spontan saat diberi rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kelopak
mata.
(5) Nervus VII (Facialis)
Klien dapat mengerutkan
dahi dan tersenyum
dengan
kedua bibir
simetris. Klien dapat membedakan rasa manis, asam dan asin.
(6) Nervus VIII (Auditorius)
Fungsi
pendengaran tidak terganggu, terbukti klien dapat menjawab seluruh pertanyaan
yang diajukan secara spontan
(7) Nervus IX (Glossofaringeus)
Terdapat
reflek muntah pada saat pangkal lidah ditekan dengan menggunakan tongue spatel
dan klein dapat merasakan sensasi pahit.
(8) Nervus X (Vagus)
Reflek
menelan baik, uvula terletak ditengah antara palatum mole dengan arkus faring,
dan bergerak saat klien bilang “ah”.
(9) Nervus XI (Assesorius)
Klien dapat
mengangkat bahu kanan dan kiri, serta dapat melawan tahanan pada kedua bahu.
(10) Nervus XII (Hipogolosus)
Klien dapat
menggerakkan lidah dan menjulurkannya ke segala arah.
h). Sistem Muskuloskeletal
(1) Ekstremitas Atas
Bentuk dan ukuran kedua
ekstremitas atas simetris, pergerakan (ROM) kedua ekstremitas atas bebas ke
segala arah, tidak terdapat nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak
terdapat adanya deformitas tulang atau sendi, tidak terdapat kontraktur sendi,
tidak terdapat adanya atrofi otot, tidak terdapat oedema pada kedua ekstremitas
atas, kekuatan otot 5/5, reflek biceps ++/++, Triceps ++/++.
(2) Ekstremitas Bawah
Bentuk dan ukuran kedua
ekstremitas bawah simetris, pergerakan (ROM) kedua ekstremitas bawah bebas agak
terbatas, terdapat nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat
adanya deformitas tulang atau sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak
terdapat adanya atrofi otot, tidak terdapat oedema pada kedua ekstremitas
bawah, kekuatan otot 5/5, reflek patella ++/++, achiles ++/++.
5)
Data
Psikologis
a). Status Emosi
Saat dilakukan pengkajian emosi
klien stabil, klien
tampak tenang saat dilakukan wawancara oleh perawat
b). Konsep Diri
(1) Body Image
Klien mengatakan menyukai
seluruh anggota tubuhnya walaupun saat ini sedang sakit dan dirawat di rumah
sakit, klien mengatakan bahwa anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah
SWT yang patut disyukuri
(2) Identitas
Klien adalah seorang laki-laki
dan klien merasa puas dengan jenis kelaminnya, karena dapat memberikan
keturunan.
(3) Ideal diri
Harapan klien
terhadap penyakitnya adalah
ingin cepat sembuh dan berkumpul
kembali dengan keluarganya dirumah.
(4) Peran diri
Klien adalah seorang ayah bagi
kedua anak nya dan suami bagi isterinya.
(5) Harga diri
Klien memahami keadaan dirinya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
c). Pola Koping
Klien mengatakan jika
mempunyai masalah selalu menceritakannya pada isterinya dan ibunya.
d). Gaya Komunikasi
Klien berbicara cukup jelas,
volume suara klien agak lemah, klien sehari-hari menggunakan bahasa Sunda,
klien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal dan nonverbal.
e). Kecemasan
Klien tampak gelisah, klien
tampak sering bertanya tentang keadaan penyakitnya, ekspresi wajah tampak
cemas, klien mengatakan ingin cepat
dioperasi lagi untuk mengangkat batu yang ada di sebelah kanan.
6)
Data
Sosial
Hubungan
klien dengan keluarganya baik, terbukti klien selalu ditunggui ibunya isterinya selalu datang untuk menengok
tetapi tidak setiap hari karena mengurus anaknya.. Data Spiritual
a). Falsafah hidup
Klien percaya terhadap adanya
sakit dan sehat, karena itu sudah ketentuan yang telah diatur oleh Allah SWT
b). Sense of Tracendence
Klien merasa penyakitnya tidak
ada perubahan , akan
tetapi klien percaya walaupun membutuhkan waktu yang lama bila klien
berusaha dengan perawatan dan pengobatan yang baik dan sabar, serta dibarengi
dengan berdoa kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya maka penyakitnya akan
membaik.
c). Konsep Ketuhanan
Klien percaya adanya Tuhan dan
segala sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh dirinya. Selama dirawat klien
menjalankan ibadahnya dengan melaksanakan sholat lima waktu walaupun sambil
berbaring ditempat tidur.
7)
Data
Penunjang
a). Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal
|
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai
Normal
|
Satuan
|
25 April 2006
|
·
Hemoglobin
·
Leukosit
·
Thrombosit
·
SGOT
·
SGPT
·
Hematokrit
·
Ureum
·
Kreatinin
·
Glukosa
Sewaktu
·
Alfa Amilase
·
Lipase serum
·
Natrium
·
Kalium
|
9,0
11500
293000
17
15
30
150
3,4
147
217
88,2
134
4,0
|
13-18
3.8-10.6
150-440
s/d 37
s/d 40
35-47
15-50
0,6-1,1
< 140
28 - 100
< 190
135-145
3,6-5,5
|
gr/dl
Ribu/mm3
Ribu/mm3
U/L 37 ‘ C
U/L 37 ‘ C
%
Mg/dl
Meq/L
Mg/dl
U/L 37 ‘ C
U/L 37 ‘ C
Meq/L
Meq/L
|
10 Juni 2006
|
·
Albumin
·
Protein
total
|
2,4
6,5
|
3,5-5,0
6,6-8,7
|
g/dl
g/dl
|
19 Juni 2006
|
·
Hemoglobin
·
Leukosit
·
Hematokrit
·
Thrombosit
·
Ureum
·
Kreatinin
·
Glukosa
Sewaktu
·
Natrium
·
Kalium
|
7,7
9200
25
311.000
92
2,3
91
133
3,8
|
13-18
3.8-10.6
35-47
150-440
15-50
0,6-1,1
< 140
135-145
3,6-5,5
|
gr/dl
Ribu/mm3
%
Ribu/mm3
Mg/dl
Meq/L
U/L 37 ‘ C
Meq/L
Meq/L
|
b). Radiologi
Glomerular Filtration Rate
tanggal 17 Mei 2006
Kesimpulan :
fungsi ginjal kanan kurang kiri sangat kurang
c). Terapi
·
Infus
Nacl 0,9% 20 gtt/menit
·
Ciprofloxacin
2x400 mg IV
·
Rantin
2x1 ampul IV
·
Tramadol
2x1 ampul IM
- Analisa
Data
No
|
Data
|
Kemungkinan
Penyebab
dan Dampak
|
Masalah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
DS :
-
Klien
mengeluh nyeri pada daerah luka operasi dan drain nefrostomi
-
Klien
mengatakan nyeri dirasakan bertambah apabila klien bergerak
DO :
-
Tampak luka
bekas nefrostomi di area ginjal sebelah kiri
-
Tampak selang
nefrostomi disambung ke urin bag berisi urine warna kuning agak keruh
-
Klien tampak
meringis bila luka sedang dirawat
-
Skala nyeri
3 (0-5)
-
Tanda Tanda
Vital :
o TD :
100 /70 MmHg
o Nadi : 96 x /menit
o Respirasi : 28 x/menit
o Suhu : 36,6 o C
|
Post nefrostomi kiri dan nefrostomi kanan
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
↓
Merangsang pengeluaran serotonin, bradikinin,
prostaglandin
↓
Diteruskan ke substansi gelatinosa pada kornu dorsalis
medulla spinalis
↓
Traktus spinotalamicus
↓
Thalamus
↓
Cortex cerebri
↓
Nyeri dipersepsikan
|
Gangguan rasa nyaman: nyeri
|
2.
|
DS :
-
Klien
mengeluh kurang nafsu makan
-
Klien
mengeluh mual
-
Klien
mengatakan nyeri pada daerah epigastrium
-
Keluarga
klien mengatakan klien lebih kurus dibanding sebelum sakit
DO :
-
Porsi makan
habis empat sendok makan
-
Nyeri tekan
daerah epigastrium
-
Berat badan
sebelum sakit 65 kg sesudah sakit tidak diketahui
-
Klien tampak lemas
-
Hasil lab 10
Juni 2006
Albumin 2,4
Protein 6,5
|
Meningkatnya ureum
↓
Iritasi membran mukosa
Lambung
↓
Merangsang
sekresi
asam lambung
↓
HCL meningkat
↓
Mual
↓
Klien tidak mau makan
↓
Intake nutrisi kurang
|
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
|
3
|
DS :
-
Klien
mengeluh nyeri pada luka Post op
DO :
-
Tampak luka
bekas nefrostomi di area ginjal sebelah kiri
-
Tampak selang
nefrostomi disambung ke urin bag berisi urine warna kuning agak keruh
-
Klien tampak
meringis bila luka sedang dirawat
-
Tanda Tanda
Vital :
o TD :
100 /70 MmHg
o Nadi : 96 x /menit
o Respirasi : 28 x/menit
o Suhu : 36,6 o C
|
Inkontinuitas jaringan akibat nefrostomi
↓
Terbukanya sistem pertahanan primer
↓
Terjadi perkembangbiakan mikroorganisme pada jaringan
yang rusak
↓
Terjadi proses infeksi pada jaringan yang rusak
↓
Resiko terjadi perluasan infeksi
|
Resiko infeksi
|
![]() |
DS :
-
Klien
mengatakan sering tidak bisa tidur
-
Klien
bertanya kapan akan dilakukan operasi lagi
-
Klien
bertanya mengapa dia terus merasa nyeri
DO :
-
Klien tampak
gelisah
-
Ekspresi
wajah tampak cemas
|
Post nefrostomi
Hospitalisasi Perubahan status
yang lama kesehatan
Menimbulkan perasaan
frustasi
↓
Harapan untuk sembuh menurun
↓
Kecemasan meningkat
↓
Gangguan rasa aman cemas
|
Kecemasan
|
5
|
DS :
-
Klien
mengatakan nyeri bila bergerak
-
Tampak
nefrostomi dan luka bekas nefrostomi
-
Skala nyeri
3
-
Klien
mengeluh lemas
-
ADL dibantu
oleh keluarga
DO :
-
Kulit kepala
klien tampak kotor
-
Rambut klien
lengket
-
Kulit tampak
kotor
|
Post nefrostomi
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
↓
Nyeri
↓
Klien membatasi gerakan
↓
ADL terganggu
↓
Defisi perawatan diri
|
Defisit perawatan diri
|
- Diagnosa
Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan mual
3)
Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op nefrostomy
dan pemasangan selang drain.
4) Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses tindakan pengobatan dan
perawatan.
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak akibat nyeri dan pemasangan selang nefrostomi
2.
Perencanaan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan, ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh nyeri pada
daerah luka operasi dan drain nefrostomi
-
Klien mengatakan nyeri
dirasakan bertambah apabila klien bergerak
DO :
-
Tampak luka bekas nefrostomi
di area ginjal sebelah kiri
-
Tampak selang nefrostomi
disambung ke urin bag berisi urine warna kuning agak keruh
-
Klien tampak meringis bila
luka sedang dirawat
-
Skala nyeri 3 (0-5)
-
Tanda Tanda Vital :
o TD :
100 /70 MmHg
o Nadi : 96 x /menit
o Respirasi : 28 x/menit
o Suhu : 36,6 o C
|
TUPAN :
Rasa nyaman terpenuhi , nyeri hilang
TUPEN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari
klien dapat beradaptasi dengan rasa nyeri dengan kriteria :
-
Ekspresi
wajah klien tidak meringis
-
Skala nyeri
turun menjadi 2 (0-5)
-
Klien
mengatakan nyeri dapat diatasi/berkurang
|
1.
Berikan
penjelasan tentang penyebab nyeri
2.
Periksa
tegangan balutan
3.
Atur posisi
sesuai kenyamanan klien
4.
Pertahankan
kepatenan posisi drain
5.
Ajarkan dan
lakukan penggunaan teknik relaksasi sesuai keinginan klien misalnya : latihan
nafas dalam, imajinasi dan visualisasi
6.
Kolaborasi
untuk pemberian analgetik, sesuai program : Tramadol injek 1 ampul / IM
7.
Observasi
skala nyeri
|
1.
Menghindari
persepsi yang salah tentang penyebab nyeri
2.
Menghindari
gesekan dari balutan
3.
Posisi yang
sesuai menurunkan ketega-ngan area yang nyeri
4.
Posisi yang
tidak tepat menimbulkan gesekan pada luka yang akan mensti-mulasi reseptor
nyeri
5.
Melepaskan
keteg-angan emosional dan otot, meningkatkan rasa kontrol yang mungkin dapat
meningkatkan koping
6.
Menghambat
kerja biosintesis prostaglandin
7.
Menentukan
keberhasilan intervensi
|
2
|
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual, ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh kurang nafsu
makan
-
Klien mengeluh mual
-
Klien mengatakan nyeri pada
daerah epigastrium
-
Keluarga klien mengatakan
klien lebih kurus dibanding sebelum sakit
DO :
-
Porsi makan habis empat
sendok makan
-
Nyeri tekan daerah
epigastrium
-
Berat badan sebelum sakit 65
kg sesudah sakit tidak diketahui
-
Klien tampak lemas
-
Hasil lab 10 Juni 2006
Albumin 2,4
Protein 6,5
|
TUPAN :
Nutrisi terpenuhi
TUPEN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
mual berkurang dengan kriteria :
-
Porsi makan
habis 1/2 porsi
-
BB naik
-
Klien mau
makan sesuai diit
-
Nyeri
epigastrium berkurang
|
1.
Awasi
konsumsi makanan / cairan
2.
Beri
penjelasan mengenai pentingnya intake nutrisi yang sesuai dengan diit
3.
Dorong klien
untuk berpartisipasi dalam perencanaan menu
4.
Kolaborasi
untuk pemberian diit tinggi karbohidrat, protein yang berkualitas tinggi dan
asam amino yang essensial
5.
Berikan
makanan sedikit dengan frekuensi sering, jadwalkan makan sesuai dengan
kebutuhan
6.
Timbang
Berat badan klien setiap hari
7.
Berikan
terapi sesuai program :
Ranitidin 2x1ampul IV (jam 08 dan 20)
|
1.
Mengidentifikasi
kekurangan nutrisi
2.
Pengetahuan
yang adekuat akan menambah motivasi untuk berubah
3.
Dapat
meningkatkan masukan oral dan meningkatkan perasaan tanggung jawab
4.
Memberikan
nutrien yang cukup untuk memperbaiki energi, meningkatkan regenerasi jaringan
/penyembuhan dan me-ngurangi katabolisme protein yang memperberat kerja
ginjal
5.
Porsi lebih
kecil dapat meningkatkan masukan dan meng-hilangkan perasaan enek
6.
Memantau
status cairan dan nutrisi
7.
Mengurangi
produksi HCL lambung penyebab mual
|
3
|
Resiko infeksi
berhubungan dengan luka post op nefrostomy dan
pemasangan selang drain, ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh nyeri pada
luka Post op
DO :
-
Tampak luka bekas nefrostomi
di area ginjal sebelah kiri
-
Tampak selang nefrostomi
disambung ke urin bag berisi urine warna kuning agak keruh
-
Klien tampak meringis bila
luka sedang dirawat
-
Tanda Tanda Vital :
o TD :
100 /70 MmHg
o Nadi : 96 x /menit
o Respirasi : 28 x/menit
o Suhu : 36,6 o C
|
TUPAN :
Tidak terjadi infeksi
TUPEN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
tanda-tanda infeksi pada luka berkurang dengan kriteria :
-
Luka bersih,
tidak kemerahan
-
Tidak
terdapat pus pada luka dan drain
-
Nyeri
berkurang
-
Suhu badan dalam
batas normal 36º C sampai 37º C
|
1.
Cuci tangan
sebelum melakukan tindakan
2.
Rawat luka
dan drain dengan teknik aseptik dan antiseptik
3.
Hindari luka
dalam keadaan basah
4.
Monitor
suhu setiap shift
5.
Ganti alat
tenun setiap hari
6.
Berikan
antibiotik sesuai program : Ciprofloxacin 2x400mg IV (jam 08 dan 20 )
7.
Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain dalam pemeriksaan kadar Leukosit
|
1.
Menghindari
penularan mikroorganisme dari petugas
2.
Meminimalkan
perkembangbiakan mikroorganisme patogen
3.
Kondisi yang
lembab dan basah memung-kinkan menjadi perkembangbiakan mikroorganisme
4.
Mengetahui
fluktuasi suhu sebagai indikator/tanda
bila terjadi infeksi lebih lanjut
5.
Meminimalkan
terjadinya infeksi lebih lanjut
6.
Antibiotik
bersifat bacteriosid dan bakteristatik
7.
Menentukan
keadaan penyembuhan luka dan proses infeksi serta keber-hasilan dari
intervensi
|
4
|
Gangguan rasa
aman : cemas berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses
tindakan pengobatan dan perawatan, ditandai
dengan :
DS :
-
Klien mengatakan sering tidak
bisa tidur
-
Klien bertanya kapan akan
dilakukan operasi lagi
-
Klien bertanya mengapa dia
terus merasa nyeri
DO :
-
Klien tampak gelisah
-
Ekspresi wajah tampak cemas
|
TUPAN :
Klien tidak merasa cemas
TUPEN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
rasa cemas klien berkurang dengan kriteria:
-
Klien tidak
tampak cemas
-
Klien tidak
gelisah
-
Klien
menyadari dan menerima keadaannya
|
1.
Jelaskan
pada klien bahwa klien akan dioperasi lagi setelah keadaan umum klien membaik
2.
Jelaskan pada
klien tentang nyeri sebagai sesuatu yang wajar dan hal itu bisa diatasi
3.
Berikan kesempatan
pada klien untuk mengungkapkan
perasaan cemasnya
4.
Anjurkan pada
klien ntuk pasrah pada Tuhan dengan banyak berdoa
|
1.
Informasi
yang jelas akan membuat pasien mengerti dan memahami keadaannya
2.
Penjelasan
mengenai nyeri akan membuat pasien merasa tenanf dan dapat berperan aktif
ndalam manajemen nyeri
3.
Ungkapan
perasaan klien akan mengurangi beban klien.
4.
Kepasrahan
pada Tuhan akan membuat klien merasa tenang dan mempercayai perawatan dan
pengobatan
|
5
|
Defisit
perawatan diri berhubungan dengan
keterbatasan gerak akibat nyeri
dan pemasangan selang nefrostomi, ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengatakan nyeri bila
bergerak
-
Tampak nefrostomi dan luka
bekas nefrostomi
-
Skala nyeri 3
-
Klien mengeluh lemas
-
ADL dibantu oleh keluarga
DO :
-
Kulit kepala klien tampak
kotor
-
Rambut klien lengket
-
Kulit tampak kotor
|
TUPAN :
Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
TUPEN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu hari
personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria:
-
Kulit klien
bersih
-
Kulit kepala
bersih
-
Rambut tidak
lengket
|
1.
Bantu klien untuk mandi
2.
Bantu klien untuk keramas
3.
Bantu klien untuk gosok gigi
4.
Bantu klien untuk gunting kuku
|
1.
Mandi dapat
membersihkan segala kotoran dan membuat tubuh bersih, segar dan sehat
2.
Keramas dapat membersihkan kotoran di rambut dan
membuat rambut bersih.
3.
Gigi yang
bersih dapat memberikan rasa segar pada mulut
4.
Dengan kuku
yang pendek mengurangi resiko terjadinya infeksi
|
3.
Implementasi dan Evaluasi
Tanggal
|
DP
|
Waktu
|
Pelaksanaan
Dan Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
19 Juni 2006
![]() |
3
|
07.30
|
Mengganti alat tenun klien yang kotor dengan yang
bersih
Hasil :
Alat tenun kering dan bersih, klien
merasa nyaman
|
|
1, 2, 3
|
08.00
09.00
|
§ Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
T : 100/70MmHg N : 96 x/m, S : 36,6°c,
R : 28x/m
§ Memberikan obat sesuai program terapi
Ciprofloxacin 400mg IV
Ranitidin 1 ampul IV
Tramadol 1 ampul IM
Hasil :
Obat telah masuk sesuai program
|
|
|
1
|
09.30
|
§ Mengatur posisi sesuai kenyamanan klien yaitu berbaring
dengan kepala memakai bantal
Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang dalam
posisi terlentang karena luka dan drain tidak tertekan. Skala nyeri 3 (0-5)
|
|
|
3
1
|
10.00
10.30
|
§ Merawat luka klien dengan kompres Nacl 0,9% dengan
teknik aseptik dan antiseptik
Hasil :
Luka bersih dan kering
§ Mengajarkan tentang nyeri dan cara mengatasinya
dengan teknik relaksasi dengan nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
Hasil :
Klien mengatakan nyeri masih dirasakan
|
|
|
5
|
11.00
|
§ Membantu klien memenuhi personal higiene, memandikan
klien dengan memakai sabun, membantu klien keramas, gosok gigi di kamar mandi
Hasil :
Rambut dan kulit klien tampak bersih,
klien mengatakan menjadi segar dan nyaman
|
|
|
2
|
11.30
11.45
|
§ Memberikan penjelasan mengenai pentingnya makanan bagi
kesembuhan klien :
Hasil :
Klien mengerti dan akan berusaha untuk
makan lebih banyak
§ Menganjurkan pada klien untuk makan dalam porsi kecil
tapi sering
Hasil :
Klien mengerti.
|
|
|
1, 2, 3
|
08.00
|
§ Mengukur tanda-tanda vital
Hasil :
T: 100/60Mmhg, N: 96x/m, S: 36,4ºc, R:
20x/m
§ Memberikan terapi sesuai program
Ciprofloxacin 400mg IV
Ranitidin 1 ampul IV
Tramadol 1 ampul IM
|
|
|
4
|
09.00
|
§ Memberikan penjelasan pada klien bahwa klien akan di
operasi lagi setelah klien keadaan umumnya membaik
Hasil:
Klien mengerti dan akan berusaha untuk
makan lebih banyak sesuai diet
§ Menganjurkan pada klien untuk tetap bersabar dan
berusaha dan menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan
Hasil :
Klien tampak lebih tenang
|
|
|
5
|
09.30
|
§ Membantu klien memenuhi personal higiene, memandikan
klien dengan memakai sabun, membantu klien keramas, gosok gigi di kamar mandi
Hasil :
Rambut dan kulit klien tampak bersih,
klien mengatakan menjadi segar dan nyaman
|
|
|
3
|
10.00
|
§ Merawat luka klien dengan kompres Nacl 0,9% dengan
teknik aseptik dan antiseptik
Hasil :
Luka bersih dan kering
|
|
|
2
|
10.30
|
§ Memfasilitasi klien untuk makan
Hasil :
Klien makan habis ¾ porsi tambah telur
satu butir
|
|
|
4
|
11.00
|
§ Mendengarkan ungkapan perasaan klien tentang
penyakitnya dan menganjurkan pada klien untuk tetap bersabar dan tetap
berusaha untuk kesembuhannya
Hasil:
Klien merasa sedikit lega dan akan
terus bersabar dan berusaha
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Pearce. Evelyn. C, 1993.
Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT.
Gramedia Jakarta
Purnawan,
Junaedi dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
2. Jakarta : Media
Aesculapius
Scholtmeijer
Schroder. 1978. Urologi. Alih bahasa A.M. Soelarto. Jakarta : EGC
Engram. B.
1998. Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Vol
I. Alih bahasa Suharyati Samba dkk. Jakarta : EGC
Long
Barbara, 1996. Perawatan Medikal
Bedah Suatu Pendekatan Proses Keperawatan .
Pajajaran, Bandung.
Marylin
E. Doengoes.1993. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment