Juniartha Semara Putra
ASKEP PNEUMOTHORAX
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1.
Identitas
1)
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
Status
marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku
Bangsa : Sunda
Tanggal
masuk RS : 13 Mei 2005
Tanggal
Pengkajiaan : 18 Mei
2005
No
Medrec : 0000356655
Diagnosa Medis : Post Chest Thorako Tube a.i Pneumothorax spontan
sinistra e.c TB Paru dalam therapy
Alamat : Cilame Rt
04 Rw 20 Ngamprah Kab. Bandung
2)
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Umur : 40 Tahun
Jenis
Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cilame Rt 04 Rw 20 Ngamprah Kab. Bandung
Hubungan dengan klien :
Suami
2.
Riwayat Kesehatan
1)
Riwayat Kesehatan Sekarang
a)
Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak tanggal 13 Mei 2005 sebelum masuk Rumah
Sakit klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin lama semakin berat.
Sesak nafas dirasakan tiba-tiba tanpa disertai bunyi mengi. Sesak nafas tidak dipengaruhi
cuaca atau aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai
nyeri dada yang hilang timbul pada dada sebelah kiri.
b)
Keluhan utama saat dikaji
Pada
saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Mei 2005 pukul 14.00 Klien mengeluh
sesak di daerah dada sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan bertambah berat bila
ia beraktivitas dan posisi tidur telentang, berkurang dengan posisi tidur ½ duduk, diganjal oleh dua
bantal atau duduk. Keluhan sesak dirasakan seperti tertindih benda yang berat.
Sesak dirasakan terus menerus.
2)
Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanggal 10 Maret
2005 sebelum masuk Rumah Sakit klien
menderita batuk berdahak berwarna kekuningan tanpa darah, klien mengeluh sering
berkeringat di malam hari. Berat badan klien menurun sebanyak 10 kg selama 1
bulan panas badan kadang- kadang dirasakan oleh klien serta hilang timbul.
Tanggal
31 April 2005 sebelum masuk Rumah Sakit klien dirawat di rumah sakit Hasan
Sadikin selama 13 hari karena keluhan
tersebut. Klien pulang dengan perbaikan dan diberi 6 macam obat.
3)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut
penuturan klien dan keluarga anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit TBC, hepatitis, hipertensi dan gula darah.
3.
Pemeriksaan Fisik
1)
Sistem Pernafasan
Bentuk
hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sanosis, hidung
kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak ada secret pada hidung, ,
mukosa berwarna merah muda, fibrisae ada, Konka tidak membesar, tidak ada
polip, tidak ada deviasi septum, pada saat mengatakn “ah” uvula bergerak bebas
dan letak simetris, tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea, dada simetris,
Pergerakan dada tidak simetris, Diameter anterior : posterior 1: 2, tampak
adanya retraksi interkostal, ekspansi
paru kiri menurun, vocal premitus paru kiri menurun, bunyi nafas saat
diperkusi suara paru bagian apek kiri hiperresonan, dan bagian basal pekak,
Suara paru vesikuler, frekuensi nafas 28 x/menit, terpasang WSD didada sebelah
kiri ats ICS 2, tampak undulasi, tidak ada buble air.
2)
Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva
berwarna pucat, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba dingin , tidak ada
cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT
kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, palpasi arteri radialis teraba
berdenyut cukup kuat dan regular dengan frekuensi Nadi 120 x/ menit, Bunyi
jantung S1 dan S 2 murni dan regular,
point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. tekanan darah
120/70 mmHg.
3)
Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, mata tidak cekung, bentuk
bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut,
gigi lengkap, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, bentuk lidah
simetris. Susuna gigi lengkap, Abdomen tampak cekung pada saat klien
terlentang, bising usus 8-12 x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani,
pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, berat badan sebelum sakit 42 kg sedangkan
saat sakit 32 kg, tinggi badan 155 cm IMT 13,3.
4)
Sistem Perkemihan
Tidak
ada oedema periorbital, tidak ada bunyi bruit pada aorta dan arteri renalis,
pada saat diperkusi klien tidak mengeluh nyeri, Tidak ada pembesaran ginjal,
tidak ada distensi pada suprapubis, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba
blass teraba kosong, klien dapat BAK di pispot klien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK.
5)
Sistem Muskuloskeletal
Tidak
ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang belakang lurus, tidak ada
deformitas, pembengkakan, dan juga kemerahan, tidak ada nyeri tekan, teraba
hangat, tidak terdapat krepitasi. Klien dapat membuka mulut dengan lebar dan
menutupnya, Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan Rom lumbal Spine
karena pada ICS 2 terpasang Chest Thorako Tube, klien dapat melakukan ROM bahu,
ROM siku, Rom tangan, ROM panggul, ROM lutut, ROM Angkle.
Kekuatan
otot tangan 5 / 5, kekuatan otot kaki 5/5.
6)
Sistem
Integumen
Kulit
kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak
mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki pendek,kulit lengket dan
berkeringat, suhu 37,3 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali
dalam waktu waktu 3 detik. terpasang WSD didada sebelah kiri tampak undulasi, klien mengatakan nyeri pada dada kirinya.
Tampak lingkaran hitam di kelopak mata.
7)
Sistem Endokrin
Tidak
ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami pembesaran. klien
tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
8)
Sistem Persarafan
1.
Tes Fungsi Cerebral
a)
Tingkat Kesadaran
Kualitas
: composmentis klien dapat berespon
dengan tepat terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas
; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b)
Status mental
Orientasi
klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan klien mampu menjawab
dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya.
Daya
ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah
2.
Tes Fungsi kranial
a)
N I ( olfaktorius )
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
b)
N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm tanpa alat bantu
c)
N III ,IV,VI
(okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan
kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
d)
N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada
kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan
mata tertutup
e)
N VII ( Fasialis
)
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat
mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.
f)
N VIII
(auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa
harus diulang
g)
N IX , X (
glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek
menelan bagus,
h)
N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
i)
N XII (
hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
3.
Fungsi Motorik
Tidak
terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot cukup baik
untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella
++/++ reflek babinski --/--
4.
Fungsi Sensorik
Klien
dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.
4.
Pola Aktivitas Sehari-hari
NO
|
AKTIVITAS
|
SEBELUM SAKIT
|
SETELAH SAKIT
|
1
|
Nutrisi
a.
Makan
Frekuensi
Nafsu makan
Jenis
b.
Minum
Jenis
Jumlah
|
2 x/hari
Baik, 1
porsi habis
Nasi,lauk
pauk, sayuran
Air putih
dan air teh
5-6
gelas/hari
|
3x/hari
klien
mengatakan tidak nafsu makan , habis ½ porsi
Nasi,
sayur bayam, tahu, ayam, pisang. Diet TKTP
Air putih
dan air teh
5-6 gelas
/hari
|
2
|
Eliminasi
a.
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
b.
BAK
Frekuensi
Warna
|
1 x/hari
Lembek
Kuning
3-4
x/hari
Kuning
jernih
|
3 x/hari
cair
Kuning
3-4x/hari
Kuning
kemerahan
|
3
|
Istirahat
tidur
a.
Siang
b.
Malam
c.
Kualitas
|
Tidak/jarang
tidur siang
21.00-05.00
Nyenyak
|
Jarang
00.00-04.00
Sering
terbangun karena sesak
|
4
|
Personal
hygine
a.
Mandi
b.
Keramas
c.
Gosok gigi
|
2 x/ hari
3x /
minggu
2 x /
hari
|
diseka
tanpa sabun
Belum
Belum
|
5
|
Aktivitas
|
Klien
dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
|
Klien
dapat beraktivitas dengan sedikit bantuan
|
5.
Data Psikologis
1)
Status Emosi
Klien
tampak tenang, ekspresi wajah datar klien tampak pendiam
2)
Konsep Diri
1)
Gambaran Diri
Klien
mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan penyakit yang dideritanya saat
karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh tenaga kesehatan
yang lebih ahli.
2)
Identitas Diri
Klien adalah seorang anak ke 7 dari 8 bersaudara
dan seorang ibu dari 2 orang anak..
3)
Peran
Klien
berperan sebagai seorang istri dan sebagai ibu rumah tangga.
4)
Ideal Diri
Klien
berharap penyakitnya cepat sembuh dan berharap ingin cepat pulang agar dapat
melakukan kegiatannya seperti biasanya.
5)
Harga Diri
Klien
sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan sadar bahwa
semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan
3)
Gaya komunukasi
Klien
mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal ataupun nonverbal, Pada waktu
diajak berkomunikasi Klien menjawab jika ditanya saja.
4)
Pola Interaksi
Klien
kooperatif dapat berinteraksi dengan orang lain dan tim kesehatan
5)
Koping
Menurut
klien jika jika ada masalah kien suka menceritakan pada suaminya dan merasa
lega setelah bercerita dengan suaminya
6.
Data Sosial
Dilingkungan
rumahnya klien berinteraksi baik dengan tetangga dan saudara-saudaranya juga
ketika klien sakit dan dirawat di RS klien mau berinteraksi dengan keluarga dan klien lainnya.
7.
Data Spiritual
Klien
beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien terganggu. Klien
meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien hanya
bisa berusaha dan berdo’a
8.
Data Penunjang
Pemeriksaan
labolatorium tanggal 5 April 2005
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai normal
|
Satuan
|
Hematologi
|
|
|
|
Hemoglobin
|
9,2
|
13-18
|
gr/dl
|
Leukosit
|
9100
|
3,8-10 rb
|
/mm 3
|
Hematokrit
|
27
|
40-52
|
%
|
Trombosit
|
499.000
|
150.000-440.000
|
/mm 3
|
Kimia klinik
|
|
|
|
SGOT
|
33
|
17-15
|
u /L
|
SGPT
|
31
|
21-72
|
u /L
|
Natrium
|
136
|
135-145
|
mEq/L
|
Kalium
|
3,5
|
3,6-5,3
|
mEq/L
|
Analisa
gas Darah tanggal 4 April 2005
PH
|
7,34
|
7,35-7,45
|
|
PCO2
|
31,9
|
35-45
|
MmHg
|
PO2
|
61,1
|
75-100
|
MmHg
|
HCO3
|
16,7
|
24-26
|
mEq/L
|
Total CO
|
17,7
|
|
|
BE
|
-8,1
|
-2,5 -
+2,5
|
|
Saturasi
O2
|
92,7
|
95-100
|
%
|
Terapi
Ceftriaxon
1x1 gr iv
Ranitidine
2x 1 amp iv
Pronalges 2x1 supp
HRZE 1 X 600 mg per
oral
2.
Analisa Data
NO
|
DATA
|
KEMUNGKINAN PEYEBAB DAN DAMPAK
|
MASALAH
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
2
3
4
5
|
DS :
- Klien mengeluh sesak
nafas.
- Klien mengatakan sesak
dirasakan bertambah berat bila ia beraktivitas dan posisi tidur telentang dan
berkurang dengan posisi tidur ½ duduk
atau duduk
- Klien mengeluh sesak dirasakan terus menerus
DO :
- Keadaan umum lemah
- Frekuensi nafas 28 x/menit
- Bunyi nafas menurun
terutama pada dada kiri
- Ekspansi paru kiri menurun
- Terdapat retraksi
interkostalis
- Perkusi terdengar resonan
pada bagian afek paru dan pekak pada
daerah basal
- Terdapat selang WSD di dada
kiri
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Makan habis ½ porsi
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan
DO :
- Akral teraba dingin
- Nilai AGD tanggal 4
April 2005 :
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO2 =16,7 mEq/L
Total CO = 17,7
- Hb = 9,2 gr/dl
DS :
-
klien
mengatakan tidak nafsu makan
-
klien
mengatakan makan pagi habis ½ porsi
DO :
- BB sebelum sakit 42 kg
- BB sesudah Sakit 32 Kg
- TB : 155 cm
- Konjungtiva pucat
- Klien penderita TBC dalam
terapi
- IMT =13,3 ( kurus tingkat
berat )
- Haemoglobin 9,2
DS :
- Klien mengeluh tidurnya
sering terbangun karena sesak
- Klien mengatakan mulai
bisa tidur dari jam 00.00-04.00
DO :
- Tampak bayangan hitam
dikelopak mata
- Konjungtiva pucat
- Klien tampak lemas
DS :
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan sesak dirasakan bertambah
berat bila ia beraktivitas
- Klien mengatakan sudah 3
hari belum pernah keramas
- Kien mengatakan belum
gosok gigi dari pagi
DO :
-
Kulit klien tampak lengket berkeringat
-
Kuku klien panjang dan kotor
-
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
-
Lidah dan gigi klien tampak kotor
-
Tercium bau mulut
-
Hb 4 april 2005 = 9,2 gr/dl
-
PO2 = 61,1 Mmhg
|
Pecahnya Bleb dekat pleura viseralis
↓
Robeknya kantong udara
↓
Udara masuk kedalam rongga
pleura
↓
Akumulasi udara dalam rongga pleura
↓
Peningkatkan tekanan intra paru yang melebihi tekanan atmosfer
↓
O2 tidak dapat masuk kedalam rongga paru
↓
Kolaps paru
↓
Ekspansi paru menurun
↓
Sesak nafas
↓
Gangguan oksigenasi : ventilasi
![]() ![]()
Penurunan kadar oksigen dalam darah
↓
Penurunan perfusi jaringan perifer
Menurunnya kadar O2 dalam darah
↓
Suplai O2 ke jaringan dan organ berkurang terutama ke usus
↓
Motilitas usus menurun dan
Sekresi kelenjar pencernaan menurun
↓
Merangsang nervus vagus sebagai reflek vasopagal
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi kurang
Stimulasi sesak
↓
Merangsang susunan saraf pusat otonom mengaktivasi noreefineprin
↓
Merangsang saraf simpatis untuk mengaktivasi RAS
↓
Mengaktifkan kerja organ tubuh
↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
↓
Pemenuhan istirahat tidur klien terganggu
Penurunan kadar O2 dalam darah
↓
Penurunan suplai O2 kedalam jaringan, sel-sel dan
otot
↓
Menurunnya metabolisme disel otot
↓
Perubahan ATP menjadi ADP
↓
Menurunnya energi tubuh yang dihasilkan
↓
Lemah
↓
Gangguan pemenuhan ADL : PersonahlHygiene
|
Gangguan
oksigenasi : Ventilasi
Gangguan Oksiganasi : transportasi
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ganguan
pemenuhan istirahat tidur
Gangguan
pemenuhan ADL : Personal Hygiene
|
3.
Diagnosa Keperawatan
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
DITEMUKAN
|
DIPECAHKAN
|
||
TANGGAL
|
PARAF
|
TANGGAL
|
PARAF
|
||
1
2
3
4
5
|
Gangguan
oksiganasi : ventilasi b.d penurunan ekspansi paru akibat akumulasi udara di dalam
rongga pleura
Gangguan
oksigenasi : transportasi b.d penurunan kadar haemoglobin
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
Ganguan
pemenuhan istirahat tidur b.d terakstivasinya RAS
Gangguan
pemenuhan ADL : Personal Higiene b.d kelemahan
|
05-04-
2005
05-04-
2005
05-04-
2005
05-04-
2005
05-04-
2005
|
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
|
09-04-2005
07-04-2005
|
Kel 13
Kel 13
|
C.
Perencanaan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
PERENCANAAN
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
2
3
4
5
|
Gangguan
oksigenasi: ventilasi b.d. penurunan ekspansi paru ditandai dengan :
DS
:
- Klien mengeluh sesak nafas
- Klien mengeluh sesak di rasakan bertambah berat bila ia beraktivitas dan
posisi tidur telentang tanpa sandaran bantal dan berkurang sejak terpasang
selang didada kirinya dan posisi tidur menjadi ½ duduk atau duduk serta
diberi oksigen.
- Klien mengeluh sesak dirasakan terus menerus
DO
:
- Keadaan umum lemah
- Frekuensi nafas 28 x/menit
- Bunyi nafas menurun terutama pada dada kiri
- Ekspansi paru menurun
- vocal premitus menurun
- Terdapat retraksi interkostalis
- Perkusi terdengar resonan pada bagian afek parau dan
pekak pada daeerah basal
- Terdapat selang WSD didada kiri
Gangguan oksigenasi : transportasi b.d penurunan
kadar haemoglobin ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Makan habis ½ porsi
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan
DO :
- Akral teraba dingin
- Konjungtiva pucat
- Nilai AGD tanggal 4
April 2005 :
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO2 =16,7 mEq/L
BE = -8,1
- Hb = 9,2 gr/dl
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ditandai dengan :
DS
:
- klien mengatakan tidak nafsu makan
- klien mengatakan makan pagi habis ½ porsi
DO
:
- BB sebelum
sakit 42 kg
- BB sesudah Sakit 32 Kg
- TB : 155 cm
- Konjungtiva pucat
- Klien penderita TBC dalam terapi
- IMT =13,3 ( kurus tingkat berat )
Gangguan
pemenuhan istirahat tidur b.d teraktivasinya RAS ditandai dengan :
DS
:
- Klien mengeluh tidurnya sering terbangun karena
sesak
- Klien mengatakan mulai bisa tidur dari jam
00.00-04.00
DO
:
- Tampak bayangan hitam dikelopak mata
- Konjungtiva pucat
- Klien tampak lemas
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene b.d
kelemahan
DS :
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan sesak dirasakan bertambah
berat bila ia beraktivitas
- Klien mengatakan sudah 3
hari belum pernah keramas
- Kien mengatakan belum
gosok gigi dari pagi
DO :
-
Kulit klien tampak lengket berkeringat
-
Kuku klien panjang dan kotor
-
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
-
Lidah dan gigi klien tampak kotor
-
Tercium bau mulut
-
Hb 4 april 2005 = 9,2 gr/dl
-
PO2 = 61,1 Mmhg
|
Tupan
:
Dalam
waktu 5 hari oksigenasi ventilasi klien lancar
Tupen
:
Setelah
dilakukan intervensi selama 2 X 24 jam, ekspansi paru optimal dengan criteria
evaluasi :
- Sesak berkurang
- Klien tidak tampak lemah dan pucat
- Vocal premitus meningkat
- Frekuensi nafas dalam batas normal (16-20x/menit)
- Bunyi nafas meningkat terutama pada area dada kiri
- Tidak terdapat retraksi interkostalis
Tupan
:
Setelah
dilakukan perawatan selama 5 hari oksigenasi transportasi adekuat
Tupen
:
Setelah
dilakukan intervensi selama 3 X 24 jam kadar haemoglobin meningkat dengan criteria
evaluasi
- Akral teraba hangat
- Konjungtiva merah muda
- haemoglobin mendekati batas normal (13-18)
- nilai AGD dalam batas normal
Ph = 7,35-7,45
PCO2 = 35-45 mmhg
PO2 = 75-100 mmhg
HCO2 =24-26 mEq/L
- BE = -2,5 - +2,5
Tupan
:
Setelah
di lakukan perawatan selama 5 hari kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Tupen
:
Setelah
dilakukan perawatan selama 3 X 24 jam, intake nutrisi klien adequate ditandai
dengan :
- Klien mampu mengungkapkan pentingnya nutrisi yang TKTP
-
Nafsu makan
klien meningkat
- Makan habis ¾
porsi
- Klien mengkonsumsi nutrisi yang TKTP
- BB Meningkat(33 kg)
Tupan
Setelah
dilakukan perawatan selama 5 hari kebutuhan Istirahat tidur klien terpenuhi
Tupen
Setelah
dilakukan intervensi selama 2 hari klien dapat istirahat tidur dengna
criteria evaluasi :
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak tanpa sering
terbangun
- Klien dapat tidur malam selama 8 jam
- Tidak tampak banyangan hitam dikelopak mata
Tupan
Setelah
di lakukan perawatan selama 3 hari Klien dapat melakukan personal hygine
secara mandiri
Tupen
:
Setelah
dilakukan intervensi selama 1 X 24 jam personal hygine klien terpenuhi dengan
criteria evaluasi :
- Klien menyebutkan kembali pentingnya perawatan diri
- Klien mau melakukan aktivitas sesuai kemampuannya
- Rambut klien bersih dan rapih
- Lidah dan gigi bersih
- -Tidak tercium bau mulut
- Kulit klien tidak lengket
- Kuku pendek dan bersih
- Hb meningkat ( 10 gr/dl )
|
1. Pertahankan
posisi tidur
semi fowler dengan miring kearah yang terkena
2. latih klien nafas dalam: diafragma
3. jaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
4. tandai tingkat cairan asal pada botol dengan
menggunakan plestre yang ditempelkan diluar botol
5. jamin posisi klien yang nyaman
6. lakukan exercise
pada lengan dan bahu pada sisi yang terkena
7. awasi adanya kebocoran udara pada sistem drainage
yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
8. observasi, catat, dan laporkan bila timbul pernafasan
yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
9. anjurkan dan Bantu klien untuk nafas dalam dan
efektif
10. stabilisasi botol drainage di lantai, peringatkan
pengunjung / penunggu klien
11. kolaborasi pemeriksasan torak
12. observasi
frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
13. Observasi vocal premitus
14. Berikan oksigen tambahan melalui kanula atau masker
1. jelaskan mengenai pentingnya nutrisi yang mengandung tinggi
protein
2. anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang
kandungan proteinnya banyak
3. kolaborasi lagi
untuk pemeriksaan Sysmek
4. Kolaborasi untuk pemeriksaan nilai AGD
5. kolaborasi pemberian transfuse darah
1. Berikan informasi tentang pentingmya nutrisi yang
TKTP yang berhubungan dengan penyakit yang diderita klien
2. anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
3. anjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi
sering
4. Motivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan
5. anjurkan klien untuk menggosok gigi sebelum dan
sesudah makan
1. Identifikasi penyebab klien tidak bisa tidur
2. Meganjurkan klien untuk berelaksasi dengan minum
segelas susu hangat sebelum tidur
3. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang
nyaman
4. Menganjurkan klien untuk melakukan kebiasaannya
sebelum tidur
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman
1.tanyakan pengetahuan klien tentang perawatan diri
dalam keadaan sakit
2.jelaskan pentingnya perawatan diri
3.Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan personal
hygine
4.anjurkan klien untuk senantiasa menggosok gigi tiap
hari, cuci rambut secara teratur dan mandi tiap hari, menggunting kuku secara
teratur
|
1. Meningkatkan inspirasi maksimal, mengurangi
penekanan pada sisi yang normal, serta ekspansi paru dan ventilasi pada sisi
yang tidak sakit.
2. dengan nafas dalam paru-paru mengembang dengan
optimal sehingga jumlah oksigen yang masuk adekuat
3. posisi loop dapat menyebabkan akumulasi air diselang
sehingga menurunkan tekanan negative, menimbulkan tekanan balik ke rongga
pleura
4. sebagai indicator bila terdapat penambahn cairan
yang terakumulasi
5. mencegah tertariknya tube secara tidak terkontrol
akibat pergerakan klien
6. dengan exercise
dapat meningkatkan aliran darah ke sisi yang terkena sehingga oksigen
tersampaikan
7. kebocoran udara akan memperberat kondisi klien
karena akumulasi udara pada intrapleura meningkat
8. sebagai deteksi dini terhadap komplikasi CTT
9. meningkatkan tekanan intrapleural, pengosonmgan
akumulasi zat di rongga pleura, mengeluarkan secret trakeobronkial, mencegah
atelektasis
10. mencegah botol pecah, karena jiak pecah dapat
mnegakibatkan kebocoran udara
11. untuk melihat apakah posisi drainage sudah tepat
12. Bunyi nafas dapat menurun atau tidak ada pada lobus,
segmen paru, atau seluruh area paru (unilateral), mengetahui kemampuan
ekspansi paru sehingga memudahkan dalam melakukan perawatan
13. Suara dan taktil fremitus (vibrasi) menurun pada
jaringan yang berisi cairan / konsilidasi.
14. alat untuk menurunnkan kerja nafas, meningkatkan
penghilang distress respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia
1. makanan yang mengandung protein dapat meningkatkan
kadar haemoglobin
2. meningkatkan motivasi pada klien sehingga klien mau
mengkonsumsi makanan
3. menilai kondisi Oksigenasi : transfortasi oksigen ke
jaringan
4. indicator asidosis metabolic lebih lanjut
5. transfuse darah dapat meningkatkan kadar Hb dengan
cepat
1. Menambah pengetahuan sehingga meningkatkan motivasi
klien untuk mengkonsumsi makan ayang TKTP
2. air hangat akan mengurangi rasa mual saat makan
3. memberikan kesempatan pada lambung untuk mencerna
dengan baik serta mengurangi ketidaknyamanan
4. membantu dalam memenuhi intake nutrisi selain dari
diit yang diberikan
5. memberikan kesegaran pada muut dan meningkatkan
kenyamanan
1. Dapat mengidentifikasi penyeban klien tidak bisa
tidur dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. susu mengandung triptopan yang mempunyai efek
sedative
3. dapat meningkatkan ekspansi paru yang maksimal
4. meningkatkan relaksasi dan kesiapan tidur
5. lingkungan yang nyaman dapat menstimulasi RAS
sehingga klien mudah tidur
1. mengetahui tingkat pemahaman klien sehingga
memudahkan dalam memberikan informasi
2. meningkatkan wawasan klien sehingga menambah
motivasi untuk melakukan perawatan diri
3. memudahkan klien dalam melakukan perawatan diri
4. meningkatkan harga diri dan motivasi klien
|
D.
Implementasi,Evaluasi
Tanggal
|
Waktu
|
DP
|
Tindakan Keperawatan dan
Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6 -04-2005
![]()
07-04-05
08-04-2005
|
15.00
15.10
15.15
15.18
15.25
15.26
16.00
16.05
16.11
16.21
16.25
16.31
16.35
16.40
19.00
19.05
19.06
19.10
19.14
07.10
07.12
07.30
08.00
08.50
09.00
10.00
10.10
10.13
10.30
11.00
11.15
11.19
12.00
13.00
13.30
08.00
12.00
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2,3
2,3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
3
2,3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2,3
3
4
4
4
3
3
3
2.3
3
3
2,3
|
Mempertahankan
posisi tidur dengan diganjal 2 bantal.
Hasil jam 15.05
Dengan
posisi 2 bantal klien mengatakan sesak
berkurang.
Melatih klien nafas dalam: diafragma
Hasil jam 15.13
Klien mengatakan nyaman dan sesak berkurang
Menjaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
Hasil jam 15.16
Tidak ada akumulasi cairan dalam selang
Menandai tingkat cairan asal pada botol dengan
menggunakan plester yang ditempelkan diluar botol
Hasil jam 15.18
Cairan berada pada posisi asal
Menjamin posisi klien yang nyaman
Hasil 15.25
Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia
bergerak
Melakukan exercise
pada lengan dan bahu pada sisi yang terkena.
Hasil jam 15.31
Klien mengatakan badannya terasa lebih nyaman
setelah melakuakan latihan
Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem
drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
Hasil 16.05
Tidak ada gelembung udara pada botol
Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul
pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala
perdarahan
Hasil jam 16.10
Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis,
subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Mengobservasi
frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
Hasil jam
16.20
Frekuensi
nafas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara paru menurun pada area kiri,
ekspansi dada menurun pada paru kiri
Mengobservasi vocal premitus
Hasil jam
16.25
Vocal
premitus menurun
Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam
dan efektif
Hasil jam 16.30
Klien mengatakan sesak berkurang
Menstabilkan posisi
botol drainage di lantai, peringatkan
penunggu klien
Hasil jam 16.32
Botol berada pada posisi yang stabil
botol
Memberikan informasi tentang pentingmya nutrisi yang
TKTP yang berhubungan dengan penyakit yang diderita klien
Dan pentingnya nutrisi yang mengandung tinggi protein
Hasil jam
16.40
Klien
mampu menyebutkan kembali pentingnya makanan yang bergizi untuk kesembuhannya
Menganjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan yang kandungan proteinnya banyak dan TKTP
Hasil
Klien
berjanji akan memakan makanan yang tinggi protein
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum
makan
Hasil
Klien mengatakan minum air hangat sebelum makan
meningkatkan rasa nyaman dan nafsu makan
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit
tapi sering
Hasil
Klien mangatakan makan sedikit-sedikit membuat dia
tidak cepat kenyang sehingga tanpa disadari makanan masuk
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan
Hasil
klien
berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis
½ porsi
Menganjurkan
klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
Hasil :
Klien mengatakan akan mengosok gigi sehabis makan
Menanyakan penyebab klien tidak bisa
tidur
Hasil
jam 19.01
Klien mengatakan dia tidak bisa tidur
dikarenakan sesak
Meganjurkan klien untuk berelaksasi
dengan minum segelas susu hangat sebelum tidur
Hasil
jam 19.06
Klien mengatakan dia akan minum susu
nanti menjelang tidur
Menganjurkan klien untuk tidur dengan
posisi yang nyaman
Hasil
jam 19.10
Klien mengatakan tidur dengan posisi
½ duduk terasa lebih nyaman karena mengurangi sesak
Menganjurkan klien untuk melakukan
kebiasaannya sebelum tidur
Hasil
jam 19.13
Klien mengatakan sebelum tidur dia
biasa berdoa dan membaca solawat
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Hasil
jam 19.16
Klien
bisa tidur bila jendela ditutup, lampu dimatikan, kurangi pengunjung/
penunggu diluar
Menanyakan kepada klien mengenai perawatan diri
dalam keadaan sakit
Hasil jam
07.11
Kien mengatakan pada saat sakit biasanya jarang
keramas karena takut memperberat sakitnya
menjelaskan pentingnya perawatan diri
Hasil jam
07.17
Klien menyebutkan kembali pentingnya perawatan diri
pada saat sakit yaitu untuk mencegah timbulnya infeksi yang baru, meningkatkan
rasa nyaman, dan meningkatkan kepercayaan diri
Menganjurkan
klien untuk senantiasa menggosok gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur
dan mandi tiap hari, menggunting kuku secara teratur
Hasil jam 07.32
Klien mengatakan akan menggosok gigi minimal 2 kali
sehari sehabis makan, keramas 3 kali seminggu, mandi sehari sekali,
menggunting kuku bila sudah panjang dan kotor
Membantu dan memfasilitasi klien dalam melakukan
personal hygine
Hasil 08.30
-
Klien melakukan
perawatan diri mandi, gosok gigi, keramas, dan gunting kuku dengan fasilitas
yang disediakan
-
Klien tampak bersih dan segar
menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum
makan
Hasil jam
08.55
Klien mengatakan sebelum makan pagi dia minum air
hangat ½ gelas
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit
tapi sering
Hasil jam
09.15
Klien mangatakan makannya habis ½ porsi
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan
Hasil jam
09.15
Klien
mengatakan makan ½ porsi juga sudah merasa kenyang
Mempertahankan
posisi tidur ½ duduk diganjal dengan 2 bantal
Hasil jam 10.15
Klien
mengatakan sesak berkurang
Menjaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
Hasil jam 10.11
Tidak ada akumulasi cairan dalam selang
Menjamin posisi klien yang nyaman
Hasil 10.15
Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia
bergerak
Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem
drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
Hasil jam 10.17
Tidak ada gelembung udara pada botol
Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul
pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala
perdarahan
Hasil jam 10.50
Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis,
subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Mengobservasi
frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
Hasil 10.50
Frekuensi
nafas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara paru menurun pada area kiri,
ekspansi dada menurun pada paru kiri
Mengobservasi vocal premitus
Hasil jam
10.50
Vocal
premitus menurun
Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam
dan efektif
Hasil 11.05
Klien mengatakan sesak berkurang
Menstabilkan posisi
botol drainage di lantai, peringatkan penunggu klien
Hasil jam 11.24
Botol berada pada posisi yang stabil
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit
tapi sering
Hasil jam
13.10
Klien mangatakan makannya habis ½ porsi
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan
Hasil jam
13.13
Klien
mengatakan makan ½ porsi juga sudah merasa kenyang
Menganjurkan klien untuk tidur dengan
posisi yang nyaman
Hasil
jam 13.40
Klien mengatakan tidur dengan posisi
½ duduk terasa lebih nyaman karena mengurangi sesak
Menganjurkan klien untuk melakukan
kebiasaannya sebelum tidur
Hasil
jam 13.40
Klien mengatakan sebelum tidur dia
biasa berdoa dan membaca solawat
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Hasil
jam 13.40
Klien bisa tidur bila jendela ditutup, lampu
dimatikan, kurangi pengunjung/ penunggu diluar
Menganjurkan
klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
Hasil : jam
08.30
Klien mengatakan akan mengosok gigi sehabis makan
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum
makan
Hasil 08.30
Klien mengatakan minum air hangat sebelum makan
meningkatkan rasa nyaman dan nafsu makan
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit
tapi sering
Hasil 08.30
Klien mangatakan makan sedikit-sedikit membuat dia
tidak cepat kenyang sehingga tanpa disadari makanan masuk
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan yang mengandung tinggi kalori dan protein
Hasil 08.30
klien
berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis
½ porsi
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum
makan
Hasil 12.30
Klien mengatakan minum air hangat jadi tidak mual
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit
tapi sering
Hasil 12.30
Klien mangatakan tidak cepat kenyang dan tidak mual
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang
diberikan yang mengandung tinggi kalori dan protein
Hasil 12.30
klien
berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis
½ porsi
|
plantika
plantika
plantika
Plantika
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
|
E.
Catatan Perkembangan
No
|
Tanggal
|
Dp
|
Catatan Perkembangan
|
Paraf
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
2
3
4
5
|
08-04-2005
8-04-2005
09-04-2005
|
4
1
3
5
2
|
S :
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak tanpa
sering terbangun
- Klien mengatakan tidurnya mulai dari jam
21.00-05.00
O :
-
Tidak tampak lingkar hitam pada kelopak mata
-
Klien tampak lebih segar
A :
-
Masalah teratasi
S:
- Klien mengatakan Sesak
berkurang dengan posisi tidur ½ duduk
O :
- Klien tidak tampak lemah
dan pucat
- Vocal premitus Masih
menurun
- Frekuensi nafas dalam
batas normal 24x/menit
- Bunyi nafas menurun
terutama pada area dada kiri
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi
I :
- Menjamin posisi klien yang nyaman
- Melakukan milking tube
- Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem
drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
- Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul
pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala
perdarahan
- Mengobservasi
frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
- Mengobservasi vocal premitus
- Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam
dan efektif
- Menstabilkan posisi
botol drainage di lantai, peringatkan / penunggu klien
E :
- Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia
bergerak
- Tidak
ada kebocoran udara
- Tidak ada gelembung udara pada botol
- Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis,
subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
- Frekuensi nsfas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara
paru menurun pada area kiri, ekspansi dada menurun pada paru kiri
- Vocal premitus menurun
-
Klien mengatakan sesak berkurang
-
Tidak ada
kebocoran udara
-
Botol berada
pada posisi yang stabil
R : -
S :
-
Klien menyebutkan kembali pentingnya nutrisi yang TKTP yaitu untuk
proses penyembuhan penyakitnya
O :
-
Nafsu makan klien meningkat
-
Makan habis ¾ porsi
-
Klien mengkonsumsi nutrisi yang TKTP
-
BB 32 kg
A :
-
Masalah teratasi sebagian
P :
-
Lanjutkan intervensi
I :
-
menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
-
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
-
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
-
Menganjurkan klien untuk
menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
E :
- Sebelum makan klien minum air hangat ½
gelas dan gosok gigi
- Klien
makan habis ¾ porsi
R : -
S:
-Klien mengatakan merasa lebih segar.
O:
-
- Kulit klien tampak lengket berkeringat
-
Kuku klien panjang dan kotor
-
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
-
Lidah dan gigi klien tampak kotor
-
Tercium bau mulut
-
Hb = 9,2 gr/dl
-
PO2 = 61,1 Mmhg
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:Lanjutkan intervensi :
- tanyakan pengetahuan klien tentang perawatan diri
dalam keadaan sakit
-jelaskan pentingnya perawatan diri
-Bantu dan fasilitasi klien dalam
melakukan personal hygine
-anjurkan klien untuk senantiasa
menggosok gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur dan mandi tiap hari,
menggunting kuku secara teratur .
I:
-
mengetahui tingkat pemahaman klien sehingga memudahkan dalam memberikan
informasi
-meningkatkan
wawasan klien sehingga menambah motivasi untuk melakukan perawatan diri
-memudahkan
klien dalam melakukan perawatan diri
-meningkatkan harga diri dan motivasi klien
R:
S:
-
klien mengatakan sesak
berkurang
O:
- Akral teraba hangat
- Konjungtiva pucat
- haemoglobin 9,2 gr/dl
- nilai AGD tanggal 4 April
2005
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9
mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO3 =16,7 mEq/L
- BE = -8,1
A:
masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
-
Cek analisa gas darah dan
hematology
-
Kolaborasi pemberian
transfuse darah
-
Anjurkan pada klien untuk
mempertahankan asupan nutrisi tinggi protein yang adekuat
I :
-
Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan asupan nutrisi tinggi
protein yang adekuat
E:
- Klien
makan habis 3/4 porsi
R : -
|
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Ny. S dengan
gangguan Sistem Pernafasan Akibat Pneumothoraks Spontan selama 4 hari (tanggal
06-09 April 2005). Pada proses pelaksanaannya didukung oleh teori yan penuis
dapatkan dari berbagai sumber dan diterapkan dengan menggunakan proses
keperawatan yan terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan penulis mengambil
kesimpulan yaitu :
1.
Pengkajian. Pada tahapan pengumpulan data penulis
tidak menemukan hambatan yang berarti meski ditemukan data-data yang secara
teori ada sedangkan pada klien tidak ditemukan ataupun sebaliknya, hal ini
disebabkan karena respon tiap manusia akan berbeda terhadap gejala yang
ditimbulkan, sehingga penulis dapat menyusun analisis dari data-data yang
dikumpulkan yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.
2.
Perencanaan. Pada tahapan ini penulis dapat menyusun
rencara tindakan keperawatan yang dibantu dengan berbagai sumber serta
bimbingan perawat ruangan dan dosen
3.
Pelaksanaan. Pada tahapan ini penulis tidak dmenemukan
hambatan ksrena didukung oleh
partisipasi klien yan aktif dan peran
serta keluarga sehingga memudahkan penulis dalam melakukan tindakan.
4.
Evaluasi. Pada tahapan ini penulis menaglami kesulitan
untuk mengetahui respon klien saat malam hari dikarenakan proses pelaporan pada
saat dinas tidak lengkap dan terlalu global
5.
Pendokumentasian. Pada tahapan ini penulis telah
berhasil melakukan dokumentasi dalam bentuk laporan lengkap serta penulis dapat
mendokumentasikan tindakan yang dilakukan dengan format yang digunakan di
ruangan sebagai alat komunikasi antara perawat dan mahasiswa sehingga
memudahkan perawat dalam melakukan tindakan selanjutnya.
B. Rekomendasi
1. Perawat
Diharapkan
bagi perawat agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
melalui pendekatan holistic sehingga akan dihasilkan asuhan keperawatan yang
professional. Dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
sehingga dapat mencapai misi yang di emban rumah Sakit yaitu dan berkualitas
dengan demikian akan meningkatkan
2. Dosen pembimbing
Diharapkan
pada seluruh dosen pembimbing agar dapat meningkatkan bimbingannya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart Alih Bahasa . 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
vol 1. Jakarta
: EGC.
Brunner & Suddart. 1982. The Lipincott Manual of Nursing Practic fourth edition. Philadelphia :J.B
lipincott Company.
Corwm, Elizabeth. 1997 Alih Bahasa dr. Brahm U, Pendit. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E e.a. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan edisi
3. Jakarta
: EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan
Kritis Pendekatan Holistik edisi 6 volume 1. Jakarta : EGC.
Ignatavicius,Donna D e.a. 1995. Medical Surgical Nursing a Nursing Proces Approach Second Edition
Volume 1. USA :
W.B. Saunders Company.
M Van De Graaff ,
Kent . 1984. Human Anatomy. Dubuque
Lowa : Wm.C Brown Publisher.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi
dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia . 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia A alih bahasa Adji Dharma. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit edis 4. Jakarta
: EGC.
Rokhaeni, Heni dkk. 2001. Buku
Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta
: Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan pembuluh Darah
Nasional Harapan Kita.
No comments:
Post a Comment