WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Thursday, June 21, 2012

PERILAKU BERKENDARA KABUPATEN TABANAN

Juniartha Semara Putra

BAB I
PENDAHULUAN

Pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir, dikombinasikan pula dengan penduduk dengan usia yang relatif muda dan beragamnya jenis kendaraan telah mengakibatkan masalah keselamatan jalan yang kian memburuk. Kondisi ini akan tetap memburuk dengan pertambahan jumlah kendaraan rata-rata sekitar 10% per tahun dan perilaku berkendara yang tidak baik. Kini penggunaan kendaraan bermotor memang menjadi budaya bagi penduduk. Mengingat harganya yang terjangkau, tidaklah mengherankan jika setiap keluarga paling tidak memiliki dua buah sepeda motor. Ada kalanya kita jumpai penduduk dengan usia yang relatif muda sudah mulai membawa kendaraan bermotor. Akan tetapi mereka tidak memperhatikan keselamatan dalam berkendara, apakah itu mengenai perilaku dalam berkendara atau penggunaan alat pelindung diri. Semua  ini dapat mengancam keselamatan dalam berkendara dan menimbulkan keresahan pengguna jalan.
Perilaku berkendara yang sering kita jumpai di antaranya kebut-kebutan di jalan, tidak mematuhi rambu lalu lintas, menyalip kendaraan, memakai handphone saat berkendara, penggunaan alat pelindung diri sepert helm, sabuk pengaman; tidak membawa kelengkapan surat izin mengemudi (SIM) dan lain-lain. Adapun persentase beberapa perilaku berkendara berdasarkan survey melalui wawancara yang dilakukan pada pertengahan bulan April  terhadap beberapa  orang mahasiswa (16 orang). Terdapat 25% dari mahasiswa yang pernah menerobos lampu lalu lintas; 37,5% di antaranya kadang-kadang; 31,25% yang jarang dan hanya 6,25% yang tidak pernah menerobos lampu lalu lintas. Untuk pemakaian alat pelindung diri seperti helm, 6,25% di antaranya kadang-kadang memakai helm dan sekitar 93,5% yang selalu memakai helm saat berkendara. Sedangkan untuk pemakaian ponsel saat berkendara, sekitar 31,25% yang pernah memakai ponsel saat berkendara; 25% di antaranya kadang-kadang memakai; 31,25% yang pemakaiannya jarang dan hanya 12,5% yang tidak pernah memakai ponsel saat berkendara.
Proses terjadinya perilaku berkendara seperti yang tersebut di atas bervariasi. Contoh yang bisa kita ambil misalnya kebut-kebutan di jalan. Hal ini biasa terjadi pada kaum muda. Kebut-kebutan di jalan biasa digunakan kaum muda untuk membuktikan diri mereka kepada teman sebayanya.  Karena dengan begitu mereka akan terlihat keren. Begitu pula dengan penggunaan ponsel saat berkendara. Pengendara biasanya malas meluangkan waktu mereka untuk memberhentikan kendaraan mereka hanya untuk mengangkat telepon. Kondisi yang buru-buru atau darurat juga biasanya menjadi penyebab para pengendara memakai ponsel saat berkendara.
Jika dipertimbangkan, beberapa prilaku berkendara memang memiliki dampak yang positif. Seperti perilaku ngebut misalnya, bisa memperpendek waktu tempuh sehingga tiba di tempat tujuan  lebih awal.  Namun perilaku yang buruk dalam berkendara sering menimbulkan keresahan para pengguna jalan, mengancam keselamatan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Mulai dari kecelakaan tunggal sampai kecelakaan beruntun atau kecelakaan yang ringan sampai yang menimbulkan korban jiwa. Kecelakaan yang terjadi tidak hanya merugikan si pengendara, lingkungan sekitar yang terlibat terkadang bisa terkena imbasnya. Tidaklah mengherankan jika perilaku berkendara yang buruk menjadi salah satu penyumbang angka kecelakaan di Indonesia, termasuk Bali khususnya. Sebagai contoh misalnya di daerah Tabanan, berdasarkan data yang dihimpun dari Kepolisian Resor Tabanan, jumlah kecelakaan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir selalu mengalami peningkatan.
No
Tahun
Jumlah
Kejadian
Meninggal
Dunia
Luka
Berat
Luka
ringan
Kerugian material
(rupiah)
1.
2009
200
62
133
190
446.350.000,-
2.
2010
253
73
145
226
421.350.000,-
3.
2011
326
57
176
370
725.975.000,-

                  Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Resor Tabanan







BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Konsep Transcultural dalam Perilaku Berkendara   
Secara umum, prilaku berkendara di setiap tempat di Indonesia, tak terkecuali Tabanan, relatif sama. Seperti yang kita ketahui, mayoritas kendaraan bermotor di Indonesia adalah sepeda motor. Dapat dikatakan sepeda motor adalah penguasa jalanan di Indonesia. Perilaku berkendara di Indonesia sudah sangat terkenal dengan kesemrawutannya. Kondisi serupa bisa kita temukan di India. Bisa dikatakan bahwa yang membuat karakter berkendara mirip antara Indonesia dan India adalah keadaan ekonominya. Status Indonesia dan India adalah negara yang berkembang, serta memiliki penduduk yang banyak dan padat. Di sisi lain, pertumbuhan pembuatan jalan di Indonesia cukup kecil bila dibandingkan negara lain. Mengenai perilaku berkendara di Tabanan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebagai berikut :
v  Perilaku konsumtif masyarakat yang umumnya muncul ketika melihat sesuatu hal yang baru. Ketika model kendaraan terbaru yang dipromosikan di media, dengan kelebihan yang ditawarkan, sering menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk bisa memilikinya.
v  Sebagai akibat dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan, maka lambat laun akan muncul perilaku pengendara yang bertindak ogah-ogahan yang bisa membahayakan dirinya maupun orang lain hanya demi mencapai tujuan dengan cepat.
v  Selanjutnya, perilaku berkendara yang patut menjadi sorotan adalah minimnya perhatian keselamatan berkendara, terutama bagi pengendara. Khususnya di Tabanan atau di Bali secara keseluruhan, di mana ketika kita pergi ke tempat yang tidak begitu jauh, banyak pengendara yang tidak menggunakan alat pengaman seperti helm. Keengganan menjadi alasan utama dari perilaku tersebut.
v  Selain itu, kondisi jalan yang sempit, serta cukup banyak yang rusak turut menjadi faktor pendorong prilaku berkendara di Tabanan.  Adanya kebiasaan membelok secara tiba-tiba demi menghindari bagian jalan yang rusak, tetapi cara ini justru akan meningkatkan risiko kecelakaan.
v  Kabupaten Tabanan adalah salah satu daerah yang dilewati ruta Jalan Denpasar-Gilimanuk. Perlu dikatehui, jalur ini adalah satu-satunya jalur utama yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu gerbang provinsi Bali di bagian barat dengan ibu kota provinsi, sehingga banyak kendaraan berat yang melintasi jalur ini.
v  Adanya kebiasaan orang tua ketika anaknya sudah mulai menginjak SMP, mulai memanjakan anaknya. Salah satunya dengan dibelikan sepeda motor, tanpa mendapat pengawasan yang layak dari orang tua.
v  Sebagai tambahan terakhir, banyak anak usia sekolah, terutama SD,SMP, maupun SMA yang mengendarai sepeda motor. Baik saat pergi ke sekolah, ataupun sebaliknya. Pada usia ini, anak-anak biasanya memiliki emosi yang labil. Tentunya menjadi risiko tersendiri seandainya si pengendara, dalam kondisi psikologis yang buruk, mengendarai kendaraanya di jalan raya.
Jika membandingkan prilaku berkendara dengan konsep transkultural, maka dapat dijelaskan permasalahan perilaku berkendara di Tabanan, seperti :
*      Bahwa munculnya perilaku berkendara yang buruk di Tabanan merupakan akibat dari kurangnya “care” maupun “caring” pengendara terhadap lingkungan sekitar dan keselamatan berkendara
*      Selain itu, banyaknya jalan di Tabanan yang rusak juga merupakan wujud kurangnya “care” pemerintah terhadap keselamatan dan kenyamanan berkendara
*      Kalau kita lihat dari sudut suku atau etnis, perilaku berkendara di Tabanan cenderung sama. Tanpa memandang etnis sedikitpun.


2.2     Budaya Berkendara
Dewasa ini, memang sudah banyak kita jumpai rambu-rambu dan peraturan lalu lintas yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, sesungguhnya mengemudi atau berkendara adalah masalah budaya yang masih dijalani oleh sebagian besar pengemudi dengan gagap.
Berikut ini adalah beberapa contoh budaya berkendara yang umumnya terdapat dalam masyarakat.
a.      Nyolong haluan (menyalip)
Perilaku ini sering kita jumpai di jalan raya, yang bertujuan untuk  mendahului kendaraan lain. Yang biasa terjadi adalah  jika hendak menyalip kendaraan di depan sementara dua lajur yang berlawanan arah sedang ramai, maka sudah lazim bagi kendaraan yang disalip untuk memperlambat laju kendaraannya sementara yang dari arah berlawanan juga akan melambat guna memberi kesempatan bagi si penyalip untuk segera kembali ke lajur kiri.
b.      Penggunaan  ponsel saat berkendara
Alat komunikasi memang sudah menjadi bagian dari hidup sebagian besar masyarakat. Sehingga terlihat sedetikpun mereka tidak bisa lepas dari alat komunikasi, termasuk saat berkendara. Walaupun telah diatur dalam UU No 22 tahun 2009, tentang larangan menggunakan handphone saat berkendara, perilaku ini sudah menjadi kebiasaan bagi para pengendara. Mereka biasanya tidak sempat berhenti atau enggan menepi ketika menerima telepon ataupun SMS.
c.       Penggunaan helm saat berkendara
Pada pengendara terutama sepeda motor, sering tidak memakai alat pelindung diri seperti helm. Salah satu alasannya adalah tempat tujuan yang dekat letaknya, sehingga menurut mereka tidak perlu memakai helm. Padahal penggunaan helm sangat penting untuk keselamatan kita berkendara.
Hal tersebut juga dijumpai di beberapa daerah seperti di Bali, ada hal yang unik dalam pemakaian helm. Terkadang helm menjadi tidak wajib dipakai ketika memakai pakaian ibadah, seperti orang Bali memakai baju adat Bali, dan pria muslim memakai baju koko dan kopiah, serta  muslimahnya memakai baju panjang dengan  kerudung. Dengan memakai pakaian ibadah saat kita sedang berkendara, kita dianggap akan menuju tempat ibadah untuk beribadah. Dan oleh karena itu, ada semacam dispensasi tidak tertulis bahwa hal itu menjadi legal.
d.      Ngebut
Perilaku ini paling sering dijumpai di jalan raya. Tidak hanya orang dewasa tetapi anak-anak SMP dan SMA juga sering kebut-kebutan di jalan. Kebut-kebutan digunakan sebagai salah satu ajang pembuktian diri bagi kaum muda kepada orang lain. Selain itu, untuk menjangkau tempat tujuan lebih cepat juga dijadikan alasan oleh para pengendara.
e.       Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
Di jalan raya, masih sering kita jumpai beberapa pengguna kendaraan yang menerobos lampu merah, menjarah bahu jalan, zebra cross, sampai berkendara di trotoar. Padahal perilaku tersebut bisa membahayakan keselamatan sendiri dan orang lain.
f.       Kelengkapan dalam berkendara
Selain alat pelindung diri seperti helm , sepatu, masker dan jaket, dalam berkendara juga perlu dilengkapi dengan surat-surat seperti SIM dan STNK. Banyak pengendara yang tidak memiliki SIM tetapi tetap membawa kendaraan. Keengganan mereka untuk mengurus kelengkapan surat-surat sebagai pengendara memang menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Pada pengendara mobil beberapa pengemudi sering melupakan penggunaan sabuk pengaman (seat-belts). Padahal fungsinya sangat penting, yaitu untuk mengurangi risiko terbenturnya tubuh ke arah depan saat berkendara.
Penggunaan jas hujan juga penting. Beberapa pengendara ada saja yang tidak membawa atau enggan memakai jas hujan, saat musim hujan sehingga berisiko mengganggu kesehatan.
g.      Kesadaran diri dalam berkendara
Ada budaya memperlambat laju kendaraan di jalanan becek agar pejalan kaki tidak kecipratan air kotor. Ada pula perilaku yang perlu digarisbawahi yaitu saat memutar atau mencari haluan. Terkadang ada pengendara yang tidak menoleh kanan-kiri untuk memastikan bahwa keadaan jalan aman. Sehingga, hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan bisa terjadi.
Kondisi kesehatan saat berkendara juga perlu menjadi perhatian. Tidak jarang, para pengendara memaksakan diri mereka untuk mengemudi walaupun dalam keadaan lelah, sakit, mengonsumsi obat-obatan ataupun minuman keras. Padahal ini bisa mengganggu konsentrasi ketika berkendara.
h.      Berkendara dengan kelebihan muatan
Terkadang ada pengendara yang bandel dengan membawa muatan lebih dari 2 orang.
Hal ini bisa mengganggu keseimbangan kendaraan dan berakhir dengan kecelakaan.
i.        Tidak menyalakan lampu pada siang hari
Rusaknya accu sering dijadikan alasan oleh pengemudi untuk tidak menyalakan lampu pada siang hari. Padahal menyalakan lampu pada siang hari berguna untuk meningkatkan kewaspadaan berkendara, sangat penting dilakukan terutama ketika cuaca mendung maupun hujan.
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar perilaku berkendara yang sering kita temui di masyarakat
Description: D:\gambar perilaku berkendara\11mudik kampung.jpg
Description: D:\gambar perilaku berkendara\phone sex telepon seks ps bercinta motor modifikasi angkot yamaha honda suzuki service onderdil modifikasi kendaraan.jpg

     

a. Berboncengan lebih dari 2 orang                            b. Memakai ponsel saat berkendara

Description: D:\gambar perilaku berkendara\Silent day_05.jpg



    c. Pemakaian helm menjadi tidak diharuskan ketika memakai pakaian ibadah

2.3     Gangguan Kesehatan Terkait Budaya Berkendara
a.      Masuk angin
Istilah “masuk angin” sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, apabila mereka mengalami kondisi kedinginan, kembung, pegal-pegal pada otot dan sendi, buang gas terus menerus, serta batuk-pilek. Berkaitan dengan budaya berkendara, kondisi ini bisa disebabkan karena minimnya penggunaan APD, seperti jaket, celana panjang, sepatu, sarung tangan dan jas hujan.
Sebenarnya di Istilah Kedokteran, tidak ada istilah “masuk angin”. Tetapi berbagai keluhan yang disebutkan diatas memang dapat ditimbulkan oleh cuaca dingin atau cuaca berhujan yang tidak diimbangi dengan pemakaian jas hujan. Cuaca yang dingin dapat menimbulkan mekanisme vasoconstricion“ dimana terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini merupakan mekanisme untuk menghambat pengeluaran kalor berlebihan dari tubuh, sehingga tidak terjadi Hipotermi. Vasokonstriksi pembuluh darah ini dapat mengakibatkan peredaran darah di tubuh kurang lancar, sehingga hasil metabolisme, dan asam laktat terakumulasi pada otot. Akibatnya terjadi pegal-pegal dan seluruh tubuh terasa tidak enak.
Cuaca yang dingin juga mengakibatkan perlambatan dari gerak peristaltik saluran cerna, sehingga gas yang ada di saluran cerna tertampung sehingga dapat menjadi kembung dan perut terasa penuh. Selain itu, cuaca yang dingin, dapat mengakibatkan rambut-rambut sel di saluran pernafasan lambat untuk bergerak. Padahal fungsi pergerakan tersebut adalah untuk mengeluarkan lendir dan bakteri serta virus. Akibat dari gangguan fungsi rambut-rambut di saluran nafas ini, kita akan mudah terkena infeksi saluran nafas atas, seperti: batuk, pilek, dan lain-lain.
b.      Gangguan Pernapasan
Gangguan kesehatan ini berhubungan dengan kurangnya pemakaian APD yaitu masker pada saat berkendara. Penyakit ini meliputi ISPA (Infeksi Saluran Napas bagian Atas), pneumonia, dan bronkitis akut. Ini merupakan akibat dari terpaparnya saluran pernapasan oleh asap kendaraan atau polusi. Selain itu gangguan pernapasan lainnya, yaitu keracunan gas CO yang merupakan gas yang dikeluarkan akibat pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sempurna. Gas CO memiliki daya ikat yang lebih kuat dengan hemoglobin, dibandingkan dengan oksigen. Sehingga jika terhirup oleh seseorang, dia akan mengalami pusing, pada titik tertentu bisa keracunan, mengalami gangguan jantung, sampai kematian.
Dengan demikian, penggunaan masker yang efektif diharapkan dapat melindungi kita dari debu dan polusi kendaraan.
c.       Perlukaan
Ketika terjadi kecelakaan, yang disebabkan oleh perilaku berkendara yang buruk, yang terlibat biasanya mengalami luka pada beberapa bagian tubuh. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kecelakaan. Trauma atau perlukaan secara medis adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan karena adanya kekuatan dari luar/kekerasan (WHO, 2007).
Trauma pada kecelakaan lalu lintas dapat tersangkut beberapa pihak, misalnya pejalan kaki, pengemudi kendaraan, penumpang dan sebagainya (Budiyanto A., 1997). Ada dua jenis perlukaan, yaitu perlukaan yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam. Luka akibat kekerasan benda tumpul meliputi memar, luka lecet (ekskoriasi) dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum). Sedangkan luka akibat benda tajam meliputi luka iris atau sayat, luka tusuk, dan luka bacok.
Oleh sebab itu, penggunaan jaket, sarung tangan, dan celana panjang sangat diperlukan untuk melindungi kita dari luka maupun benturan.
d.      Cedera Kepala
Perilaku berkendara yang ugal-ugalan, sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Cedera kepala adalah salah satu akibat yang ditimbulkan. Cedera kepala dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang ditabrak dari belakang. Penumpang akan mengalami percepatan mendadak sehingga terjadi hiperekstensi kepala yang disusul dengan hiperfleksi. Cedera terjadi terutama pada ruas tulang leher keempat dan kelima yang membahayakan sumsum tulang belakang. Kerusakan pada medula oblongata dapat berakibat fatal. Timbulnya cedera leher ini juga dipengaruhi oleh bentuk sandaran tempat duduk dan kelengahan korban (Budiyanto A., 1997). Pemakaian Helm dimaksudkan untuk meredam benturan pada kepala sehingga memperkecil kemungkinan cedera.
e.       Patah tulang (fraktur)
Pada kasus kecelakaan yang parah sering dijumpai adanya fraktur pada korban kecelakaan. Fraktur adalah kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Pengemudi biasanya mengalami luka pada pergelangan tangan karena menahan kemudi, sedangkan tulang femur dan pelvis mungkin patah akibat menginjak pedal dengan kuat. Bergesernya tempat duduk ke depan dan kemudi ke belakang dapat menyebabkan patahnya sternum dan iga-iga. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut, dianjurkan pemakaian sabuk pengaman dan kemudi yang dapat patah sendiri.





















BAB III
KASUS DAN PEMECAHAN
3.1  Kasus
Berikut adalah contoh kasus dari salah satu perilaku berkendara yang bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Tergilas Truk, Seorang Tewas
Tabanan  (Bali Post) –
          Korban tewas di jalur maut Denpasar-Gilimanuk bertambah lagi. Seorang warga tewas setelah tergilas truk di jalan Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kerambitan, Minggu (15/4) kemarin. Korban tewas seketika akibat tubuhnya remuk. Kejadian ini sempat membuat lalu lintas di lokasi macet total.
          Korban adalah Ni Nyoman Wardi (52), asal Tuban, Badung. Saat kejadian pukul 09.30 WITA, wanita ini dibonceng suaminya, Ketut Suastika (51), menggunakan sepeda motor Honda Supra bernopol DK 4723 DA. Tiba di lokasi, Suastika yang melaju kencang mendadak menyalip sebuah mobil di depannya. Entah bagaimana, saat menyalip motor tersebut bersenggolan dengan mobil. Akibatnya, motor Suastika oleng ke kanan. Saking kerasnya, korban langsung terjatuh dan terpental ke kanan. Saat bersamaan, dari arah depan muncul truk boks bernopol DK 9576 AN yang dikemudikan Arif Setiawan (28), asal Jalan Nusakambangan, Denpasar. Sopir truk tak sempat menghindarkan kendaraannya. Akibatnya, tubuh tubuh korban tergilas roda depan dan belakang truk. Tubuh korban sempat terseret dan nyawanya tak tertolong. “Dia (korban-red) menyalip, lalu oleng dan terpental,” kata Arif Setiawan sopir truk. Pria ini mengaku sempat menggunakan rem tangan saat melihat korban terpental. Karena terlalu dekat, roda truknya tidak bisa dikendalikan. Begitu menggilas korban, Arif bergegas menghentikan laju truknya. Pria ini langsung lunglai setelah melihat kondisi korban yang bersimbah darah di bawah truk.
          Sejumlah saksi mata di lokasi menyebutkan, bagian dada dan perut korban hancur dan ususnya terurai. Saat dievakuasi, tubuh korban nyungsep di bawah truk. Untuk penyelidikan polisi, jazad korban dilarikan ke BRSU Tabanan. Hujan tangis pecah saat beberapa kerabat korban tiba di kamar mayat rumah sakit. Mereka tak kuasa melihat tubuh korban yang terbujur kaku bersimbah darah. Sementara suami korban hanya mengalami luka lecet ringan. Motor yang dikendarai juga masih utuh. Menurut beberapa kerabat, korban berniat pulang ke rumah keluarga di Desa Bantas, Selemadeg Timur untuk mengikuti upacara potong gigi.
          Kecelakaan kemarin menyedot perhatian ratusan warga, terutama pengguna jalan yang melintas. Begitu mendengar tabrakan, warga berhamburan melihat dari dekat. Aksi ini sempat memacetkan arus lalu lintas di lokasi. Kemacetan berhasil terurai setelah jazad korban dibawa ke rumah sakit. Kasus ini masih ditangani unit Laka Polres Tabanan.
     
3.2  Pemecahan Kasus
Berdasarkan kasus yang tersebut di atas, salah satu perilaku berkendara yang disoroti di sini adalah menyalip kendaraan. Selain itu diperparah dengan kurangnya kewaspadaan korban dalam berkendara, yaitu tidak memperhatikan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
Perilaku menyalip memang biasa kita jumpai di jalan raya. Tetapi dalam melakukannya kita juga harus memperhatikan kondisi lalu lintas, tidak nyelonong begitu saja. Dengan demikian keadaan yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dapat dihindari.
Saat hendak menyalip kendaraan, lebih baik jika kita memperhatikan dengan seksama kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Di jalan raya sudah ada garis pembatas berwarna putih. Garis ini ada dua jenis, ada yang tersambung dan terputus-putus. Garis yang tersambung mengindikasikan bahwa kita tidak boleh menyalip kendaraan di area itu. Jika ingin menyalip, bisa dilakukan pada daerah dengan garis terputus-putus. Selain itu saat menyalip usahakanlah menyalakan lampu kiri atau kanan kendaraan, agar pengendara lain mengerti bahwa kita akan mendahului kendaraannya. Dengan kata lain, perilaku menyalip merupakan budaya yang perlu dinegosiasikan. Perilaku ini boleh saja dilakukan, dengan syarat tetap memperhatikan atau selalu waspada dan hati-hati dalam melakukannya.
Pada dasarnya, kedisiplinan di jalan raya dan kesadaran diri akan keselamatan merupakan faktor utama dalam berkendara yang baik. Kesadaran akan keselamatan harus ditumbuhkan mulai dari diri sendiri. Karena dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan bisa dihindari bahkan dicegah.
Untuk menghindari kecelakaan dan menggunakan jalanan dengan selamat, bisa diterapkan beberapa perilaku berkendara sehat berikut ini.
§  Menyiapkan fisik yang sehat dan prima sebelum berkendara
Cukup istirahat dan tidak dalam keadaan lelah, tidak sedang dalam keadaan demam atau sakit, tidak dalam kondisi emosional/marah.
§  Tidak memaksakan diri untuk mengemudi jika lelah atau mengantuk
Usahakan mengambil waktu 1 sampai 2 jam untuk istirahat/tidur terlebih dulu dengan kualitas tidur yang maksimal, tidak minum obat yang membuat kantuk.
§  Memperbanyak asupan buah dan sayur untuk menjaga stamina berkendara
Mengganti konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak dengan buah dan sayur agar stamina tetap terjaga.
§  Disiplin dan patuh pada rambu-rambu lalu lintas
Menjaga konsentrasi berkendara agar dapat memperhatikan rambu-rambu lalu lintas selama berkendara, tidak menggunakan telepon seluler dan alat komunikasi lain serta tidak mendengarkan musik dengan volume yang keras pada saat berkendara.
§  Tidak memakai obat-obatan dan minuman keras saat mengemudi
Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras untuk menjaga konsentrasi saat berkendara.
§  Memeriksa kondisi kelayakan kendaraan
Servis kendaraan secara teratur, Sebelum melakukan perjalanan, periksa kondisi kendaraan dengan memperhatikan kondisi rem, ban, spion dan lampu, untuk kendaraan mobil, perlu diperhatikan juga kondisi radiator.
§  Kendaraan tidak melebihi muatan dan tidak menyalahi peruntukan kendaraan
Tidak memuat penumpang dan barang dalam kendaraan melebihi kapasitas yang seharusnya, Memilih kendaraan yang sesuai dengan jarak perjalanan yang akan ditempuh, misalnya tidak menggunakan motor untuk perjalanan yang jauh dan membawa penumpang lebih dari 2 orang.
Kurangi kecepatan kendaraan anda saat turun hujan/cuaca buruk. Waspada pada kondisi jalan sempit, bergelombang atau rusak, Tingkatkan konsentrasi pada saat hujan/cuaca buruk agar dapat selalu waspada terutama terhadap kondisi jalan yang sempit, bergelombang atau rusak.
§  Gunakan pakaian lengkap saat berkendara sepeda motor
Seperti masker untuk perlindungan pernafasan dari debu dan polusi, helm, jaket, sarung tangan, celana panjang dan sepatu untuk perlindungan tubuh dari benturan saat jatuh. Saat berkendara mobil, gunakan selalu sabuk pengaman (seat-belts) untuk mengurangi risiko terbenturnya tubuh ke arah depan saat berkendara.
§  Pastikan agar anda tetap terlihat saat berkendara di malam hari
Menyalakan lampu pada saat berkendara, Mengenakan pakaian warna terang/berpendar.

Untuk menghindari atau meminimalkan  terjadinya cedera akibat kecelakaan saat berkendara motor, maka pengendara harus menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap dan sesuai standar, seperti helm, jaket, masker, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu. Untuk pengguna mobil harus menggunakan sabuk pengaman untuk mengurangi risiko terbenturnya tubuh ke depan saat berkendara.













BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
Perilaku berkendara merupakan salah satu budaya masyarakat. Sebagai sebuah budaya tentu ada sisi baik dan buruknya. Untuk itu perilaku berkendara yang positif seperti menyalakan lampu pada siang hari, memperlambat laju kendaraan di area yang becek bisa dipertahankan. Sedangkan perilaku yang tidak mematuhi peraturan lau lintas seperti menerobos lampu merah dan kebut-kebutan sebaiknya dihindari. Karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Adapun perilaku seperti menggunakan ponsel saat berkendara, menyalip, tidak memakai helm, sebisa mungkin dikurangi demi keselamatan di jalan raya. Kedisiplinan dan kesadaran akan pentingnya keselamatan di jalan raya harus ditumbuhkan mulai dari diri sendiri, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah dan dihindari.
4.2   Saran-saran
Sebagai generasi muda, sebaiknya kita mulai menumbuhkan budaya keselamatan dimulai dari diri sendiri. Ingatlah selalu bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk jiwa kita dan orang-orang tercinta yang menunggu di rumah. Dengan melakukannya dari sekarang, kita akan bisa menyelamatkan banyak orang.









DAFTAR PUSTAKA

_____, _____. 2010. UU Larangan menggunakan Handphone saat Berkendara.  (http://hondarevoclubjakarta.com)

_____, _____. 2011. Tekan Angka Kecelakaan Saat Mudik, Ditlantas PMJ Larang Berboncengan Lebih Dari Dua Orang. (http://www.kabar-kini.com/)

All About Technology: Menggunakan Ponsel Saat Berkendara Dapat Membahayakan. (http://telepongenggam-jimmy63.blogspot.com/)

Bali Muslim Online Store: Salah Satu Keunikan Bali. (http://www.muslimbusana.com/)

Bali Post, 16 April 2012. “Tergilas Truk, Seorang Tewas”. Halaman 13

Ciamis Tourism Information Centre Online. 2012. Pengendara di Ciamis masih banyak yang menggunakan HP saat mengemudi . (http://www.wisataciamis.com/2010/12/pengendara-di-ciamis-masih-banyak-yang.html)

http://carlvaliquet.blogspot.com/2011/05/oh-silent-night-oh-silent-day-tome01.html

Indonesia scouts journey. 2012. Terbongkarnya Misteri Kecelakaan di Indonesia. (http://www.pramukamandiri.com/2012/02/terbongkarnya-misteri-kecelakaan-di.html)

Indrobad. 2011. Gagap Budaya di Jalan Raya – Sebuah Testimoni .( http://indobrad.web.id) 

Medan Bisnis: Kesadaran Warga Berlalin. (http://www.medanbisnisdaily.com)

Nurcahya, Dede. 2001. Melanggar Aturankah Menelepon pada Saat Berkendara dengan Menggunakan Handsfree?. (http://www.kompasiana.com)

Rahayu, siti mugi. 2012. Akankah Masyarakat Indonesia Tertib Berkendara?. (http://mugiekonomi.wordpress.com/2012/01/14/akankah-masyarakat-indonesia-tertib-berkendara/)

Retnowati, Dewi. 2012. Kasus Tugu Tani Versus Budaya Safety di Negara Ini. (http://www.kompasiana.com)

Siddik, achmad. 2012. Bahkan Kodok dan Tikus pun Sulit Menyeberang Jalan. (http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/01/24/bahkan-kodok-dan-tikus-pun-sulit-menyeberang-jalan/)
Supriatno. 2009. Masuk Angin. (http://supriatno.blogdetik.com/)

 

 

 

 



 

 










Lampiran 1
Hasil Kuisioner Perilaku Berkendara

No
Pernyataan
Frekuensi
Jumlah
Selalu
Pernah
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
1.
Menerobos lampu merah
-
25%
37,5%
31,25%
6.25%
100%
2.
Melamun saat berkendara
12,5%
25%
25%
18,75%
18,75%
100%
3.
Menabrak orang
-
25%
-
6,25%
68,75%
100%
4
Mengecek sepeda motor sebelum bepergian
37,5%
6.25%
37,5%
18,75%
-
100%
5.
Menyalakan lampu di siang hari
12,5%
6,25%
18,75%
43,75%
18,75%
100%
6.
Memakai helm
93,73%
-
6,25%
-
-
100%
7.
Menyalip kendaraan
31,25%
37,5%
31,25%
-
-
100%
8.
menerima telepon/mengirim SMS saat berkendara (pemakaian ponsel)
-
31,25%
25%
31.25%
12.5%
100%
9.
Menoleh kiri kanan sebelum menyebrang
100%
-
-
-
-
100%
10.
Berboncengan lebih dari 2 orang saat mengendarai sepeda motor
6.25%
-
6,25%
6.25%
81,25%
100%














No comments: