Juniartha Semara Putra
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan
yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang
produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal
maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada
hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.
Para
karyawan menghabiskan banyak waktu di lingkungan kerja, yang tidak dihabiskan
bersama keluarga mereka. Di lingkungan kerja itulah mereka mengenal dan
mengetahui titik-titik kemampuan dan kelemahan orang lain. Di sana pula mereka
banyak berbicara dan berdialog secara menawan dalam sebuah tim kerja yang
efektif, memahami kemampuan orang-orangnya dan dapat memfungsikannya dengan
baik, yang pada gilirannya akan mendatangkan kemanfaatan, baik pribadi maupun
kelompok.
Di
tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan
kerja yaitu ; 1) lingkungan kerja, 2) pekerjaan, serta 3) manajemen yang belum
terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila kondisi bahaya
potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi
dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya
masing-masing untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
1.
Masalah
Budaya dengan Penyakit yang Timbul di Tempat Kerja
Undang-Undang No
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat
kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Setiap tempat
kerja mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi
bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,
kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian
yang berhubungan dengan proses dan system kerja.
Hal-hal yang
dianggap remeh oleh para pekerja sehingga menyebabkan timbulnya masalah atau
penyakit di tempat kerja adalah :
1. Tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Alat pelindung diri
merupakan hal kecil yang sering diabaikan oleh para pekerja. Meskipun hal yang
kecil, namun APD tersebut berdampak besar bagi keselamatan para pekerja.
Penggunaan APD dapat mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.
2. Kurangnya
pengetahuan mengenai alat yang dioperasikan
Alat atau mesin yang
digunakan pada tempat kerja juga memberikan ancaman yang serius bagi
keselamatan dan kesehatan para pekerja. Salah dalam mengoperasikan akan
berdampak negative bagi pekerja tersebut dan bisa merugikan pekerja lainnya.
3. Tidak
mematuhi prosedur kerja
Kerap kali kecelakaan
kerja terjadi akibat kelalaian pegawai karena ketidak sesuaian prosedur kerja
yang ada. Dan terkadang ini dapat berdampak sangat fatal.
4.
Tidak peduli akan kebersihan lingkungan
kerja
5.
Tidak mengecek alat atau mesin yang akan
digunakan
Kelalaian ini
sering berdampak fatal pada pekerja dimana dapat menimbulkan cedera atau efek
yang lebih parah lagi misalnya kematian.
Selain budaya pekerja yang perlu dibenahi, faktor lain
yang sangat berpengaruh adalah dari sisi pabrik atau perusahaan sebagai
penyedia alat dan bahan. Perusahaan atau pabrik sebagai tempat produksi suatu
barang selayaknya menyediakan alat dan bahan nyang layak agar tidak merugikan
para pekerja dan konsumen.
Karena tidak selamanya kesalahan atau kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja disebabkan oleh karyawan dan pegawai. Para pekerja dan
pihak perusahaan haruslah berjalan selaras agar terciptanya lingkungan kerja yang
harmonis dan aman.
2.
Banyaknya
Kasus
Dari penelitian
yang kami lakukan di Desa Kamasan Klungkung pada sejumlah pelukis yang masih
aktif dan yang non aktif, kami temukan bahwa sebagian besar dari mereka
mengalami sakit punggung dan ambeien. Kedua penyakit ini tentunya banyak di
derita oleh para pekerja yang tidak memperhatikan jam kerja mereka. Tentunya
masih banyak lagi para pekerja yang mengalami penyakit serupa apa bila
ditelusuri lebih lanjut.
Kedua penyakit
ini tentu saja dibarengi dengan batuk-batuk yang dikarenakan para pelukis ini
merupakan perokok aktif. Meskipun kedua penyakit ini tidak berbahaya namun
pastinya akan sangat mengganggu aktifitas para pelukis
3.
Proses
Terjadinya
Ambeien atau Hemorrhoid adalah pelebaran vena di
dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid
merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena,
arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Hemorrhoid, ambein, atau wasir
dapat dialami oleh siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau
dianggap tidak penting maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara
anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi
pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan
pembuluh darah dan jaringan sekitarnya. Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup
yang membantu otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan)
aliran darah, maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini
disebut ambeien.
Secara
umum, ambeien dibagi dua yaitu Ambeien Internal dan Ambeien eksternal.
1. Ambeien Internal,
Pembengkakan terjadi dalam rektum
sehingga tidak bisa dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak
menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di daerah rektum. Tanda
yang dapat diketahui adalah pendarahan saat buang air besar. Masalahnya jadi
tidak sederhana lagi, bila ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir
anus yang menyebabkan kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini
setelah sembuh dapat masuk sendiri, tetapi bisa juga didorong masuk.
2. Ambeien
Eksternal,
Menyerang anus sehingga menimbulkan
rasa sakit, perih, dan gatal. Jika terdorong keluar oleh feses, ambeien ini
dapat mengakibatkan penggumpalan (trombosis), yang menjadikan ambeien berwarna
biru-ungu.
Peningkatan tekanan vena akibat
mengedan ( diet rendah serat ) atau perubahan hemodinamik ( selama hamil )
menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus vena submukosa. Ditemukan pada posisi
jam 3, 7, dan 11 pada lubang anus.
GEJALA
1. Pendarahan dubur, darah yang keluar bisa berupa tetesan namun juga bisa mengalir deras, darah berwarna merah muda, penderita biasanya tidak merasa sakit.
2. Rasa mengganjal, setelah BAB (buang air besar) ada sensasi rasa mengganjal, kondisi ini menciptakan kesan bahwa proses BAB belum berakhir, sehingga seseorang mengejan lebih kuat, tindakan ini justru membuat ambeien semakin parah.
3. Gatal, karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus akan sangat mudah menyebabkan infeksi kulit yang memicu rasa gatal.
1. Pendarahan dubur, darah yang keluar bisa berupa tetesan namun juga bisa mengalir deras, darah berwarna merah muda, penderita biasanya tidak merasa sakit.
2. Rasa mengganjal, setelah BAB (buang air besar) ada sensasi rasa mengganjal, kondisi ini menciptakan kesan bahwa proses BAB belum berakhir, sehingga seseorang mengejan lebih kuat, tindakan ini justru membuat ambeien semakin parah.
3. Gatal, karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus akan sangat mudah menyebabkan infeksi kulit yang memicu rasa gatal.
Nyeri punggung (juga dikenal "dorsalgia")
adalah nyeri yang terasa di bagian belakang yang biasanya berasal dari otot,
saraf, tulang, sendi atau struktur lainnya dalam tulang belakang. Rasa sakit
sering bisa dibagi menjadi sakit leher, nyeri punggung bagian atas, nyeri
punggung bawah atau nyeri tailbone. Ini mungkin memiliki onset mendadak atau
dapat menjadi rasa sakit kronis, bisa konstan atau intermiten, tinggal di satu
tempat atau menyebar ke daerah lain. Ini mungkin sakit tumpul, atau sensasi
tajam atau menusuk atau pembakaran. Rasa sakit mungkin menjalar ke lengan dan
tangan), di punggung atas, atau di belakang rendah, (dan mungkin memancarkan ke
kaki atau kaki), dan mungkin termasuk gejala lain selain nyeri, seperti
kelemahan, mati rasa atau kesemutan.
Berikut adalah beberapa penyebab tersering dari
nyeri pinggang atau low back pain (LBP).
Peregangan
tulang pinggang (akut, kronis)
Peregangan tulang pinggang
adalah cidera regangan pada ligamentum, tendon dan otot pinggang. Regangan akan
menyebabkan luka yang sangat kecil pada organ tersebut. Cidera yang paling
sering menjadi biang kerok dari nyeri pinggang ini, disebabkan oleh beberapa
hal antara lain, pergerakan yang berlebihan, pergerakan yang tidak benar atau
trauma. Disebut akut bila keadaan ini berlangsung dalam beberapa hari atau
minggu, dan disebut khronis bila keadaan ini berlangsung lebih dari 3 bulan.
Peregangan tulang pinggang
sering terjadi pada orang yang berumur diatas 40 tahun. Terkadang keadaan ini
bisa menyerang tanpa batasan usia. Gejala yang timbul dari keadaan ini antara
lain adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada pinggang setelah pinggang
mengalami tekanan mekanis. Derajat nyeri sangat tergantung dari seberapa banyak
otot yang mengalami cidera.
Diagnosis peregangan pinggang
ditegakan melalui wawancara untuk mengetahui riwayat trauma yang terjadi,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan rontgen.
Penanganan nyeri pinggang oleh
karena peregangan yang paling utama adalah mengistirahatkan pingang agar tidak
terjadi cidera ulangan. Obat obatan diperlukan untuk meredakan nyeri dan
melemaskan otot yang kaku. Bisa pula dilakukan pemijatan, penghangatan dan
penguatan otot pinggang, namun tetapi harus dilakukan secara hati hati.
Iritasi
saraf
Serat serat saraf yang
terbentang sepanjang tulang belakang dapat mengalami iritasi oleh karena
pergeseran mekanis atau oleh penyakit. Keadaan ini termasuk penyakit diskus
lumbar (radikulopathy), gangguan tulang, dan peradangan saraf akibat infeksi
virus.
Radikulopathy
lumbar
Radikulopathy lumbar adalah
iritasi saraf yang disebabkan oleh karena rusaknya diskus antara tulang
belakang. Kerusakan ini terjadi akibat dari adanya degenerasi dari cincin luar
diskus, dan trauma atau kombinasi antara keduanya.
Penanganan penyakit ini
memerlukan pengobatan konservatif dengan obat obatan atau bila keadaan parah
bisa dilakukan tindakan pembedahan.
Kondisi
tulang dan sendi
Kondisi tulang dan sendi yang
bisa menyebabkan nyeri pinggang antara lain gangguang kongenital (bawaan),
gangguan akibat proses degeneratif dan peradangan yang terjadi pada sendi.
Penyebab Lain Nyeri Pinggang
Penyebab lain dari nyeri pinggang antara lain :
Gangguan
ginjal
Gangguan ginjal yang sering
dihubungkan dengan nyeri pinggang antara lain infeksi ginjal, batu ginjal, dan
perdarahan pada ginjal akibat trauma. Diagnosa ditegakan berdasarkan
pemeriksaan kencing, dan pemeriksaan radiologi.
Kehamilan
Wanita hamil sering mengalami
nyeri pinggang sebagai akibat dari tekanan mekanis pada tulang pinggang dan
pengaruh dari posisi bayi dalam kandungan.
Masalah
pada organ peranakan
Beberapa masalah pada organ
peranakan perempuan yang dapat menimbulkan nyeri pinggang antara lain kista
ovarium, tumor jinak rahim dan endometriosis.
Tumor
Nyeri pinggang bisa pula
disebabkan oleh karena tumor, baik tumor jinak maupun ganas. Tumor dapat
terjadi lokal pada tulang pinggang atau terjadi di tempat lain tetapi mengalami
metastase atau penyebaran ke tulang pinggang.
Dampak
Kedua
penyakit ini dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi para pekerja, yaitu
:
·
Terganggunya aktifitas
·
Menyita waktu atau jam kerja
·
Sulit untuk bergerak
·
Sulit untuk duduk
·
Terganggunya rasa nyaman
·
Nyeri
·
Susah untuk BAB
·
Terasa sakit saat duduk
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.
Konsep
Transculture
Kazier Barabara (
1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing Concept and
Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang
merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi
pengetahuan ilmu humanistic , philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan ,
komunikasi dan ilmu sosial . Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat
seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat
bio – psycho – social – spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus
didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya mempunyai
pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu , penting bagi
perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) . Misalnya
kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak , ekspresi
perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur
. Kultur juga terbagi dalam sub – kultur . Subkultur adalah kelompok pada suatu
kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih
besar atau member makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga saling berkaitan
dengan kebiasaan cultural.
Nilai –
nilai budaya dalam tempat kerja , mengakibatkan beberapa penyakit menyebar akibat kurangnya pengetahuan
pekerja akan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja.
Dalam
tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik
budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991
) mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah
yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai
budaya yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien.
Perawatan
transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan untuk
pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring practices adalah kegiatan
perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut
Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan
dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai
budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul
persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang
pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin
sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.
Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
- Kebudayaan
material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah
liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
- Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat,
dan lagu atau tarian tradisional.
- Lembaga
social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak
dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social
yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku
pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada
satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
- Sistem
kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system
penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi
dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka
berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
- Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
- Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
2. Budaya
Pembuatan Uang Kepeng Kamasan dan Lukisan Wayang Kamasan
Usaha pembuatan uang kepeng Kamasan
dan Lukisan Wayang Kamasan merupakan suatu usaha yang mempunyai prospek yang
menguntungkan karena sudah terkenal ke hampir seluruh Bali. Tetapi para
pekerjanya dan kepala pabriknya kebanyakan mengabaikan kesehatan lingkungan dan
tempat kerja yang mengakibatkan banyaknya kasus cedera pada para pekerjanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penyuluhan kepada para pekerjanya dan pemilik
pabrik untuk memperhatikan lingkungan pekerjaan dan kesehatan di ruang lingkup
pekerjaannya. Kurangnya pengetahuan untuk mengoperasikan mesin atau alat pabrik
dapat menyebabkan cedera apabila terjadi kelalaian atau pengetahuan yang kurang
dalam menggunakan mesin tersebut.
Begitu juga dengan limbah hasil
pencucian uang kepeng yang dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola
dengan baik. Diantarnya adalah penyakit kulit dan sesak nafas. Hal-hal yang
tidak diinginkan seperti cedera atau kecelakaan kerja dapat diminimalisir
apabila para pekerja taat dalam menggunakan APD (alat pelindung diri).
Kebanyakan para pekerja menganggap hal ini remeh sehingga banyak kejadian
kecelakaan kerja yang sebenarnya tidak seharusnya terjadi menjadi masalah.
Prosedur kerja yang tidak dipatuhi
begitu juga dengan waktu kerja yang diporsir membuat tubuh menjadi rentan sakit
dan dapat mengakibatkan cedera ringan atau sakit pinggang.
Untuk itu budaya yang salah dalam
pekerjaan tersebut yang sering dilakukan oleh para pekerja adalah tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), kurangnya pengetahuan akan alat yang
dioperasikan, tidak mematuhi prosedur kerja, mengabaikan kebersihan lingkungan
kerja, dan tidak mengecek mesin atau alat yang akan dioperasikan (mengecek
kelayakan mesin) dan kurangnya pengetahuan terhadap mesin yang akan dioperasikan.
3. Penyakit
akibat budaya bekerja
Akibat budaya bekerja yang salah
dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang dapat berakibat bagi kesehatan para
pekerjanya, seperti :
1. Ambeien
Ambeien
ini disebabkan akibat waktu duduk yang lama. Sehingga terjadi pelebaran vena di
dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid
merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena,
arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Hemorrhoid, ambein, atau wasir
dapat dialami oleh siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau
dianggap tidak penting maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara
anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi
pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan
pembuluh darah dan jaringan sekitarnya. Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup
yang membantu otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan)
aliran darah, maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini
disebut ambeien.
2. Sakit pinggang
Sakit pinggang merupakan adalah
nyeri yang terasa di bagian belakang yang biasanya berasal dari otot, saraf,
tulang, sendi atau struktur lainnya dalam tulang belakang. Rasa sakit sering
bisa dibagi menjadi sakit leher, nyeri punggung bagian atas, nyeri punggung
bawah atau nyeri tailbone. Ini mungkin memiliki onset mendadak atau dapat
menjadi rasa sakit kronis, bisa konstan atau intermiten, tinggal di satu tempat
atau menyebar ke daerah lain. Ini mungkin sakit tumpul, atau sensasi tajam atau
menusuk atau pembakaran. Rasa sakit mungkin menjalar ke lengan dan tangan), di
punggung atas, atau di belakang rendah, (dan mungkin memancarkan ke kaki atau
kaki), dan mungkin termasuk gejala lain selain nyeri, seperti kelemahan, mati
rasa atau kesemutan.
BAB III
KASUS DAN PEMECAHAN
Kasus yang
berkaitan dengan budaya bekerja seperti ambeien dan sakit pinggang sehingga
diperlukan pemecahan kasus yang dapat menyelesaikan kasus tersebut. Berikut ini adalah beberapa
pemecahan dan saran-saran yang dapat dilakukan yaitu :
·
Dengan
membuat prosedur pekerjaan dan menempelkannya di lingkungan kerja sehingga
dapat dilihat setiap saat oleh para pekerjanya.
·
Tekankan
penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja
·
Memperhatikan
kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja agar tetap higienis dan dalam kondisi
nyaman
·
Mengecek
kelayakan mesin dan mengajarkan cara mengoperasikan alat yang akan digunakan
dalam bekerja
Bagi
pekerja yang telah menderita ambeien dan sakit pinggang disarankan untuk
istirahat secukupnya dan memeriksakan dirinya ke dokter guna mendapatkan
perawatan dan pengobatan lebih lanjut demi pulihnya kondisi kekeadaan semula.
BAB IV
KESIMPULAN
Usaha
pembuatan uang kepeng Kamasan dan lukisan wayang Kamasan merupakan prospek yang
sangat baik untuk dikembangkan karena sudah terkenal hampir keseluruh Bali
bahkan mancanegara. Di samping itu pekerjaan tersebut juga mengakibatkan efek
yang merugikan bagi para pekerjanya yang bekerja dibidang tersebut. Untuk itu diperlukan usaha yang tepat untuk
mengatasi masalah dampak yang ditimbulkan yaitu dengan menjaga kebersihan, dan
melakukan beberapa upaya yang dapat mengurangi dampak negative dari hal tersebut.
Di samping itu juga para pekerja
yang berkecimpung di bidang tersebut perlu dibekali akan pengetahuan tentang
bahaya dan dampak negative apabila tidak mematuhi prosedur kerja dan tidak
menggunakan alat pelindung diri. Pemantauan yang intensif perlu dilakukan demi
berkurangnya kecelakaan yang timbul pada tempat kerja.
Daftar Pustaka
http:// Wasir.htm
http:// Apa-itu-Ambeien/Dokter-Sehat.htm
http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/transkulturalnursing.pdf
http://Promosi-Kesehatan-di-Tempat-Kerja/Safety-Health-Environment.htm
http://detikHealth-Penyakit-Utama-Tempat-Kerja.htm
No comments:
Post a Comment