WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Thursday, June 14, 2012

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Juniartha Semara Putra

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan fisik dan mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk lansia di seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh jumlah penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut (lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit metabolik yang harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara lain adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis (17 %), dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).
 Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar 28,6%. Insiden hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia 50-60 tahun, dan 50% pada usia 80 tahun. Insiden ini lebih tinggi pada propinsi lain,                          dan meningkat pada mereka yang menderita diabetes melitus atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).
Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis yang membahas tentang keperawatan gerontik.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. Y ?

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai  asuhan keperawatan gerontik pada klien  Ny. Y.

2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang:
a.       Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada klien  Ny. Y
b.      Diagnosa keperawatan pada  klien  Ny. Y
c.       Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada  klien  Ny. Y
d.      Pelaksanaan tindakan keperawatan pada  klien  Ny. Y
e.       Pelaksanaan evaluasi pada  klien  Ny. Y

D.    Manfaat
1.      Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan gerontik.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Penulis
Laporan ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klien Tn Y.
b.      Bagi Keperawatan
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada klien.



BAB II
TINJAUAN KASUS


A      Identitias Klien
Nama                                             :  Ny. Y
Umur                                             :  74 tahun
Jenis kelamin                                 :  Perempuan
Pendidikan                                                :  Tidak sekolah
Suku                                              :  Sunda
Agama                                           :  Islam
Status perkawinan                         :  Janda
Tanggal Pengkajian                       :  29 Oktober 2010
Alamat                                          : RT 02 RW 01 Dusun Sukamulya
                                                        Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman
                                                        Kota Banjar

B       Status  Kesehatan  Saat  ini
Klien mengatakan ± 1 minggu yang lalu sakit kepala dan disertai dengan influenza, klien mengatakan tidak berobat ke dokter maupun ke mantri hanya membeli obat warung saja, menurut klien dengan minum obat warung keluhan yang dirasakan klien berkurang. Pada saat pengkajian klien mengeluh sakit kepala dan juga masih disertai dengan influenza. Nyeri bertambah saat bangun dari perubahan posisi yaitu dari jongkok ke berdiri, bila berjalan klien dibantu oleh buyutnya karena sudah 2 tahun klien tidak bisa melihat (katarak), Tekanan darah : 170/90 mmHg, Nadi : 88 x / menit, Pernapasan : 22 x / menit, suhu : 36,5 ºC.


C      Riwayat Kesehatan  Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien ± 3 tahun yang lalu pernah menderita penyakit campak pada waktu itu klien di bawa berobat ke dokter yang berada di Banjar. Kemudian ± 2 tahun yang lalu klien tidak bisa melihat sama sekali tetapi sebelumnya klien bisa melihat walaupun remang-remang, klien pernah di bawa ke dokter spesialis mata dan dokter mendiagnosa bahwa klien menderita katarak dan harus di operasi. Tetapi klien tidak mau di operasi dan hanya pasrah saja dengan keadaannya sekarang. Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi ,tekanan darahnya selalu tinggi kadang mencapai 200 mmHg.

D      Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan keluarga, ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi yaitu anak klien.

E       Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaaan Umum     
Tingkat Kesadaran      : Compos Mentis 
Penampilan                  : Bersih, klien tampak di bantu dalam berjalan
TTV                             : TD : 170 / 90 mmHg. N : 86 x / menit, P : 22 x/menit
                                      S : 36,5 ºC.

2.      Integumen
Keadaan kulit sudah mulai keriput di daerah tangan, kaki, muka dan hampir seluruh tubuh, kekeyalan berkurang, keadaan permukaan kulit agak kasar, kebersihan kulit baik. Kulit tampak kering, di muka tampak ada hiperpigmentasi kecoklatan.

3.      Sistem Hemopoitik
Tidak ada perdarahan pada baik dari hidung, mulut maupun adanya tanda-tanda lembam.

4.      Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut  tampak beruban cukup banyak, rambut mulai rontok, keadaan kebersihan rambut bersih tidak ada ketombe dan kutu. klien melakukan cuci rambut seminggu 2 kali dan masih dilakukannya sendiri.

5.      Mata
Keadaan mata klien pada saat inspeksi terdapat adanya katarak, penglihatan sama sekali tidak bisa melihat, konjungtiva tidak pucat, sklera berwarna agak kekuningan disebabkan karena sudah lansia., reaksi pupil pada saat terang (miosis) dan reaksi saat gelap (midrasis), kedua mata simetris.

6.      Telinga
Letak telinga seimetris kanan dan kiri, serumen tidak ada, fungsi pendengaran klien masih bagus, klien masih dapat mendengar bisiskan, dapat mendengar pembicaraan keras dari jarak 10 M. Kebersihan telinga baik tidak ada kotoran yang menghalangi pendengarannya, klien masih rutin membersihkan telinganya sendiri.

7.      Mulut dan Tenggorokan
Mukosa mulut tampak lembab, bentuk mulut simetris, kebersihan mulut baik, gigi geligi mulai ompong yaitu gigi graham, pada saat menguyah makanan pasien belum merasa terganggu . Menelan masih bisa dan mampu tenggorokan tidak sakit tidak ada benjolan di mulut, tidak ada stomatitis, warna lidah kemerahan, tidak terdapat pembesaran tonsil.


8.      Leher
Tidak ada pembesaran KGB, peningkatan JVP dan pembesaran tyroid tidak ada, pulsasi karotis kuat dan teratur


9.      Payudara
Letak simetris, elasistas menurun serta memanjang kebawah, putting menonjol, tidak terdapat benjolan atau lesi di payudara, tidak ada keluhan yang dirasakan.

10.  Sistem Pernapasan
Pergerakan dada simetris, Bunyi napas vesikuler kiri dan kanan, tidak ada sesak, ronki (-), Wheezing (-), Frekwensi napas 22 x/ menit. Pada perkusi dada suara sonor.

11.  Sistem Kardiovaskuler
Suara Bunyi jantung reguler S1 dan S2 normal tidak terdapat suara-suara tambahan yang abnormal, tekanan darah 170/90 mmHg, nadi : 88 x / menit, tidak ada sianosis pada bibir, CRT < 3 detik.

12.  Sistem Gastrointestinal
Perut tampak datar dan lembut, hepar dan lien tidak teraba, bunyi usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas.

13.  Sistem Perkemihan
Tidak teraba perbesaran pada ginjal, nyeri tekan pada daerah baladder tidak ada. BAK dalam sehari ± 8 kali.

14.  Sistem Reproduksi
Tidak dapat terkaji karena klien menyatakan malu

15.  Sistem Muskuloskeletal
a.       otot-otot ekstremitas kadang mengalami tremor bila di angkat lama.
b.      kekuatan otot pada ekstremitas
                                          5         5

                                          5         5              

16.  Sistem Saraf Pusat
a.       N I : klien masih mampu membedakan bau, merasakan bau
b.      N II : penglihatan klien masih baik
c.       N III, VI : masih dapat menggerakan bola mata
d.      N V, VII : wajah simetris
e.       N IX, X : kemampuan menelan baik
f.       N XII : kekuatan lidah baik

17.  Sistem Endokrin
Tidak ada gangguan sistem endokrin, tidak ada benjolan disekitar leher ( tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid)


F.     Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS :
·     Keluarga klien mengatakan sudah ± 2 tahun klien tidak bisa melihat dikarenakan katarak, klien mengatakan pernah berobat ke dokter spesialis mata dan harus di operasi tapi klien tidak mau.
·     Klien mempunyai riwayat hipertensi.
·     Klien mengatakan tidak bisa melihat semuanya gelap.
DO :
·     Klien tampak dituntun ketika berjalan
·     Usia klien 74 tahun
·     Tidak mampu melihat yang ditunjukan pengkaji
·     Mata klien tidak ada reaksi meskipun disorot oleh cahaya.
·     Dalam pengkajian keseimbangan klien mempunyai resiko jatuh tinggi
Proses penuan
Peningkatan kandungan lipid dalam darah
  
Penipisan
membaran
sclera

Penumpukan lemak diarea sclera mata
  
Degenerasi
mukular


Penurunan fungsi mata/ketajaman penglihatan
 

Ggn persepsi sensori peglihatan
  
Resiko Tinggi injuri
Resiko tinggi injuri
2.
DS :
·     Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
·     Klien mengatakan sering sakit kepala

DO :
·     Usia klien 74 tahun
·     TD 170 / 90 mmHg
Proses menua
  
Umur yamg bertambah
 

Arteriosklerosis







Tahanan perifer meningkat
  
Hipertensi
  
Resiko terjadinya
 ggn serebro vaskuler 


      Sakit kepala
  
  Ggn nyaman nyeri

Resiko terjadinya ggn serebro vaskuler










Gangguan Nyaman nyeri
3.
DS:
·      Keluarga mengatakan klien mengalami susah tidur kadang klien tidur pukul  20 00 WIB dan kadang terbangun pukul  0100  WIB
·      Bila sudah bangun klien susuh tidur lagi.
·      Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur siang paling 1 jam dari pukul 12 00-13 00 WIB.
DO :
·      Klien tampak cemas.
·      Identifikasi masalah emosional positif
Memikirkan penyakit yang dideritanya
  
Emosional klien labil
  
  Gelisah
  
  Ggn istirahat tidur
Gangguan istirahat tidur

G.    Diagnosa Keperawatan
1.            Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai Oke otak berkurang akibat hipertensi ditandai dengan :
DS :
·     Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
·     Klien mengatakan sering sakit kepala
DO :
·     Usia klien 74 tahun
·     TD 170 / 90 mmHg
2.            Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
DS:
·      Keluarga mengatakan klien mengalami susah tidur kadang klien tidur pukul  20 00 WIB dan kadang terbangun pukul  0100  WIB
·      Bila sudah bangun klien susuh tidur lagi.
·      Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur siang paling 1 jam dari  pukul 12 00-13 00WIB.
DO :
·      Klien tampak cemas.
·      Identifikasi masalah emosional positif
3.            Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
DS :
·     Keluarga klien mengatakan sudah ± 2 tahun klien tidak bisa melihat dikarenakan katarak, klien mengatakan pernah berobat ke dokter spesialis mata dan harus di operasi tapi klien tidak mau.
·     Klien mempunyai riwayat hipertensi.
·     Klien mengatakan tidak bisa melihat semuanya gelap.
DO :
·     Klien tampak dituntun ketika berjalan
·     Usia klien 74 tahun
·     Tidak mampu melihat yang ditunjukan pengkaji
·     Mata klien tidak ada reaksi meskipun disorot oleh cahaya.
·     Dalam pengkajian keseimbangan klien mempunyai resiko jatuh tinggi
4.            Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.
DS :
·     Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
·     Klien mengatakan sering sakit kepala
DO :
·     Usia klien 74 tahun
·     TD 170 / 90 mmHg

L. Rencana Asuhan Keperawatan


No.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai Oke otak berkurang akibat hipertensi
Tujuan Umum :
Dalam jangka waktu 2 hari Rasa nyaman terpenuhi, klien tidak mengeluh nyeri.
Tujuan Khusus :
Ø  Klien tidak mengeluhkan nyeri atau mengatakan nyeri berkurang.
Ø  Klien mengetahui cara mendistraksi nyeri
18.     Jelaskan pada klien mengenai kondisi penyakit yang dideritanya dengan bahasa yang dapat dimengerti klien dan beritahukan dengan klien alternatif terapi dan asuhan keperawatan.
19.     Berikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan perawatan hipertensi.

20.     Ajarkan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri dengan mengajarkan nafas dalam.
21.     Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi
1.      Menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama klien dalam proses terapi dan rencana perawatan.

2.      Dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi diharapkan pengetahuan keluarga meningkat.
3.      Meningkatkan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
4.      Obat anti hipertensi dapat menurunkan tekanan darah
2.
Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
Tujuan Umum :
Dalam jangka waktu 2 hari Emosional klien stabil
Tujuan Khusus :
Ø  Klien dapat tidur dengan nyenyak sesuai kebiasaan klien
Ø  Klien dapat mengungkapkan perasaannya









1.         Dorong klien untuk mau mengungkapkan perasaannya.

2.         Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya secara terbuka pada keluarga atau orang yang dipercaya oleh klien.
3.         Berikan motivasi untuk sembuh berdasarkan kepercayaan yang klien anut.
4.         Anjurkan klien untuk memperbanyak aktifitas pada siang hari.
5.         Anjurkan klien untuk segera tidur bila mengantuk pada malam hari
1.      Mengungkapkan perasaan dapat mengurani beban pikiran dan meningkatkan trust.
2.      Mengungkapkan perasaan dapat mengurani beban pikiran dan meningkatkan trust.
3.      Meningkatkan kerja sama dan rasa tenang.
4.      mendistraksikan beban pikiran dan agar klien merasa cape sehingga mudah tidur.
5.      Meningkatnya tercapainya kondisi yang optimal dari tisur.
3.
Resiko tinggi terjadinya cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan persepsi sensori (katarak)

Tujuan Umum :
Dalam jangka waktu 3 hari Klien terbebas dari cedera dan mampu untuk melakukan aktifitas secara optimal berdasarkan kemampuan yang dimiliki

Tujuan Khusus :
Ø  Tidak terjadi cedera, kriteria:
klien berorientasi terhadap rungan, klien mengenal lingkungan
Ø  Tidak terjadi penurunan fungsi pada otot yang sehat.
Ø  Ruangan termodifikasi sehingga mengurangi resiko jatuh.
Ø  Klien terorientasikan terhadap ruangan.


1.         Antisipasi dan perkirakan kebutuhan klien dalam memenuhi kebutuhan untuktoileting, makan atau minum.


2.         Jelaskan kepada klien, dengan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti klien mengenai keterbatasan pergerakan dan gangguan sensori yang dimilikinya tentang penyebab, rencana tindakan yang harus dilakukan.
3.         Orientasikan klien terhadap ruangan dan lingkungan tempat klien tinggal, termasuk orang yang dapat klien hubungi atau panggil bila klien membutuhkan bantuan
4.         Bersama – sama klien, lakukan pengaturan peralatan atau dekatkan alat-alat yang klien butuhkan terutama dalam hal makan, minum,toileting, dan bicarakan dengan klien posisi masing-masing alat untuk penempatannya sehingga mudah dijangkau oleh klien.
5.         Fasilitasi alat – alat yang dapat klien gunakan untuk membantu mobilisasi seperti tongkat atau side walker di dinding ruangan.


6.         Modifikasi ruangan bersama keluarga untuk mengurangi resiko jatuh atau cedera (Lingkungan yang aman bagi lansia) menghindari ruangan yang tidak teratur, seperti penempatan kursi yang mudah di jangkau atau tidak menghalangi jalan, pencahayaan ruangan, menyediakan keset di depan pintu toilet.




1.         Memperkirakan resiko klien untuk jatuh sehingga dapat diprediksikan bantuan yang harus diberikan.


2.         Meningkatkan pemahaman tentang kondisi tubuhnya, diharapkan meningkatkan kerjasama dalam rencana perawatan

3.         Mengurangi kebingungan dan antisipasi terhadap resiko jatuh.


4.         Agar pemenuhan dapat dipenuhi dengan cepat, aman dan diharapkan klien lebih mandiri.



5.         Alat bantu berjalan diperlukan untuk membantu menopang beban tubuh klien, sehingga titik tumpu beban yang terlalu berat pada punggung akan lebih tereliminir.
6.         Ruangan yang teratur, penempatan peralatan furniture yang tidak tepat dan pencahayaan yang kurang baik akan meningkatkan resiko jatuh dikarenakan pada lansia telah terjadi penurunan koordinasi gerak dan kemampuan.

4.
Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi
Tujuan Umum :
Dalam jangka waktu 1 minggu Keluarga dan klien dapat merawat diri secara mandiri..
Tujuan Khusus :
Ø  Gangguan serebrovaskuler tidak terjadi dengan kriteria :
TD dalam batas normal.

Ø  Pengetahuan perawatan klien bertambah mengenai perawatan hipertensi.
1.      Lakukan pengontrolan pengukuran tekanan darah secara berkala 2 x / minggu atau jika klien merasakan ada keluhan seperti pusing, nyeri di bahu dan gejala krisis hipertensi lainnya.
2.      Anjurkan klien untuk mau mengatakan keluhannya secara jujur dan anjurkan klien untuk segera menghubungi keluarga jika keluhan tersebut muncul.
3.      Berikan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan kondisi hipertensi  dan bahaya hipertensi
Ø  Menghindari makanan berlemak, kandungan asam urat tinggi dan kandungan garam tinggi

Ø  Ajarkan klien latihan ringan yang dapat dilakukan di tempat tidur atau sambil duduk.
Ø  Kaji pengtahuan klien tentang pengobatan tradisional untuk kondisi hipertensi dan anjurkan klien untuk menggunakannya bila klien mengetahui. Lakukan penyuluhan/ beritahukan klien tentang ramuan lainnya.
Ø  Kaji pengetahuan tentang bahaya hipertensi yaitu stroke dari pengertian , penyebab, tanda dan gejala, perawatan.
1.         Pengukuran secara berkala dapat mengetahu secara dini penyimpangan yang muncul

2.         Deteksi dini pada kasus krisis hipertensi penting agar klien tidak jatuh dalam kondisi yang lebih buruk


3.         Meningkatkan pengetahuan klien sehingga terbentuk perilaku poisitf
Ø  Makanan adalah salah satu yang meningkatkan resiko meningkatnya tekanan darah.
Ø  Latihan yang teratur dapat meningkatkan kecepatan sirkulasi
Ø  Oabat-obat tradisional dapat berguna untuk pencegahan sehingga kondisi TD klien dapat stabil
Ø  Salah satu bahaya hipertensi yaitu terjadinya stroke yang bisa memperparah kondisi klien.

BAB III
KESIMPULAN

Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Ny Y maka penulis akan menggambarkan kesimpulan dari kasus tersebut yang muncul adalah sebagai berikut:
1.      Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai Oke otak berkurang akibat hipertensi
2.      Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
3.      Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
4.      Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA




Effendy. 2001. Pengantar Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hartini. 2004. Pengantar Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
 

Sulistio2003. Pengantar Proses Keperawatanhttp://www.google.comDiakses pada tanggal 29 Juni 2009.

No comments: