WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Thursday, June 21, 2012

BULELENG DENGAN MINUMAN KERAS

Juniartha Semara Putra

BAB I
PENDAHULUAN

Buleleng adalah salah satu kabupaten yang ada di propinsi Bali. Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8o 03'40" - 8o 23'00" lintang selatan dan 114o 25'55" - 115o 27'28" bujur timur. Buleleng memiliki budaya yang beragam. Hampir di setiap desa memiliki budaya tersendiri, khusunya di desa Bali Aga, seperti Desa Tigawasa, Desa Cempaga, dan Desa Sidatapa. Ciri khas orang Buleleng adalah memiliki watak yang keras. Bahkan, kalau orang Buleleng pergi keluar kabupaten, penduduk di sekitar sudah bisa memastikan orang tersebut pasti berasal dari kabupaten Buleleng. Orang Buleleng memiliki nada bicara yang keras dan bahasa yang khas, setiap kata biasanya diakhiri dengan huruf “e”, seperti salah satunya es tok-e. Bahasa yang dipergunakan oleh orang Buleleng untuk bergaul kebanyakan menggunakan bahasa….dalam tata bahasa Bali itu termasuk bahasa yang kasar. Namun yang perlu kami tekankan disini, tidak semua orang Buleleng berbahasa seperti itu.
Buleleng juga terkenal dengan mirasnya, karena hampir di setiap upacara, umumnya orang Buleleng pasti mengonsumsi miras, seperti arak dan bir. Mereka mengakui kebiasaan mereka memang salah dan mereka melakukan itu hanya untuk mencari kesenangan. Namun, dibalik kesenangan itu akan menimbulkan masalah baik masalah dengan orang lain (bentrok, perkelahian,dsb) maupun masalah pada dirinya sendiri khususnya mengenai masalah kesehatannya, sebab miras dapat menyebabkan penyakit, salah satunya gastritis.
Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan baik pada hati atau lambung. Dalam jumlah sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung (gastritis), memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi mukosa gastrointestinal (Beyer 2004).



BAB II
 TINJAUAN TEORI

Miras seakan-akan tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan kebanyakan truna Buleleng, karena hampir di setiap upacara dan perayaan besar miras selalu ada. Mereka mengonsumsi arak maupun bir untuk mencari kesenangan. Mereka mengatakan bahwa dengan arak mereka mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan yang luar biasa, meski sebelum meminumnya mereka sedang ditimpa masalah. Dengan arak ataupun bir tersebut masalah yang sedang dihadapinya seakan-akan tidak pernah ada dan terhapuskan begitu saja dengan kebahagiaan yang instant tersebut. Kebanyakan dari pecandu alkohol itu sudah mengetahui dampak dari kebiasaannya mengonsumsi alkohol tersebut, namun anehnya mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut.
Miras dapat menimbulkan masalah baik dengan orang lain ataupun dengan dirinya sendiri. Masalah dengan orang lain misalnya dengan miras dapat menyebabkan terjadinya bentrok antrar truna, kejadian seperti ini justru sering terjadi saat hari-hari raya keagamaan, yang seharusnya saat itu kita mendekatkan diri dengan Tuhan. Miras juga dapat menimbulkan masalah pada diri pecandu itu sendiri. Miras sebagai salah satu penyebab terjadinya gastritis.
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut (Suyono, 2001).
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus (Brunner, 2000).
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi drosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Suyono, 2001: 127).
Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal (Chandrasoma, 2005 : 522).
Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe, yaitu tipe A yang merupakan gastritis autoimun yang terutama mengenai tubuh dan berkaitan dengan anemia pernisiosa; dan tipe B yang terutama meliputi antrum dan berkaitan dengan infeksi Helicobacter pylori. Terdapat beberapa kasus gastritis kronis yang tidak tergolong dalam kedua tipe tersebut dan penyebabnya tidak diketahui (Chandrasoma, 2005 : 522).
Pada umumnya gastritis disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
a.       Bakteri
b.      Bahan Kimia/ Korosif/ Obat
c.       Radiasi
d.      Mekanik/Panas/Iritan
e.       mengisap rokok berlebihan
f.        Makanan panas, pedas, asam ataupun telat makan
g.       Stress, kerja berat, pikiran tegang, atau kurang tidur juga dapat menyebabkan kadar asam lambung yang tinggi (Lucie,W et al.2004).
h.       Alkohol dan aspirin
Dalam jumlah sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi mukosa gastrointestinal (Beyer 2004).




















BAB III
KASUS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.     Anamnesa
Dilakukan pada tanggal 2 April 2012.
·        Identitas pasien
-          Nama                     : An. EC
-          Umur                      : 15 tahun
-          Tanggal lahir           : 4 Februari 1995
-          Pekerjaan               : pelajar SMa kelas I
-          Alamat                   : Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
·        Identitas Orang tua pasien
a.       Ayah
-          Nama               : Nyoman Suparta
-          Alamat             : Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
-          Pekerjaan         : Petani
b.      Ibu
-          Nama               : Made Putriani
-          Alamat             : Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
-          Pekerjaan         : ibu rumah tangga
·        Keluhan Utama
-          Sakit perut
·        Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh sakit perut sejak 3 hari yang lalu di bagian kiri atas dan bawah perut. Nyeri tersebut dirasakan 2 jam setelah mengonsumsi tuak. Nyeri tidak menjalar. Terasa melilit dan hilang timbul serta muncul tiba-tiba. Biasanya nyeri terasa sekitar 10 menit kemudian menghilang. Pasien merasa membaik jika berbaring namun memburuk ketika berdiri. Nyeri di perut bias terjadi 2-3 kali sehari, muncul pada saat pagi dan sore hari. Setelah makan nyeri masih terasa dan tidak membaik. Sejak petang kemarin (1/4) pasien mengeluh demam. Pasien juga mengeluh pusing yang dirasakan diseluruh kepala dan terasa berputar-putar. Pasien sudah berobat ke puskesmas hari ini tanggal (2/4) dan diberi obat antasida. Nyeri membaik setelah minum obat.
·        Anamnesa sistem
-          Cerebrospinal         : pusing (+), demam (+), mengigau (-), kejang (-), menggigil (-)
-          Cardiovasculer       : jantung berdebar (+), pucat (+), nyeri dada (-)
-          Respirasi                : sesak napas (-), batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-)
-          Gastrointestinal       : penurunan nafsu makan (+), BAB normal, melena (-), nyeri perut bagian kiri (+), mual (-), muntah (-)
-          Urogenital               : BAK normal
-          Integumentum         : kelainan pigmentasi (-), sianosis (-), ikterus (-), ruang di kulit (-)
-          Musculoskeletal      : ruam (-), tidak ada kelemahan anggota gerak, nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
·        Riwayat penyakit dahulu
-          Pasien tidak pernah mengeluh seperti sebelumnya.
-          Ibu mengatakan pasien pernah mengalami sakit kuning dan dibawa ke dokter sampai 4 kali kunjungan dan dinyatakan sembuh.
-          Pasien juga pernah mengalami kejang demam pada umur < 1tahun.
-          Riwayat penggunaan NSAID ( Non Steroida Anti-Inflammatory Drugs) disangkal.
·        Riwayat kehamilan dan kelahiran
EC adalah anak pertama dari dua bersaudara. EC lahir pada saat ibu berusia 20 tahun.
                        Riwayat kehamilan        :
                                    Ibu mengakui sering kontrol setiap bulan ke bidan dan hasilnya selalu baik. Saat mendekati persalinan, ibu kontrol tiap 2 minggu ke bidan. Ibu tidak mengalami kelaian saat hamil.
                        Riwayat kelahiran         :
-          Bayi lahir spontan dan aterm.
-          Kelahiran di bantu oleh bidan.
-          BB lahir 2,9 gr.
-          PB lahir lupa.
-          Anak langsung menangis ketika lahir.
·        Riwayat makanan
ASI selama 2 tahun, ASI eksklusif selama 3 bulan kemudian diberi MPASI bubur. Makanan sehari-hari EC setiap hari adalah nasi, tahu, dan tempe.
·        Riwayat tumbuh kembang
-          Pasien sudah dapat berjalan 1 tahun
-          Menurut pengakuan ibu, BB pasien pada KMS tidak pernah dibawah garis merah.
-          EC tumbuh relative sama dengan teman sebayanya.
-          Sampai saat ini EC maish diasuh kedua orang tuanya.
·        Status Imunisasi
Menurut ibu, EC mendapat imunisasi lengkap. Imunisasi yang pernah didapatkan EC adalah sebagai berikut, BCG sebanyak 1 kali, Hepatitis sebanyak 3 kali, Polio sebanyak 6 kali, DPT sebnayak 6 kali, dan Campak sebanyak 2 kali.
·        Riwayat penyakit keluarga
-          Keluarga tidak ada yang mengeluh keluhan serupa.
-          Ayah pernah mangalami sakit kuning saat kecil.
·        Kepribadian atau kebiasaan
Dalam pergaulan sehari-hari, EC banyak memiliki teman. Pasien sering main di luar rumah sehingga makan tidak teratur biasanya frekwensi makan hanya 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang sarapan pagi. Pola tidur pasien, tidur jam 9 dan bangun jam 5 pagi.
·        Sosial atau lingkungan
Kesan kondisi lingkungan tempat tinggal pasien kurang bersih, ventilasi kurang. Rumah berdindingkan kayu dan berlantai tanah. Binatang peliharaan seperti ayam sering masuk ke dalam rumah. Sumber air bersih dari sumur. Lokasi sumur jauh dari jamban.
·        Ringkasan anamnesa
Pasien anak laki-laki, 15 tahun mengeluh sakit perut sejak 3 hari yang lalu dibagian kiri atas dan bawah perut, 2 jam setelah mengonsumsi tuak. Terasa terlilit dan hilang timbul serta muncul tiba-tiba. Biasanya nyeri terasa sekitar 10 menit kemudian menghilang. Pasien merasa membaik jika berbaring namun memburuk ketika berdiri kemudian. Nyeri di perut bisa terjadi 2-3 kali sehari. Saat setelah makan nyeri masih terasa. Sejak kemarin sore, pasien juga mengeluh demam dan pusing yang dirasakan diseluruh kepala dan terasa berputar-putar. Pasien sudah beobat ke puskesmas hari ini dan sudah diberi obat. Nyeri perut membaik setelah minum obat. Kebiasaan makan tidak teratur hanya 1 atau 2 kali sehari. Lingkungan rumah kurang bersih, binatang peliharaan dapat masuk kedalam rumah.
·        Masalah atau DD
Berdasarkan hasil anamnesa, kami menduga pasien EC terkena Gastritis atau Ulkus Peptikum. Hal ini dikarenakan adanay keluhan nyeri perut pada pasien. Selain itu, faktor kebiasaan yang jarang makan pun mengarahkan diagnosis ke arah Gastritis atau Ulkus Peptikum.
B.     Pemeiksaan Fisik
-          Keadaan Umum     : baik
-          Kesadaran              : Compos Mentis
-          Vital Sign                :
a.       Tekana darah   : 110/60 mmhg
b.      Suhu                 : 36,7o C
c.       Respirasi          : 21 kali permenit
d.      Nadi                 : 87 kali permenit
-          Antropometri         
a.       BB                   : 42 kg
b.      TB                   : 159 cm
-          Kepala atau leher    :
a.       Kepala
ü  Sclera ikterik (-), konjungtiva anemis, rimorea (-), discharge hidung mukupurulen (-), konka hiperemis (-), discharge telinga (-).
b.      Leher
ü  Tidak ada pembesaran limfonodi
ü  Tidak ada nyeri tekan
c.       Faring dan tonsil
ü  Tonsil hipertrofi (-) T1/T1, pst nasal drip (-), detritus (-), faring hiperemis.
-          Thoraks
a.       Cor
ü  Inspeksi                        : dinding dada simetris, ketinggalan gerak (-), iktus cordi tidak terlihat
ü  Palpasi             : iktus cordis teraba dan kuata angkat
ü  Perkusi             : redup, batas jantung normal
ü  Auskultasi         : S1 dan S2 terdengar, tidak ada bising
b.      Pulmo
ü  Inspeksi                        : dinding dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
ü  Palpasi             : fremitus normal, ketinggalan gerak (-), nyeri tekan (-)
ü  Perkusi             : aspeksonor , parenkinsonor, batas paru normal
ü  Auskultasi         : normal, vesikuler (+), ronchi (-), wheezing (-), stridor inspirasi (-), apeks vesikuler, parenkim vesikuler
-          Abdomen
ü  Inspeksi                        : dinding perut flat, tidak terlihat massa, pulsasi aorta abdominalis (-)
ü  Auskultasi         : bunyi peristaltic 24 kali permenit
ü  Perkusi            
-          Kuadran I         : timpani
-          Kuadran II       : timpani
-          Kuadran III      : timpani
-          Kuadran IV      : timpani
ü  Palpasi
-          Nyeri tekan kuadran II dan kuadran IV
-          Nyeri lepas (-)
-          Hepatosplenomegali (-)
-          Ginjal tidak teraba
-          Nyeri ketok ginjal (-)
-          Nyeri tekan dan lepas di Mac  burney (-)
-          Ekstremitas
ü  Kelemahan anggota gerak (-)
ü  Akral tidak dingin
ü  Tidaka ada udema
ü  Reflex patologis (-)
ü  Reflex fisiologis (+)
ü  Klonus (-)
-          Kulit
ü  Bercak kemerahan (-), ruam-ruam dikulit (-)
-          Kesimpulan pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU , vital sign, kepala, leher, dan thoraks dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan pada kuadran II dan kuadran IV.
Sedangkan untuk pemeriksaan antropometri, didapatkan hasil sebagai berikut.
·        Berat badan (kg) menurut umur pada anak laki-laki umur 15 tahun
SD-2
SD-1
median
SD+1
SD+2
36,2
44,2
52,3
64,3
76,4

BBU/U = berat badan – median
                   +ISD-median
            = 42-52,3
               64,3- 52,3
            = -10,3
                  12
            = -0,9 (gizi baik)
·        Panjang badan (cm) menurut umur pada umur anak laki-laki umur 14 tahun
SD -2
SD -1
Median
SD +1
SD +2
147.7
156.2
164.7
173.2
181.7

TB/U    =
            =
            = -0.7 (normal)
·        IMT
IMT     =
            =
            =
            = 16.6
(kurus = kekurangan berat badan tingkat berat)

            Kesimpulan dari seluruh hasil pemeriksaan fisik, pasien menderita gastritis dengan nilai antropometri normal.


















CARA MENGOBATI GASTRITIS
Berdasarkan penyebab di atas, penyembuhannya dilakukan dengan menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam lambung, mengobati infeksi pada selaput lender lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi selaput lender atau kekejangan otot dinding lambung. Pengobatan tersebut dapat melalui cara sebagai berikut (Lucie Widowati.2003).
Pengobatan secara farmasi dapat dilakukan dengan memberi obat antacid,  antihistamin, antikolinergik, demulcent yang dapat mengurangi iritasi lokal pada tukak lambung, dan secara fisik melindungi sel-sel di bawahnya terhadap kontak dengan iritan dari luar (Lucie Widowati.2003)
Selain dengan pengobatan menggunakan obat farmasi, penyembuhan gastritis juga bisa dengan menggunakan tanaman obat. Dengan mencampur tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan astringent, maka akan dapat diperoleh sediaan paling baik untuk pengobatan luka(tukak) (Lucie widowati.2003)
Beberapa tanaman yang telah banyak diteliti untuk penyembuhan gastritis adalah kunyit, lidah buaya, selasih, dan kamomila. Selain itu ada beberapa tanaman yang secara empiris digunakan sebagi obat gastritis, walaupun data ilmiahnya masih belum ada. Diantaranya kencur, cincau, dan meniran. Dari semua tanaman obat itu, kunyit termasuk yang paling dikenal dan paling sering digunakan (Lucie Widowati.2003)
Kunyit (Curcuma longa) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan (www.iptek.net.id).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kunyit memiliki kandungan zat antara lain; Kurkumin: R1=R2=OCH3 10%, Demetoksikurkumin :R1=OCH3,R2=H1-5%, Bisdemetoksikurkumin:R1=R2 =H, Sisanya minyak asiri/Volatil oil (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat 3%, protein 30%, pati8%, vitamin C 45-55%, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, dan kalsium) (www.iptek.net.id)            Kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar disbanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin yang merupakan kandungan aktif kunyit.(I Ketut Adnyana.2004)
Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin. Kurkumin meningkatkan mucus lambung sehingga aktivitas tukak lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada tukak lambung dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secar oral dengan dosis 2 kapsul 250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur. Pemeriksaan endoskopik dijalankan periodik sebelum pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan. Tukak sepenuhnya tersem-buhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau 7 pasien dalam 4-12 minggu (Lucie Widowati.2003).
Khasiat antiinflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison asetat yang menyembuhkan inflamasi akibat induksi karagenin. Ekstrak air(hasil ekstraksi menggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat inflamasi ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit. Bahan ini dikupas dan dibersihkan, diparut, dan ditambah air matang. Setelah itu, diperas melalui kain bersih. Hasilnya didiamkan dan diambil air beningnya. Dalam sehari diminum 2 kali, masing-masing satu ramuan. Meminumnya pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur (Lucie Widowati.2003).
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan, ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik(dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis . Selain itu orang dengan batu empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya bicara dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya penggunaan selama menyusui di bawah pengawasan medis. Dari uji toksisitas yang telah dilakukan selama 90 hari untuk konsumsi kunyit diperoleh hasil bahwa efek toksik terjadi pada 50 kali dosis yang biasa digunakan manusia setiap harinya (Yayasan Spiritia et al.2005)
Tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tukak lambung adalah lidah buaya (Aloe vera). Tanaman yang menyukai tempat panas ini berdaun tebal dengan “duri” di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati gastritis (Lucie Widowati.2003).
Penelitian menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml 2 kali sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin (100mg/kg)berhasil disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung ini berasal dari Aloenin dan Magnesium laktat dalam daun lidah buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA dan Aloctin B. Aloctin A menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin. Selain itu,lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah buaya mengandung bradykinase,yaitu suatu enzim pemecah sumber inflamasi, bardykinin. Untuk menjadikan lidah buaya sebagai obat gastritis diperlukan gel segar dari sekitar ½ lembar daun lidah buaya. Gel sebanyak itu diminum untuk sekali minum. Dalam sehari perlu meminumnya sebanyak 2 kali. Untuk memperbaiki rasa gel bisa diberi madu secukupnya. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan alami ini (Lucie Widowati.2003).
Kemangi hutan atau lampes (Ocimum sanctum) pun berkhasiat dalam penyembuhan gastritis. Di seluruh Jawa dari dataran rendah hingga pada ketinggian 600 m dari permukaan laut, terutama di daerah dengan kemarau panjang, bisa dijumpai tanaman ini. Biasanya pada lapangan kering atau semak-semak terbuka. Sosoknya berupa terna atau perdu bercabang banyak setinggi 0,30-1,50 m (Lucie Widowati.2003).
Hasil penelitian terhadap tanaman ini menunjukkan, pemberian 70% ekstrak alcohol lampes dosis 100 mg/kg bobot badan pada tikus putih, yang diinduksi dengan aspirin, menunjukkan aktivitas penyembuhan tukak lambung. Untuk menggunakannya sebagai obat tukak lambung dianjurkan untuk mengkonsumsi daun segar kemangi hutan (lampes) sebagai lalap setiap hari (Lucie Widowati. 2003).
Kamomila (Matricaria recutita)juga termasuk tanaman yang baik untuk pengobatan gastritis. Sayangnya, tanaman ini kurang terkenal di Indonesia. Mungkin cuma orang Jawa Barat yang mengenalnya. Di tanah Pasundan, tanaman kamomila dikenal sebagai bahan tambahan teh hijau dan di Cigenduk untuk campuran teh biasa (Lucie Widowati.2003).
Di Eropa pemakaiannya sangat luas untuk menagani masalah pencernaan, karena bersifat karminatif, antispasmodic, antiinflamasi, dan antiseptic. Di dalamnya terkandung 3 kelompok bahan aktif, yakni minyak asiri terpenoid(0,25-1%)khususnya bisabolol dan chamazulene (keduanya berkhasiat antiinflamasi pada hewan percobaan), flavonoid(+2,4%)dengan epigenin yang bersifat antispasmodic, dan pectin (5-10%) seperti mucilage pada bunganya(beberapa tanaman yang mengandung mucilage berkhasiat demulcent) (Lucie Widowati. 2003).
Untuk memanfaatkannya sebagai obat, ambilah 1 sendok teh bunga kamomila. Lalu tuangkan air panas sebanyak 150 ml ke dalamnya, kemudian diamkan selama 5-10 menit, lalu diminum. Ramuan ini diminum 3-4 kali sehari (Lucie Widowati.2003).
Kencur (Kaempferia galanga), yang sering pula digunakan sebagai salah satu bahan bumbu dapur, juga secara tradisional digunakan sebagai obat gastritis. Untuk keperluan itu dibutuhkan 1 jari rimpangnya.rimpangnya. Rimpang dicuci bersih, dikupas dan dikunyah dengan garam seperlunya. Sesudah halus dikunyah kencur ditelan disusul dengan minum air hangat. Lakukan hal ini 3 kali sehari (Lucie Widowati.2003).
Cincau(Cylea barbata), yang daunnya biasa digunakan sebagai bahan minuman segar, bisa pula dijadikan obat. Tanaman ini merupakan tanaman terna membelit. Berdaun tunggal dengan bentuk mirip simbol hati (heart) pada kartu bridge dan permukaannya berbulu lembut. Bila daun ini yang digunakan, diperlukan 1 genggam daun cincau (kira-kira 80 gram berat basah). Daun dicuci lalu digiling halus. Hasilnya diremas dengan air masak seperlunya dan disaring, diberi air kapur sirih seperlunya agar lekas menjadi kental. Setelah menggumpal dimakan dengan air gula atau sirup. Dalam sehari pengobatan tradisional cara ini dilakukan 3 kali, masing-masing dengan ¾ gelas minum (kapasitas gelas ini kira-kira 200 cc) (Lucie Widowati.2003).
Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan tanaman obat gastritis lainnya .Tanaman ini merupakan tanaman terna yang tumbuh tegak pada tempat lembab dan berbatu .Tingginya mencapi 50 cm. Daunnya majemuk berseling, berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan ukuran kecil. Daun inilah yang biasa digunakan sebagai obat. Penggunaannya sebagi obat bisa dilakukan dengan mencuci lalu merebus ¾ genggam daun meniran dalam 3 gelas makan air bersih. Rebuslah hingga volume air tinggal ¾ panci. Sesudah dingin saring lalu diminum dengan madu seperlunya. Minum 3 kali dalam sehari (Lucie Widowati.2003).
Untuk memulihkan kondisi badan seperti semula maka selama fase akut, perlu mendapat istirahat mutlak selama 1-2 hari. Lalu pada hari pertama, sebaiknya jangan diberi makan, dapat dicoba dengan memberi cairan misalny air teh hangat dengan gula dan mineral. Kemudian pada hari kedua diberi sup susu, bovillon dengan garam, terutama setelah banyak muntah. Pada hari ketiga, diperbolehkan makan bubur, telur ½ matang dan lain-lain makanan lembek. Makanan ini dipertahankan selama seminggu setelah keluhan hilang (Lisady et al.2007)

Cara pencegahan gastritis akut dapat dilakukan yaitu dengan
a.       Menghindari alkohol, merokok, minum-minuman keras, kafein.
b.      Makan secara teratur.
c.       Usahakan agar tidak terlambat makan atau tidak membiarkan lambung kosong.
d.      Diet makanan/mengurangi makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastric seperti makanan pedas, asam maupun panas.
e.       Selalu berpikiran positif untuk menghindari stress berlebihan
f.        Tinggalah di lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih karena hal itu akan memperkecil terkena infeksi Helicobacter pylori.
g.       f.Lakukan disinfektan lengkap terhadap alat-alat gastrokopi, elektroda pH dan alat–alat medis lainnya yang pengoperasiannya dimasukkan ke dalam perut (Lisady et al.2007)





BAB IV
KESIMPULAN

1.      Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel.
2.      Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
3.      Faktor-faktor penyebab gastritis adalah bakteri, bahan Kimia/ Korosif/ Obat, radiasi, iritan, menghisap rokok berlebihan, makanan panas, makanan pedas ataupun telat makan, stress, kerja berat, pikiran tegang, kurang tidur, alkohol, dan aspirin.
4.      Pada umumnya keluhan yang dirasakan oleh pasien gastritis adalah nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Arif Mansjoer.2000)
5.      Cara – cara mengobati gastritis dapat dilakukan dengan pengobatan secara farmasi dengan memberi obat antacid,  antihistamin, antikolinergik,dan demulcent dan pengobatan tradisional dengan tanaman obat.
6.      Cara-cara mencegah gastritis dapat dilakukan dengan menghindari alkohol, merokok, dan minum minuman keras, makanlah secara teratur, kurangi makanan pedas dan selalu berpikir positif untuk menghindari terjadinya stress berlebihan.
             







DAFTAR PUSTAKA


No comments: