Juniartha Semara Putra
BBU/U = berat badan – median
= 42-52,3
= -10,3
BAB
I
PENDAHULUAN
Buleleng adalah salah
satu kabupaten yang ada di propinsi Bali. Kabupaten Buleleng terletak pada
posisi 8o 03'40" - 8o 23'00" lintang selatan dan 114o 25'55" -
115o 27'28" bujur timur. Buleleng memiliki budaya yang beragam. Hampir di
setiap desa memiliki budaya tersendiri, khusunya di desa Bali Aga, seperti Desa
Tigawasa, Desa Cempaga, dan Desa Sidatapa. Ciri khas orang Buleleng adalah
memiliki watak yang keras. Bahkan, kalau orang Buleleng pergi keluar kabupaten,
penduduk di sekitar sudah bisa memastikan orang tersebut pasti berasal dari
kabupaten Buleleng. Orang Buleleng memiliki nada bicara yang keras dan bahasa
yang khas, setiap kata biasanya diakhiri dengan huruf “e”, seperti salah
satunya es tok-e. Bahasa yang dipergunakan oleh orang Buleleng untuk bergaul
kebanyakan menggunakan bahasa….dalam tata bahasa Bali itu termasuk bahasa yang
kasar. Namun yang perlu kami tekankan disini, tidak semua orang Buleleng
berbahasa seperti itu.
Buleleng juga terkenal
dengan mirasnya, karena hampir di setiap upacara, umumnya orang Buleleng pasti
mengonsumsi miras, seperti arak dan bir. Mereka mengakui kebiasaan mereka
memang salah dan mereka melakukan itu hanya untuk mencari kesenangan. Namun,
dibalik kesenangan itu akan menimbulkan masalah baik masalah dengan orang lain
(bentrok, perkelahian,dsb) maupun masalah pada dirinya sendiri khususnya
mengenai masalah kesehatannya, sebab miras dapat menyebabkan penyakit, salah
satunya gastritis.
Organ
tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol adalah lambung dan hati,
oleh karena itu efek dari kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan baik pada hati atau lambung. Dalam jumlah sedikit,
alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan
mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung
dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung
(gastritis), memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak
peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap
makanan karena ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta
fisiologi mukosa gastrointestinal (Beyer 2004).
BAB
II
TINJAUAN TEORI
Miras seakan-akan tidak
bisa dipisahkan dari kebiasaan kebanyakan truna Buleleng, karena hampir di
setiap upacara dan perayaan besar miras selalu ada. Mereka mengonsumsi arak
maupun bir untuk mencari kesenangan. Mereka mengatakan bahwa dengan arak mereka
mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan yang luar biasa, meski sebelum
meminumnya mereka sedang ditimpa masalah. Dengan arak ataupun bir tersebut
masalah yang sedang dihadapinya seakan-akan tidak pernah ada dan terhapuskan
begitu saja dengan kebahagiaan yang instant tersebut. Kebanyakan dari pecandu
alkohol itu sudah mengetahui dampak dari kebiasaannya mengonsumsi alkohol
tersebut, namun anehnya mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut.
Miras dapat menimbulkan masalah baik dengan orang lain
ataupun dengan dirinya sendiri. Masalah dengan orang lain misalnya dengan miras
dapat menyebabkan terjadinya bentrok antrar truna, kejadian seperti ini justru
sering terjadi saat hari-hari raya keagamaan, yang seharusnya saat itu kita
mendekatkan diri dengan Tuhan. Miras juga dapat menimbulkan masalah pada diri
pecandu itu sendiri. Miras sebagai salah satu penyebab terjadinya gastritis.
Gastritis berasal dari
kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam
Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Secara garis besar,
gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi
klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan kemungkinan
patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat
dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan
pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan.
Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut (Suyono, 2001).
Gastritis akut
merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan sembuh
sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa
lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada
sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan.
Bentuk terberat dari
gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut
dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus (Brunner, 2000).
Salah satu bentuk
gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat
adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis hemoragik
karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai
derajat dan terjadi drosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Suyono,
2001: 127).
Gastritis kronis
didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel
plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan gastritis kronis adalah
gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar
cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada
mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar
(gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal (Chandrasoma, 2005 : 522).
Sebagian besar kasus
gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe, yaitu tipe A yang
merupakan gastritis autoimun yang terutama mengenai tubuh dan berkaitan dengan
anemia pernisiosa; dan tipe B yang terutama meliputi antrum dan berkaitan
dengan infeksi Helicobacter pylori. Terdapat beberapa kasus gastritis
kronis yang tidak tergolong dalam kedua tipe tersebut dan penyebabnya tidak
diketahui (Chandrasoma, 2005 : 522).
Pada umumnya gastritis
disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
a.
Bakteri
b.
Bahan
Kimia/ Korosif/ Obat
c.
Radiasi
d.
Mekanik/Panas/Iritan
e.
mengisap rokok berlebihan
f.
Makanan
panas, pedas, asam ataupun telat makan
g.
Stress,
kerja berat, pikiran tegang, atau kurang tidur juga dapat menyebabkan kadar
asam lambung yang tinggi (Lucie,W et al.2004).
h.
Alkohol
dan aspirin
Dalam jumlah sedikit,
alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan
mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung
dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung,
memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak peptik. Alkohol
mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena
ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi mukosa
gastrointestinal (Beyer 2004).
BAB
III
KASUS
DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Anamnesa
Dilakukan
pada tanggal 2 April 2012.
·
Identitas pasien
-
Nama :
An. EC
-
Umur :
15 tahun
-
Tanggal lahir : 4 Februari 1995
-
Pekerjaan : pelajar SMa kelas I
-
Alamat :
Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
·
Identitas Orang tua pasien
a. Ayah
-
Nama :
Nyoman Suparta
-
Alamat :
Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
-
Pekerjaan : Petani
b. Ibu
-
Nama :
Made Putriani
-
Alamat :
Jalan Imam Bonjol No. 235 – Singaraja
-
Pekerjaan : ibu rumah tangga
·
Keluhan Utama
-
Sakit perut
·
Riwayat penyakit sekarang
Pasien
mengeluh sakit perut sejak 3 hari yang lalu di bagian kiri atas dan bawah
perut. Nyeri tersebut dirasakan 2 jam setelah mengonsumsi tuak. Nyeri tidak
menjalar. Terasa melilit dan hilang timbul serta muncul tiba-tiba. Biasanya
nyeri terasa sekitar 10 menit kemudian menghilang. Pasien merasa membaik jika
berbaring namun memburuk ketika berdiri. Nyeri di perut bias terjadi 2-3 kali
sehari, muncul pada saat pagi dan sore hari. Setelah makan nyeri masih terasa
dan tidak membaik. Sejak petang kemarin (1/4) pasien mengeluh demam. Pasien juga
mengeluh pusing yang dirasakan diseluruh kepala dan terasa berputar-putar.
Pasien sudah berobat ke puskesmas hari ini tanggal (2/4) dan diberi obat
antasida. Nyeri membaik setelah minum obat.
·
Anamnesa sistem
-
Cerebrospinal : pusing (+), demam (+), mengigau (-), kejang (-), menggigil
(-)
-
Cardiovasculer : jantung berdebar (+), pucat (+), nyeri dada (-)
-
Respirasi : sesak napas (-), batuk (-), pilek (-), nyeri
tenggorokan (-)
-
Gastrointestinal : penurunan nafsu makan (+), BAB normal, melena (-), nyeri
perut bagian kiri (+), mual (-), muntah (-)
-
Urogenital : BAK normal
-
Integumentum : kelainan pigmentasi (-), sianosis (-), ikterus (-), ruang
di kulit (-)
-
Musculoskeletal : ruam (-), tidak ada kelemahan anggota gerak, nyeri sendi (-),
nyeri otot (-)
·
Riwayat penyakit dahulu
-
Pasien tidak pernah mengeluh seperti
sebelumnya.
-
Ibu mengatakan pasien pernah mengalami
sakit kuning dan dibawa ke dokter sampai 4 kali kunjungan dan dinyatakan
sembuh.
-
Pasien juga pernah mengalami kejang
demam pada umur < 1tahun.
-
Riwayat penggunaan NSAID ( Non Steroida
Anti-Inflammatory Drugs) disangkal.
·
Riwayat kehamilan dan kelahiran
EC adalah anak
pertama dari dua bersaudara. EC lahir pada saat ibu berusia 20 tahun.
Riwayat kehamilan :
Ibu
mengakui sering kontrol setiap bulan ke bidan dan hasilnya selalu baik. Saat
mendekati persalinan, ibu kontrol tiap 2 minggu ke bidan. Ibu tidak mengalami
kelaian saat hamil.
Riwayat
kelahiran :
-
Bayi lahir spontan dan aterm.
-
Kelahiran di bantu oleh bidan.
-
BB lahir 2,9 gr.
-
PB lahir lupa.
-
Anak langsung menangis ketika lahir.
·
Riwayat makanan
ASI
selama 2 tahun, ASI eksklusif selama 3 bulan kemudian diberi MPASI bubur.
Makanan sehari-hari EC setiap hari adalah nasi, tahu, dan tempe.
·
Riwayat tumbuh kembang
-
Pasien sudah dapat berjalan 1 tahun
-
Menurut pengakuan ibu, BB pasien pada
KMS tidak pernah dibawah garis merah.
-
EC tumbuh relative sama dengan teman
sebayanya.
-
Sampai saat ini EC maish diasuh kedua
orang tuanya.
·
Status Imunisasi
Menurut
ibu, EC mendapat imunisasi lengkap. Imunisasi yang pernah didapatkan EC adalah
sebagai berikut, BCG sebanyak 1 kali, Hepatitis sebanyak 3 kali, Polio sebanyak
6 kali, DPT sebnayak 6 kali, dan Campak sebanyak 2 kali.
·
Riwayat penyakit keluarga
-
Keluarga tidak ada yang mengeluh keluhan
serupa.
-
Ayah pernah mangalami sakit kuning saat
kecil.
·
Kepribadian atau kebiasaan
Dalam
pergaulan sehari-hari, EC banyak memiliki teman. Pasien sering main di luar
rumah sehingga makan tidak teratur biasanya frekwensi makan hanya 1-2 kali
sehari. Pasien juga jarang sarapan pagi. Pola tidur pasien, tidur jam 9 dan
bangun jam 5 pagi.
·
Sosial atau lingkungan
Kesan
kondisi lingkungan tempat tinggal pasien kurang bersih, ventilasi kurang. Rumah
berdindingkan kayu dan berlantai tanah. Binatang peliharaan seperti ayam sering
masuk ke dalam rumah. Sumber air bersih dari sumur. Lokasi sumur jauh dari
jamban.
·
Ringkasan anamnesa
Pasien
anak laki-laki, 15 tahun mengeluh sakit perut sejak 3 hari yang lalu dibagian
kiri atas dan bawah perut, 2 jam setelah mengonsumsi tuak. Terasa terlilit dan
hilang timbul serta muncul tiba-tiba. Biasanya nyeri terasa sekitar 10 menit
kemudian menghilang. Pasien merasa membaik jika berbaring namun memburuk ketika
berdiri kemudian. Nyeri di perut bisa terjadi 2-3 kali sehari. Saat setelah
makan nyeri masih terasa. Sejak kemarin sore, pasien juga mengeluh demam dan
pusing yang dirasakan diseluruh kepala dan terasa berputar-putar. Pasien sudah
beobat ke puskesmas hari ini dan sudah diberi obat. Nyeri perut membaik setelah
minum obat. Kebiasaan makan tidak teratur hanya 1 atau 2 kali sehari.
Lingkungan rumah kurang bersih, binatang peliharaan dapat masuk kedalam rumah.
·
Masalah atau DD
Berdasarkan
hasil anamnesa, kami menduga pasien EC terkena Gastritis atau Ulkus Peptikum.
Hal ini dikarenakan adanay keluhan nyeri perut pada pasien. Selain itu, faktor
kebiasaan yang jarang makan pun mengarahkan diagnosis ke arah Gastritis atau
Ulkus Peptikum.
B. Pemeiksaan
Fisik
-
Keadaan Umum : baik
-
Kesadaran : Compos Mentis
-
Vital Sign :
a. Tekana
darah : 110/60 mmhg
b. Suhu : 36,7o C
c. Respirasi : 21 kali permenit
d. Nadi : 87 kali permenit
-
Antropometri
a. BB : 42 kg
b. TB : 159 cm
-
Kepala atau leher :
a. Kepala
ü Sclera
ikterik (-), konjungtiva anemis, rimorea (-), discharge hidung mukupurulen (-),
konka hiperemis (-), discharge telinga (-).
b. Leher
ü Tidak
ada pembesaran limfonodi
ü Tidak
ada nyeri tekan
c. Faring
dan tonsil
ü Tonsil
hipertrofi (-) T1/T1, pst nasal drip (-), detritus (-), faring hiperemis.
-
Thoraks
a. Cor
ü Inspeksi : dinding dada simetris,
ketinggalan gerak (-), iktus cordi tidak terlihat
ü Palpasi : iktus cordis teraba dan kuata
angkat
ü Perkusi : redup, batas jantung normal
ü Auskultasi : S1 dan S2 terdengar, tidak ada bising
b. Pulmo
ü Inspeksi : dinding dada simetris,
tidak ada retraksi dinding dada
ü Palpasi : fremitus normal, ketinggalan
gerak (-), nyeri tekan (-)
ü Perkusi : aspeksonor , parenkinsonor, batas
paru normal
ü Auskultasi : normal, vesikuler (+), ronchi (-),
wheezing (-), stridor inspirasi (-), apeks vesikuler, parenkim vesikuler
-
Abdomen
ü Inspeksi : dinding perut flat,
tidak terlihat massa, pulsasi aorta abdominalis (-)
ü Auskultasi : bunyi peristaltic 24 kali permenit
ü Perkusi
-
Kuadran I : timpani
-
Kuadran II : timpani
-
Kuadran III : timpani
-
Kuadran IV : timpani
ü Palpasi
-
Nyeri tekan kuadran II dan kuadran IV
-
Nyeri lepas (-)
-
Hepatosplenomegali (-)
-
Ginjal tidak teraba
-
Nyeri ketok ginjal (-)
-
Nyeri tekan dan lepas di Mac burney (-)
-
Ekstremitas
ü Kelemahan
anggota gerak (-)
ü Akral
tidak dingin
ü Tidaka
ada udema
ü Reflex
patologis (-)
ü Reflex
fisiologis (+)
ü Klonus
(-)
-
Kulit
ü Bercak
kemerahan (-), ruam-ruam dikulit (-)
-
Kesimpulan pemeriksaan fisik
Pada
pemeriksaan fisik didapatkan KU , vital sign, kepala, leher, dan thoraks dalam
batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan pada kuadran II
dan kuadran IV.
Sedangkan untuk
pemeriksaan antropometri, didapatkan hasil sebagai berikut.
·
Berat badan (kg) menurut umur pada anak
laki-laki umur 15 tahun
SD-2
|
SD-1
|
median
|
SD+1
|
SD+2
|
36,2
|
44,2
|
52,3
|
64,3
|
76,4
|

+ISD-median

64,3- 52,3

12
= -0,9 (gizi baik)
·
Panjang badan (cm) menurut umur pada
umur anak laki-laki umur 14 tahun
SD -2
|
SD -1
|
Median
|
SD +1
|
SD +2
|
147.7
|
156.2
|
164.7
|
173.2
|
181.7
|
TB/U = 

= 

=
-0.7 (normal)
·
IMT
IMT = 

=

= 

= 16.6
(kurus = kekurangan berat badan tingkat berat)
Kesimpulan
dari seluruh hasil pemeriksaan fisik, pasien menderita gastritis dengan nilai
antropometri normal.
CARA MENGOBATI GASTRITIS
Berdasarkan
penyebab di atas, penyembuhannya dilakukan dengan menetralkan asam lambung,
mengurangi produksi asam lambung, mengobati infeksi pada selaput lender
lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi selaput lender atau
kekejangan otot dinding lambung. Pengobatan tersebut dapat melalui cara sebagai
berikut (Lucie Widowati.2003).
Pengobatan
secara farmasi dapat dilakukan dengan memberi obat antacid, antihistamin, antikolinergik, demulcent yang
dapat mengurangi iritasi lokal pada tukak lambung, dan secara fisik melindungi
sel-sel di bawahnya terhadap kontak dengan iritan dari luar (Lucie
Widowati.2003)
Selain
dengan pengobatan menggunakan obat farmasi, penyembuhan gastritis juga bisa
dengan menggunakan tanaman obat. Dengan mencampur tanaman yang mempunyai sifat
demulcent, antacid dan astringent, maka akan dapat diperoleh sediaan paling
baik untuk pengobatan luka(tukak) (Lucie widowati.2003)
Beberapa
tanaman yang telah banyak diteliti untuk penyembuhan gastritis adalah kunyit,
lidah buaya, selasih, dan kamomila. Selain itu ada beberapa tanaman yang secara
empiris digunakan sebagi obat gastritis, walaupun data ilmiahnya masih belum
ada. Diantaranya kencur, cincau, dan meniran. Dari semua tanaman obat itu,
kunyit termasuk yang paling dikenal dan paling sering digunakan (Lucie
Widowati.2003)
Kunyit (Curcuma longa) termasuk salah satu
tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia
khususnya Asia tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah
Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang
Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan
dan kecantikan (www.iptek.net.id).
Kunyit mengandung
senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin, demestoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat
lainnya. Kunyit memiliki kandungan zat antara lain; Kurkumin: R1=R2=OCH3 10%,
Demetoksikurkumin :R1=OCH3,R2=H1-5%, Bisdemetoksikurkumin:R1=R2 =H, Sisanya
minyak asiri/Volatil oil (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen
25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat 3%,
protein 30%, pati8%, vitamin C 45-55%, garam-garam mineral (zat besi, fosfor,
dan kalsium) (www.iptek.net.id) Kurkumin merupakan komponen
terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena
kandungan kurkumin paling besar disbanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena
alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih
ditekankan pada kurkumin yang merupakan kandungan aktif kunyit.(I Ketut
Adnyana.2004)
Kandungan aktif
kurkumin secara eksperimental efektif dalam mencegah dan memperbaiki luka
lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin. Kurkumin meningkatkan
mucus lambung sehingga aktivitas tukak lambung dapat dijelaskan melalui
stimulasi produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada tukak lambung
dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secar oral dengan dosis 2 kapsul
250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur.
Pemeriksaan endoskopik dijalankan periodik sebelum
pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan. Tukak sepenuhnya
tersem-buhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau 7 pasien dalam 4-12 minggu
(Lucie Widowati.2003).
Khasiat
antiinflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison asetat yang menyembuhkan
inflamasi akibat induksi karagenin. Ekstrak air(hasil ekstraksi menggunakan
air) 40 mg/kg berkhasiat sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat
inflamasi ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat
gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit. Bahan ini dikupas dan dibersihkan,
diparut, dan ditambah air matang. Setelah itu, diperas melalui kain bersih.
Hasilnya didiamkan dan diambil air beningnya. Dalam sehari diminum 2 kali, masing-masing
satu ramuan. Meminumnya pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur (Lucie
Widowati.2003).
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit
menunjukkan, ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit
yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik(dampak pada
embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum
terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis . Selain
itu orang dengan batu empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya bicara
dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan
efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya penggunaan selama menyusui di bawah
pengawasan medis. Dari uji toksisitas yang telah dilakukan selama 90 hari untuk
konsumsi kunyit diperoleh hasil bahwa efek toksik terjadi pada 50 kali dosis
yang biasa digunakan manusia setiap harinya (Yayasan Spiritia et al.2005)
Tanaman
lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tukak lambung adalah
lidah buaya (Aloe vera). Tanaman yang
menyukai tempat panas ini berdaun tebal dengan “duri” di tepinya dan banyak
berisi gel. Gel inilah yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk
mengobati gastritis (Lucie Widowati.2003).
Penelitian
menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml 2 kali sehari, tukak lambung
pada tikus yang diinduksi aspirin (100mg/kg)berhasil disembuhkan. Khasiat
mengobati tukak lambung ini berasal dari Aloenin dan Magnesium laktat dalam
daun lidah buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA dan Aloctin B. Aloctin A
menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara intra vena
pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin dan Antrakinon yang
dapat meningkatkan produksi prostaglandin. Selain itu,lidah buaya mempunyai
khasiat antiinflamasi. Gel lidah buaya mengandung bradykinase,yaitu suatu enzim
pemecah sumber inflamasi, bardykinin. Untuk menjadikan lidah buaya sebagai obat
gastritis diperlukan gel segar dari sekitar ½ lembar daun lidah buaya. Gel
sebanyak itu diminum untuk sekali minum. Dalam sehari perlu meminumnya sebanyak
2 kali. Untuk memperbaiki rasa gel bisa diberi madu secukupnya. Ibu hamil
sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan alami ini (Lucie Widowati.2003).
Kemangi hutan atau
lampes (Ocimum sanctum) pun
berkhasiat dalam penyembuhan gastritis. Di seluruh Jawa dari dataran rendah
hingga pada ketinggian 600 m dari permukaan laut, terutama di daerah dengan
kemarau panjang, bisa dijumpai tanaman ini. Biasanya pada lapangan kering atau
semak-semak terbuka. Sosoknya berupa terna atau perdu bercabang banyak setinggi
0,30-1,50 m (Lucie Widowati.2003).
Hasil
penelitian terhadap tanaman ini menunjukkan, pemberian 70% ekstrak alcohol
lampes dosis 100 mg/kg bobot badan pada tikus putih, yang diinduksi dengan
aspirin, menunjukkan aktivitas penyembuhan tukak lambung. Untuk menggunakannya
sebagai obat tukak lambung dianjurkan untuk mengkonsumsi daun segar kemangi
hutan (lampes) sebagai lalap setiap hari (Lucie Widowati. 2003).
Kamomila (Matricaria recutita)juga termasuk
tanaman yang baik untuk pengobatan gastritis. Sayangnya, tanaman ini kurang
terkenal di Indonesia. Mungkin cuma orang Jawa Barat yang mengenalnya. Di tanah
Pasundan, tanaman kamomila dikenal sebagai bahan tambahan teh hijau dan di
Cigenduk untuk campuran teh biasa (Lucie Widowati.2003).
Di Eropa pemakaiannya
sangat luas untuk menagani masalah pencernaan, karena bersifat karminatif,
antispasmodic, antiinflamasi, dan antiseptic. Di dalamnya terkandung 3 kelompok
bahan aktif, yakni minyak asiri terpenoid(0,25-1%)khususnya bisabolol dan
chamazulene (keduanya berkhasiat antiinflamasi pada hewan percobaan),
flavonoid(+2,4%)dengan epigenin yang bersifat antispasmodic, dan pectin (5-10%)
seperti mucilage pada bunganya(beberapa tanaman yang mengandung mucilage
berkhasiat demulcent) (Lucie Widowati. 2003).
Untuk
memanfaatkannya sebagai obat, ambilah 1 sendok teh bunga kamomila. Lalu
tuangkan air panas sebanyak 150 ml ke dalamnya, kemudian diamkan selama 5-10
menit, lalu diminum. Ramuan ini diminum 3-4 kali sehari (Lucie Widowati.2003).
Kencur
(Kaempferia galanga), yang sering
pula digunakan sebagai salah satu bahan bumbu dapur, juga secara tradisional
digunakan sebagai obat gastritis. Untuk keperluan itu dibutuhkan 1 jari
rimpangnya.rimpangnya. Rimpang dicuci bersih, dikupas dan dikunyah dengan garam
seperlunya. Sesudah halus dikunyah kencur ditelan disusul dengan minum air
hangat. Lakukan hal ini 3 kali sehari (Lucie Widowati.2003).
Cincau(Cylea barbata), yang daunnya biasa
digunakan sebagai bahan minuman segar, bisa pula dijadikan obat. Tanaman ini
merupakan tanaman terna membelit. Berdaun tunggal dengan bentuk mirip simbol
hati (heart) pada kartu bridge dan permukaannya berbulu lembut. Bila daun ini yang
digunakan, diperlukan 1 genggam daun cincau (kira-kira 80 gram berat basah).
Daun dicuci lalu digiling halus. Hasilnya diremas dengan air masak seperlunya
dan disaring, diberi air kapur sirih seperlunya agar lekas menjadi kental.
Setelah menggumpal dimakan dengan air gula atau sirup. Dalam sehari pengobatan
tradisional cara ini dilakukan 3 kali, masing-masing dengan ¾ gelas minum
(kapasitas gelas ini kira-kira 200 cc) (Lucie Widowati.2003).
Meniran
(Phyllanthus niruri) merupakan
tanaman obat gastritis lainnya .Tanaman ini merupakan tanaman terna yang tumbuh
tegak pada tempat lembab dan berbatu .Tingginya mencapi 50 cm. Daunnya majemuk
berseling, berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan ukuran kecil. Daun
inilah yang biasa digunakan sebagai obat. Penggunaannya sebagi obat bisa
dilakukan dengan mencuci lalu merebus ¾ genggam daun meniran dalam 3 gelas
makan air bersih. Rebuslah hingga volume air tinggal ¾ panci. Sesudah dingin
saring lalu diminum dengan madu seperlunya. Minum 3 kali dalam sehari (Lucie
Widowati.2003).
Untuk memulihkan
kondisi badan seperti semula maka selama fase akut, perlu mendapat istirahat
mutlak selama 1-2 hari. Lalu pada hari pertama, sebaiknya jangan diberi makan,
dapat dicoba dengan memberi cairan misalny air teh hangat dengan gula dan
mineral. Kemudian pada hari kedua diberi sup susu, bovillon dengan garam,
terutama setelah banyak muntah. Pada
hari ketiga, diperbolehkan makan bubur, telur ½ matang dan lain-lain makanan
lembek. Makanan ini dipertahankan selama seminggu setelah keluhan hilang
(Lisady et al.2007)
Cara
pencegahan gastritis akut dapat dilakukan yaitu dengan
a.
Menghindari
alkohol, merokok, minum-minuman keras, kafein.
b.
Makan
secara teratur.
c.
Usahakan
agar tidak terlambat makan atau tidak membiarkan lambung kosong.
d.
Diet
makanan/mengurangi makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastric seperti
makanan pedas, asam maupun panas.
e.
Selalu
berpikiran positif untuk menghindari stress berlebihan
f.
Tinggalah
di lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih karena hal itu akan
memperkecil terkena infeksi Helicobacter
pylori.
g.
f.Lakukan
disinfektan lengkap terhadap alat-alat gastrokopi, elektroda pH dan alat–alat medis
lainnya yang pengoperasiannya dimasukkan ke dalam perut (Lisady et al.2007)
BAB
IV
KESIMPULAN
1.
Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel.
2. Secara
garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada
manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan
kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis,
gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
3. Faktor-faktor
penyebab gastritis adalah bakteri, bahan Kimia/ Korosif/ Obat, radiasi, iritan, menghisap rokok berlebihan,
makanan panas, makanan pedas ataupun telat makan, stress, kerja berat, pikiran tegang,
kurang tidur, alkohol, dan aspirin.
4.
Pada
umumnya keluhan yang dirasakan oleh pasien gastritis adalah nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Arif
Mansjoer.2000)
5. Cara
– cara mengobati gastritis dapat dilakukan dengan pengobatan secara farmasi
dengan memberi obat antacid,
antihistamin, antikolinergik,dan demulcent dan pengobatan tradisional
dengan tanaman obat.
6. Cara-cara
mencegah gastritis dapat dilakukan dengan menghindari alkohol, merokok, dan
minum minuman keras, makanlah secara teratur, kurangi makanan pedas dan selalu
berpikir positif untuk menghindari terjadinya stress berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
http://Laporan-Kasus--Gastritis.htm
diunduh 11 April 2012
http://www.scribd.com/meme1808/d/45310422-Gastritis-dan-Pengobatan-Tradisional
diunduh 11 April 2012
http://obattradisionalplus.com/search/penyakit-yang-disebabkan-oleh-alkohol/
diunduh 12 April 2012
No comments:
Post a Comment