Juniartha Semara Putra
PROSES PENUAAN / AGING PROCESS
Pendahuluan
Menjadi tua merupakan sesuatu
yang natural / alamiah yang pasti terjadi pada setiap manusia. Semua orang akan
menuju ke proses penuaan. Tidak seorangpun dapat menghentikan proses penuaan. Proses
menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, yaitu setelah
melalui periode puncak pada usia 40 tahun, misalnya dengan terjadinya
kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh
”mati” sedikit demi sedikit. Tidak ada batas tegas, pada usia berapa
penampilan seseorang mulai menurun. Tapi bukan berarti proses penuaan itu harus menurunkan kualitas kehidupan
kita.
Menua
[ menjadi tua ] adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki / mengganti diri dan mempertahankan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita [ Constantinides, 1994,
dalam Nugroho, W, 2000 ].
Proses menua merupakan proses yang
terus menerus [berlanjut] secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Proses
menua pada setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Menua
bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
TEORI – TEORI PROSES MENUA
Sampai saat ini tidak ada teori yang
secara utuh menjelaskan proses menua, semua teori masih dalam berbagai tahap
perkembangan dan mempunyai keterbatasan. Penuaan masih misteri yang terus
menerus dicari jawabannya oleh para ilmuwan. Proses penuaan itu sendiri dapat
melingkupi adanya perubahan pada jaringan tubuh sampai dengan perubahan
mekanisme pada tingkat sel.
Dr. Maria Sulindro, Direktur Medis
Pasadena Anti-Aging di Amerika Serikat mengatakan proses menua tidak terjadi
serta merta melainkan secara bertahap, dan secara garis besar dibagi menjadi 3
fase :
- Pada saat mencapai usia 25 – 35
tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang dan mulai terjadi
kerusakan sel tetapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan, tubuhpun masih
bugar terus.
- Pada saat usia 35 – 45 tahun,
produksi hormon sudah berkurang sebanyak 25%. Tubuhpun mulai mengalami
penuaan. Pada masa ini mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu
kacamata berlensa +, rambut
mulai beruban, stamina tubuhpun berkurang. Bila pada masa ini dan
sebelumnya melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena
kanker.
- Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada
masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama
sekali. Kaum wanita mengalami menopause, dan kaum laki-laki mengalami masa
andropause. Pada masa ini kulitpun menjadi kering karena dehidrasi dan
tubuh menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti DM,
osteoporosis, hipertensi dan payah jantung koroner (PJK) mulai menyerang.
Ahli teori mencoba mendiskripsikan proses biopsikososial penuaan yang
kompleks.
Sebenarnya secara
individual :
- Tahap proses menua terjadi pada orang
dengan usia berbeda
- Masing – masing lanjut usia [lansia]
mempunyai kebiasaan berbeda
- Tidak ada satu faktorpun ditemukan
untuk mencegah proses menua.
TEORI BIOLOGIS
Mekanisme Inbuilt
Genetic [genetik bawaan] atau Teori Clonal Senescence/ Teori Program
Teori ini menekankan bahwa menua telah terprogram secara genetik atau ada suatu ”pembagian waktu hidup” atau suatu jam
biologis di dalam mtubuh manusia, mulai dari proses janin sampai pada kematian
dalam suatu model yang memiliki program yang sudah ”tercetak”. Peristiwa ini
terprogram mulai dari tingkat selsampai embrio, janin, masa bayi dan anak-anak,
remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya meninggal. Teori program meliputi
pembatasan replikasi sel, proses imun dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan.
Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki
kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal
inilah yang terjadi pada pada tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan
lemah, teori ini menjadi dasar teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme
neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu
memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuih terganggu dan muncul
berbagai keluhan. Sebagian manusia
percaya bahwa ada umur alami dimana mereka akan mati. Proses penuaan
kelihatannya mempunyai komponen genetik [30%]: anggota keluarga yang sama
cenderung hidup pada umur yang sama dan umurnya mempunyai umur rata-rata yang
sama, tanpa mengikut sertakan meninggal akibat kecelakaan atau penyakit. Atau
bila ada anggota keluarga yang cenderung awet muda, maka andapun besar
kemungkinan berpenampilan awet muda. Mekanisme aktual yang diturunkan yang
bertanggung jawab untuk komponen genetik penuaan tetap belum jelas. Tetapi
perlu dicatat bahwa lamanya hidup kelihatannya diturunkan melalui garis wanita
dan seluruh mitokondria mamalia berasal dari telur dan tidak ada satupun
dipindahkan melalui spermatozoa.
“Pakai dan Lepas/
Usang” : Wear and Tear [Replication Senescence]
Teori “Pakai dan Lepas / Usang” menganggap
bahwa tubuh dan sel-selnya yang terlalu sering digunakan dan disalahgunakan
secara terus menerus akan menjadi lemah dan akan mengalami kerusakan dan
akhirnya meninggal. Teori Wear
and Tear memberi kesan bahwa hilangnya sel secara normal akibat dari
perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan penumpukan rangsang subletal dalam
sel yang berakhir dengan kegagalan sistem sehingga keseluruhan organisme akan
mati. Hal ini mungkin disebabkan oleh ikatan silang protein; ikatan silang DNA;
mutasi dalam DNA yang membuat gen yang penting tidak tersedia atau berubah
fungsinya; kerusakan mitokondria; dan cacat lain dalam penggunaan oksigen dan
nutrisi. Kegagalan jantung dan system saraf sentral merupakan penyebab sering
kematian; sel-sel yang mempunyai fungsi penting pada jaringan ini tidak
mempunyai kemampuan regenerasi. Organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal dan
kulit serta yang lain akan menurun fungsinya karena toksin di dalam makanan dan
lingkungan yang kita terima setiap hari, selain itu juga akibat dari konsumsi
lemak, gula kafein, nikotin, alkohol yang berlebihan. Begitu juga paparan sinar
matahari, stress fisik dan psikis.
Teori Radikal Bebas
Radikal
bebas adalah produk
metabolisme seluler, yaitu merupakan molekul yang sangat reaktif dan memiliki
afinitas yang tinggi, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas
tidak berpasangan. Radikal bebas dibentuk dalam neutrofil dan makrofag, di
bawah kondisi yang terkontrol dengan baik. Molekul ini mempunyai muatan ekstra
seluler kuat yang dapat menciptakan reaksi dengan protein dan mengubah bentuk
serta sifatnya, molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam
membran sel, mempengaruhi permeabilitasnya atau dapat berikatan dengan organel
sel [Christiansen dan Grzybowski, 1993 dalam Potter dan Perry, 2005].
Radikal
bebas yang reaktif mampu merusak sel, termasuk mitokondria, yang akhirnya mampu
menyebabkan cepatnya kematian [apoptosis] sel, menghambat reproduksi sel. Radikal
bebas yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi pada transkripsi DNA-RNA pada
genetik walaupun ia tidak mengandung DNA. Dalam saraf dan jaringan otot
ditemukan substansi yang disebut lipofusin, yang merupakan pigmen yang
diperkaya lemak dan protein. Lipofusin ditemukan terakumulasi dalam jaringan
orang-orang tua. Kesehatan kulit berangsur-angsur menurun akibat supalai
oksigen dan nutrisi yang makin sedikit mengakibatkan kematian jaringan kulit.
Proses metabolisme oksigen
diperkirakan menjadi sumber radikal bebas terbesar [Hatflick, 1987 dalam Potter
dan Perry, 2005], secara spesifik, oksidasi lemak, protein dan karbohidrat
dalam tubuh dapat menyebabkan radikal bebas. Polutan lingkungan, ozon, dan
pepsida merupakan sumber eksternal radikal bebas [Ebersole dan Hess, 1994 dalam
Potter dan Perry, 2005]. Radikal bebas
juga dapat terbentuk dari reaksi akibat paparan sinar matahari dan radiasi,
merokok, polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah gizi. Teori ini
menyatakan bahwa penuaan disebabkan akumulasi kerusakan irreversibel akibat senyawa pengoksidasi ini. Bertambah
banyak terkena radikal bebas, bertambah besar pula kemungkinan terjadi
kerusakan. Hal ini sejalan dengan konsep peranan radikal bebas pada berbagai
bentuk karsinogenesis.
Vitamin C dan E merupakan dua
substansi yang dipercaya dapat mengambat kerja radikal bebas [sebagai
antioksidan]yang memungkinkan menyebabkan kerusakan jaringan kulit.
Teori Cross Link
Teori
Cross Link menekankan pada postulat bahwa proses menua
terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi tubuh. Secara normal, struktur molekuler dari sel
berikatan secara bersama-sama membentuk reaksi kimia. Termasuk molekul kolagen yang merupakan rantai molekul
yang relatif panjang, dihasilkan oleh fibroblast. Jaringan baru bersinggungan dgn jaringan lama membentuk ikatan silang
kimia Saat serat kolagen yang awalnya di deposit dalam jaringan otot polos,
molekul ini menjadi renggang berikatan dan jaringan menjadi fleksibel. Hasil
akhir dari proses ikatan silang adalah peningkatan densitas kolagen dan
penurunan kapasitas untuk transport nutrient serta untuk membuang produk-produk
sisa metabolisme dari sel. Tetapi seiring berjalannya waktu, sel – sel yang tua
dan usang, reaksi kimianya menyebabkan molekul kolagen yang berdekatan
berikatan lebih kuat, sehingga jaringan menjadi lebih kaku / kurang elastis.
Contoh seperti gigi tanggal, tendon kering dan bersisik akibat penurunan
kekuatan daya rentang dinding arteri. Zat ikatan silang ditemukan pada lemak
tak jenuh, ion polyvalen, aluminium, seng dan magnesium.
Teori Imunologis
Penurunan atau perubahan dalam keefektifan
imun berperan dalam penuaan. Mekanisme seluler tidak tak-teratur diperkirakan
menyebabkan serangan pada jaringan tubuh melalui autoagresi atau
imunodefisiensi. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan proteinnya sendiri
dengan protein asing, sistem imun menyerang dan menghancurkan jaringannya sendiri.
Bertambahnya usia, kemampuan sistem imun menjadi disfungsi, sehingga memudahkan
berkembangnya penyakit kronis seperti kanker, DM, dan penyakit kardiovaskuler,
serta infeksi.
TEORI PSIKOSOSIAL
Tidak ada peristiwa yang adekuat untuk
mendukung teori tentang aspek psikososial penuaan. Peneliti telah menunjukkan
bahwa genetik bukan merupakan determinan utama memanjangnya usia. Manusia menua
sepanjang dimensi biologis, termasuk dimensi psikologis dan soaial.
Disengagement Theory / Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa makin bertambahnya usia, seseorang secara perlahan-lahan
melepaskan diri / menarik diri dari kehidupan sosialnya.
Hal ini
menyebabkan interaksi lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas,
sehingga sering terjadi kehilangan ganda [Triple
Loss], yakni :
- Kehilangan peran [Loss of Rule]
- Hambatan kontak sosial [Restraction of Contacts and Relation Ships]
- Berkurangnya komitmen [Reduced commitment to Social Mores and Values]
Activity Theory / Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa
seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua [Havigurst dan Albrech, 1963]. Orang
tua yang aktif dalam kegiatan sosial lebih cenderung menyesuaikan diri
terhadap penuaan dengan baik. Teori ini
menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak
terlibat dalam kegiatan sosial. Teori ini berdasar pada asumsi : aktif lebih
baik daripada pasif; gembira lebih baik daripada tidak gembira; orang tua
merupakan orang yang baikuntuk mencapai sukses dan akan memilih alternative
pilihan aktif dan begembira.
Continuity Theory / Teori
Kontinuitas
Teori ini memandang bahwa
kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan berkesinambungan yang
harus dihadapi oleh orang lansia. Teori
ini juga menyatakan kepribadian tetap sama atau tidak berubah dan perilaku
lebih mudah diprediksi seiring penuaan. Perubahan kepribadian dan perilaku
sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimilikinya.
PENYEBAB PROSES
PENUAAN
1. Faktor Internal
Radikal bebas, hormone
yang menurun kadarnya, proses glikosila, system kekebalan tubuh yang menurun,
dan juga factor genetic.
2. Faktor Eksternal
Gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak
sehat, kebiasaan hidup yang salah, paparan polusi lingkungan, dan sinar ultra
violet, stres dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan.
PERUBAHAN FISIOLOGIS
- Sistem integumen
Kulit
kehilangan kelenturan dan kelembabannya menyebabkan kulit kering dan bersisik. Lapisan epitel menipis dan serat kolagen
elastik menyusut dan menjadi kaku menyebabkan penurunan elastisitas, kerutan,
kondisi berlipat dan kendur. Kulit berkerut / keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Pigmentasi
berbintik / bernoda [senile lentigo]
di area yang terpajan sinar matahari, awalnya pada punggung tangan dan pada
lengan bawah. Adanya angioma merah coklat yang kecil, bulat. Lesi seborea atau
keratosis sebagai lesi yang tidak teratur, bulat atau oval, coklat, dan berair.
Kulit kepala dan rambut
menipis. Ekstremitas lebih dingin, penurunan persipirasi. Penipisan rambut dan
beruban pada kulit kepala; seringkali, penurunan jumlah rambut pada aksila dan
pubis serta rambut pada ekstremitas. Penurunan rambut pada wajah, pria pada
rambut dagu dan wanita rambut di atas bibir. Kuku mengalami penurunan laju
pertumbuhan. Dan mudah terjadi dekubitus.
- Kepala dan leher
Raut wajah
lansia menjadi nyata karena kehilangan lemak dan elastisitas kulit. Perubahan
pada nada suara (biasanya keras) karena penurunan kekuatan dan tingkat nada. Tulang
nasal dan wajah menajam dan angular; hilangnya rambut alis mata pada wanita dan
alis tebal pada pria. Terjadi penurunan ketajaman penglihatan, penurunan
akomodasi (presbiopia), penurunan adaptasi terhadap gelap, sensitivitas
terhadap cahaya yang menyilaukan (nyeri). Pada telinga, berkurangnya ketajaman
pendengaran (presbikus) terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi, dan konsonan yang berdesis, seperti s, sh, dan ch. Membran tympani
menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis. Terjadinya pengumpulan cerumen yang
dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Pada mulut dan faring terjadi
penurunan pengecapan akibat atrofi saraf pengecap.
- Toraks dan paru
Karena
adanya perubahan pada muskuloskeletal, menyebabkan konfigurasi toraks
kadang-kadang berubah. Terdapat
peningkatan diameter antero-posterior. Kifosis merupakan perubahan tajam dan
progresif pada struktur vertebra yang permanen bila disertai osteoporosis.
Kalsifikasi kartilago kosta dapat menyebabkan penurunan mobilitas kosta.
Penurunan massa dan tonus otot menyebabkan penurunan ekspansi paru. Penurunan
elastisitas alveoli paru menyebabkan perubahan emfisematus pada paru, dan
hiperesonan mungkin terdengar saat perkusi. Jika terjadi kifosis atau penyakit
obstruktif paru kronik, suara nafas terdengar jauh.
- Sistem jantung dan vaskular
Penurunan kekuatan kontraktil miokardium
menyebabkan penurunan curah jantung.
Penurunan ini signifikan pada lansia yang mengalami stres karena ansietas, kegembiraan, penyakit atau
aktivitas yang berat. Tubuh berusaha mengkompensasi
penurunan curah jantung dengan meningkatkan denyut nadi selama latihan, tetapi memerlukan waktu lama setelah latihan
untuk mengembalikan denyut jantung ke
frekuensi semula. Nilai dasar tekanan darah meningkat
akibat perubahan vaskular dan akumulasi plak sklerotik sepanjang dinding pembuluh darah, menyebabkan kakunya
vaskulatur secara menyeluruh. Nadi
perifer dapat di palpasi tetapi sering lemah pada ekstremitas bawah. Ekstremitas bawah lebih dingin, terutama pada
malam hari.
- Payudara
Penurunan
massa, tonus otot dan elastisitas otot menyebabkan payudara lebih kecil, dan payudara
mengendur. Atrofi jaringan glandular, disertai lebih banyak defosit lemak,
mengakibatkan payudara sedikit lebih kecil, kepadatannya berkurang, dan nodular
berkurang.
- Sistem gastrointestinal dan abdomen
Terjadi
peningkatan jumlah jaringan lemak pada tubuh dan abdomen menyebabkan
peningkatan ukuran abdomen. Karena tonus dan elastisitas otot menurun,
menyebabkan abdomen lebih membuncit. Terjadi perubahan fungsi GI, seperti
intoleransi pada makanan tertentu. Penurunan peristaltik, perlambatan pengosongan
lambung, dan mungkin tidak mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar.
Penurunan peristaltik juga mempengaruhi pengosongan kolon, yang dapat
menyebabkan konstipasi.
- Sistem reproduksi
Pada
wanita terjadi menopause, berkaitan dengan penurunan respons ovarium terhadap
hipofisis dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron dan atrofi
lineal epitel vagina. Pada
pria terjadi penurunan kadar testosteron, penurunan jumlah sperma dan penurunan
ukuran testis. Kurangnya frekuensi aktivitas seksual diakibatkan karena
penyakit, kematian pasangan seksual, penurunan sosialisasi atau hilangnya minat
seksual.
- Sistem perkemihan
Pada pria
dapat terjadi hipertrofi kelenjar prostat (BPH), yang mengakibatkan infeksi
traktus urinarius, sering berkemih, inkontinensia, dan terjadi retensi urin,
kesulitan memulai dan mempertahankan aliran urin. Sedangkan pada wanita yang
memiliki anak, dapat mengalami inkontinensia stres, terutama saat batuk,
bersin, atau mengangkat suatu benda, hal ini diakibatkan melemahnya otot
perineal dan kandung kemih, juga dapat terjadi inkontinensia urgensi.
- Sistem muskuloskeletal
Lansia
yang berolahraga secara teratur, tidak akan kehilangan massa atau tonus otot
dan tulang sebanyak lansia yang tidak aktif, serat otot berkurang ukurannya,
kekuatan otot berkurang sebanding dengan penurunan massa otot. Wanita pasca
menopause memiliki laju demineralisasi tulang yang lebih besar dari pria
lansia. Atrofi serabut otot menyebabkan lansia bergerak lamban, otot-otot kram,
dan menjadi tremor. Pemendekan fosa akibat penyempitan rongga intravertebral.
Tonjolan tulang lebih meninggi.
- Sistem neurologis
Jumlah
neuron pada sistem persarafan mulai berkurang,
yang mengakibatkan perubahan fungsi. Selain itu dapat terjadi penurunan
keseimbangan indra atau respons motorik tidak terkoordinasi. Pasien mengalami
insomnia dan peroide tidur lebih singkat, penyebabnya : (1) siklus tidur
memendek; (2) disrupsi tidur dapat sebagai akibat pengosongan kandung kemih
yang sering, nyeri atau gangguan psikologis; (3) medikasi dapat mempengaruhi
siklus bangun tidur.
- Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada
pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat.
Penurunan suhu tubuh (hipotermi) secara fisiologik kira-kira 350C
akibat menurunnya metabolisme. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi menurunnya aktivitas otot.
- Sel
Jumlah
sel lebih sedikit dan ukurannya lebih besar. Berkurangnya cairan tubuh dan
berkurangnya cairan intraseluler. Jumlah sel otak menurun. Otaknya menjadi
atrofisnya beratnya berkurang 5 – 10%.
PERUBAHAN KOGNITIF
a.
Demensia
Demensia adalah kerusakan umum fungsi intelektual
yang mengganggu fungsi sosial dan okupasi. Sindrom ini dicirikan oleh adanya
disfungsi serebral ireversibel dan progresif. Demensia senilis tipe Alzheimer
atau penyakit Alzheimer, dicirikan oleh adanya atrofi otak dan timbulnya plak
senil dan lilitan neurofibril dalam hemisfer serebral. Demensia merupakan tahap
ireversibel yang dikarakteristikan oleh adanya penurunan fungsi intelektual,
perubahan kepribadian, kerusakan penilaian, dan seringkali perubahan
afektif yang diakibatkan perubahan
metabolisme serebral secara permanen. Gejala utama adalah : hilang memori
(tahap awal), kerusakan ketrampilan bahasa, aktivitas motorik dan pengenalan
benda (tahap pertengahan), dan tahap akhir terjadi inkontinensia urin dan
fekal, ketidakmampuan ambulasi, dan hilangnya ketrampilan bahasa secara
lengkap.
b.
Delirium
Delirium atau tingkat konfusi akut adalah sindrom
otak menyerupai demensia ireversibel, tetapi secara klinis dibedakan oleh
adanya tingkat kesadaran yang tidak jelas, atau perubahan perhatian dan
kesadaran. Ciri lain meliputi kurang perhatian, ilusi, halusinasi, kadang
bicara inkoheren, gangguan siklus bangun- tidur, dan disorientasi.
c.
Penyalahgunaan Zat dan kerusakan kognitif
Penyalahgunaan alkohol dan obat lain terjadi pada
populasi lansia, karena stres dan kehilangan terkait penuaan, seperti pensiun,
kehilangan pasangan, dan kesepian. Penggunaan yang lama menyebabkan kerusakan
kognitif, dimana terjadi kerusakan serebral, serebelum, sensori, dan sistem
saraf perifer. Pecandu alkohol kronis dapat mengalami defisiensi Vitamin B1.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
1.
Pensiun
Pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh
adanya transisi dan perubahan peran, yang dapat menyebabkan stres psikososial.
Stres ini meliputi perubahan peran pada pasangan atau keluarga dan masalah
isolasi sosial.
2.
Isolasi sosial
Tipe isolasi
sosial yaitu sikap, penampilan, perilaku, dan geografi.
·
Isolasi sikap
Terjadi karena nilai pribadi dan kebudayaan. Karena itu isolasi sosial sikap terjadi
ketika lansia tidak diterima dalam interaksi sosial karena bias masyarakat.
·
Isolasi penampilan
Diakibatkan oleh penampilan yang tidak dapat
diterima atau faktor lain yang termasuk dalam menampilkan diri sendiri pada
orang lain. Faktor kontribusi lain adalah citra tubuh, higiene, tanda penyakit,
dan kehilangan fungsi.
·
Isolasi perilaku
Diakibatkan oleh perilaku yang tidak dapat diterima
pada semua kelompok usia dan terutama pada lansia. Perilaku yang tidak diterima
secara sosial menyebabkan seseorang menarik diri. Perilaku tersebut adalah
konfusi, demensia, alkoholisme, eksentrisitas, dan inkontinensia.
·
Isolasi geografi
Terjadi karena jauh dari keluarga, kejahatan di
kota, dan barier institusi. Keterbatasan fisik lansia atau kematian pasangannya
kesempatan untuk mengunjungi anaknya yang berada di luar kota berkurang. Angka
kriminal yang tinggi di daerah perkotaan, mengakibatkan ketidakinginan untuk ke
luar rumah. Salah satu barier institusi adalah kurangnya kemudahan akses bagi
orang yang menggunakan kursi roda, walker,
tongkat, atau kruk.
3.
Seksualitas
Semua lansia, baik sehat maupun lemah, perlu
mengekspresikan perasaan seksualnya. Seksualitas meliputi cinta, kehangatan,
saling membagi dan sentuhan, bukan hanya melakukan hubungan seksual. Libido
klien tidak menurun walaupun frekuensi aktivitas seksualnya menurun.
4.
Tempat tinggal dan lingkungan
Perubahan peran sosial, tanggung jawab keluarga,
dan status kesehatan mempengaruhi rencana kehidupan lansia. Sebagian memilih
hidup dengan anggota keluarga. Yang lain lebih memilih tinggal di apartemen
sendiri yang dekat dengan keluarganya. Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena mempunyai
dampak utama pada kesehatan. Lingkungan dapat mendukung atau mengganggu fungsi
fisik dan sosial, mempertinggi atau membuang energi, dan melengkapi atau
memperberat perubahan fisik yang ada seperti penglihatan dan pendengaran.
Furnitur harus nyaman (ukuran, kenyamanan, dan fungsi sebelum membeli) dan
menyesuaikan perubahan muskuloskeletal lansia. Furnitur harus mudah dipakai,
mudah dilepaskan dan harus memiliki penopang punggung.
5.
Kematian
Kelahiran dan kematian adalah universal, tetapi
juga merupakan kejadian yang unik dalam hidup. Banyak lansia menjelang ajal
masih memiliki tujuan, dan mereka secara emosi tidak siap untuk mati.
BISAKAH PROSES PENUAAN
DICEGAH?
Kita memang tidak bisa mengelak dari
proses menua. Penyebabnya telah kita ketahui, baik faktor internal maupun
eksternal. Ini berarti proses penuaan dapat dicegah dan dihambat apabila
faktor-faqktor pendukungnya juga dapat dihambat dan diatasi. Hal ini sesuai
dengan paradigma baru dalam kedokteran anti penuaan yang dikenalkan oleh
American Academy of Anti Aging Medicine (1993). Tantangan dari paradigma ini
adalah bagaimana mencegah, menunda, bahkan mengembalikan ke kondisi semula
semua proses yang membuat manusia menua dengan semua disfungsi, tanda, dan
gejala.
Tiga hal penting berkaitan dengan
konsep kedokteran anti penuaan adalah :
Pertama, penuaaan adalah proses yang dapat dicegah,
ditangani bahkan dikembalikan ke keadaan semula.
Kedua, manusia bukanlah tahanan dari takdir genetik
mereka.
Ketiga, gejala penuaan terjadi karena kadar hormon yang
menurun, bukan kadar hormon menurun karena proses penuaan (http://naturaterapi/index/php/memahami-proses-penuaan/akses
Maret 2011).
MEMPERLAMBAT PROSES PENUAAN
Proses penuaan dapat dicegah dan dihambat
apabila kita mempunyai gaya hidup yang baik dan sehat dan dengan konsistensi
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang dibarengi dengan komitmen dan
keinginan untuk hidup sehat.
1.
Olahraga teratur dan konsisten
Dengan
berolahraga teratur, tubuh dibiasakan selalu aktif dan sirkulasi darah ke
seluruh tubuh tetap sehat. Studi ilmuwan di Universitas Harvard menyebutkan
orang-orang yang memulai kebiasaan olah raga lebih lambat pada usia tua
ternyata memiliki tingkat kesakitan dan kematian lebih rendah dibandingkan
dengan orang-orang yang pada usia mudanya rajin berolahraga tapi lalu menjadi
malas berolahraga pada usia tuanya. Hal ini membuktikan bahwa orang tidak
pernah terlalu tua untuk mulai berolah raga. Tidak pernah terlambat untuk mulai
membiasakan diri berolahraga.
2.
Makanlah makanan yang sehat
Apa
yang kita makan sangat mempengaruhi seluruh proses dalam tubuh. Beberapa tips
dalam memilih makanan yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dalam
tubuh kita : batasi konsumsi gula olahan dan lemak jenuh hewani, konsumsi
makanan berserat tinggi (gandum, buah dan sayuran segar), lebih baik konsumsi
karbohidrat kompleks / polisakarida daripada
konsumsi glukosa (nasi, roti, pasta), konsumsi kalsium yang cukup,
perbanyak minum air putih 10 gelas setiap hari, dan dianjurkan untuk
mengkonsumsi ekstra antioksidan, seperti 100 IU Vitamin E. Beberapa makanan
yang dianjurkan :
·
Minyak
Zaitun, lemak jenuh tunggal, mengandung polifenol---menurunkan risiko serangan
jantung. Juga sebagai antioksidan yang ampuh mencegah penyakit lansia.
·
Yogurt,
kaya akan kalsium untuk mencegah osteoporosis. Umur panjang di Rusia (1970).
·
Ikan----
Alaska bebas penyakit jantung. Merupakan sumber lemak omega 3 ----- mencegah
penimbunan kolesterol pada pembuluh darah, mencegah irama jantung yang tidak
normal.
·
Cokelat
----- Panama (P San Blas) risiko penyakit jantung sangat kurang. Kaya flavanol
----- melancarkan peredaran darah dan terhindar dari DM Tipe 2, tekanan darah
tinggi, ginjal dan demensia.
·
Kacang ----- Seventh Day & Adventists ----
hidup 2 tahun lebih lama. Kaya lemak
tak jenuh = minyak zaitun, juga mengandung vitamin, mineral dan oksidan.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala yang diperlukan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Kesadaran akan pentingnya nilai
kesehatan, merupakan salah satu bentuk upaya dari menghambat proses penuaan.
4.
Kelola stres dengan selalu berpikir
positif
Banyak
studi ilmiah yang sudah dilakukan mengatakan bahwa kondisi stres psikologis
yang berlangsung lama dapat mempercepat proses penuaan dan membuat orang
menjadi tua sebelum waktunya. Secara ilmiah dikatakan bahwa stres psikologis
secara tidak langsung dapat merusak struktur telomere, yaitu suatu komponen
biokimia yang terdapat pada kromosom manusia yang berperan pada replikasi sel.
Dengan setiap replikasi, telomere memendek. Mekanisme telomere ikut menetunkan
rentang usia sel dan dan pada akhirnya juga rentang usia organisme itu sendiri.
Maka penting sekali untuk dapat mengelola stres kehidupan dengan menjaga
piukiran agar senantiasa berpikir positif dan optimis.
Aging process atau proses penuaan adalah
hal alami yang akan dihadapi semua orang. Tapi bukan berarti proses
penuaan menurunkan kualitas kehidupan kita. Jika sampai saat ini kita takut pikun, Alzheimer,
hingga penurunan kelincahan fisik, sudah waktunya mengubah mindset. Beberapa
trik-trik sederhana yang bisa dilakukan :
1.
Kulit
berkeriput dan muncul age spot.
Penelitian membuktikan : Paparan
sinar matahari (UVA & UVB) dan rokok yang paling cepat merusak kolagen.
Yang dapat dilakukan :
Nikmati segelas teh hijau setiap hari ---- antioksidan tinggi. Hindari matahari
dan gunakan krim wajah yang mengandung
Vitamin C dan E untuk menyelamatkan kulit dari radikal bebas dan mengandung
antioksidan atau tabir surya, karena antioksidan akan membuat sel-sel kulit
memperbaiki kerusakannya sendiri dan tabir surya untuk menghalau sinar UVA
& UVB yang jahat terhadap kolagen kulit.
2.
Gigi
tidak putih, mudah tanggal dan gangguan pada gusi.
Penelitian membuktikan : Gigi
yang sehat akan tinggal lama di mulut kita. Dan gigi akan menjadi sehat bila
“tempat tinggalnya” alias mulut sehat. Sebab mulut yang sehat akan mensuplai
saliva yang kaya akan mineral---- menyelamatkan gigi dari pengeroposan.
Sedangkan jika mulut kering, proses pengeroposan cepat terjadi.
Yang dapat dilakukan : Sikat gigi selama 2 menit, gunakan mouthwash dan dental floss sekali sehari. Setiap 6 bulan sekali kontrol ke dokter
gigi.
3.
Pelupa
Penelitian membuktikan : Melakukan
aktivitas yang bisa melatih otak kiri dan kanan secara bersamaan, seperti
mengisi teta teki silang, dapat membangun kekuatan otak. Penelitian di Swedia, mengungkapkan adanya
hubungan antara aktivitas fisik dengan ketajaman berfikir. Mereka mengamati
responden yang tetap berolahraga rutin di usia paruh baya, hasilnya 60% dari mereka terbebas dari Alzheimer dan
dimensia.
Upaya yang dapat dilakukan :
Tantang diri kita setiap hari untuk melatih mental dan fisik, minimal 10 menit.
Caranya berolah raga fisik dan otak. Jangan lupa mengkonsumsi banyak makanan
yang kaya antioksidan plus ikan laut dalam
yang kaya omega 3.
4. Otot mengeras dan tidak fleksibel.
Penelitian membuktikan : Kekuatan dan kelenturan otot akan tercapai maksimal
pada usia 20 – 30 tahun. Orang-orang yang berolahraga sesekali maka kekuatan otot akan menghilang
saat kita memasuki usia 50 tahun. Bila terus berlangsung per dekade umur kita,
penurunnya 2 – 5%.
Yang dapat dilakukan : Berolahraga dengan rutin untuk menjaga kelenturan
kulit, meskipun pertambahan usia tetap berlangsung. Gaya ”tree yoga” dapat menguatkan otot-otot kaki.
5. Mata berisiko mengalami katarak dan glukoma
Penelitian membuktikan : nutrisi yang baik membantu kita terbebas dari
penyakit penurunan fungsi mata. Konsumsi antioksidan yang tinggi membantu mata
tetap cemerlang sampai usia lanjut. Asap rokok dan lemak juga membuat mata
mengalami gangguan.
Yang dapat dilakukan : Asupan antioksidan dengan Omega 3 dan 6 membuat
kelenjar air mata tetap terproduksi dengan baik. Kelenjar air mata akan membuat
mata tidak kering sehingga terhindar dari berbagai gangguan pada mata.
6.
Tulang
cepat rapuh
Penelitian membuktikan : Pada saat kita memasuki usia 30 tahun,
tubuh berhenti memproduksi kalsium. Bila makanan tidak mengandung kalsium dan jarang berolah raga, maka akan
terjadi osteoporosis dab kerapuhan tulang. Hubungan olahraga dengan kerapuhan
tulang, tulang kita menmpel di jaringan
hidup, seperti otot. Ketika berolahraga, jaringan-jaringan itu akan ikut
memperkuat tulang, dari setiap gerakan yang kita lakukan.
Yang dapat dilakukan : Berolahraga dengan rutin, plus maksimalkan
konsumsi kalsium. Makan makanan yang kaya akan Vitamin D (seperti telur, hati,
dan ikan) akan memaksimalkan produksi kalsium, karena keduanya saling
bergantung ketika bekerja di dalam tubuh (http://female.kompas.com/red/2010/24/10105777/jangan-mau-diperdaya-proses-penuaan)
TIDAK USAH TAKUT MENGHADAPI PERTAMBAHAN USIA KARENA MULAI HARI INI, KITA SUDAH MEMPUNYAI ” SENJATA
AMPUH” UNTUK MEMBUATNYA MENJADI LEBIH MENYENANGKAN (Prevention
online/Siagian Priska)
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan
Gerontik. Jakarta : EGC
Potter dan Perry. 2005. Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Volume 1. Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum
dan Sistemik. Volume 1. Edisi 2. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment