WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Wednesday, January 22, 2014

Kerangka konseptual dan hipotesa penelitian

Juniartha Semara Putra
A.    Kerangka konseptual dan hipotesa penelitian
1.    Kerangka konseptual
a.       Pengertian
Kerangka konseptual penelitian adalah  suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap  konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual  yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif,  diakhiri dengan konsep atau ide  baru yang disebut kerangka konseptual.
Kerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008: 54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.
Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.
Kerangka konseptual yang baik menurut Uma Sekaran sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono dalam Iskandar (2008: 54) sebagai berikut:
1.      Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.      Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.      Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.

b.      Tahap penyusunan
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
1.      Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
2.      Mengembangkan pernyataan hubungan.
3.      Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
a)        Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
b)        Penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis  sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh
c)        Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan. 



c.       Contoh kerangka konseptual
Contoh 1





Contoh 2

2.    Hipotesa penelitian
a.    Pengertian
Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypotesis  berarti pendapat yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Hipotesa adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hypotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.
Hypotesis seyogyanya diturunkan dari suatu teori, sehingga rumusan hiphotesis harus dalam bentuk  pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung hubungan dua variable atau lebih. Sumber Hipotesa  bisa dari hasil kajian teoritis atau melali proses menghubung-hubungkan  sejumlah bukti empiris dan juga bisa hasil perenungan atau reka-reka rasional. 
Hipotesis diturunkan melalui teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. (Iskandar, 2008 : 56). Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008 : 56), hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan instrumen kerja dari teori.
Hipotesis merupakan gabungan dari kata ”hipo” yang artinya dibawah, dan ”tesis” yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. (Suharsimi Arikunto, 2000 : 57). Dengan demikian, menurut Suharsimi, Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu, menurut Suharsimi hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesa itu harus dibuat yaitu 1) Hipotesa yang dirumuskan peneliti  dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus kajian.2) Hipotesa merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan analisa data, penentuan prosedur kerja dan  data yang harus dicari selama proses penelitian.
Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000 : 64) ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:
1.      Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel.
2.      Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu.
3.      Hipotesis harus dapat diuji
4.      Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.
Sedangkan menurut Mahsun, (Iskandar, 2008 : 57) hipotesis penelitian hendaklah memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Hipotesis dibuat dalam bentuk kalimat deklaratif (pernyataan)
2.      Hipotesis harus dapat teruji.
3.      Hipotesis harus rasional, artinya mengemukakan penjelasan yang masuk akal. Hubungan antara variabel-variabel harus jelas sehingga variabel dapat diukur.
b.    Cara memperoleh hipotesa
Hipotesa dapat bersumber dari teori atau hasil perenungan yang mendalam. Dari manapun sumber hipotesa , tidak menjadi masalah, namun yang paling utama bahwa untuk merumuskan Hipotesa harus digunakan cara tertentu, yaitu cara berpikir bisa secara induktif maupun deduktif.
Berpikir induktif merupakan cara berpikir  melalui  penarikan kesimpulan umum dari sejumlah atau serangkaian  gejala spesifik dari  peristiwa nyata dan berpikir induktif merupakan cara berpikir  melalui  penarikan kesimpulan khusus dari sejumlah atau serangkaian  gejala umum dari  peristiwa nyata.
c.    Ciri-ciri hipotesa
Ciri-ciri suatu hipotesa adalah sebagai berikut :
1)   Hipotesa dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam bentuk kalimat tanya.
2)   Hipotesa harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.Hal ini berarti bahwa hipotesa hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
3)   Hipotesa harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesa harus mengandung atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
4)   Hipotesa harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesa yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
d.   Prinsip uji hipotesa
Prinsip uji hipotesa adalah melakukan perbandingan antara nilai sampel dengan nilai populasi  yang diajukan. Peluang untuk diterima atau ditolaknya suatu hipotesa tergantung besar kecilnya  perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesa. Bila perbedaan cukup besar  peluang untuk menolak hipotesapun besar, dan sebaliknya bila perbedaanya kecil  maka peluang untuk menolak hipotesa pun kecil.
e.    Bentuk hipotesa
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesa, yaitu :
1)        Hipotesa nol (hipotesa statistik) Pada penelitian,  hipotesa nol ini diartikan  sebagai tidak adanya hubungan atau perbedaan antara dua fenomena yang diteliti. Diberi notasi atau symbol dengan (H0). Contoh: Tidak ada  hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit jantung koroner.    
2)        Hipotesa alternatif (hipotesa penelitian). Adalah lawannya hipotesai nol, yang berbunyi adanya perbedaan  atau adanya hubungan antara dua fenomena yang diteliti (variable bebas dengan variabel terikat), diberi notasi atau symbol dengan (HI). Contoh :  Ada  hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit jantung coroner.
f.     Jenis rumusan hipotesa
Menurut tingkat eksplanasi hipotesa yang akan diuji, maka rumusan hipotesa dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1)        Hipotesa deskriptif
Yaitu Hipotesa yang menggambarkan spesifik ciri – ciri suatu tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan.
Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a)        Seberapa besar peran keluarga dalam  mencegah penularan TB paru terhadap anggota keluarga yang lain ?
b)        Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?.
c)        Bagaimanakah intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama ? 
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan  hipotesa seperti berikut :
a)        Peran keluarga  dalam mencegah penularan TB paru terhadap keluarga yang lain sebagian besar  baik.
b)        Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70 % dari yang diharapkan. 
c)        Intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama di duga rendah. 
2)         Hipotesa komparatif (Perbedaan )
Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan membuat perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh :
Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a)    Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu?
b)   Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas ?
c)    Bagaimanakah perbedaan  tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama Dan di luar asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan  hipotesa seperti berikut :
a)      Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu?  
b)      Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas.
c)      Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik dari mahasiswa yang tidur di luar asrama. 
3)      Hipotesa Asosiatif (hubungan)
Suatu pernyataan yang menunjukan  dugaan tentang hubungan      antara dua variabel atau lebih.
Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a)      Bagaimanakah hubungan antara  pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas ?
b)      Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar?
c)      Bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila ? 
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan  hipotesa seperti berikut :
a)      Ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas.
b)      Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar.
c)      Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila.

B.  Populasi dan sampel penelitian
1.        Populasi 
a.       Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan  karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 : 90). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam. 2003). 
Populasi ialah semua nilai  baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun  kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini Usman.  2006 : 181)
Populasi adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan dikenai generalisasi” (I.B. Netra, 1974 hal 10).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu: Populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakukan kesimpulan penelitian kita (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
Contoh:   
-          Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta
-          Populasi targetnya adalah seluruh dosen MIPA di Yogyakarta
-          Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar Fakultas MIPA
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.

b.      Jenis- jenis Populasi
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan cirri dari populasi itu. Di antara yang kita kenal basar-besaran : rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai paremeter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila nilainya itu berubah, maka berubah pula populasinya.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumberdata yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Hadani Nawawi, 1983: 141). Kaitanya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Populasi terbatas atau populasi terhingga, yaitu populasi yang memiliki batasan kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Stara 1, dan lain-lain.
b.      Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan batasanya , sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.  Misalnya, guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus di hitung sejak guru yang pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat diganbarkan suatu objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut juga parameter.
Ada 2 macam populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu:
a.       Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang dengan alasan yang kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.
b.      Populasi Terukur (accessable population)
Populasi terukur adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan.
Contoh:
-          Populasi terukurnya adalah kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten Batul. Karena tingkat kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan dan status sosial ekonomi, anak-anak di kabupaten Batul sama dengan di Yogyakarta.
-          Populasi targetnya adalah populasi anak usia 5 tahun di  Yogyakarta
-          Kesimpulannya adalah kemampuan berbahasa anak usia 5 tahun di kabupaten batul berlaku untuk propinsi Yogyakarta

Selain itu, populasi dapat di bedakan menjadi 2 (Margono, 1997),  yaitu:        
a.       Populasi teoritis (Theoritical population), yaitu sejumlah populasi yang batasanya ditetapkan secara kuantitatif.
b.      Populasi yang tersedia (Accessible population), yaitu sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas

2.      Sampel
a.       Pengertian Sampel 
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79).   
Menurut Issac dan Michael didapatkan dari tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf signifikan 5%, bila populasinya sebanyak 25 maka sampel sebanyak 23 orang.  (Sugiyono. 2005 : 98) 
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan   objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 )
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi  yang diteliti ( Suharsimi Arikunto. 2002 : 109).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (). Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target. 
Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), antara lain:
1)      Dalam menentukan populasi target
               Contoh: populasi target dalam penelitian adalah guru ipa sma negeri, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
2)        Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target
               Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadap pemberian layanan bk disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum mendapatka layanan bk di sekolah.
3)      Salah dalam menentukan wilayah
               Contoh: populasi target adalah seluruh diy, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan di daerah pedesaan saja.
4)        Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya
5)        Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas

b.      Ukuran sampel
1.      Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian. Semakin besar ukuran sampel akan semakin mewakili populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005). Biasanya para peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin, karena semakin besar jumlah sampel yang digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan, makin banyak tenaga yang digunakan dan semakin lama waktu yang diperlukan.
Dalam pengambilan sampel dibutuhkan sebuah pertimbangan dari berbagai aspek diatas, sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili populasi yang diteliti dan lebih efisien. Contoh ukuran sampel melalui pertimbangan, antara lain:
·         Dalam penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar,
·         Dalam penelitian kausal komperatif dan eksperimental, 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai
·         Dalam penelitian survei, sampel sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel baru cukup memadai
2.      Kebutuhan Sampel Besar
a.       Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol.
Dalam variabel yang tidak dapat dikontrol, para peneliti mengatasinya dengan sampel besar (Nana Syaodih sukmadinata, 2009). Contoh: Penelitian tentang dampak pembelajaran dengan menggunakan website tehadap pengembangan kreatifitas siswa SMA. Dalam penelitian tersebut meneliti dampak dari macam-macam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan website, pengembangan kegiatan dan penemuan hal baru. Dari beberapa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan website akan terlibat beberapa faktor atau variabel lain seperti: kecerdasan, kematangan, jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi,dll. Penelitian dengan sampel besar memungkinkan mengadakan analisis yang berkenaan dengan faktor-faktor tersebut.
b.      Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang kecil.
Adanya perbedaan atau hubungan yang kecil bisa terabaikan jika ukuran sampelnya kecil. Dengan menggunakan sampel besar, perbedaan atau hubunga-hubungan yang kecil dapat terukur kebermaknaannya (signifikansinya). Contoh: penelitian tentang perbedaan pengaruh penggunaan media terhadap prestasi belajar para siswa di SMP. Jika sampelnya kecil tidak akan ditemukan adanya perbedaan pengaruh, tapi jika menggunakan sampel besar kemungkinan akan ditemukan adanya perbedaan.
c.       Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil.
Dalam beberapa penelitian eksperimental, tujuan penelitian tidak hanya diarahkan pada penguji perbedaan pengaruh dari beberapa perlakuan yang diberikan tapi, juga menguji perbedaan pengaruh satu atau lebih perlakuan tersebut terhadap beberapa kelompok yang berbeda (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009.
d.      Menghindari penyusutan
Dalam proses penelitian sering terjadi penyusutan jumlah sampel. Makin panjang masa penelitian berlangsung kemungkinan terjadinya penyusutan jumlah sampel semakin besar. Untuk menghindari dampak penyusutan tersebut maka diperlukan jumlah sampel yang besar. Upaya untuk mengurangi penyusutan antara lain:
·         Tekankan pada subjek sampel bahwa mereka jangan sampai mundur di tengah jalan
·         Tegaskan pentingnya penelitian
·         Sebelum mulai berpartisipasi mintalah kesediaan mereka untuk ikut sampai tuntas.
·         Adakan kontak secara teratur untuk memelihara hubungan dan minat mereka
e.       Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik dipenuhi.
Dalam analisis statistik pengujian instrumen dan pengujian hipotesis dituntut tingkat kepercayaan tertentu minimal 95% atau alpha 5% tapi lebih baik kalau kepercayaan 99% atau alpha 1%. Untuk itu dalam mencapai tingkat kepercayaan tersebut dituntut sampel yang besar.
f.       Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat heterogen
Dalam penelitian diharapakan populasi yang heterogen sehingga sampel acak yang sederhana dapat segera ditemukan. Contoh: populasi siswa, kita akan berhadapan dengan perbedaan jenis sekolah, tingkat kelas, jurusan, usia, jenis kelamin, tingkat kederdasan, minat, hobi ,dll. Penggunaan sampel yang besar memberikan kemungkinan untuk dapat memperhatikan perbedaan dalam variabel-variabel tersebut (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
g.      Jika reliabilitas dari variabel bebas tidak terjamin
Dalam penelitian tidak selalu reliabilitas atau ketepatan hasil penelitian itu bisa dijamin. Hal ini dikarenakan karakteristik variabel itu sendiri. Untuk mengurangii dampak reliabilitas yang rendah dari variabel tersebut diperlukan sampel berukuran besar.

Cara menghitung jumlah sample
Konsep Slovin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPAYa7AmcpMqbyA6uZrZPGpoQ67e67utvNpWEpwYsbue7LxguRr1PgY5JUZYH16dCMNlMYeHLWPIvmXbXlq9ZVeNDykIHF7TcAsIt6YPwyDz0Gc6vJ5Z8He4PV2ci8gnjm4ThsGDfFihrT/s1600/1.PNG
Dalam banyak buku yang mencantumkan rumus untuk menentukan ukuran sampel yang dibuat Slovin, khususnya dalam buku-buku metodologi penelitian, sampai saat ini penulis belum bisa memperoleh keterangan yang lengkap mengenai konsep dasar yang dipakai membangun rumus tersebut. Dengan hanya mendasarkan pada rumus (1), kalau tidak berusaha mencari keterangan lain dan mengetahui konsep dasar yang digunakan untuk membuat rumus tersebut, maka belum bisa menjawab secara tepat empat pertanyan mendasar tadi.























DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Netra, Ida Bagus. 1974, Statistik Infrensial, Surabaya : Usaha Nasional
Nursalam. 2003.  Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 
Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta   
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta  
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. 
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
             .2013. Teknik Penelususran Kepustakaan. Http://samoke2012.wordpress.com/2012/09/24/teknik-penelusuran-tinjauan-pustaka/. Diakses 5 Agustus 2013 jam 15.00 WITA







No comments: