Juniartha Semara Putra
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS

Rangsangan pada uterus Lepasnya buah kehamilan Terganggunya psikologis ibu
dari implantasinya
Kontraksi uterus Kecemasan
Terputusnya pembuluh darah ibu Defisit
knowledge
Prostaglandin

Perdarahan dan
nekrose desidua
Dilatasi
serviks Resiko defisit volume cairan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS
I.
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Abortus
(keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Di bawah dikemukakan beberapa definisi beberapa ahli tentng abortus:
a. Eastman : Abortus adalah keadaan
terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar
uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara
400-1000 gram, atau usia kehamilan <28 minggu.
b. Jeffcoat : Abortus adalah
pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus
belum viable by law.
c. Holmer : Abortus adalah terputusnya kehamilan
sebelum minggu ke 16 dimana proses plasentasi belum selesai.
B. ETIOLOGI
1
Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang
sedemikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor
endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2
Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus,
yaitu:
1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat
mneyebabkan abortus dan partus prematurus.
2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron
atau disfungsi kelenjar gondok.
3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
4) Gizi ibu yang kurang baik.
5) Kelainan alat kandungan:
- Hypoplasia uteri.
- Tumor uterus
- Cerviks yang pendek
- Retroflexio uteri incarcerate
- Kelainan endometrium
6) Faktor psikologis ibu.
Stress
pada ibu dapat juga memicu terjadinya abortus.
7) Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua
orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu)
mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
8)
Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia,
memperbesar peluang terjadinya abortus.
C. WOC
|
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |









Kelemahan
Nyeri Resiko gawat
janin
Resiko
terjadi infeksi
- KLASIFIKASI
1. Abortus spontan (terjadi dengan
sendiri, keguguran)
a.
Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus ini
baru mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan. Tanda dan gejalanya :
a.
Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20.
b.
Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian
bawah menyertai perdarahan.
c.
Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau
sedikit sekali.
d.
Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
e.
Serviks tertutup.
b.
Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus
sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Tanda dan gejalanya :
a.
Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar
gumpalan darah.
b.
Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena
kontraksi rahim kuat.
c.
Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
c.
Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian
dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebgaian (biasanya jaringan
palsneta) masih tertinggal di rahim. Tanda dan gejalanya :
a.
Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun
jaringan telah keluar.
b.
Nyeri perut bawah mirip kejang.
c.
Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di
dalam uterus yang dianggap sebagai corpus allienum.
d.
Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan
hati).
d.
Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau
abortus incipiens yang disertai infeksi. Tanda dan gejalanya :
a.
Demam kadang – kadang menggigil.
b.
Lochea berbau busuk.
e.
Missed abortion (keguguran tertunda). Missed abortion
ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di
dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati. Tanda dan gejalanya :
a.
Rahim tidak emmbesar, malahan mengecil karena absorpsi
air ketuban dan macerasi janin.
b.
Buah dada mengecil kembali.
c.
Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus
berlangsung.
f.
Abortus completes (keguguran lengkap). Seluruh buah
kehamilan telah dilahirkan lengkap. Tanda dan gejalanya :
a.
Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil
konsepsi keluar.
b.
Serviks menutup.
c.
Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan
amenorea.
d.
Gejala kehamilan tidak ada.
e.
Uji kehamilan negatif.
g.
Abortus habitualis (keguguran berulang – ulang). Ialah
abortus yang telah berulang dan berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3
kali berturut – turut.
2. Abortus provocatus (sengaja, digugurkan)
a.
Abortus provocatus artificialis atau abortus
therapeutics.
Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada
ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma
cerviks.
b.
Abortus provocatus criminalis.
Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang
oleh hukum.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes
|
Fungsi
|
Hasil
|
Test HCG Urine
|
Indikator kehamilan
|
Positif
|
Ultra Sonografi
|
Kondisi janin/cavum uterus
|
terdapat janin/sisa janin
|
Kadar Hematocrit/Ht
|
Status Hemodinamika
|
Penurunan (< 35 mg%)
|
Kadar Hemoglobin
|
Status Hemodinamika
|
Penurunan (< 10 mg%)
|
Kadar WBC
|
Resiko Infeksi
|
Meningkat(>10.000 U/dl)
|
Kultur
|
Kuman spesifik
|
Ditemukan kuman
|
- KOMPLIKASI
1) Perdarahan hebat.
2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis,
infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
4) Shock bakteri karena atoxin.
5) Perforasi saat curetage
II.
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
Kaji identitas dan
keluhan-keluhan pasien.
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut:
-
Tidak enak badan.
-
Badan panas, kadang- kadang panas disertai
menggigil dan panas tinggi.
-
Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
-
Keluar perdarahan dari alat kemaluan,
kadang-kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus.
-
Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri
drasakan melilit menyebar sampai ke punggung dan pinggang.
-
Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti
papan, dan kaku.
-
Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti
kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah banyak.
-
Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi
kehamilan.
-
Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat
kepastian penyakitnya.
-
Nadi cenderung meningkat, tekanan darah
meningkat, respirasi meningkat dan suhu meningkat.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
ü
Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder
terhadap pelepasan separasi plasenta.
ü
Resiko
deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau
abnormal (perdarahan).
ü
Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi
(status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan
kimia tubuh; perdarahan.
ü
Resiko terjadi gawat janin intra uteri
(hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta
skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.
ü
Ketakutan/ansietas
b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan,
fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga
(hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
ü
Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar),
mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang
pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal
sumber informasi; keterbatasan kognitif.
ü
Risiko
tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat
perdarahan; prosedur invasif.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan
sesuai dengan perencanaan.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tujuan dan outcome.
No comments:
Post a Comment