WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Wednesday, January 22, 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS

Juniartha Semara Putra

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS


I.         KONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah dikemukakan beberapa definisi beberapa ahli tentng abortus:
a.       Eastman : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan <28 minggu.
b.      Jeffcoat : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.
c.       Holmer   : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plasentasi belum selesai.
B.  ETIOLOGI
1                      Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
2                                  Penyakit ibu  
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus.
2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok.
3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
4) Gizi ibu yang kurang baik.
5) Kelainan alat kandungan:
- Hypoplasia uteri.
- Tumor uterus
- Cerviks yang pendek
- Retroflexio uteri incarcerate
- Kelainan endometrium
6) Faktor psikologis ibu.
     Stress pada ibu dapat juga memicu terjadinya abortus.
7) Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
8)      Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus.





























C.  WOC
Etiologi:
-          Faktor kelainan telur.
-          Faktor penyakit pada ibu
-          Faktor suami
-          Faktor lingkungan /eksogen
 
 



















Rangsangan pada uterus         Lepasnya buah kehamilan           Terganggunya psikologis ibu
                                                          dari implantasinya
         Kontraksi uterus                                                                           Kecemasan
                                             Terputusnya pembuluh darah ibu                    Defisit knowledge
                    Prostaglandin    
                                            Perdarahan dan nekrose desidua

        Dilatasi serviks                   Resiko defisit volume cairan
                                                                          Kelemahan
                           Nyeri                               Resiko gawat janin
                                                                 Resiko terjadi infeksi





  1. KLASIFIKASI
1.      Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran)
a.       Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus ini baru mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan. Tanda dan gejalanya :
a.       Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20.
b.      Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan.
c.       Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
d.      Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
e.       Serviks tertutup.
b.      Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Tanda dan gejalanya :
a.       Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan darah.
b.      Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
c.       Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
c.       Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebgaian (biasanya jaringan palsneta) masih tertinggal di rahim. Tanda dan gejalanya :
a.       Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.
b.      Nyeri perut bawah mirip kejang.
c.       Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap sebagai corpus allienum.
d.      Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).
d.      Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi. Tanda dan gejalanya :
a.       Demam kadang – kadang menggigil.
b.      Lochea berbau busuk.
e.       Missed abortion (keguguran tertunda). Missed abortion ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati. Tanda dan gejalanya :
a.       Rahim tidak emmbesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan macerasi janin.
b.      Buah dada mengecil kembali.
c.       Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.
f.       Abortus completes (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan lengkap. Tanda dan gejalanya :
a.       Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar.
b.      Serviks menutup.
c.       Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
d.      Gejala kehamilan tidak ada.
e.       Uji kehamilan negatif.
g.      Abortus habitualis (keguguran berulang – ulang). Ialah abortus yang telah berulang dan berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3 kali berturut – turut.

2. Abortus provocatus (sengaja, digugurkan)
a.       Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics.
Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.
b.      Abortus provocatus criminalis.
Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.


  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes
Fungsi
Hasil
Test HCG Urine
Indikator kehamilan   
Positif 
Ultra Sonografi          
Kondisi janin/cavum uterus
terdapat janin/sisa janin
Kadar Hematocrit/Ht
Status Hemodinamika
Penurunan (< 35 mg%)
Kadar Hemoglobin    
Status Hemodinamika
Penurunan (< 10 mg%)
Kadar WBC   
Resiko Infeksi
Meningkat(>10.000 U/dl)
Kultur
Kuman spesifik
Ditemukan kuman
                                   


           
  1. KOMPLIKASI
1) Perdarahan hebat.
2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
4) Shock bakteri karena atoxin.
5) Perforasi saat curetage






























II.            TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
  1. PENGKAJIAN
Kaji identitas dan keluhan-keluhan pasien.
            Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan      sebagai berikut:
-       Tidak enak badan.
-       Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
-       Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
-       Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus.
-       Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke punggung dan pinggang.
-       Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
-       Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah banyak.
-       Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
-       Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
-       Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu meningkat.

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ü  Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.
ü  Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau abnormal (perdarahan).
ü  Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.
ü  Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.
ü  Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
ü  Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.
ü  Risiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.



D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan outcome.









No comments: