Juniartha Semara Putra
Intervensi
ASKEP POST OPERASI TUTUP
KOLOSTOMI
Post operasi tutup
kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan pembedahan pada post kolostomi
sementara.
Perjalanan dan
riwayat tindakan.
Klien yang
mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon, kolitis
ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan
kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon (asecenden, transversum dan
sigmoid). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen. Kolostomi
asenden dan transversum bersifat sementara , sedangkan kolostomi sigmoid
bersifat permanen.
Kolostomi yang
bersifat sementara akan dilakukan penutupan .
Berdasarkan lubang
kolostomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Single barreled stoma, yaitu
dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
- Double barreled, biasanya
meliputi kolon transversum. Kedua
ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal
mengakibatkan dua stoma. Stoma distal
hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
- Kolostomi lop-lop, yaitu kolon
transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan
glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen,
lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada klien dengan post kolostomi:
-
Irigasi diperlukan untuk mengatur
defekasi
-
Pembersihan usus diperlukan
sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI.
Rencana Keperawatan
terintegrasi:
- Perawatan pascaoperasi
- Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
- Terapi intra vena
- Imobilitas
- Nyeri.
Pengkajian Data
Dasar
- Pemeriksaan fisik terhadap daerah
penutupan kolostomi:
-
Keadaan luka: tanda kemerahan,
pengeluaran cairan
-
Adanya pembengkakan dan menutup
sempurna
- Pemeriksaan daerah rektum:
-
Pengeluaran feses
- Kecemasan
- Nyeri
Diangosa
keperawatan
- Nyeri berhubungan dengan perlukaan
skunder operasi penutupan kolostomi
- Cemas berhubungan dengan ancaman
terhadap disfungsi rektum
- Resiko tinggi terhadap komplikasi :
infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan .
Intervensi
Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan
skunder operasi penutupan kolostomi
Tanda-tanda
Subyektif:
-
Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan
nyeri daerah perut.
Obyektif:
-
Merintih, menangis
-
Melindungi sisi nyeri.
-
Nadi meningkat
Kriteria evaluasi:
-
Mengungkapkan tidak ada nyeri
-
Tidak merintih, menangis
-
Ekspresi wajah rileks
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Kaji keluhan dan derajat nyeri
2.
Motivasi untuk melakukan teknik
pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian
3.
Hindari sentuhan seminimsl
mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri
4.
Pertahankan puasa
4. Berikan analgetik sesuai dengan program medis.
|
Untuk mengetahui sifat dan tingkat nyeri
sehingga memudahkan dalan memberi tindakan.
Relaksasi dan retraksi dapat mengurangi
rangsangan nyeri
Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri
Untuk mengistirahatkan usus.
Analgesik membantu memblok jaras nyeri.
|
Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman
disfungsi rektum
Tanda-tanda:
Subyektif:
-
Mengeluh takut kalau anusnya tidak
bisa berfungsi normal
-
Melaporkan perasaan gugup
Obyektif:
-
Ekspresi wajah tegang
-
Nadi meningkat.
Kritria evaluasi:
-
Ekspresi wajah rileks
-
Cemas dan gugup berkurang
-
Mengungkapkan pemahaman tentang
proses pemulihan fungsi rektum.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Jelaskan proses pemulihan fungsi anus secara bertahap dan butuh waktu
agak lama.
2. Lakukan pendekatan dengan tenang dan berikann dorongan urtuk
bertanya.
3. Libatkan keluargan dalam setiap tindakan.
|
Pemahaman dapat mengurangi kecemasan
Dengan kondisi tenang akan lebih memudahakan
pemahaman.
Dengan keterlibatan keluarga akan memberi
perhatian yang lebih bagi klien.
|
Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan daerah abdomen
Tanda-tanda
Subyektif:
-
Mengeluh deman
-
Mengekuh nyeri
-
Mengeluh kaku
Obyektif:
-
SDP > 10.000/mm3
-
Suhu > 37,2
Kriteria evaluasi:
-
Suhu < 37,2
-
SDP < 10.000/mm3
-
Tidak terdapat tanda-tanda radang:
panas, kemerahan, bengkak, kekakuan daerah perut.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Pantau hasil:
-
Hasil SDP
-
Suhu tiap 4 jam
2.
Implementasikan tindakan untuk
mencegah infeksi:
-
Rawat luka dengan teknik steril
-
Tingkatkan intake cairan 2-3
liter/hari
-
Tingkatan nutrisi dengan diet
TKTP
-
Gunakan pelunak feses bila
terdapat konstipasi.
3.
Berikan antibiotika sesuai
program medis.
4. Pantau tanda-tanda radang: panas, merah, bengkak, nyeri, kekakuan.
|
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil
yang diharapkan
Teknik steril untuk pencegahan pemindahan kuman. Dan cairan untuk
memperlancar pengeluaran . Sedangkan nutrisi untuk meningkatkan ketahanan
tubuh dan mempercepat pertumbuhan jaringan.
Antibiotika untuk menghambat dan membunuh kuman patogen.
Untuk mengetahui secara dini terjadinya infeksi.
|
No comments:
Post a Comment