Juniartha Semara Putra

LAPORAN PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan KLIEN dengan
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Pre Acut / Post Acut Care
Definisi
Gangguan
paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,
hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya
berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor Resiko
1. Trauma langsung pada paru
- Pneumoni virus,bakteri,fungal
- Contusio paru
- Aspirasi cairan lambung
- Inhalasi asap berlebih
- Inhalasi toksin
- Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
2. Trauma tidak langsung
- Sepsis
- Shock
- DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
- Pankreatitis
- Uremia
- Overdosis Obat
- Idiophatic (tidak diketahui)
·
Bedah
Cardiobaypass yang lama
- Transfusi darah yang banyak
- PIH (Pregnand Induced Hipertension)
- Peningkatan TIK
- Terapi radiasi
Manifestasi Klinik
1. Peningkatan
jumlah pernapasan
2. Klien
mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada
Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
Penata Laksanaan Medis
Tujuan Terapi :
·
Support pernapasan
·
Mengobati penyebab jika mungkin
·
Mencegah komplikasi.
Terapi :
·
Intubasi untuk pemasangan ETT
·
Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end
expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level O2
darah.
·
Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan
akibat pemasangan ventilator
·
Pengobatan tergantung klien dan proses
penyakitnya :
v Inotropik
agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
v Antibiotik
untuk mengatasi infeksi
v Kortikosteroid
dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas membran paru.
Data Dasar Pengkajian
Keadaan-keadaan
berikut biasanya terjadi saat periode
latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam
setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara
berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik
yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis
dibuat.
Aktivitas & Istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan
Insomnia
Sirkulasi
Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat
(terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
Heart rate : takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung : normal pada fase awal,
S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG
sering menunjukkan normal
Kulit
dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium
lanjut)
Integritas Ego
Subyektif : Keprihatinan/ketakutan,
perasaan dekat dengan kematian
Obyektif : Restlessness,
agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
Makanan/Cairan
Subyektif : Kehilangan
selera makan, nausea
Obyektif : Formasi
edema/perubahan berat badan
Hilang/melemahnya bowel sounds
Neurosensori
Suby./Oby. : Gejala
truma kepala
Kelambanan mental, disfungsi motorik
Respirasi
Subyektif : Riwayat
aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
Kesulitan bernafas akut atau khronis,
“air hunger”
Obyektif : Respirasi
: rapid, swallow, grunting
Peningkatan
kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal
atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.
Suara
nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas
bronkhial
Perkusi
dada : Dull diatas area konsolidasi
Penurunan
dan tidak seimbangnya ekpansi dada
Peningkatan
fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi.
Sputum
encer, berbusa
Pallor
atau cyanosis
Penurunan
kesadaran, confusion
Rasa aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
Seksualitas
Suby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
Kebutuhan belajar
Subyektif : Riwayat ingesti obat/overdosis
Discharge Plan : Ketergantungan sebagai efek dari
kerusakan pulmonal, mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping,
self-care.
Study Diagnostik
-
Chest X-Ray
-
ABGs/Analisa gas darah
-
Pulmonary Function Test
-
Shunt Measurement (Qs/Qt)
-
Alveolar-Arterial Gradient (A-a gradient)
-
Lactic Acid Level
Prioritas Keperawatan
1.
Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan
oksigenasi
2.
Meminimalkan/mencegah komplikasi
3.
Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu
fungsi pernafasan
4.
Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga
5.
Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose,
dan kebutuhan pengobatan
Tujuan Keperawatan
1.
Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat
2.
Suara nafas bersih/membaik
3.
Bebas sari terjadinya komplikasi
4.
Memandang secara realistis terhadap situasi
5.
Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti
Diagnosa Keperawatan
1. Tidak
efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan
: dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau
tanpa sputum, cyanosis.
2. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di
permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan :
takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan
A-a Gradient.
3.
Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan
penggunaan deuritik, ke-luaran cairan kompartemental
4.
Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan
dengan edema pulmonal non Kardia.
5.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
aliran balik vena dan penurunan curah jantung,edema,hipotensi.
6.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran
gas tidak adekuat,pening katan sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi
dengan adekuat atau kelelahan.
7.
Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi,
pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek
hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi
meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
8.
Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang
dibutuhkan berhubungan dengan kurang
informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan
pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Intervensi dan Rasional
- Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
-
Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan
bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)
-
Pasien bebas dari dispneu
-
Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
-
Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan
nafas
Tindakan :
Independen
-
Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
Penggunaan
otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam bernafas
-
Observasi dari penurunan pengembangan dada dan
peningkatan fremitus
Pengembangan
dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan dapat
meningkatkan fremitus
-
Catat karakteristik dari suara nafas
Suara
nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan
juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas
-
Catat karakteristik dari batuk
Karakteristik
batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas.
Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent
-
Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan
gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
Pemeliharaan
jalan nafas bagian nafas dengan paten
-
Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam,
perubahan posisi dan lakukan suction bila ada indikasi
Penimbunan
sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis dan
infeksi paru
-
Peningkatan oral intake jika memungkinkan
Peningkatan
cairan per oral dapat mengencerkan sputum
Kolaboratif
-
Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar
humidifier sesuai indikasi
Mengeluarkan
sekret dan meningkatkan transport oksigen
-
Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi
Dapat
berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret
-
Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural
drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasi
Meningkatkan
drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan
-
Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin,
albuteal dan mukolitik
Diberikan
untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan
ventilasi
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient.
Tujuan :
-
Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat dengan nilai ABGs normal
-
Bebas dari gejala distress pernafasan
Tindakan :
Independen
-
Kaji status pernafasan, catat peningkatan
respirasi atau perubahan pola nafas
Takipneu
adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha nafas
-
Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi
nafas tambahan seperti crakles, dan wheezing
Suara
nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan
cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi karena bronchokontriksi atau adanya
mukus pada jalan nafas
-
Kaji adanya cyanosis
Selalu
berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum cyanosis
muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya
hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah
vasokontriksi.
-
Observasi adanya somnolen, confusion, apatis,
dan ketidakmampuan beristirahat
Hipoksemia
dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium
-
Berikan istirahat yang cukup dan nyaman
Menyimpan
tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Kolaboratif
-
Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP
jika ada indikasi
Memaksimalkan
pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang sesuai
-
Berikan pencegahan IPPB
Peningkatan
ekspansi paru meningkatkan oksigenasi
-
Review X-ray dada
Memperlihatkan
kongesti paru yang progresif
-
Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti
steroids, antibiotik, bronchodilator dan ekspektorant
Untuk
mencegah ARDS
- Resiko tinggi defisit volume cairan
Faktor resiko : penggunaan
deuritik, keluaran cairan kompartemental
Tujuan :
pasien dapat menunjukkan keadaan
volume cairan normal dengan tanda tekanan darah, berat badan, urine output pada
batas normal.
Tindakan :
Independen
-
Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart
rate, denyut nadi (jumlah dan volume)
Berkurangnya
volume/keluarnya cairan dapat meningkatkan heart rate, menurunkan tekanan
darah, dan volume denyut nadi menurun.
-
Amati perubahan kesadaran, turgor kulit,
kelembaban membran mukosa dan karakter sputum
Penurunan
cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan dapat
diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret
kental.
-
Hitung intake, output dan balance cairan. Amati
“insesible loss”
Memberikan
informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif merupakan indikasi
terjadinya deficit cairan.
-
Timbang berat badan setiap hari
Perubahan
yang drastis merupakan tanda penurunan total body water
Kolaboratif
-
Berikan cairan IV dengan observasi ketat
Mempertahankan/memperbaiki
volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun cairan mengalami deficit,
pemberian cairan IV dapat meningkatkan kongesti paru yang dapat merusak fungsi
respirasi
-
Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai
indikasi
Elektrolit
khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi deuritik.
- Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
Tujuan :
-
Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara
verbal
-
Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya,
rileks dan rasa cemasnya mulai berkurang
-
Mampu menanggulangi, mampu menggunakan
sumber-sumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya.
Tindakan
Independen:
-
Observasi peningkatan pernafasan, agitasi,
kegelisahan dan kestabilan emosi.
Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan.
-
Pertahankan lingkungan yang tenang dengan
meminimalkan stimulasi. Usahakan perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu
istirahat.
Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi
dan pengawetan energi yang digunakan.
-
Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi.
Memberi kesempatan untuk pasien untuk
mengendalikan kecemasannya dan merasakan sendiri dari pengontrolannya.
-
Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan
yang dilakukan
Menolong mengenali asal kecemasan/ketakutan
yang dialami
-
Dorong pasien untuk mengekspresikan
kecemasannya.
Langkah awal dalam mengendalikan
perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan terekspresi.
-
Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus
ditanggulanginya.
Menerima stress yang sedang dialami tanpa
denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih baik.
-
Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang
dialaminya.
Menolong
pasien untuk menerima apa yang sedang
terjadi dan dapat mengurangi kecemasan/ketakutan apa yang tidak
diketahuinya. Penentraman hati yang palsu tidak menolong sebab tidak ada
perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari permasalahan itu.
-
Identifikasi tehnik pasien yang digunakan
sebelumnya untuk menanggulangi rasa cemas.
Kemampuan yang dimiliki pasien akan
meningkatkan sistem pengontrolan terhadap kecemasannya
Kolaboratif
-
Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor
efek yang merugikan.
Mungkin
dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan meningkatkan
istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi pernafasan mungkin
batas atau kontraindikasi penggunaan.
- Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Tujuan :
-
Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses
penyakit dan terafi
-
Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan
cara beraktivitas
-
Mengidentifikasi
dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian medis
-
Memformulasikan rencana untuk follow –up
Tindakan :
Independen
-
Berikan pembelajaran dari apa yang dibutuhkan
pasien. Berikan informasi dengan jelas dan dimengerti. Kaji potensial untuk
kerjasama dengan cara pengobatan di rumah. Meliputi hal yang dianjurkan.
Penyembuhan dari gagal nafas mungkin
memerlukan perhatian, konsentrasi dan energi untuk menerima informasi baru. Ini
meliputi tentang proses penyakit yang akan menjadi berat atau yang sedang
mengalami penyembuhan.
-
Sediakan informasi masalah penyebab dari
penyakit yang sedang dialami pasien.
ARDS adalah sebuah komplikasi dari penyakit
lain, bukan merupakan diagnosa primer. Pasien sering bingung oleh perkembangan
itu, dalam k esehatan sistem respirasi sebelumnya.
-
Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan.
Diskusikan cara menghindari overexertion dan perlunya mempertahankan pola
istirahat yang periodik. Hindari lingkungan yang dingin dan orang-orang
terinfeksi.
Pencegahan perlu dilakukan selama tahap
penyembuhan. Hindari faktor yang disebabkan oleh lingkungan seperti merokok.
Reaksi alergi atau infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi
berikutnya.
-
Sediakan informasi baik secara verbal atau
tulisan mengenai pengobatan misalnya: tujuan, efek samping, cara pemberian ,
dosis dan kapan diberikan
Merupakan instruksi bagi pasien untuk
keamanan pengobatan dan cara-cara pengobatan dapat diikutinya.
-
Kaji kembali konseling tentang nutrisi ;
kebutuhan makanan tinggi kalori
Pasien dengan masalah respirasi yang berat
biasanya kehilangan berat-badan dan anoreksia sehingga kebutuhan nutrisi
meningkat untuk penyembuhan.
-
Bimbing dalam melakukan aktivitas.
Pasien harus menghindari kelelahan dan
menyelingi waktu istirahat dengan aktivitas dengan tujuan meningkatkan stamina
dan cegah hal yang membutuhkan oksigen yang
banyak
-
Demonstrasikan teknik adaptasi pernafasan dan
cara untuk menghemat energi selama
aktivitas.
Kondisi yang lemah mungkin membuat kesulitan
untuk pasien mengatur aktivitas yang sederhana.
-
Diskusikan follow-up care misalnya kunjungan
dokter, test fungsi sistem pernafasan dan tanda/gejala yang membutuhkan
evaluasi/intervensi.
Alasan mengerti dan butuh untuk follow up
care sebaik dengan apa yang merupakan kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi
pasien dalam hal medis dan mungkin mempertinggi kerjasama dengan medis.
-
Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti
kunjungan perawat
Mendukung selama periode penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan.EGC. Jakarta.
Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Hudak, Gall0. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan
Holistik.Ed.VI. Vol.I. EGC. Jakarta.
……… 2000. Diktat Kuliah Gawat Darurat. PSIK FK.Unair.
TA: 2000/2001. Surabaya.
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. H DENGAN ARDS + SEPSIS DIRUANG ICU
GBPT RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Nama Mahasiswa :
Subhan
N I M :
010030170B
Ruangan :
ICU GBPT No. reg
: 177830232
Tanggal dikaji :
12 Nopember 2001, Pkl. 09.20 BBWI

I. PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama : Ny. H (Perempuan) Tgl. MRS : 7 Nopember 2001
Umur : 31 thn. Jam : 13.55 Wib.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Diangnosa: ARDS + Sepsis
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalimas Baru 2.Lebak
6 Sby.
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alasan MRS : Sesak napas dan demam
II. Nursing
history
Sebelumnya dirawat di RS.Al-Irsyad
diduga DHF & sakit Liver,saat dirawat klien demam tinggi terus
menerus,batuk lalu sesak napas kemudian dirujuk keRSDS dirawat diinterna wanita
sesak napas klien tambah berat kemudian dirawat diICU GBPT Klien menggunakan
alat bantu napas ventilator mekanik (respirator).
III. Observasi dan
pemeriksaan fisik
1. Keadaan
umum
Klien sadar,pucat, lemah dan
imoblisasi total karena terpasang infus, ventilator, dower kateter, NG tube.
TB= 147 cm, BB= 45 kg
2. Tanda
– tanda vital
Suhu : 388 0 C per
rectal, N : 114 x/menit, tidak teratur dan kuat, T : 112/68 mmHg RR : 26
x/menit, pernapasan cheyne – stoke dan
GCS :
4 – X – 5 (X=ETT)
3. Body
system
3.1 Pernapasan
(B1)
Hidung terpasang NG tube. Klien
terpasang endotrakeal, ada retraksi dada, sputum kental, pernapasan dangkal.
Suara napas tambahan ronchi terdengar hampir di semua lapang paru. Bentuk dada
tidak simetris dan refleks batuk ada. menggunakan respirator: ModeBiggler BIPAP
8, F1O2 40 %, P125,P26,T1
1 ½
3.2 Kardiovasukuler
(B2)
Klien menggigil, suhu: 388 0c, S1 S2 tunggal,murmur (-)
3.3 Persarafan
(B3)
Klien CM GCS : 4 – X – 5 (verbal tidak bisa dikaji karena
menggunakan ETT respirator). Sklera
putih, pupil dilatasi Pucat dan akral dingin basah.
3.4 Perkemihan
– Eliminasi uri (B4)
Klien terpasang dower kateter
dengan produksi urine + 1650 cc/24jam
3.5 Pencernaan
– Eliminasi alvi (B5)
Untuk makan dan minum dibantu
dengan susu per NG tube dan infus.BAB diare sudah 2 hari
3.6 Tulang
– otot – integument (B6)
Kemampuan pergerakan sendi
terbatas, hemiparese Ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup, warna kulit
pucat,berkeringat dingin.
3.7 Sistem
endokrin
Keringat dingin,
3.8 Pengkajian Psikososial (Dilakukan dengan
menyuruh klien menulis & memberikan
isyarat menggunakan tangan serta gerak bibir).
1.
Pola pikir dan persepsi: kesulitan yang dialami
klien: klien merasa terganggu dengan adanya pipa ETT mesin respirator yg
terpasang dimulutnya.
2. Persepsi
diri: klien khawatir dan takut dengan adanya pipa & bunyi mesin
respirator yg terpasang .
3. Suasana
hati: klien merasa takut & khawatir dengan kondisinya apakah ia dapat
berkumpul kembali dengan ketiga anaknya.
4. Hubungan/komunikasi:
klien mudah diberikan penjelasan dan cepat memahami maksud dan tujuan dari
penjelasan tersebut walaupun dengan tulisan atau isyarat.
5. Kehidupan
keluarga:
-
Adat istiadat yang dianut: Jawa.
- Pembuat
keputusan dalam keluarga: Suami klien.
-
Pola komunikasi: melalui perantaraan tulisan dan
isyarat. Klien setiap ingin sesuatu selalu disampaikan melalui isyarat atau tulisan.
-
Keuangan: JPS.
-
Ibadah sholat saat sakit tidak bisa dilakukan hanya
berdoa saja.
IV.
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap : (tgl 09 Nopember 2001)
Hb : 10,2 g/dl Diff
:
Leukosit : 5,4 x 103/UL
Eos : -
Erytrosit : 3,51 x 1 juta /UL Baso : -
Trombosit : 251 X 103/UL Stab : 7
PCV : 31,1 % Seg : 77
MCV : 88,6 pg Lym : 16
MCH : 29,1 g/dl Mono : -
MCHC : 32,8 Albumin
: 2,4 g/dl
Tgl. 11 Nopember 2001
Bilirubin direk : 1,26 mg/dl Bilirubin
Total : 2,02 mg/dl
SGOT : 136 U/L SGPT
: 68 U/L
Fosfatase Alkali : 887 U/L Albumin
: 1,95 g/dl
Analisa gas darah,tgl.11 Nopember 2001
pH : 7,419 HCO3 :
17,6 mmol/L
pCO2 : 27,9 mmHg BE : -
6,9 mmol/L
pO2 : 52,6 mmHg
O2 sat. : 88,4
% ctCO2 : 18,5 mmol/L
USG Abdomen,tgl.7
Nopember 2001
Kesimpulan : USG Abdomen
saat ini mengesankan suatu cholesistitis
dng kecurigaan obstruksi extra hepatal.
Foto Thorax AP : tgl. 4
Nopember 2001
Kesimpulan : Mengesankan oedema
paru
DD/KP.
1. Terapi
Infus KAEN MG3 1000/24 jam
Cefotaxime inj. 3 x 1 gr Jayacin inj.2 x 200 mg.
Gastridin inj. 3 X 1 amp Bisolvon
3 x 1 tab/PO
Bicombion 1 x 1 amp/IM Xylomidon 4 x 2 cc/IM
Albumin 25 % 100 cc/IV
Fisioterapi napas + suction tiap 3
jam
Oral hygiene
Mika/miki
Sonde 8 x 200 cc (Susu ensure) + extra telur 3 x 1 butir
Respirator Biggler :
-
Resp.Mode : BIPAP 8
-
P1 25 ; P2 6
-
Insp. MV/TV :450
-
Frekuensi : 14/14
-
F1 O2 : 40 %
Mahasiswa,
Subhan
NIM.
010030170B
ANALISA DATA
DATA
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB MASALAH
|
MASALAH
|
TANDA TANGAN
|
S :Klien tampak gelisah.sesak napas
O:RR=26 x/mnt Sekret banyak & kental,retraksi
da-da,napas dangkal, ronchi (+),ETT ter-pasang serta repira tor mode Biggler
BIPAP 8 F1O2 45 % P 25 P2 6 Ti 1
½
|
ARDS
↓
Terpasang ETT +
Respirator + Proses penyakit
↓
Peningkatan jumlah
& viskositas sekret/sputum paru
↓
Bersihan jalan
napas tdk efektif
↓
sesak napas
|
Bersihan jalan
napas tdk efektif
|
|
S:Klien gelisah,pu-cat & berkeringat dingin
O:RR=26 x/mnt, Nadi=114 x/mnt, retraksi dada,
per-napasan dibantu Respirator,foto Thorax AP = Oede-ma paru,BGA:
pH:7,419 HCO3:17,6 mmol/L
pCO2 : 27,9 mmHg BE :
- 6,9 mmol/L pO2 : 52,6 mmHg O2 sat. : 88,4 % ctCO2:
18,5 mmol/L
|
ARDS
↓
Akumulasi protein
& cairan dlm interstisial/area alveolar,Hipoventilasi alveolar
↓
Atelektasis
↓
Pengembangan paru
terganggu + ventilasi dan perfusi paru terganggu
↓
Gangguan pertukaran
gas
↓
Sesak napas
|
Gangguan pertukaran
gas
|
|
S: -
O:Albumin= 1,9 g/dl diare sudah 2 hari BB=45 kg,TB= 152 cm.
Suhu=388 oc.
|
ARDS
↓
Sepsis
↓
Peningkatan
kebutuhan metabolik & gangguan kemampuan mencerna
↓
gangguan nutrisi
|
Gangguan Nutrisi:
kurang dari kebutuhan
|
|
S: -
O:ETT terpasang, respirator terpa-sang,klien tampak
diam.
|
ARDS
↓
Terpasang ETT +
Respirator(Hambatan fisik)
↓
Ketidak mampuan u/
bicara
|
Kerusakan
komunikasi verbal
|
|
S:Klien menjelas kan lewat tulisan & isyarat
anaknya ada 3 org masih kecil-kecil,ia takut men-dengar bunyi mesin
respirator serta suasana ruangan ICU
O:Nadi=114 x/mnt, RR=26 x/mnt,ke-ringat
dingin,serta sulit tidur.
|
ARDS
↓
Ancaman kematian,
Ketergantungan pd dukungan respirator & perubahan kesehatan serta peran
sebagai ibu
↓
Cemas/takut
|
Cemas
|
|
Diagnosa Keperawatan :
1.Tidak
efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
2.Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di
permukaan alveoli
3.Gangguan
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolik dan
gangguan mencerna.
4.Kerusakan
Komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik (terpasang ETT &
respirator).
5.Cemas/takut
berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan,
takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan
masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya,
ketakutan, gelisah.
RENCANA
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL & N0
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN & HASIL YG DIHARAPKAN
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
TANDA TANGAN PERAWAT
|
13/11/01
1
|
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
hi-langnya fungsi jalan nafas, pe-ningkatan sekret pulmonal, peni-ngkatan
resistensi jalan nafas.
Tujuan :
Meningkatkan dan mempertahan kan keefektifan jalan napas
sela- ma pemasangan ventilator.
Kriteria hasil :
v
Bunyi napas terdengar bersih
v
Ronchi tdk terdengar
v
ETT bebas sumbatan
|
1.
Kaji kepatenan jalan napas
2.
Lakukan fisioterapi napas tiap 3 jam
3.
Lakukan suction tiap 3 jam
v
Jelaskan pada klien ttg tujuan tindak
penghisapan
v
Berikan oksigenasi dng O2 100%
sebe-lum dilakukan penghisapan,minimal 4 - 5 x pernapasan
v
Perhatikan tehnik aseptik,gunakan sarung
tangan steril & kateter penghisap steril.
v
Masukan kateter kedalam ETT dlm keadaan tdk
menghisap lama penghisapan ± 15 detik
v
Atur tekanan penghisap tdk lebih dari 100 –
120 mmHg
v
Lakukan Oksigenasi lagi sebelum mela-kukan
penghisapan berikutnya.
v
Lakukan sampai suara napas bersih
4.
Anjurkan klien u/ melakukan tehnik batuk selama
penghisapan.
5.
Observsi TTV sebelum & sesudah tindakan
6.
Pertahankan suhu humidifier tetap hangat (35 – 37,8 0c).
7.
Berikan obat mukolitik sesuai program
8.
Monitor status hidarasi klien
|
v Obstruksi
dpt disebabkan o/ akumulasi sekret,perlengket an mukosa,perdarahan,spas-me
bronkus, & masalah dng ETT
v U/
melepaskan sekret dari dinding paru dng cara perkusi.
v Tindakan
u/ mengeluarkan sekret secara mekanik
v U/
melepaskan/mengeluarkan sekret dari dlm paru
v Deteksi
dini adanya kelain- an.
v
Membantu mengencerkan sekret paru.
v Mengencerkan
sekret
v Mencegah
sekret mengental
|
|
12/11/01
2
|
Gangguan
pertukaran gas ber-hubungan dengan alveolar hipo-ventilasi, penumpukan cairan
di permukaan alveoli.
Tujuan :
Pertukaran gas
kembali normal selama dan sesudah pemasangan ventilator.
Kriteria
hasil :
Hasil analisa
gas darah normal :
PH(7,35 –
7,45),PO2( 80 – 100 mmHg),PCO2(35-45 mmHg),BE (-2 -
+2),tdk cyanosis.
|
1. Cek
analisa gas darah bila dilakukan perubahan setting ventilator.
2. Kaji
status pernapasan,catat peningkatan res- pirasi atau perubahan pola napas
3. Pertahankan
jalan napas bebas dari sekresi
4. Monitor
tanda & gejala hipoksia
5. Berikan
istirahat yang cukup.
6. Berikan
obat-obatan sesuai program medis:
Injeksi
Cefotaxime 3 x 1 gr/IV
Injeksi
gastridin 3 x 1 amp/IV
Injeksi Jayacin
2 x 200 mg/drif
Injeksi
Bicombion 1 x 1 amp/IM.
Bisolvon 3 x 1
tab/PO
Xyllomidon 4 x
2 cc/IM
|
v Evaluasi
keefektifan setting ventilator yg diberikan.
v Takipneu
adalah mekanisme kompensasi u/ hipoksemia & peningkatan usaha napas.
v Sekresi
menghambat kelan-caran udara bernapas.
v Deteksi
dini adanya kelain-an
v Menyimpan
tenaga klien & mengurangi penggunaan oksigen.
v U/
mencegah bertambah parahnya penyakit.
|
|
12/11/01
3
|
Gangguan
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolik dan
gangguan mencerna.
Tujuan
:
Nutrisi
klien terpenuhi dalam 5 x 24 jam
Kriteria
hasil :
Menunjukkan
peningkatan BB,nilai Lab. Albumin Normal (3,5 – 4,2 g/dl).
|
1. Evaluasi
kemampuan penyerapan terhadap sonde yg diberikan
2. Berikan
diit sonde 8 x 200 cc (susu + extra telur 3 x 1 butir) & catat disatatus
3. Timbang
BB sesuai indikasi
4. Kaji
fungsi GI, seperti : Perubahan lingkar abdomen,mual/muntah,diare/konstipasi
atau adanya perdarahan.
5. Berikan
Albumin 25 % 100 cc/IV
6. Awasi
hasil pemeriksaan Lab.lainnya spt : Serum,tranferin,BUN/Kreatinin &
glukosa.
|
v
Untuk mengatahui kemam-puan lambung
menyerap makanan.
v
Meningkatkan pemasukan serta u/ memudahkan
pe-mantauan.
v
Kehilangan BB bermkana (7 % - 10 % BB)Memberi
kan petunjuk ttg katabolis-me,simpanan glikogen otot & sensitivitas thd
ventilator
v
Fungsi GI penting u/ peng-gunaan makanan
enteral. Scr mekanik klien dng ban-tuan ventilasi berisiko u/ mengalami
distensi abdo-men (udara terjebak dlm ileus & perdarahan gaster
v
U/ meningkatkan albumin hingga kembali normal
v
Memberikan informasi ttg dukungan nutrisi yg
adeku-at/perlu perubahan.
|
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
TINDAKAN
|
TANDA TANGAN
|
13/11/01
|
08.00
s/d
09.30
09.45
10.00
10.35
11.00
11.20
11.45
12.10
12.20
13.25
13.45
|
v Fisioterapi
napas, batuk & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab
v Memberikan : inj. Cefotaxime 1 gr/IV
Inj. Gastridin
1 amp/IV
Inj. Bicombion
1 amp/IV
Inj. Jayacin
200 mg/IV drif
v Melakukan
oral hygiene
v Melakukan
mobilisasi mika/miki
v Melakukan
observasi TTV & kesadaran tiap jam
v Membantu
melakukan setting pada ventilator
v Melakukan
fisioterpai napas & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab
v Membantu
klien BAB
v Memberikan
Albumin 25 % 100 cc/infus
v Memonitor
produk urine tiap jam
v Memberikan
inf. KAEN MG 3 20 tts/mnt
v T=
104/70 mmHg,Nadi=120 x/mnt,RR=32 x/mnt,Suhu= 37,70c,kesadaran
compos mentis, Produksi urine/7 jam= 640 cc.
|
|
14/11/01
|
14.00
s/d
15.45
16.20
16.45
17.00
17.25
18.35
19.10
20.45
|
v Fisioterapi
napas,batuk & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab
v Memberikan
: Inj. Cefotaxime 1 gr/IV
Inj. Gastridin 1
amp/IV
Inj. Jayacin 200
mg/IV drif
v Melakukan
mobilisasi mika/miki
v Memonitor
TTV,kesadaran & produk urine klien
v
Memvalidasi BB klien 44,5 kg TB= 152 cm.
v
Memonitor humidifier =370c
v
Melakukan fisioterapi napas,batuk &
suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab
+ Diatab 1 tab + Imodium 1 tab.
v
Memberi semangat & keyakinan kepada klien
agar mempasrahkan kepada Tuhan YME serta petugas.
v
Mendampingi klien mengajak bicara dng isyarat
& tulisan + mengkaji tingkat kecemasan klien.
v
T=97/70 mmHg,Nadi= 104 x/mnt, RR= 16 x/mnt,Suhu=
37,80c,kesadaran compos mentis,Produksi urine/7 jam= 580 cc.
|
|
15/11/01
|
08.00
s/d
09.25
10.25
10.35
10.55
11.15
11.45
12.00
12.40
13.45
|
v Melakukan
fisioterpai napas,batuk & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab,Imodium 1 tab
v Melakukan
oral hygiene
v Memberikan
:Inj. Cefotaxime 1 gr/IV,Inje.gastridin 1 amp/IV,Inj. Jayacin 200 mg/ drif
dlm 1 jam
v Mobilisasi
mika/miki
v Memberikan
Neurobat inj. 1 amp dlm KAEN MG 3
(ganti Bicombion inj.)
v Memonitor
TTV,kesadaran & produksi urine tiap jam
v Mengkaji
keadaan diare klien (+)
v Memberikan
sonde 200 cc+ Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab (Imodium K/p).
v Mengambil
specimen darah & sputum u/pemerikasaan DL,FH & kultur
v Memonitor
humidifier= 37,10c
v Mencatat
hasil lab.:Biakan kultur darah : Pseudomonas aeruginusa
(Tgl.12/11/01) Biakan
dahak : tidak ada
perkembangan bakteri gram.
v T=95/68
mmHg,Nadi=104 x/mnt,RR=18 x/mnt,Suhu=37,50c kesadaran compos
mentis,produksi urine/7 jam=760 cc
|
|
16/11/01
|
08.00
s/d
09.45
10.00
10.45
11.00
11.25
11.30
|
v Melakukan
fisioterapi napas,batuk & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab,diatab 1 tab.
v Melakukan
oral hygiene
v Mobilisasi
mika/miki
v Memberikan
inj. Cefotaxime 1 gr/IV,Jayacin 200 mg/drif dlm 1 jam
v Memonitor
kesadaran & produksi urine tiap jam
v Memberikan
Neurobat 1 amp dlm KAEN MG 3
v Melakukan
fisioterapi napas,batuk & suction
v Memberikan
sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab
v T=100/68
mmHg,Nadi=102 x/mnt,RR= 18 x/mnt,Suhu= 37,20c,kesadaran compos
mentis,produksi urine/4 jam = 460 cc
|
|
EVALUASI
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
EVALUASI
|
TANDA TANGAN
|
16/11/01
|
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan
resistensi jalan nafas.
|
S: Klien masih merasa sesak napas
O:Produksi
sekret (+)kental & banyak,napas dangkal,ronchi (+),RR=18 x/mnt,sianosis
(-),keringat dingin (+).
A:Masalah belum teratasi,bersihan jalan napas belum
efektif
P:Teruskan rencana intervensi No.1 s/d 8
|
|
16/11/01
|
Gangguan
pertukaran gas berhubung an dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan
di permukaan alveoli.
|
S: Klien gelisah,pucat & berkeringat dingin
O:RR=18
x/mnt, Nadi=102 x/mnt, retraksi dada, pernapasan dibantu ventilator BGA(Masih
TGl.11/11/01):
pH:7,419;HCO3:17,6 mmol/L;pCO2 : 27,9
mmHg;BE : - 6,9 mmol/L pO2 : 52,6 mmHg; O2 sat. : 88,4 %;ctCO2: 18,5 mmol/L.
A:Masalah
belum teratasi,gangguan pertukaran gas masih terjadi walau sudah dibantu dng
ventilator
P:Teruskanrencana
intervensi No. 1 s/d 6
|
|
16/11/01
|
Gangguan
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolik dan
gangguan mencerna.
|
S: -
O:Albumin= 1,9 g/dl, diare (-) BB=44,5 kg,TB= 152 cm. Suhu=372 oc.
A:Masalah tertasi sebagian
|
|
No comments:
Post a Comment