Juniartha Semara Putra

Keterangan:
:
peran perawat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya
perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah
bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan,
perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia
harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi
setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai
secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No.
23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat
Indonesia di berbagai bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan
masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma
“Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan
penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam
uoaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai
bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses
perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan
status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini
dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan
bekerja dengan individu; keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta
sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai
potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,
maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II melaksanakan Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas di RT 01-04 RW II Kelurahan Wiyung Kecamatan
Wiyung Kotamadya Surabaya dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan
dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu keluarga binaan dengan resiko
tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW II. Pendekatan secara
kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan,
pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK
serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari
masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada
masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama
yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk
mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi
anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan
lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar
klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi
dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses
keperawatan komunitad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada,
masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman
praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan
kepeawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan
pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
1.2.2
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik
klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
1)
Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
2)
Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas
untuk komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3)
Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan
strategi organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas
4)
Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan
faktor resiko personal, sosial dan lingkungan
5)
Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
6)
Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian
untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
7)
Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional,
berfikir kritis, belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1
Untuk
Mahasiswa
1)
Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat.
2)
Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
3)
Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat
4)
Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
1.3.2
Untuk
Masyarakat
1)
Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan
aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2)
Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang di alami masyarakat.
3)
Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3
Untuk
Pendidikan
1)
Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1
Ilmu Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Program Profesi
khususnya di bidang keperawatan komunitas.
2)
Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
1.3.4
Untuk Profesi
1)
Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional,
berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2)
Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
3)
Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah
terwujudkan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengan demikian
pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional
khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan
nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah
suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat
sehingga masyarakat dalat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
2.1 Perawatan
Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah
sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang
mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan
keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh
terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas
secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar
keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980)
didasarkan pada asumsi:
1. Sistem
pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan
3. Keperawatan
merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan
penelitian melandasi praktek.
4. Fokus
utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan
kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan
masyarakat, yaitu:
1. Bagian
integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Meerupakan
bidang khusus keperawatan
3. Gabungan
dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi
sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran
pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang
sehat maupun yang sakit.
5. Ruang
lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan
partisipasi masyarakat
7. Bekerja
secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan
pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan
proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas
yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan
kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang
2. Penyusunan
kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas
3. Perawat
sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik
4. Lingkungan
dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun
mengahambat
5. Pencegahan
penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan
merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap
pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu
kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan
kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan
perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya
preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif
5. Pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan
kesehatan masyarakat sebagai provider dan
klien sebagai konsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan
tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan
dan terus menerus
8. Individu
dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
2.2 Tujuan Perawatan
Kesehatan Komunitas
2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
2.2.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai
kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
1)
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
2)
Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah
3)
Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4)
Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi
5)
Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
6)
Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7)
Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
8)
Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan, dan
9)
Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi
Puskesmas dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya
kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota
keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan
karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang
berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
2.3.3 Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:
1) Kelompok
khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya,
seperti:
- Ibu hamil
- Bayi baru lahir
- Balita
- Anal usia sekolah
- Usia lanjut
2) Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah:
- Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya.
- Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok
yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
- Kelompok-kelompok pekerja tertentu
- Dan lain-lain
4) Lembaga
sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
- Panti wredha
- Panti asuhan
- Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
- Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul
banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.
2.4 Ruang Lingkup
Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.4.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
1) Penyuluhan
kesehatan masyarakat
2) Peningkatan
gizi
3) Pemeliharaan
kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan
kesehatan lingkungan
5) Olahraga
secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan
seks
2.4.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk
mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi
massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian
vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah
4) Pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
2.4.3 Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk
merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan
orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan
payudara
5) Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
2.4.4 Upaya
Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya
pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya
Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan
fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulang
mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan
fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan
nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan
oleh perawat
2.4.5 Upaya
Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya
mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan
masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jeals dan dapat dimengerti.
2.5 Kegiatan Praktik
Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Memberikan
asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus baik di
rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan,
di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan
kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
3) Konsultasi
dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan
dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan
rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut
6) Penemuan
kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai
penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan
asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat,
perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan
proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan
koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan
ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
2.6 Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat
dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan
pemecahan masalah (problem solving
approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah
dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas
dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann
keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,
metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah
di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan
Data
Kegiatan ini
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi.
Pengkajian yang
diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen
pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti
komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan
riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah
lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan
pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas
perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam
langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa
Data
Analisa data
dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang
kritis.
Data yang
terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah
atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:
- Masalah sehat sakit
- Karakteristik populasi
- Karakteristik lingkungan
3) Perumusan
Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini
dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa
keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan
masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
- Masalah yang ditetapkan dari data umum
- Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan
skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a.
Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.
Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c.
Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d.
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a.
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
c.
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d.
Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang
menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul (Effendi Nasrul, 1995).
2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah:
1) Menetapkan
tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan
rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
3) Menetapkan
kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah
disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan
partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas terdiri atas:
a.
Pencegahan
Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum
sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b.
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit
dan tingkat keparahan.
c.
Pencegahan
Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama
sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
2.7.4
Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon
komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input), pelaksanaan (proses)
dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi
yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya
guna
2) Hasil
guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi
atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan
atau kemajuan proses
3) Efisiensi
biaya
4) Efektifitas
kerja
5) Dampak:
apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

![]() |



:
peran masyarakat

pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk
memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran
perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar
daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga
yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses
keperawatan
BAB 3
HASIL KEGIATAN
Kegiatan praktik klinik keperawatan
komunitas dan keluarga ini dilakukan pada tanggal 01 Juli 2002 sampai 23
Agustus 2002. Dengan berbekal materi yang telah diberikan saat pembekalan, maka
secara resmi pada tanggal 02 Juli 2002 mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Wiyung.
Adapun kegiatan selama praktik
keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung diuraikan sebagai berikut:
3.1 Kegiatan Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas
3.1.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik
linik/terjun ke lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
antara lain:
1) Pembekalan
Pembekalan dilakukan pada taggal 01 Juli 2002 pukul
09.00-11.00 WIB di Perpustakaan PSIK-FK Unair oleh pembimbing praktik komunitas
Ibu Esti Yunitasari, S. Kp. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme
perijinan, dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik dan tugas yang harus
diselesaikan.
2) Pengorganisasian
Kelompok
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung
jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok.
Susunan panitia terlampir.
3) Persiapan
Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi
untuk mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat
perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke Kecamatan Wiyung,
Kelurahan Wiyung dan Puskesmas Wiyung. Selain itu, disusunlah administrasi
untuk keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian
kesehatan komunitas, format asuhan keperawatan keluarga, administrasi
kesekretariatan dan administrasi keuangan.
4) Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan
berbagai instansi terkait dilakukan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 02-03
Juli 2002 dengan mengajukan permohonan ijin dan kerjasama kepada camat Wiyung,
Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah Wiyung. Selanjutnya, secara resmi mahasiswa
diterjunkan pada tanggal 03 Juli 2002 di wilayah RW II Kelurahan Wiyung yang
meliputi RT 01-04 sebagai wilayah binaan mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III
Kelompok 3 Gerbong II melalui perijinan Ketua RW II Wiyung.
5) Orientasi
dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembekalan
yang diberikan oleh Ketua RW II Bapak Imam Basuki. Pertemuan antara ketua RW II
dengan perwakilan mahasiswa dilakukan di rumah Bapak Imam Basuki pada tanggal
03 Juli 2002 pukul 19.00-20.30 WIB. Ketua RW II Wiyung menerima kehadiran
mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan praktik klinik
keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua RW II memberikan gambaran
tentang keadaan lingkungan RW II secara umum dan status kesehatan warga RW II.
b. Orientasi
dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan membagi
mahasiswa dalam empat kelompok kecil sesuai dengan jumlah RT, dan dilakukan
pengenalan lingkungan oleh mahasiswa sendiri.
6) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk
pertemuan pertama kali memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga.
Perencanaan dan pelaksanaannya dapat dilihat pada uraian tahap pelaksanaan
kegiatan.
3.1.2
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Berikut ini kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan selama praktik klinik keperawatan komunitas:
1) Pembukaan
Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktik klinik
keperawatan komunitas dilaksanakan pada Jum’at, 5 Juli 2002 pukul 20.00–22.30
WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa
PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II dan staf, ketua
RT 01-02 dan staf, staf kecamatan Wiyung, Staf Kelurahan Wiyung, staf Puskesmas
Wiyung, kader kesehatan; kader PKK dan karang taruna masing-masing RT dan
remaja musholla.
Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB
dengan acara serah terima mahasiswa kepada pihak kelurahan dan RW oleh ketua
panitia dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktik
klinik keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan
pembekalan kepada mahasiswa seputar lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta
masalah kesehatan warga RW II Wiyung, profil wilayah kelurahan Wiyung, profil
wilayah Puskesmas Wiyung, profil wilayah RW II Wiyung dan profil kesehatan
secara umum.
Pada saat itulah resmi mahasiswa
diterima oleh warga RW II Wiyung untuk selanjutnya mendarma baktikan diri untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat RW II sampai batas waktu yang
ditentukan.
2) Pertemuan
Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Bersamaan dengan acara pembukaan
dan serah terima tanggal 05 Juli 2002, dilakukan pertemuan warga pertama kali
bersamaan dengan arisan bulanan RW II Wiyung untuk sosialisasi kegiatan selama
2 bulan dan sosialisasi pengkajian data kesehatan komunitas.
Atas kesepakatan antara warga dengan
mahasiswa, dilakukan pengkajian data serempak mulai Senin, 08 Juli 2002 sampai
12 Juli 2002 melalui ketua RT, kader kesehatan dan PKK serta karang taruna
sebagai fasilitator. Pada saat yang lain, mahasiswa telah menyiapkan format
pengkajian data kesehatan dan asuhan keperawatan komunitas serta keluarga.
3) Pengkajian
Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas
dilakukan pada tanggal 08 Juli 2002 sampai 12 Juli 2002 sesuai dengan
kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah
dibagi tiap RT, bekerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan dan PKK serta
karang taruna. Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom masing-masing
kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan komunitas
(daftar anggota kelompok RT terlampir).
Data komunitas yang dikumpulkan
berdasarkan pada tujuan menggali semua permasalahan kesehatan yang ada di
masyarakat untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan
format pengkajian komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi
PSIK-FK Unair dan disesuikan dengan program PHN Puskesmas Wiyung. Format
tersebut mencakup teori konsep keperawatan komunitas menurut Betty Newman yang
meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu:
a. Data
Demografi
Data tersebut meliputi:
Identitas
keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, pendapatan
perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan
Data
anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, hubungan
dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan keterangan.
b. Lingkungan
Fisik
Data kesehatan
lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber air,
pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank, pengurasan bak air,
keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem
pembuangan
c. Kondisi
Kesehatan Umum
Meliputi pelayanan kesehatan,
masalah kesehatan khusus.
d. Ibu
Hamil dan Keluarga Berencana
Meliputi ibu hamil, pemeriksaan
kehamilan dan keikutsertaan keluarga berencana.
e. Balita
Meliputi Posyandu, KMS, BB
balita, status imunisasi, pemberian ASI dan makanan tambahan, penimbangan dan
pemanfaatan fasilitas kesehatan.
f. Anak
dan Remaja
Meliputi kegiatan dan kebiasaan
serta penyakit yang diderita anak dan remaja.
g. Usia
Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di
keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan, tindakan yang diberikan dan
kegiatan/aktifitas lansia.
Selain
pengumpulan data melalui quesioner yang disebarkan, dilakukan observasi untuk
melengkapi data yang diinginkan, antara lain:
a. Lingkungan
Fisik
Dilakukan observasi pada data
kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber
air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban keberadaan jentik, tempat
penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.
b. Kondisi
Kesehatan Umum
Pelayanan kesehatan yang
digunakan oleh warga meliputi Puskesmas, klinik, dokter praktik dan bidan.
c. Balita
Meliputi kunjungan ke Posyandu,
KMS, BB balita, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.
Posyandu dilaksanakan setiap
bulan sekali, tepatnya pada minggu ke IV pada hari Rabu pukul 09.00 WIB.
d. Anak
dan Remaja
Meliputi kegiatan dan organisasi
kepemudaan, misalnya karang taruna dan remaja musholla yang tersebar di
masing-masing RT.
e. Usia
Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di
keluarga dan kegiatan/aktifitas lansia, misalnya pengajian.
4) Tabulasi,
analisa Data Komunitas dan Perencanaan
Setelah dilakukan pengumpulan data
oleh penanggung jawab tiap RT, maka mulai tanggal 12-17 Juli 2002 dilakukan
tabulasi data, analisa data, penentuan permasalahan dan perencanaan sementara.
Mekanisme kegiatan tersebut yaitu:
masing-masing RT bertugas untuk mentabulasi data yang sudah terkumpul denngan
format baku yang telah disusun oleh tim pengolahan data. Data yang telah
direkapitulasi, dimasukkan ke dalam data komunitas oleh tim pengolahan data
untuk kemudian dilakukan diskusi penentuan permasalahan dan perencanaan
sementara. Setelah itu, maka siap dilakukan desiminasi/lokakarya kesehatan
denga warga.
Analisa yang digunakan adalah
analisa SWOT yaitu penentuan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki warga.
5) Klarifikasi
dan Desiminasi Data Kesehatan Komunitas
Setelah dilakukan perencanaan
sementara sebagai suatu wacana bagi warga, maka perlu dilakukan klarifikasi
untuk mencapai kesepakatan dan pembenaran atas data yang dikumpulkan oleh
mahasiswa. Klarifikasi dilakukan antara mahasiswa dan ketua RW II serta
sebagian warga di rumah ketua RW II Bapak Imam Basuki pada tanggal 18 Juli 2002
pukul 18.30 WIB. Pada pertemuan tersebut ditemukan kata sepakat tentang permasalahan
dan perencanaan yang akan dilakukan dan kesepakatan waktu desiminasi data.
Pada tanggal 18-19 Juli 2002
dilakukan persiapan acara desiminasi dan lokakarya kesehatan komunitas dengan
susunan panitia terlampir. Desiminasi dan lokakarya data kesehatan komunitas
dilakukan pada Minggu, 21 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II
Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III
Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II beserta staf, ketua RT 01-04 beserta staf,
kader kesehatan dan PKK, karang taruna serta perwakilan warga tiap
masing-masing RT.
Acara dimulai dengan pembukaan pada
pukul 15.30 WIB, dilanjutkan presentasi oleh Dwi Priyantini dan dilanjutkan
diskusi dipimpin oleh Hafna Ilmy Muhalla. Setelah diskusi, akhirnya ditemukan
beberapa permasalahan kesehatan yaitu resiko terjadi demam berdarah, resiko
penurunan status kesehatan lansia, kurang efektifnya pemanfaatan posyandu,
resiko kenakalan remaja, dan pada saat itulah disusun perencanaan kegiatan
bersama.
6) Rencana
Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan
Pada pertemuan tanggal 21 Juli 2002
antara warga dan mahasiswa, didapatkan kesepakatan untuk membentuk Kelompok
Kerja Kesehatan dan telah dipilih ketua Pokjakes yaitu Bapak Bambang W. warga
RT 03 RW II Wiyung yangkebetulan menjabat sebagai Wakil Ketua RW II Wiyung.
Untuk selanjutnya, dilakukan pengorganisasian Pokjakes antara Ketua Pokjakes
difasilitasi oleh mahasiswa pada waktu yang telah disepakati bersama. Untuk
deklarasi dan pengukuhan Pokjakes, dilakukan konsolidasi oleh mahasiswa, ketua
Pokjakes dengan instansi terkait pada waktu malam hari dan kesepakatan antar
institusi.
Di pihak mahasiswa, disusun suatu
tim khusus pembentukan Pokjakes yang bertugas memfasilitasi Pokjakes untuk
segera terbentuk sampai menyusun perencanaan. Susunan tim sebagaimana
terlampir.
7) Deklarasi
dan Pengukuhan Kelompok Kerja Kesehatan
Setelah dilakukan konsolidasi dan
persiapan yang matang antara Ketua Pokjakes dan mahasiswa, maka terbentuklah
Pengurus Pokjakes dengan nama “Pokjakes Sentosa” beserta struktur organisasinya
pada tanggal 23 Juli 2002 bersamaan dengan arisan warga RT 04 RW II. Akhirnya,
Pada tanggal 26 Juli 2002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Wiyung dilakukan
deklarasi Pokjakes RW II Wiyung dengan nama Pokjakes “SENTOSA” dengan struktur dan
susunan pengurus sebagaimana terlampir.
Pada pertemuan tersebut,
dibicarakann juga rencana selanjutnya dan didapatkan kesimpulan bahwa Pokjakes
memprioritaskan 3 permasalahan dari 5 masalah kesehatan yang dialami warga RW
II Wiyung, yaitu resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia, resiko tinggi
terjangkitnya demam berdarah dan mashalah resiko tinggi terjadinya kenakalan
remaja.
Rencana yang disusun antara lain:
a. Lanjut
Usia
Y
Screening kesehatan lansia
Y
Pembentukan kelompok kerja lansia
Y
Posyandu lansia
Y
Pemeriksaan dan pengobatan lansia perdana
Y
Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Kesehatan
Lingkungan
Y
Kerja bakti massal
Y
Survey jentik berkala
Y
Penyuluhan
c. Remaja
Y
Ceramah Narkoba, AIDS dan Sex Education
Y
Pembuatan spanduk, propaganda dalam rangka upaya
preventif terhadap narkoba
Y
Pengaktifan remaja melalui karang taruna
Selain itu, upaya menangani masalah
balita adalah penyampaian informasi kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan
Posyandu dan pelaksanaan Posyandu itu sendiri.
Pada kesempatan yang sama dilakukan
pembekalan tentang pengebangan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan masyarakat perkotaan melalui Pokjakes oleh mahasiswa kepada anggota
Pokjakes dengan materi sebagaimana terlampir.
8) Pelatihan
Anggota Kelompok Kerja Kesehatan
Sebagai salah satu upaya untuk
membekali pengurus dan anggota Pokjakes dalam hal pengetahuan dan keterampilan
pencegahan terhadap masalah kesehatan, maka dilakukan pelatihan anggota
kelompok Pokjakes. Rencana ini dimunculkan dari Mahasiswa dan Pokjakes.
Pelatihan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
a. Jum’at, 2 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai
di Balai RW II Wiyung
Materi:
a) Penanggulangan
Diare
Oleh: Dwi Priyantini dan Ni Ketut
Erawati
b) Penanggulangan
Demam Berdarah
Oleh: Dwi Midji Hastanti
c) Penyakit
TBC
Oleh: M. Mokhtar dan Muslimin
Siraja
b. Selasa,
6 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW II Wiyung
Materi:
a) Perawatann
Bayi
Oleh: Sudaryani dan Evi Tri
Wahyuningsih
b) Perawatan
kesehatan Lansia
Oleh: Hafna Ilmy Muhalla
c) Pendekatan
Sosial dan Survey Mawas Diri
Oleh: I Gede Agus Suartika
Proposal dan laporan hasil kegiatan terlampir.
9) Seminar
Narkoba, AIDS dan Sex Education
Salah satu kegiatan besar antara
lain seminar narkoba, AIDS dan SE. Materi ini direncanakan oleh Pokjakes dan
mahasiswa dalam rangka memperingati HUT RI ke-57 dan untuk mewujudkan rencana
dari masalah remaja. Kegiatan ini dilakukan pada Jum’at, 09 Agustus 2002 pukul
19.00 WIB – selesai di Balai RW II Wiyung. Acara ini dihadiri anggota Pokjakes
Sentosa, pengurus RW, mahasiswa dan karang taruna dengan pembicara dari
mahasiswa dan dr. Ari dari LSM Sebaya Surabaya.
Materi yang diberikan:
a. Kesehatan
Reproduksi dan Narkoba, AIDS, SE ditinjau dari Sudut Agama
Oleh: Setiadi
b. Penyuluhan
Narkoba, AIDS dan Seks education dari Segi Kesehatan
Oleh: dr. Ari (LSM Sebaya)
Proposal dan laporan kegiatan
terlampir.
10) Penyuluhan
Salah satu perwujudan dari
penanggulangan masalah kesehatan lingkungan, yaitu resikoterjangkitnya demam
berdarah dan pemanfaatan posyandu balita, maka mahasiswa melakukan berbagai
upaya preventive yaitu penyuluhan.
a. Penyuluhan
Demam Berdarah
Dilaksanakan
pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 19.00-20.00 WIB bertepatan dengan
pelaksanaan Pengajian/tahlilan ibu-ibu di rumah salah satu warga. Acara
tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang. Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu
Hafna Ilmy Muhalla, Evi Tri Wahyuningsih dan Dwi Midji Hastanti. Pre Planning
dan materi sebagaimana terlampir.
b. Penyuluhan
Imunisasi danPosyandu
Dilaksanakan
pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 09.00-12.00 WIB bertepatan dengan pelaksanaan
Posyandu Balita di Balai RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 33
balita beserta orang tuanya (ibu). Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu
Sudaryani dan Endang Purwaningsih, sedangkan mahasiswa yang lain sebagai
fasilitator kegiatan Posyandu dan penyuluhan tersebut. Pre Planning dan materi
sebagaimana terlampir.
11) Kerja Bakti
Massal
Salah satu perencanaan yang
disepakati antara Pokjakes dan Mahasiswa untuk menyelesaikan masalah resiko
terjangkitnya demam berdarah adalah kerja bakti massal. Kegiatan ini selain
bertujuan untuk menangani masalah kesehatan, juga merupakan kegaiatan dalam
rangka menyambut HUT RI ke-57.
Tekhnis kegiatan ini sebagai
berikut:
a. Pengumuman
kepada setiap RT oleh Pokjakes akan adanya kerja bakti massal dan lomba
kebersihan lingkungan
b. Kerja
bakti massal dilakukan pada Minggu, 11 Agustus 2002
c. Dilakukan
penilaian kebersihan secara serentak oleh tim penilai dari mahasiswa pada
tanggal 12-16 Agustus 2002.
12) Survey
Jentik Nyamuk Berkala
Survey jentik berkala dilakukan pada
tanggal 11 Agustus 2002 bertepatan dengan kerja bakti massal. Kegiatan ini
dilakukan di masing-masing RT dengan meberdayakan Pokjakes dan mahasiswa, serta
dilakukan secara berkala pada tanggal 12-16 Agustus 2002 bersamaan dengan
penilaian keskebersihan lingkungan.
Dari pemeriksaan msih di dapatkan
rumah yang mempunyai jentik nyamuk pada bak penampung air, setelah diberikan
penyuluhan untuk menguras bak air minimal 2 kali seminggu, maka pada saat akhir
penilaian sudah tidak ada lagi jentik tersebut.
13) Lomba
Kebersihan tingkat RT
Lomba ini diadakan untuk
memperingati HUT RI ke-57. Tekhnik penilaian dilakukan oleh tim penilai dari
mahasiswa dengan penilaian dibidang:
a. Pemanfaatan
pekarangan
b. Kebersihan
lingkungan
c. Kebersihan
rumah
Setelah dilakukan penilaian didapatkan juara I yaitu RT 03
dan juara II RT 04 dengan hadiah dari pihak RW II Wiyung.
14) Pembentukan
Kelompok Kerja Lansia
Dilakukan pembentukan kelompok
kerja lansia bersamaan dengan rencana pembinaan kesehatan lansia. Pembentukan
dilakukan sebagai langkah awal dari pelaksanaan pembinaan kesehatan
selanjutnya.
Tekhnisnya sebagai berikut:
dilakukan pendataan lansia oleh tiap RT dan Pokjakes dan setelah itu dibentuk
kelompok lansia tiap RT dibawah tanggung jawab sie lansia Pokjakes dan
masing-masing RT. Proposal dan hasil kegiatan terlampir.
15) Posyandu
Lansia
Posyandu lansia dilaksanakan pada
Senin, 19 Agustus 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Posyandu
perdana ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dan pengobatan lanasia
sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan lansia dalam rangka pembinaan
kesehatan lansia.
Posyandu ini terdiri dari 5 meja
yaitu, pendaftaran, pemeriksaan, pengukuran IMT dan kemandirian dan, penyuluhan
dan PMT serta pelayanan kesehatan (pengobatan).
Posyandu ini dihadiri 85 lansia
dari RW II Wiyung, Pokjakes, 2 orang staf Puskesmas Wiyung dan mahasiswa.
Proposal dan hasil selanjutnya terlampir.
16) Pemeriksaan
Kesehatan dan Kegiatan Pengobatan Lansia
Pemeriksaan dan pengobatan lansia
ini merupakan kegiatan perdana dari pembinaan kesehatan lansia dan berdamaan
dengan Posyandu Lansia pada Senin, 19 Agustus 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di
Balai RW II Wiyung dengan dihadiri 85 lansia. Kegiatan ini terlaksana atas
kerjasama dinas kesehatan Suraaya, Puskesmas Wiyung, Pokjakes dan mahasiswa.
Proposal dan hasil sebagaimana terlampir.
17) Posyandu
Balita
Posyandu balita dilaksanakan tiap
bulan sekali, tepatnya minggu ke IV hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW
II Wiyung. Pada saat praktik klinik ini, Posyandu dilakukan pada tanggal 24
Juli 2002. Kegiatan ini dilaksanakan penimbangan, pengisian KMS, pemberian
makanan tambahan dan penyuluhan imunisasi serta POSyandu oleh mahasiswa.
Petugas Posyandu berasal dari kader
kesehatan dan kader PKK dari tiap RT. Mahasiswa berperan sebagai penyuluh dan
membantu terlaksananya POSyandu, pemberian makanan tambahan telah disediakan
oleh ibu kader dengan adanya iuran tiap RT Rp. 5000,-. Balita yang hadir
sekitar 33 balita.
18) Presentasi Hasil Kegiatan Komunitas di Puskesmas
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal
21 Agustus 2002 pukul 11.00-13.00 WIB di Puskesmas Wiyung. Acara dihadiri oleh
Ibu Syamilatul Khoiriroh, S.Kp, seluruh staf Puskesmas dan mahasiswa.
Kegiatan yang dilakukan adalah
penyampaian hasil kegiatan selama di RW II dan laporan Puskesmas diikuti
diskusi dan tanya jawab.
Laporan Puskesmas telah
tersampaikan dalam bentuk laporan tersendiri kepada pendidikan dan Puskesmas.
Rencana kegiatan terlampir.
18) Terminasi
dan Evaluasi Kegiatan dengan Warga RW II Wiyung
Setelah dilakukan pelaksanaan/intervensi
selama 7 minggu dan evaluasi selama 1 minggu, maka genaplah 8 minggu tugas
praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Wiyung.
Terminasi dan evaluasi dilaksanakan
sekaligus pada tanggal 25 Agustus 2002 pukul 19.00-selesai di Balai RW II Wiyung.
Panitia pelaksana merencanakan sedetail mungkin acara tersebut. Dihadiri oleh
Ketua RW II dan Staf, Ketua RT 01-04 dan staf, anggota Pokjakes, staf
kelurahan, kader kesehatan, kader PKK, karang taruna dan warga.
Kegiatan saat terminasi adalah
penyajian laporan kegiatan kepada warga selama praktikk linik di wilayah RW II
Wiyung, serah terima arsip Pokjakes dan ramah tamah.
3.2
Kegiatan
Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Selain kegiatan praktik linik
keperawtan komunitas, mahasiswa melakukan praktik klinik keperawatan keluarga.
3.2.1
Deskripsi
Kegiatan ini dilakukan dlam rangka
menyelesaikan tugas praktik klinik keperawatan keluarga agar mahasiswa
memperoleh keterampilan nyata dalam membreikan asuuhan keperawatan keluarga
yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori
keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah.
3.2.2
Tujuan
1)
Tujuan Umum
Setelah
menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga.
2)
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan belajar
klinik, mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi
data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumusakan
diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c. Merencanakan
tindakan sesuai diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan
tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi
pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan
asuhan keperawatan.
3.2.3
Tekhnis
Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan
mulai tanggal 1 - 23 Agustus 2002 dengan keluarga binaan dari RT 01-04 RW II
Wiyung. Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap RT seperti yang
telah ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi oleh dosen pembimbing dengan
pembagian terlampir.
Pengaplikasian teori keperawtan
keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai dari pengkajian, perencanaan,
intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga mampu melakukan 5 tugas
kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu memutuskan tindakan
kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut, diharapkan kelaurga secara
mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status kesehatan keluarga
dan masyarakat meningkat.
3.3
Kegiatan
Praktik Klinik di Puskesmas
Selain kegiatan tersebut diatas,
mahasiswa juga melakukan praktik klinik di Puskesmas mulai tanggal 3 – 16 Juli
2002 dengan tekhnis mahasiswa dibagi
dalam 5 kelompok dan masing-masing mahasiswa mempunyai kewajiban dinas di
Puskesmas selama 2 hari.
Selain kegiatan tersebut,
mahasiswa mempunyai tugas menganalisa program-program Puskesmas untuk
selanjutnya dilakukan analisa dan diinterpretasikan. Laporan Puskesmas
dibukukan pada laporan tersendiri.
BAB 4
PEMBAHASAN
Praktik keperawatan komunitas di RW
II Kelurahan Wiyung yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II adalah salah satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep
keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai
dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak
seorang perawat yang profesional, mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai
dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan
secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di RW II
Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung mulai 01 Juli 2002 sampai 23 Agustus 2002 dengan
melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan
diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan komunitas; keluarga dan
puskesmas.
3.4
Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas
Praktik klinik keperawatan
komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai dengan pelaksanaan di
lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi
keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan
praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif
oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan
yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tataran lapangan,
sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru dari
mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat
secara lebih nyata.
3.4.1
Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk
mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini
dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan kuesioner
dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty Newman dan telah
dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta disesuaikan dengan
lembar pengkajian PHN Puskesmas Wiyung.
Setelah format pengkajian siap,
maka penanggung jawab masing-masing RT mempunyai hak otonom dalam mekanisme
pengumpukan datanya, yaitu dengan melakukan kerjasama dengan ketua RT, kader
kesehatan, kader PKK dan karang taruna.
Dari pengumpulan data didapatkan
bahwa 100% warga merupakan warga asli Wiyung, mayoritas dari warga bekerja pagi
- sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan rendah. Hal tersebut
merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan,
namun berkat bantuan dari aparat RW dan RT, dan model pendekatan secara
persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat
diatasi.
Respon yang diberikan warga RW II
sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan
mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan
data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat
pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat RT dan melakukan program turun
ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan mahasiswa membaur degan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa
masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat, meliputi:
1) Resiko
terjangkitnya demam berdarah
2) Resiko
tinggi penurunan status kesehatan lansia
3) Kurangnya
pemanfaatan Posyandu Balita
4) Resiko
tinggi terjadinya kenakalan remaja
5) Potensial
penggunaan kontrasepsi jangka panjang
Dari kelima masalah yang ditemukan
mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.
Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga hampir tidak mengalami kesulitas
yang berarti, karena mansyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan dalam
hidup mereka. Namun terdapat sedikit masalah dalam hal ketepatan waktu yang
sedianya dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB tetapi terlambat sampai pukul 16.00
WIB, sehigga praktis hanya terdapat 1,5 jam waktu yang dapat digunakan untuk
membahas data sampai menelukan rencana penyelesaiannya. Akhirnya dilakukan
perubahan strategi acara hingga terumuskannya rencana tindakan.
3.4.2
Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah, maka
setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga dilakukan penentuan prioritas
masalah atas dasar urgensitas dari masalah.
Berdasarkan lokakarya kesehatan
yang dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2002 dan pertemuan Pokjakes pada tanggal
26 Agustus 2002, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:
1) Resiko
tinggi penurunan status kesehatan lansia
2) Resiko
tinggi terjangkitnya demam berdarah
3) Resiko
tinggi terjadinya kenakalan remaja
Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan
berarti, hal ini dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan
berkat partisipasi aktif dari Pokjakes sebagai motor penggerak. Kegiatan dapat
dikatakan berhasil 80%.
3.4.3
Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan
dengan permasalahan kesehatan dapat disepakati saat lokakarya kesehatan dan
pertemuan dengan pokjakes secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang
disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain:
1) Resiko
tinggi penurunan status kesehatan lansia di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan
dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung.
Y
Screening kesehatan lansia
Y
Terbentuknya kepompok kerja lansia
Y
Pemeriksaan dan pengobatan lansia berkala
Y
Posyandu lansia
Y
Pelayanan kesehatan
Y
Senam lansia
Y
Penyuluhan dan bimbingan spiritual
Y
Aktifitas ringan dan sosialisasi
Y
Pembinaan kesehhatan lansia
2) Resiko
terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) di wilayah RW II Kellurahan Wiyung
berhubungan dengan tingginya kepadatan vektor
Y
Kerja bakti massal (Gerakan Minggu bersih)
Y
Lomba kebersihan lingkungan
Y
Survey/pemantauan jentik berkala
Y
Penyuluhan tentang penyebab, siklus hidup nyamuk
dan upaya pemutusan siklus hidup nyamuk.
Y
Pembentukan Pokjakes
3) Resiko
terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan
kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja RW II Keluarahan Wiyung.
Y
Penyuluhan bahaya narkoba, AIDS dan Sex
Education
Y
Pendayagunaan/pengaktifan karang taruna
Y
Kampanye anti Narkoba
4) Kurang
efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan dengan
sistem pendukung yang kurang memadai (informasi, demografi)
Y
Penyebaran informasi pelaksanaan Posyandu
melaluui sarana peribadatan
Y
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Y
Kaderisasi kader posyandu dan penyegaran kader
posyandu
Y
Penyuluhan manfaat Posyandu dan imunisasi
5) Potensial
penggunaan metode KB jangka panjang/kontap berhubungan dengan antusiasme
mengikuti program KB, dilakukan dengan penyuluhan.
Selain perencanaan diatas, terdapat
satu rencana yang mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu revitalisasi/pembentukan
kembali Kelompok Kerja Kesehatan yang menurut informasi dari RW sudah pernah
terbentuk, akan tetapi sudah tidak dapat ditemukan keberadaannya dan dianggap
tidak ada. Pembentukan Pokjakes tersebut direncanakan pada desiminasi atau
lokakarya kesehatan dilanjutkan pada 21 Juli 2002 untuk dilakukan pengukuhan
dan pembekalan pada anggota pokjakes.
Untuk pengaturan waktu, tidak
menemukan kesulitan yang berarti. Hanya saja, terdapat beberapa kegiatan yang
masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap sesuai dengan kesempatan/waktu luang
warga.
3.4.4
Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai
dilaksanakan pada 22 Agustus 2002 dengan metode melibatkan masyarakat secara
aktif dimotori oleh Pokjakes untuk melaksanakan rencana yang telah disusun
bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat membantu dengan melakukan koordinasi
dan konsolidasi dengan masing-masing RT. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan
secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes, RT, karang taruna,kader kesehatan
dan PKK. Hanya pada kegiatan penyuluhan, penilaian lomba kebersihan dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Secara umum kegiatan yang
direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut didapatkan saat
evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan
yang direncanakan.
Kendala yang dihadapi mahasiswa dan
Pokjakes adalah masih terdapat sebagian warga dari RT II dan I belum dapat
mengikuti kegiatan pelatihan angggota Pokjakes, hal ini dikarenakan human error semata. Selain itu, terdapat
kendala dengan berbagai institusi kesehatan yang dijadikan sebagai sponsorship
atau perijinan dengan suatu alasan bahwa belum adanya ikatan/kontrak dengan
PSIK-FK Unair.
3.4.5
Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh
mahasiswa mulai tanggal 20-23 Agustus 2002 dan tepatnya Rabu, 21 Agustus 2002
pukul 11.00-13.00 WIB di Puskesmas dilakukan evaluasi bersama dengan pembimbing
profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul Khoiriroh, S. Kp. Beserta seluruh staf
Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga saat
terminasi hari Minggu, 25 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di Balai RW II
Keluarahan Wiyung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik
keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme
dan respon positif warga, Pokjakes “Sentosa” dengan semangat dan program mereka
serta perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.
3.5
Praktik
Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang diguanakn mahasiswa
dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan
menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi
untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat
mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan keluarga sesuai dengan tujuan,
yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Namun terdapat kendala diantaranya
pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan supervisi minimal 2 kali masih belum
berjalan secara optimal. Kami menyadari dan memaklumi tentang keberadaan hal
tersebut.
4.3 Praktik Klinik di
Puskesmas
Kegiatan praktik yang dilakukan
mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat bantuan dan kerjasama yang kondusif
antara mahasiswa dengan staf Puskesmas Wiyung. Banyak masukan dan arahan yang
diberikan pimpinan Puskesmas dan staf bagi peningkatan wawasan dan keterampilan
mahasiswa.
Kendala yang dihadapi mahasiswa
adalah saat pertama kali dilakukan permohonan ijin, terkesan keberadaan
mahasiswa PSIK-FK Unair untuk melakukan praktik masih belum disadari
sepenuhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan respon staf dan atau pimpinan yang
masih belum sepenuhnya memahami inti dan arah praktik klinik keperawatan
mahsiswa PSIK di wilayah Puskesmas Wiyung.
Hal tersebut dapat disadari
karena Puskesmas Wiyung baru 2 kali menerima mahasiswa PSIK untuk praktik di
wilayah kerjanya dan belum adanya koordinasi yang optimal serta mantap antara
pendidikan dan Puskesmas Wiyung.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan
komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II,
merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai
suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan
dalam praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan
komunitas itu sendiri, praktik klinik keperawatan keluarga dan praktik klinik
di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praaktik linik
tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian,
perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan
praktik klinik keperawtaan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai
tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan
warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk meningkatkan
status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk kelangsungan
hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes “SENTOSA” dan aparat desa sebagai
penanggung jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik
keperawatan komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk
optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan bimbingan
yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah
terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun
konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk
memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan komunitas, maka
diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan pihak-pihak terkait
dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan praktik klinik keperawatan
komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.
3. Diharapkan
mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang konsep
keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dala melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas.
4. Mahasiswa
diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian masyarakat
dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah
pelaksanaan praktik klinik di masyarakat.
5. Sebagai
penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan bimbingan
secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun Kelompok Kerja Kesehatan
yang ada di masyarakat.
6. Diharapkan
program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal sehingga pembinaan
kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.
No comments:
Post a Comment