Juniartha Semara Putra
A.
PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana
kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia adalah
berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah.
B.
BPENYEBAB
ANEMIA
Anemia dapat dibedakan menurut
mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah
serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut: 1. Anemia pasca
perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan
persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan. 2. Anemia
defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang,
absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah. 3. Anemia
hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor
intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel:
intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah. 4. Anemia
aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang
(kerusakan sumsum tulang).
C.
TANDA
DAN GEJALA
1. Tanda-tanda umum anemia: a.
pucat, b. tacicardi, c. bising sistolik anorganik, d. bising karotis, e.
pembesaran jantung. 2. Manifestasi khusus pada anemia: a. Anemia aplastik:
ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis,
pucat, lelah, takikardi. b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10
gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia,
takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain
atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah,
pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir,
farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar
bising sistolik yang fungsional. c. Anemia aplastik : ikterus,
hepatosplenomegali.
D.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Kadar Hb. Kadar Hb <10g/dl.
Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 32-37%), leukosit
dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity meningkat. 2.
Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia : a. Anemia defisiensi
asam folat : makro/megalositosis b. Anemia hemolitik : retikulosit meninggi,
bilirubin indirek dan total naik, urobilinuria. c. Anemia aplastik :
trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi
ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.
E.
PENATALAKSANAAN
a. Anemia pasca perdarahan:
transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander atau plasma substitute. Pada
keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja. b. Anemia defisiensi: makanan
adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada
Hb <5 gr/dl. c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah,
pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
F.
MASALAH
KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
1. Perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk
menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel. 2. Tidak toleransi terhadap
aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai
oksigen. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya selera makan.
G.
TINDAKAN
KEPERAWATAN 1. Perfusi jaringan adekuat - Memonitor tanda tanda vital,
pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa. - Meninggikan posisi kepala di
tempat tidur - Memeriksa dan mendokumentasikan adanya rasa nyeri. - Observasi
adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah - Mengobservasi
dan mendokumentasikan adanya rasa dingin. - Mempertahankan suhu lingkungan agar
tetap hangat sesuai kebu-tuhan tubuh. - Memberikan oksigen sesuai kebutuhan. 2.
Mendukung anak tetap toleran terhadap aktivitas - Menilai kemampuan anak dalam
melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak. -
Memonitor tanda tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan
mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut
jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat). - Memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi
gejala gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas
cepat, pusing atau kelelahan). - Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan
kegiatan sehari¬ hari sesuai dengan kemampuan anak. - Mengajarkan kepada orang
tua teknik memberikan reinforcement terhadap partisipasi anak di rumah. -
Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga dengan melibatkan tim
kesehatan lain. - Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang
kemampuan anak dalam melakukan aktivitas, memonitor kemam-puan melakukan
aktivitas secara berkala dan menjelaskan kepada orang tua dan sekolah. 3.
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat - Mengijinkan anak untuk memakan
makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi
pada saat selera makan anak meningkat. - Berikan makanan yang disertai dengan
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. - Mengijinkan anak
untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan - Mengevaluasi berat badan
anak setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan
Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
2. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak
Sakit. Cetakan I. Jakarta, EGC.
3. Suriadi, Yuliani R. (2001).
Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I. Jakarta, CV Sagung Seto.
4. Tucker SM. (1997). Standar
Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.
5. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
6. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan
Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.
7. Harlatt, Petit. (1997). Kapita
Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.
8. ACS. (2003). What is Anemia ?.
Available (online) http: // www // yahoo / nurse / leucemia / htm.
No comments:
Post a Comment