Juniartha Semara Putra
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FISTEL UMBILIKALIS
PENGERTIAN
Umbilikalis fistel
atau fistel umbilikalis atau fistula vitellina adalah suatu keadaan kongenital
dimana duktus vitellinus tetap dipertahankan seluruhnya sehingga membentuk
hubungan langsung antara pusat dengan seluruh pencernaan. Dalam hal ini dapat
dikeluarkan tinja melalui pusat.
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan
Medis : Pembedahan
2. Tindakan
Keperawatan :
Preoperasi;
Diagnosa keperawatan
a) Cemas
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses berpikir, pembedahan,
ancaman gangguan fungsi tubuh, nyeri dan rasa tidak nyaman; dan kemungkinan
tumor ganas.
b) Gangguan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan gangguan pencernaan dan absorsi makanan dan cairan yang harus
diberikan untuk proses penyakit.
c) Potensial
infeksi sehubungan dengan pembedahan di dalam usus dan berkurangnya resistensi
karena malnutrisi dan atau proses penyakit.
Intervensi
keperawatan
Eksplorasi pasien untuk
mengungkapkan rasa takut (kuatir).
Libatkan keluarga pasien dengan
memperhatikan keadaan sosial ekonomi atau masalah di dalam keluarga.
Jelaskan kepada keluarga dan pasien
prosedur-prosedur yang akan digunakan saat postoperasi; napas dalam, batuk
teratur, ambulasi awal.
Kaji tanda-tanda kemungkinan
dehidrasi pada pasien.
Beri cairan ekstra untuk hidrasi
yang optimal, makanan tinggi kalori, rendah sisa termasuk tinggi protein dan
vitamin.
Transfusi darah diberikan untuk
mencegah anemia dan menunjang kondisi umum pasien.
Persiapan operasi dengan puasakan
pasien 26 - 36 jam sebelum operasi.
Selama masa
preoperasi, pasien diberikan obat oral antimikroba untuk merusak organisme
diusus ( sterilisasi eliminasi / b.a.b.)
Bila dengan pemberian antibiotika oral, pasien mengalmi diare, pertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Postoperasi;
Diagnosa keperawatan
1.
Potensial infeksi sehubungan dengan tindakan pembedahan dan proses penyembuhan.
2.
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan sehubungan dengan bedah intestinal,
berkurangnya kerja usus, dan kehilangan cairan dan elektrolit karena
pengeringan intestinal.
3.
Pola napas yang tidak efektif sehubungan dengan nyeri insisi, distensi abdomen
dan kurangnya mobilisasi.
4.
Gangguan pola eliminasi (sistem perkemihan ) sehubungan dengan bedah perineal
(mengikuti abdominoperineal)
5.
Gangguan pola eliminasi (sistem pencernaan /b.a.b.) sehubungan dengan peristaltik
berkurang, mobilisasi yang kurang, dan ileostomi.
6.
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi, membagi / mengatur aktifitas dan pola
eliminasi sendiri.
Intervensi Keperawatan
1.
Kontrol balutan dan area luka apakah terjadi tanda-tanda awal perdarahan.
Inspeksi insisi dan ganti balutan bila terlihat kemerahan, edema dan
pengeringan
2.
Monitor suhu pasien secara teratur untuk bebrapa hari. Evaluasi suhu yang
tiba-tiba dapat diindikasikan terjadinya infeksi.
3.
Hindari kontaminasi area peritoneum dari sekret intestinal.
4.
Makanan peoral selama beberapa hari pertama tidak diberikan; cairan intravena
digunakan untuk membantu pasien. Bila cairan dapat ditolerir pasien (NGT dapat
dilepas) dan nutrisi dapat diberikan berupa makanan lunak. Hindari makanan
yang mengandung gas dan cairan yang mengandung karbonat.
5.
Catat intake dan output termasuk drainage intestinal. Ispeksi kerja peristaltik
usus dengan stetoskop.
6.
Lakukan 5 -10 kali napas setiap jam sebagai ventilasi penuh alveoli pasien dan
batuk teratur beberapa kali untuk memancing mukus keluar.
7.
Ganti posisi pasien setiap jam untuk mencegah tekanan pada diafragma.
8.
Lakukan ambulasi malam dan pagi hari. Kolaborasi dengan fisioterapi.
9.
Hindari kontaminasi pada daerah perineal, terutama bila ada pemasangan kateter.
10. Catat
bila terjadi flatus, sebagai indikasi peristaltik.
11.
Lakukan ambulasi awal untuk mengaktifkan peristaltik.
12.
Ajarkan klien dan keluarga pentingnya nutrisi; menghindari makanan mengandung
gas dan makanan kasar; cairan yang adekuat.
13.
Ajarkan pasien berdiri dan berjalan. Hindari aktifitas fisik yang berat.
14.
Ajarkan perawatan mandiri ileostmi pasien.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Salder, TW.1988. Embriologi Kedokteran, Edisi ke V. Alih bahasa : Dr. Irwan
Susanto. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Watson, JE. dan Joan R. Royle, 1987. Medical Surgical Nursing and Related
Physiology. Clays Ltd. St. Ives
plc, England.
No comments:
Post a Comment