Juniartha Semara Putra
PENGERTIAN
Home
Care (HC) menurut Habbs dan Perrin,
1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D.
& Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan
merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang.
SEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE
1. DI
LUAR NEGERI
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan
dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita
penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah
banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah,
hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini
berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000
perawat terlatih di seluruh USA (Visiting
Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada
keluarga miskin, Public Health
Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi
kesehatan masyarakat, serta Perawat
Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah
sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang
memberikan layanan Home Careterus meningkat sekitar 10% perthun
dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA
= Visiting Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang
layanan yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan
yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi
seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar
melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai
layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender
& Spradley, 2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional
selama pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing,
yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang
sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke
bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati
tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi
ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peranDistrict Nurse (DN)
adalah :
a.
merawat orang sakit dirumah, sampai
klien mampu mandiri
b.
merawat orang sakaratul maut dirumah
agar meninggal dengan nyaman dan damai
c.
mengajarkan ketrampilan keperawatan
dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan
perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health
Visitor (HV)yang berperan sebagai District Nurse (DN)
ditambah dengan peran lain ialah :
a.
melakukan penyuluhan dan konseling
pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan
promosi kesehatan
b.
memberikan saran dan pandangan
bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi setempat.
2. DI
DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan Home Care (HC)
sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik
yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga
keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal
biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan
maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan
Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah
melakukan program Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS
Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian
diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat)
sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang
melaksanakan tugas “Partus Luar”
dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang kondisi
ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring
dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
MENGAPA
HOME CARE (HC) DIPERLUKAN ?
Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat
perhatian karena berbagai alasan, antara lain yaitu :
1.
Bagi Klien
dan Keluarga
v Program Home Care (HC) dapat membantu
meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya
akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
v Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan
pada saat anggoa keluarga ada yang sakit
v Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
v Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga
tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu
kehadiran perawat untuk menggantikannya
2.
Bagi
Perawat
v Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh
dengan lingkungan yang tetap sama
v Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC)
mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak
rumah sakit.
JENIS
INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home
Care(HC), antara lain:
v Institusi Pemerintah
Di
Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu,
bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting
Nurse (VN)
v Institusi Sosial
Institusi
ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan
tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan
dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang
melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud
pangabdian kepadan Tuhan.
v Institusi Swasta
Institusi
ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik
mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC
dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran
melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan
swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”
v Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan
perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan
munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home
Care (HC) diatas, adalah :
Ø Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga
kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu
post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana
cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat
luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum
sehingga kemandirian ibu masih kurang.
Ø Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi
pada klien yang dirawat dirumah sakit.
Ø Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS
tentu memerlukan biaya yang besar
Ø Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke
rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil
penelitian dari “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ.
Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung
menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan ; lebih
nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat
tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)
POPULASI,
JENIS DAN PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)
v Populasi layanan
layanan Home
Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%). Meskipun program Home
Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi mayoritas klien
berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).Pengalaman Home
Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ.
Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai sejak 1995) juga
menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien wanita
lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC di
RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena populasi
wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta
para lansia yang cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.
v Jenis layanan
Mengingat
HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan komunitas
(Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan
(diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah
kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan
layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier). Di
Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001
adalah :
Ø Penyakit jantung
Ø Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan
pengikat
Ø Penyakit Diabetes Mellitus
Ø Penyakit system pernafasan
Ø Luka
Ø Keracunan
Ø Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus
palliative dirawat di Hospice
v Pemberi layanan
Pemberi
layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
Ø Tenaga informal
Tenaga
informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada
klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis
tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
Ø Tenaga formal
Tenaga
formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga.
Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan
perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
STANDAR
PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)
Asosiasi
perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home Health
Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja
professional (Allender & Spradley, 2001)
v Standard Asuhan Keperawatan
Ø Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
Ø Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan
analisa terhadap data yang telah terkumpul
Ø Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari
klien maupun lingkungannya
Ø Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan
menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
Ø Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di
tetapkan dalam perencanaan
Ø Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang
mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.
v Standard Kinerja Profesional (professional
performance)
Ø Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi
terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis
Ø Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan
evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya
dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan
peraturan yang berlaku
Ø Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan
pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan
Ø Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam
pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya
sebagai sejawat
Ø Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien
berdasarkan pada landasan etika profesi
Ø Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
Ø Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil
penelitian
Ø Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga
untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan .
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai
disusun dan disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan
dari Depkes RI.
BAGAIMANA
MERENCANAKAN INSTITUSI HOME CARE (HC) SWASTA ?
Institusi HC swasta dapat didirikan baik
secara individu maupun kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan
yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan
pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk
melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa
eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis
maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya
kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar
membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi
serta balita. Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah
tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun kondisinya.
Analisa
internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana)
baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu
dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi HC.
Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk
mengawali suatu bisnis yang baru .
Agar pelanggan loyal terhadap suatu
institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal-hal berikut :
Ø
Kemudahan (untuk dihubungi , untuk
mendapatkan informasi, untuk membuat janji)
Ø
Selalu tepat janji, penting untuk
membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC
Ø
Sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan, hal ini merupakan ciri professional
Ø
Bersifat responsive terhadap
keluhan, kebutuhan dan harapan klien
Ø
Mengembangkan hubungan kerja sama
secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan
Untuk keseragaman dokumentasi HC di Amerika
telah dirumuskan Home Health Care Classification (HHCC)
toksonomi (Saba, August, 2002) yang merupakan hasil penelitian berdasarkan
diagnosa dan intervensi keperawatan. Untuk masa yang akan dating dapat
digunakan untuk dokumentasi, pelacakan elektronik, evaluasi hasil dan analisa
HHC setiap saat baik yang berhubungan dengan setting, kelompok populasi maupun
letak geografi.
Taksonomi tersebut terdiri dari 20 komponen asuhan
keperawatan antara lain :
v Komponen perilaku kesehatan
Ø Medication
Ø Safety
Ø health behavior
v Komponen fungsional
Ø Activity
Ø fluid volume
Ø nutritional
Ø self-care
Ø sensory
v Komponen fisiologis
Ø Cardiac
Ø Respiratory
Ø Metabolic
Ø physical regulation
Ø skin integrity
Ø tissue perfusion
Ø bowel elimination
Ø urinary elimination
v Komponen psikologis
Ø Cognitive
Ø Coping
Ø role relationship
Ø self concept
Dengan telah jelasnya konsep dan
peraturan praktik keperawatan, termasuk di dalamnya adalah HC, maka perawat
telah dapat melakukan praktik keperawatan professional dengan optimum, demi
terwujudnya masyarakat dan Indonesia sehat 2010.
No comments:
Post a Comment