Juniartha Semara Putra
Keperawatan Sebagai Profesi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Dunia
profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter
seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi
yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada
banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
B. PERUMUSAN MASALAH
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalahnya adalah;
Bagaimana definisi dari keperawatan sebagai profesi?
Mengapa Keperawatan sebagai profesi?
Bagaimana Perkembangan Keperawatan di dunia dan di Indonesia?
Bagaimana Kode Etik Keperawatan di Indonesia?
Bagaimana Standar Asuhan Keperawatan?
Bagaimana Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat?
C. TUJUAN PENULISAN
Bagaimana definisi dari keperawatan sebagai profesi?
Mengapa Keperawatan sebagai profesi?
Bagaimana Perkembangan Keperawatan di dunia dan di Indonesia?
Bagaimana Kode Etik Keperawatan di Indonesia?
Bagaimana Standar Asuhan Keperawatan?
Bagaimana Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
Untuk menambah pengetahuan bagi perawat dalam menjalankan profesinya
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
Untuk menambah pengetahuan bagi perawat dalam menjalankan profesinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Menurut Hall (1968)
Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang harus melalui proses 4 tahapan antara lain :
Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi.
Menjadi pekerjaan utama
Adanya organisasi profesi
Terdapat kode etik
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
B. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Menurut Hall (1968)
Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang harus melalui proses 4 tahapan antara lain :
Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi.
Menjadi pekerjaan utama
Adanya organisasi profesi
Terdapat kode etik
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
B. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Berdasarkan
definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat mengapa
keperawatan itu sebagai profesi.
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
Tubuh
pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing science
) yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu
kesehatan masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu
keperawatan komunitas.
2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI.
2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI.
Di
Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai
standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3
akan dikembangkan.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK DALAM BIDANG PROFESI.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK DALAM BIDANG PROFESI.
Keperawatan
dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari
sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap
tatanan pelayanan kesehatan.
Pelayanan/
askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada
kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.
Keperawatan
harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta
mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada
di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia
memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan aggaran dasar
dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan
nama internasional Council Of Nurse (ICN)
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN.
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN.
Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan sikap
dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI
6. OTONOMI
Keperawatan
memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan
profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan(
KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK
Masyarakat
profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan
peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam pembangunan
kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai
profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
C. Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi
C. Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi
Sejarah
perkembangan keperawatan sebagai profesi dapat dilihat dari dua tinjauan.
Pertamaditinjau dari perkembangan keperawatan di dunia, dan kedua,
perkemabangan keperawatan di Indonesia.
Sejarah
Perkembangan Kerperawatan di Dunia
Perkembangan
keperawatan di duinia dapat diawali
Pertama,
Sejak zaman manusia itu diciptakan pada dasarnya manusia diciptakan telah
memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang
ibu. Naluri yang sederhana adalah memelihara kesehatan dalam hal ini adalah
menyusui anaknya sehingga harapan pada awal perkembangan keperawatan, perawat
harus memiliki jiwa keibuan (mother inticnt). Kemudian bergeser pada zaman
purba, pada zaman ini paham animism berkembang dimana manusia mempercayai bahwa
yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan jiwa
yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat
menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Saat itu peran sebagai ibu yang
merawat keluarga yang sakit dengan memberikan perawatan fisik serta mengobati
yang sakit untuk menghilangkan pengaruh roh jahat. Setelah itu, muncul
kepercayaan mengenai dewa-dewa dimana pada saat itu dipercaya bahwa penyakit
disebabkan karena kemarahan dewa, untuk menghilangkan penyakit itu pasient
harus memberikan sesajian di kuil-kuil yang telah didirikan. Setalah itu
keperawatan terus berbenah diri dimulai dari ibu-ibu janda yang membantu para
pendeta dalam merawat orang sakit. Dan mulai dari inilah rumah-rumah perawatan
dibangun untuk menampung para pasien.
Kedua,
zaman keagamaan, perkembangan keperawatan mulai bergeser kearaha spiritual
dimana seseorang yang sakit diakibatkan oleh adanya dosa atau kutukan Tuhan.
Pusat pengobatan adalah rumah-rumah ibadah, sehingga para pemimpin agama
disebut sebagai tabib yang mengobati orang sakit.
Ketiga,
zaman masehi, keperawatan dimulai pada masa perkembangan agama Nasrani, pada
masa itu banyak membentuk diakones, suatu organisasi wanita yang bertujuan
mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki diberikan tugas untuk mengubur
orang yang meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah rumah sakit di Roma,
seperti Monastic Hospital. Rumah sakit pada saat itu berfungsi sebagai
perawatan orang sakit, cacat, dan miskin serta yatim piatu. Pada saat itu pula
didaratan Asia, khusunya di timur tengah, perkembangan keperawtan mulai maju
seiring berkembangnya Agama islam yang disebarkan oleh Mumaham SAW. Keberhasilan
Nabi untuk menyebarkan Islam membawa dampak yang positif dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan
obat-obatan. Sebagaimana tercantum dalam Quran pentingnya untuk menjaga
kebersihan lingkungan, makanan, dan diri sendiri.
Keempat,
zaman permulaan abad 21, perkembangan keperawatan pada masa ini tidak lagi
kearah keagamaan melainkan tergantung pada kekuasaan karena pada saat itu
terjadi perang dunia. Rumah ibadah yang dulunya berfungsi sebagai perawatn
orang sakit sudah tidak lagi berfungsi.
Kelima,
zaman sebelum perang dunia ke-2, pada masa ini berkembang prinsip rasa cinta
sesama manusia, dimana manusia harus saling membantu. Florence Nightingale
(1820-1910) menyadari pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para perawat.
Florence menganggap bahwa keperawatan perlu disiapkan pendidikan untuk perawat.
Usaha Florence adalah menetapkan struktur dasar dipendidikan perawat
diantaranya membangun sekolah perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat
serta menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon perawat. Florence
mendirikan sekolah perawatan dengan nama Nightingale Nursing School.
Keenam,
masa selama perang dunia ke-2, selama masa ini timbul tekanan pengetahuan dalam
penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan
diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka
ragam.
Ketujuh,
masa pasca perang dunia ke2, perkembangan keperawatan pada masa itu diwali
adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan penduduk
yang relative tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam pelayanan
kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah laku individu,
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dengan diawali
adanya penemuan obat-obatan dan cara-cara untuk memberikan penyembuhan pada
pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan seperti pelayanan
kuratif, preventif, dan promitif dan juga terdapat kebijakan Negara tentang
peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perkembangan perawat dimulai adanya
sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser kearah pekerjaan yang
bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat diakui sebagi profesi sehingga pada saat
itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada perawat atas
tanggung jawabnya dalam tugas.
Kedelapan,
priode tahun 1950, pada saat itu keperawatan sudah mulai menujukan perkembangan
khusunya penataan pada system pendidikan, penrapan proses keperawatan sudah
mulai dengan memberikan perawat adalah suatu proses,yang dimulai pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelakasanaan dan evaluasi.
Sejarah
Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Perkembangan
keperawatan di Indonesia dibagi menjadi dua masa yaitu:
1. Masa Sebelum Kemerdekaan
1. Masa Sebelum Kemerdekaan
Pada
masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari
indonesi disebut verfleger dengan dibantu oleh zieken opaser sebagai penjaga
orang sakit. Pada masa penjajahan Belanda tugas utama perawat hanya merawat
staf dan tentara Belanda. Kemudia masa penjajahan inggris yaitu rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan
pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan,
diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan
pasien dan memperhatikan kesehatan para tawanan.
Beberapa
rumah sakit dibangun khusunya di Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan
salemba dan sekarang bernama RSCM.
2. Masa setelah Kemerdekaan
2. Masa setelah Kemerdekaan
Pada
tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan dan
dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 1952 didirikan
sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan
setara diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan
keperawatan setingkat dengan sarjana.
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia
Dalam
Musyawarah Nasional IV PPNI telah diputuskan bahwa Kode Etik Keperawatan
Indonesia adalah
Mukadimah
Tanggung Jawab Perawat dan Klien
Tanggung Jawab Perawat dan Prkatik
Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat
Tanggung Jawab Perawat dan Teman Sejawat
Tanggung Jawab Perawat dan Profesi.
E. Standar Asuhan Keperawatan
Mukadimah
Tanggung Jawab Perawat dan Klien
Tanggung Jawab Perawat dan Prkatik
Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat
Tanggung Jawab Perawat dan Teman Sejawat
Tanggung Jawab Perawat dan Profesi.
E. Standar Asuhan Keperawatan
Adapun
standar-standar asuhan keperawatan sebagai berikut:
Standar 1: Falsafah Keperawatan
Standar 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
3. Standar 3: Pengkajian Keperawatan
4. Standar 4: Diagnosis Keperawatan
5. Standar 5: Perencanaan keperawatan
6. Standar 6: Intervensi Keperawatan
7. Standar 7: Evaluasi Keperawatan
8. Standar 8: Catatan Asuhan Keperawatan
Standar 1: Falsafah Keperawatan
Standar 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
3. Standar 3: Pengkajian Keperawatan
4. Standar 4: Diagnosis Keperawatan
5. Standar 5: Perencanaan keperawatan
6. Standar 6: Intervensi Keperawatan
7. Standar 7: Evaluasi Keperawatan
8. Standar 8: Catatan Asuhan Keperawatan
D. Peran,
Fungsi dan Tugas Perwat
a. Peran Perawat
a. Peran Perawat
Peran
merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran
perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagi
pemeberi asuhan keperawatan, advocate pasien, pendidik, coordinator,
kolaborator, konsultan dan peneliti.
b. Fungsi Perawat
b. Fungsi Perawat
Fungsi
merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuang dengan perannya. Dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanankan berbagai fungsi diantaranya:
fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
Fungsi
independen
Merupakan
fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Fungsi
Dependen
Merupakan
fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau intruksi dari
perawat lain.
Fungsi
Interpenden
Fungsi
ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara
tim satu dengan lain.
c. Tugas Perawat
c. Tugas Perawat
Tugas
perawat dalam menjalankan peranya sebagi pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam prsoes keperawatan. Tugas perawat ini
disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:No Fungsi Perawat Tugas
Perawat
1 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yagn tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tsb. Mengumpul data
Menganilisis dan menginterpetasikan data
2 Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan Mengmbangkan rencana tindakan keperawata
3 Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
4 Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan Menentukan criteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan
Menilai tingkat pencapaian tujuan
Mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan
5 Mengdokumnetasi prosses keperawatan Mengevaluasi data permasalahan keperawatan
Mencatat data dalam proses keperawatan
Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
6 Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merncanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangakan keterampilan dalam praktek keperawatan Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan
Membuat ususlan rencana penelitian keperawatan
Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
7 Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga kelompok serta masyarakat Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
Membuat rencana penyuluhan kesehatan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan
Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan
8 Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain
9 Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan Menerapkan kereampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
1 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yagn tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tsb. Mengumpul data
Menganilisis dan menginterpetasikan data
2 Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan Mengmbangkan rencana tindakan keperawata
3 Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
4 Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan Menentukan criteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan
Menilai tingkat pencapaian tujuan
Mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan
5 Mengdokumnetasi prosses keperawatan Mengevaluasi data permasalahan keperawatan
Mencatat data dalam proses keperawatan
Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
6 Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merncanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangakan keterampilan dalam praktek keperawatan Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan
Membuat ususlan rencana penelitian keperawatan
Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
7 Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga kelompok serta masyarakat Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
Membuat rencana penyuluhan kesehatan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan
Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan
8 Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain
9 Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan Menerapkan kereampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dengan
melihat definisi,ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita analisis
bahwa keperawatan di indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena
memiliki cirri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge, pendidikan
berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki
perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan, otonomi,
dan motivasi bersifat altruistic.
B. SARAN
B. SARAN
Penyusun
berharap bagi perawat sebaiknya lebih meningkat kulitas kerja sebagai perawat
dan mampu menjadi perawat yang profesional dibidangnya.
DAFTAR
PUSATAKA
A. Aziz
Alimu Hidayat (2004), Pengantar Konseo Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta
www.google.co.id
1 comment:
terima kasih,,
Post a Comment