Juniartha Semara Putra
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI
1.
PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan
cara menghirup O2ruangan setiap kali bernafas. Oksigenasi adalah
tindakan, proses, atau hasil pengambilan oksigen.
Oksigen
(O2) adalah kebutuhan dasar manusia digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup, dan aktivitas berbagai
organ atau sel ( Carpenito-Moyet).
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi
pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah
untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode pemberian
oksigen:
a. Low
flow oxygen system
Hanya menyediakan sebagian
dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk
pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola pernafasan pasien.
b. High
flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi
total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan konsisten, teratur,
teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.
2.
NILAI-NILAI NORMAL
Parameter
|
Nilai normal
|
Tidal Volume (TV)
Volume Cadangan Inspirasi
(VCI)
Volume Cadangan Ekspirasi
(VCE)
Volume Residu
Kapasitas Inspirasi (KI)
Kapasitas Residu
Fungsional (KRF)
Kapasitas Vital
Kapasitas Total Paru
|
500 cc
3000 ml
1100 ml
1200 ml
3500 ml
2300 ml
4600 ml
5800 ml
|
3.
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI
PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Beberapa
hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi antara lain:
1.
Riwayat keperawatan
v
Masalah pernafasan yang
pernah dialami
ü
Pernah mengalami perubahan
pola pernafasan
ü
Pernah mengalami batuk
dengan sputum
ü
Pernah mengalami nyeri dada
ü
Aktivitas apa saja yang
menyebabkan terjadinya gejala-gejala gangguan pernafasan.
v
Riwayat penyakit pernafasan
ü
Apakah sering mengalami
ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
ü
Bagaimana frekuensi setiap
kejadian
v
Riwayat kardiovaskuler
ü
Pernah mengalami penyakit
jantung atua peredaran darah
v
Gaya hidup
ü
Merokok
ü
keluarga perokok,
ü
lingkungan kerja dengan
perokok.
2.
Riwayat diit è riwayat
terhadap adanya alergi terhadap suatu makanan tertentu
3.
Masalah kesehatan saat ini:
Ø
Keluhan utama: sesak nafas,
batuk, nyeri dada, produksi sputum, panjang pendeknya nafas.
Ø
Riwayat sakit saat ini:
onset, durasi, lokasi, frekuensi, terapi, kualitas.
4.
Pemeriksaan fisik
- Mata: - Konjungtiva pucat ( karena anemia),
konjungtiva sianosis (karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie (
karena emboli lenak atau endokarditis)
- Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas
dengan mengerutkan mulut
- Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
- Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak
simetris antara dada kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.
- Pola pernafasan: pernafasan normal ( eupneu),
pernafasan cepat ( tacypnea), pernafasan lambat ( bradypnea)
5.
Pemeriksaan penunjang
v
Laboratorium
v
Radiografi: rontgen
thoraks, bronkhoskopi, tomographi (CT-scan),
endoskopi, MRI
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Beberapa diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi antara lain:
- Pola nafas tidak efektif b.d., kelelahan otot
pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular, penurunan energi.
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme
jalan nafas.
- Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan
perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
- Pola nafas tidak efektif b.d. kelelahan otot
pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular, penurunan energi.
NOC: Status respirasi
ventilasi, dengan kriteria hasil klien:
ü
Memiliki RR dalam batas
normal
ü
Mampu inspirasi dalam
ü
Memiliki dada yang
mengembang secara simetris
ü
Dapat bernafas dengan mudah
ü
Tidak menggunakan otot-otot
tambahan dalam bernafas
ü
Tidak mengalami dispnea
ü
Tidak mengalami ortopnea
NIC: Respiratory
monitoring
ü
Monitor rata-rata, irama,
kedalamn dan usaha respirasi
ü
Perhatikan pergerakan dada,
amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot aksesoris, dan retraksi otot
supraklavikuler dan interkostal
ü
Monitor respirasi yang
berbunyi, seperti mendengkur
ü
Monitor pola pernafasan:
bradipneu, takipneu, hiperventilasi, respirasi Kussmaul,
respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan pola taxic
ü
Perhatikan lokasi trakea
ü
Monitor peningkatan
ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus udara, perhatikan perubahan pada
SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai
gas darah arteri (AGD), dengan tepat
ü
Posisikan pasien on side
ü
Monitor kualitas dari nadi
ü
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit.
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme
jalan nafas.
NOC: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil
klien:
ü
Tidak mengalami demam
ü
Tidak mengalami kecemasan
ü
Tidak tersedak
ü
Memiliki RR dalam batas
normal
ü
Memiliki irama pernafasan
yang normal
ü
Mampu mengeluarkan sputum
dari jalan nafas
ü
Bebas dari suara nafas
tambahan
NIC: Airway
suctioning
ü
Tentukan kebutuhan suction oral
dan atau trakheal
ü
Auskultasi suara nafas
sesudah dan sebelum melakukan saksion
ü
Informasikan kepada klien
dan keluarga tentang saksion
ü
Gunakan perlindungan
universal
ü
Pasang nasal kanul selama
dilakukan saksion
ü
Monitor status oksigen pasien
(tingkat SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik
(tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama jantung)
segera sebelum, selama dan setelah saksion
ü
Perhatikan tipe dan jumlah
sekresi yang dikumpulkan
- Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar
NOC: Status respirasi
pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien:
ü
Memiliki mental status yang
normal
ü
Dapat bernafas dengan mudah
ü
Tidak mengalami dispnea
ü
Tidak mengalami sianosis
ü
Tidak mengalami somnolen
ü
Memiliki PaO2 dan
PaCO2 dalam batas normal
ü
Memiliki pH arteri dalam
batas normal
ü
Memiliki saturasi O2 dalam
batas normal
ü
Memiliki perfusi ventilasi
yang seimbang
NIC: Airway
management
ü
Posisikan klien untuk
memaksimalkan potensi ventilasinya.
ü
Identifikasi kebutuhan
klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun potensial.
ü
Lakukan terapi fisik dada
ü
Auskultasi suara nafas,
tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
ü
Monitor status pernafasan
dan oksigenasi, sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Gordon,
Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification
2001-2002. Philadelphia: USA
Johnson,
Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification (
NOC) Second edition. Mosby: USA.
Kozier,
Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept,
Process and Practice. Addison-Wesley: California
McCloskey. 1996. Nursing
Intervention Classification ( NIC). Mosby: USA
Wartonah,
Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Salemba
Medika: Jakarta.
No comments:
Post a Comment