WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Tuesday, May 1, 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG FLU BURUNG DAN RABIES DI BANJAR BELUSUNG DESA PEGUYANGAN KAJA

Juniartha Semara Putra

SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG FLU BURUNG DAN RABIES  DI BANJAR BELUSUNG
DESA PEGUYANGAN KAJA

Pokok bahasan           :   Kesehatan Komunitas
Sub pokok bahasan    :   Penyuluhan Tentang Flu Burung dan Rabies
Hari/Tanggal              :   19 Februari 2012
Waktu                        :    45  menit
Penyaji                      :   Dinas Peternakan Provinsi Bali
Tempat                       : Balai Banjar Belusung Desa Peguyangan Kaja

A.      LATAR BELAKANG
Rabies dan flu burung merupakan masalah kesehatan utama saat ini karena merupakan penyakit menular yang dapat mengakibatkan kematian. Rabies menyebabkan penderitaan berat bagi penderita karena gangguan saraf yang dialami dan berujung pada kematian. Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera.
Kasus Rabies di Indonesia kini sudah meresahkan karena sudah memakan korban jiwa, terutama di Bali. Dari hasil survey yang telah dilakukan dari Desember 2008 sampai dengan Januari 2009 jumlah penderita Rabies adalah 534 orang. Di Denpasar sebanyak 402 orang, Badung 102 orang, Gianyar 16 orang, Tabanan 7 orang, Karangasem 3 orang,Bangli 2 orang dan Buleleng 2 orang. Jumlah penderita Rabies ini masih bisa bertambah karena banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Rabies.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus  influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas (Ilmu Penyakit Dalam 3,2007,1719).  Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Flu burung menular dari unggas ke unggas,  dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces.  Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekret burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan telah terjadi kematian ternak ayam yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh virus NewCastle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung / Avian influenza (AI). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%); paling tinggi di propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai flu burung dan rabies mengakibatkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas. Penanganan yang salah dan ketidaktahuan mengenai pencegahan kedua penyakit ini sangat mempengaruhi angka kejadian flu burung dan rabies. Oleh karena itu, mahasiswa PSIK bermaksud menyelenggarakan penyuluhan mengenai flu burung dan rabies di Banjar Belusung, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai flu burung dan rabies.

B.       TUJUAN
1.1.   Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang flu burung dan rabies diharapkan sasaran mampu mengetahui dan memahami tentang flu burung dan rabies.

1.2        Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran diharapkan mampu:
1)      Menyebutkan pengertian flu burung dan rabies
2)      Menyebutkan penyebab dan cara penularan flu burung dan rabies
3)      Menyebutkan  tanda dan gejala flu burung dan rabies
4)      Menyebutkan masa inkubasi flu burung dan rabies
5)      Menyebutkan cara pencegahan flu burung dan rabies
6)      Menyebutkan cara penanganan rabies

C.      SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan ini yaitu Ibu–Ibu PKK di Banjar Belusung Desa Penguyangan Kaja.

D.      GARIS BESAR MATERI
1)         Pengertian flu burung dan rabies
2)         Penyebab dan Cara Penularan flu burung dan rabies
3)         Tanda dan gejala flu burung dan rabies
4)         Masa inkubasi flu burung dan rabies
5)         Pencegahan flu burung dan rabies
6)         Penanganan rabies

E.       PELAKSANAAN KEGIATAN
1.      Acara
No
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Audien
Waktu
1.
Pembukaan :
1)  Menyampaikan salam
2)  Menjelaskan tujuan
3)  Apersepsi (menanyakan )
a.    Membalas salam
b.   Mendengarkan dengan aktif
c.    Mendengarkan dan memberikan respon
5 menit
2.
Pelaksanaan:
1)  Pengertian flu burung dan rabies
2)  Penyebab dan Cara Penularan flu burung dan rabies
3)  Tanda dan gejala flu burung dan rabies
4)  Masa inkubasi flu burung dan rabies
5)  Pencegahan flu burung dan rabies
6)  Penanganan rabies
a.    Mendengarkan, memperhatikan
b.   Menanyakan hal-hal yang belum jelas
 25 menit
3.
Evaluasi
Memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya kemudian menjawab pertanyaan audiens
Mengajukan pertanyaan
10 Menit
4.
Terminasi
1)  Menyimpulkan hasil penyuluhan
2)  Memberikan salam

a.    Aktif bersama dalam   menyimpulkan
b.   Membalas salam
5 Menit



60  Menit

2.      Setting Tempat
Balai Banjar Belusung Peguyangan Kaja
 









3.      METODE   
·         Ceramah
·         Tanya jawab

4.      MEDIA
·         Slide
·         Leaflet
                                                                                               
5.      EVALUASI
1)      Evaluasi Struktur
a.     Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
·         Slide
·         Leaflet
b.     Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk slide dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti oleh peserta penyuluhan.
c.     Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai flu burung dan rabies diberikan kepada  Ibu-Ibu PKK Banjar Belusung Desa Peguyangan Kaja. Peserta telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.
d.    Kewajiban Pengorganisasian
a)      Penyaji        
·         Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
·         Mampu menjelaskan materi secara sistematis
·         Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
·         Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
b)      Moderator
·         Mampu membuka dan menutup acara
·         Mampu bekerjasama dengan observer untuk mengukur ketepatan waktu
·         Mampu menyimpulkan pelaksanaan kegiatan
c)      Fasilitator
·         Mampu memfasilitasi audiens
d)     Observer
·         Mampu mengukur ketepatan waktu

2)      Evaluasi Proses
1)   Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
2)   Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
3)   Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
4)   Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3)      Evaluasi Hasil
1)        Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari moderator, penyaji, fasilitator dan observer dapat menjalankan tugas sesuai kewajibannya masing-masing.
2)        Evaluasi proses
       Peserta mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik.
3)    Evaluasi hasil
Audien dapat mengerti dengan materi yang telah disampaikan dan dapat melakukan menjawab pertanyaan penyaji dengan benar tanpa melihat leaflet.
Prosedur      :  Post tes
Jenis Tes      :  Pertanyaan lisan

Pertanyaan :
1)      Apa yang dimaksud dengan flu burung dan rabies?
2)      Apa penyebab dan cara penularan flu burung dan rabies?
3)      Sebutkan tanda dan gejala penyakit flu burung dan rabies!
4)      Sebutkan masa inkubasi flu burung dan rabies!
5)      Sebutkan bagaimana cara pencegahan flu burung dan rabies!
6)      Sebutkan cara penanganan rabies!
 (Kunci jawaban terlampir dalam materi)

F.       DAFTAR PUSTAKA
Price, A. Sylvia. 2005. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. Et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Smeltzer, Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI
Depkes RI, 2005. Flu Burung. Available at : http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/072005/flu_burung.pdf. Akses tanggal 25 April 2011.













LAMPIRAN MATERI  1

FLU BURUNG

1.    PENGERTIAN
Flu burung atau avian influenza merupakan penyakit infeksi akibat virus influenza tipe A yang biasa mengenai unggas (Sudoyo, 2007, 1719).

2.    PENYEBAB DAN CARA PENULARAN FLU BURUNG
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang ditularkan dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia, Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui makanan (Depkes RI, 2005)

3.    TANDA DAN GEJALA FLU BURUNG
Gejala flu burung dapat dibedakan pada manusia dan unggas
1)      Gejala pada manusia:
·         Demam (suhu badan diatas 38o C)
·         Batuk dan nyeri tenggorokan
·         Radang saluran pernapasan atas
·         Pneumonia
·         Infeksi mata
·         Nyeri otot
·         Lemas
·         Pendarahan hidung dan gusi
·         Sesak nafas
·         Muntah dan nyeri perut serta diare
2)      Gejala pada unggas:
·         Jengger berwarna biru
·         Borok di kaki
·         Kematian mendadak

4.    MASA INKUBASI
Masa inkubasi adalah masa terinfeksi virus tanpa menunjukan gejala tertentu. Masa inkubasi flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
·         Pada Unggas               : 1 minggu
·         Pada Manusia              : 1-3 hari, masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari.

5.    PENCEGAHAN FLU BURUNG
1)      Pada Unggas:
·         Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
·         Vaksinasi pada unggas yang sehat
2)      Pada Manusia:
a.       Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
·         Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
·         Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
·         Menggunakan alat pelindung diri. (contoh: masker dan pakaian kerja).
·         Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja.
·         Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
·         Imunisasi.
b.      Masyarakat umum
·         Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
·         Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu:
-       Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya).
-       Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.

      




























LAMPIRAN MATERI 2

RABIES

1.      PENGERTIAN
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies.

2.      PENYEBAB DAN CARA PENULARAN
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis), rubah merah (Vulpes vulpes) dan anjing. Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.

3.      MASA INKUBASI
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki.

4.      TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala rabies dapat dibedakan pada hewan dan manusia
1)     Tanda dan gejala rabies pada hewan
a.      Bentuk ganas (Furious rabies)
Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat. Tanda-tanda yang sering terlihat:
·         Hewan menjadi penakut atau menjadi galak.
·         Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin, gelap dan menyendiri tetapi dapat menjadi agresif .
·         Tidak menurut perintah majikannya.
·         Nafsu makan hilang.
·         Air liur meleleh tak terkendali.
·         Hewan akan menyerang benda yang ada disekitarnya dan memakan barang, benda-benda asing seperti batu, kayu dsb.
·         Menyerang dan menggigit barang bergerak apa saja yang dijumpai.
·         Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan.
·         Ekor diantara 2 (dua) paha.
b.      Bentuk diam (Dumb Rabies)
Masa eksitasi pendek, paralisa (kelemahan) cepat terjadi. Tanda- tanda yang sering terlihat :
·         Bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk
·         Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan sering tidak terlihat.
·         Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka.
·         Air liur keluar terus menerus (berlebihan)
·         Mati.
c.       Bentuk Asystomatis.
Hewan tidak menunjukkan gejala sakit dan tiba-tiba mati
2)      Tanda dan gejala rabies pada manusia
·         Pada manusia yang penting diperhatikan adalah riwayat gigitan dari hewan seperti anjing, kucing dan kera.
·         Dilanjutkan dengan gejala-gejala nafsu makan hilang, sakit kepala, tidak bisa tidur, demam tinggi, mual atau muntah-muntah.
·         Adanya rasa panas (nyeri) pada tempat gigitan dan menjadi gugup.
·         Takut dengan air, suara keras, cahaya dan angin.
·         Air liur dan air mata keluar berlebihan.
·         Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan.
·         Biasanya penderita akan meninggal 4-6 hari setelah gejala klinis atau tanda-tanda penyakit pertama timbul.

5.      PENCEGAHAN
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan rabies adalah:
·      Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran, harus didaftarkan ke Kantor Kepala Desa atau Kelurahan atau Petugas Dinas Peternakan setempat.
·      Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh lebih dari 2 meter.
·      Anjing yang hendak dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya harus menggunakan berangus (beronsong).
·      Pemilik anjing wajib untuk menvaksinasi rabies.
·      Anjing liar atau anjing yang diliarkan harus segera dilaporkan kepada petugas Dinas Peternakan atau Pos Kesehatan Hewan untuk diberantas/dimusnahkan.
·      Kurangi sumber makanan di tempat terbuka untuk mengurangi anjing liar atau anjing yang diliarkan.
·      Daerah yang terbebas dari penyakit rabies, harus mencegah masuknya anjing, kucing, kera dan hewan sejenisnya dari daerah tertular rabies.
·      Masyarakat harus waspada terhadap anjing yang diliarkan dan segera melaporkannya kepada Petugas Dinas Peternakan atau Posko Rabies.
Biasanya, binatang pembawa rabies akan mempunyai gejala, seperti hewan menjadi garang atau ganas (furious rabies) atau hewan menjadi tenang (dum rabies). Penangannya:
·      Hewan yang telah menggigit manusia harus diusahakan tertangkap dan jangan dibunuh, laporkan kepada petugas Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau diserahkan langsung kepada Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan observasi selama 14 hari.
·      Hewan yang telah menggigit manusia dan tertangkap tetapi terpaksa dibunuh atau mati, kepalanya harus diserahkan kepada Dinas Peternakan setempat sebagai bahan pemeriksaan laboratorium.
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:
·      Dokter hewan.
·      Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
·      Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan
·      Para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

6.      PENANGANAN
Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.  Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin.

No comments: