Juniartha Semara Putra
Sel kuat mengaktifkan sel normal
(masih berhubungan dengan Sinaps)

Medik
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
MATA AJARAN : KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
KODE MATA
AJAR : 321
BEBAN STUDI : 5 SKS
POKOK
BAHASAN :
SUB POKOK
BAHASAN : ASUHAN
KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN
EPILEPSI
SASARAN : PESERTA DIDIK AKPER
TINGKAT /
SEMESTER : II / IV
WAKTU : 1 X 50 MENIT
I.
ANALISA DATA
A.
Jumlah Peserta Didik 100 Mahasiswa.
Latar
belakang pendidikan SMU dan SPK
Peserta
didik telah memiliki pengetahuan tentang :
1.
Konsep dasar tentang penyakit
2.
Pemeriksaan fisik
3.
Proses keperawatan
4.
Anatomi fisiologi
B.
Kelas
1.
Penerangan dan ventilasi cukup.
2.
Prasarana di Ruangan ( White Board, Spidol, OHP ).
C.
Pengajar
Sarjana
Keperawatan, D-IV Perawat Pendidik Bidang Kekhususan Anak.
II.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah
mengikuti pembelajaran di kelas, peserta didik akademi keperawatan semester IV
diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan Epilepsi
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
III.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah
mengikuti proses pembelajaran di kelas peserta didik diharapkan mampu :
1.
Menjelaskan pengertian Epilepsi dengan benar.
2.
Menyebutkan etiologi Epilepsi dengan benar.
3.
Menjelaskan patofisiologi Epilepsi dengan benar dan
tepat.
4.
Menyebutkan pengkajian data pada anak dengan Epilepsi.
5.
Menentukan diagnosa keperawatan pada anak dengan
Epilepsi.
6.
Menyusun rencana keperawatan pada anak dengan
Epilepsi.
7.
Menentukan kriteria evaluasi tindakan keperawatan pada
anak dengan Epilepsi.
IV.
MATERI
1.
Pengertian Epilepsi
2.
Etiologi dari Epilepsi
3.
Patofisiologi dari Epilepsi
4.
Pengkajian data pada anak dengan Epilepsi
5.
Diagnosa keperawatan pada anak dengan Epilepsi
6.
Rencana tindakan keperawatan pada anak dengan Epilepsi
7.
Kriteria evaluasi tindakan keperawatan dengan Epilepsi
V.
METODE
1.
Ceramah / Diskusi
2.
Tanya Jawab
VI.
MEDIA / ALAT
1.
White Board, Spidol
2.
OHP
3.
Transparansi berisi
Ø Konsep
Dasar :
Pengertian, Etiologi, Patofisiologi.
Ø Pengkajian,
diagnosa, perencanaan, evaluasi keperawatan anak dengan Epilepsi.
VII.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
TAHAP / WAKTU
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN PESERTA DIDIK
|
Persiapan
5 menit
|
·
Memberi Salam
·
Menjelaskan judul materi dan menyampaikan tujuan
yang akan dicapai oleh peserta didik.
|
·
Menjawab Salam
·
Mempersiapkan dan men-catat
|
TAHAP / WAKTU
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN PESERTA DIDIK
|
Pelaksanaan
40 menit
|
·
Menerangkan kepada mahasiswa tentang pengertian,
etiologi, patofisiologi
|
·
Mencatat
|
|
·
Menggali pendapat peserta didik tentang pengkajian
yang dilakukan pada anak dengan Epilepsi .
|
·
Menyampaikn pendapatnya tentang pengkajian yang
dilakukan pada anak dengan Epilepsi
|
|
·
Memberi penguatan pada peserta didik yang menjawab.
|
·
Mendengarkan
|
|
·
Menyimpulkan jawaban peserta
|
·
Memperhatikan dan men-catat
|
|
·
Menjelaskan pasien diagnosa keperawatan pada anak
dengan Epilepsi
|
·
Memperhatikan, mende-ngarkan dan mencatat
|
|
·
Menggali pendapat peserta didik tentang diagnosa
keperawatan pada anak dengan Epilepsi
|
·
Peserta didik menyam-paikan pendapat
|
|
·
Memberi penguatan pada peserta didik yang menjawab
|
·
Mendengarkan
|
|
·
Menyimpulkan jawaban peserta
|
·
Memperhatikan dan men-jawab
|
|
·
Menjelaskan rencana kepera-watan pada anak dengan
Epilepsi
|
·
Memperhatikan, mende-ngarkan dan mencatat.
|
|
·
Menggali pendapat peserta didik tentang rencana
keperawatan pada anak dengan Epilepsi
|
·
Peserta didik menyam-paikan pendapat
|
|
·
Memberi penguatan pada peserta didik yang menjawab
|
·
Mendengarkan
|
|
·
Menyimpulkan jawaban peserta
|
·
Memperhatikan dan men-jawab
|
|
·
Menjelaskan evaluasi kepera-watan pada anak dengan
Epilepsi
|
·
Memperhatikan, mende-ngarkan dan mencatat.
|
|
·
Menggali pendapat peserta didik tentang evaluasi
keperawatan pada anak dengan Epilepsi.
|
·
Peserta didik menyam-paikan pendapat
|
TAHAP / WAKTU
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN PESERTA DIDIK
|
|
·
Memberi penguatan pada peserta didik yang menjawab
|
·
Mendengarkan
|
|
·
Menyimpulkan jawaban peserta
|
·
Memperhatikan dan men-jawab
|
Penutup
10 menit
|
·
Memberi kesempatan pada peserta untuk menerangkan
materi yang telah diberikan
|
·
Peserta didik menerangkan materi yang diberikan
|
|
·
Memberi penguatan pada peserta didik yang menjawab
|
·
Mendengarkan
|
|
·
Menyempurnakan hasil rang-kuman materi yang telah
dikemukakan peserta didik
|
·
Memperhatikan dan men-catat
|
|
·
Test tertulis obyektif untuk tiap peserta didik
|
·
Mengerjakan
|
|
·
Memberi salam
|
|
VIII.
EVALUASI
1.
Prosedur Evaluasi
a.
Selama proses belajar mengajar tanya jawab secara
lisan.
b.
Setelah selesai proses belajar mengajar dengan test
formatif.
2.
Jenis Evaluasi
a.
Lisan
b.
Tertulis
c.
Bentuk test
d.
Lisan test
e.
Obyektif test
3.
Alat Test :
Soal test dengan jumlah soal 4.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN EPILEPSI
DEFINISI
Epilepsi
adalah kejang yang bersifat kronik dengan keadaan yang berulang. (Whaley
R.Wong, 1987)
ETIOLOGI
NON
RECURRENT (AKUT)
·
Demam
·
Infeksi Intrakranial
·
Perdarahan Intrakranial
·
Edema serebral akut
·
Anoksia
·
Toksin
·
Gangguan Metabolit
-
Hipokalsemia
-
Hipoglikemia
-
Hiponatremia / hipernatremia
-
Hipomagnesemia
|
|
RECURRENT
(KRONIK)
·
Epilepsi Idiopatik
·
Epilepsi Sekunder
-
Trauma kelahiran
-
Infeksi pada otak
-
Cacat Kongenital
-
Tumor otak
-
Perdarahan
-
Hipoksia
-
Gangguan metabolisme
-
Toksin
·
Hipoglikemia
|
WEB OF
CAUTION
Non
rekuren Rekuren
![]() |
Hantaran
Listrik
![]() |

Eksitasi neural
dari foskus Epilebtogenik

Batang otak
![]() |
Kejang /
Epilepsi
![]() |
PARTIAL
|
GENERAL
|
TIDAK
TERKLASIFIKASI
|
||||||||||||
1. Simple
- Tidak ada gangguan
kesadaran
- Terjadi pada salah satu
bagian tubuh
- Sifat : sesaat
- Sentakan bisa menye-bar ke
bagian tubuh lain
2. Kompleks
- Terjadi gangguan
ke-sadaran
- Bingung / hilang ingatan
selama masa kejang
- Berputar-putar
- Melakukan kegiatan yang
tidak normal
- Komat-kamit
- Tidak berespon
- Ketakutan
- Resiko tinggi cidera
- Cemas
- Intoleransi aktivitas
- Peruahan proses keluarga
- Gangguan fungsi sensori
- Resti aspirasi
- Kurang pengetahuan
|
1. Absense Seizure (Petitmal)
- Gangguan kesadaran total
- Pandangan kosong
- Mata berkunang-kunang
- Mata berkedip cepat
- Pergerakan mengunyah di mulut, hipersalivasi
- Berakhir hanya beberapa
detik
2. Tonik-Klonik (Grandmall)
- Ditandai oleh aura berupa
suatu sensasi penglihatan atau pendengaran
- Adanya jeritan epileptik
- Menangis, jatuh, kaku
- Sentakan otot
- Nafas dangkal
- Kontrol bladder dan bowel
hilang
- Terjadi 1’- 3’
- Gejala sisa : bingung dan
kelelahan.
3. Mioklonik
- Sentakan otot melibatkan
sebagian / seluruh tubuh
- Jatuh
4. Atonik
- Tiba-tiba / Kolaps (10” -
1’)
5. Akinetik
- Pergerakan berkurang
Masalah Keperawatan :
- Resti Cidera
- Pola nafas inefektif
- Cemas
- Intoleransi aktifitas
|
-
Gerakan mata yang berirama
-
Gerakan mengunyah
-
Gerakan berenang
Masalah Keperawatan
-
Cidera
|
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
Laboratorium
1.
Pemeriksaan Darah : darah tepi, kadar gula darah dan
elektrolit.
2.
Pemeriksaan Cairan Serebrospinalis (bila perlu) untuk
mengetahui tekanan, warna, kejernihan, perdarahan, jumlah sel, hitung jenis
sel, kadar protein dan gula NaCl.
Pemeriksaan
Elektroensefalogram (EEG)
Ada hasil
tertentu untuk pasien Epilepsi kelainan berupa Epilepsiform discharge atau
Epilepsiform activity misalnya spike sharp wave, spike and wave, dsb.
Pemeriksaan
Radiologis
Foto thorax
untuk mengetahui kelainan tulang tengkorak, destruksi tulang, klasifikasi
intrakranium yang abnormal, dan juga tanda peninggian tekanan intrakranial.
Seperti pelebaran sutura, erosi sela tursika dan sebagainya.
Pneumoensefalografi
dan ventrikulo graf dilakukan atas indikasi tertentu untuk melihat gambaran
sistem ventrikel, sisterna, rongga subarachnoid serta gambaran otak. Hasilnya
apakah terjadi atrofi otak, tumor serebri, hidrosefalus, araknoiditis dan
sebagainya.
Arteriografi
dilakukan untuk mengetahui pembuluh darah diotak, apakah ada neoplasma,
hematom, abses, penyumbatan (trombosis), dan lain sebagainya.
PENATALAKSANAAN
Medik
a.
Pengobatan Kausal
Jika
pasien masih menderita penyakit yang aktif misalnya tumor serebri, hematon
subdural kronik diobati dulu.
Pasien
epilepsi yang tidak dapat ditemukan lesinya (Idiopatik, kriptogenik) atau lesi
tinggal sekuele misalnya sekuele akibat trauma lahir, meningoen sefalitis,
diberi pengobatan yang ditujukan terhadap gejala epilepsi.
b.
Pengobatan Rumat
Diberikan
obat anti konvulsan secara rumat, biasanya pengobata dilanjutkan sampai 2 tahun
bebas serangan, kemudian obat dikurangi secara bertahap dan dihentikan dalam
jangka waktu 6 bulan.
Obat
yang dipakai untuk epilepsi yang dapat diberikan pada semua bentuk kejang :
- Fenobarbital, dosis 3 – 8 mg/kg BB/hari
- Diazepam, dosis 0,2 – 0,5 mg/kg BB/hari
- Diamox (Asetazolamid), dosis 10 – 90 mg/kg
BB/hari
- Dilantin (difenilhidanton), dosis 5 – 10 mg/kg
BB/hari
- Mysolin (Primidion), dosis 12 – 25 mg/kg BB/hari
Bila
menderita Spasme Infasifil diberikan :
- Predison, dosisnya 2 – 3 mg/kg BB/hari
- Deksametason, dosis 0,2 – 0,3 mg/kg BB/hari
- Adrenokortikotropin, dosis 2 – 4 mg/kg BB/hari
Emergency
Treatment
Kejang
Tonik – Klonik
Selama
serangan kejang :
·
Waktu episode serangan mendadak
·
Pendekatan dengan tenang
·
Jika anak berdiri / duduk, mengurangi anak turun / jatuh
·
Letakkan bantal / selimut yang terlipat di bawah kepala anak, jika
tidak mungkin letakkan tangan kita di bawah kepala anak.
·
Jangan !!! berusaha untuk mengikat anak, memasukkan sesuatu ke dalam
mulut anak, memberikan makanan / minuman.
·
Lepaskan pakaian yang membatasi
·
Lepaskan kacamata
·
Bersihkan area dari benda-benda yang membahayakan
·
Biarkan serangan berakhir tanpa interferensi
·
Jika anak muntah, balikkan anak ke satu sisi.
Setelah
serangan :
·
Cek pernafasan, cek posisi kepala dan lidah, atur
kembali posisi kepala bila kepala hipertensi, jika tidak bernafas beri nafas
bantuan.
·
Jaga anak sampai kesadaran pulih seutuhnya
·
Jangan beri makan atau minum hingga sadar sepenuhnya
dan reflek menelan kembali
·
Cek dalam mulut untuk melihat bila lidah dan bibir
tergigit.
Serangan
Kompleks Partial
Selama
serangan mendadak :
·
Jangan diikat kecuali bila dalam keadaan bahaya
·
Pindahkan benda berbahaya atau melukai dari lokasi
·
Jangan cemas, bicara dengan tenang
Setelah
serangan :
·
Tinggal dengan anak dan memastikan hingga kesadaran
pulih sepenuhnya.
Hubungi EMS
(Emergency Medical Service), bila :
·
Anak berhenti nafas
·
Serangan berakhir kurang dari 5’
·
Status epilepsi ada
·
Pupil tidak sama setelah serangan
·
Anak muntah terus menerus setelah 30’ serangan
berakhir
·
Anak tidak bisa dibangunkan dan tidak berespon
terhadap nyeri setelah serangan berakhir.
PENGKAJIAN
1.
Apakah yang terjadi selama serangan :
- Apakah ada kehilangan kesadaran / pingsan
- Apakah pasien menangis, hilang kesadaran, jatuh
ke lantai
- Apakah disertai komponen motorik seperti kejang
tonik, kejang klonik, kejang tonik – klonik, kejang mioklonik, kejang
atonik.
- Apakah pasien menggigit lidah
- Apakah mulut berbuih
- Apakah mata atau kepala menyimpang pada satu
posisi
- Berapa lama gerakan tersebut, apakah lokasi atau
sifatnya berubah pada satu sisi atau keduanya.
2.
Sesudah Serangan
- Apakah pasien : Letargi, bingung, sakit kepala,
gangguan bicara, dll.
- Sesudah serangan apakah pasien masih ingat apa
yang terjadi sebelum, selama dan sesudah serangan.
- Apakah terjadi perubahan tingkat kesadaran,
pernafasan atau frekwensi denyut jantung.
- Evaluasi kemungkinan terjadi cedera selama kejang
(memar, luka goresan).
3.
Riwayat Sebelum Serangan
- Apakah ada rangsangan tertentu misalnya melihat
TV, bernafas dalam, lapar, letih, obat-obatan tertentu.
4.
Riwayat Penyakit
- Sejak kapan serangan terjadi
- Pada usia berapa serangan pertama terjadi
5.
Riwayat Keluarga
- Apakah ada yang menderita penyakit saraf dan
penyakit lainnya
- Apakah
ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
6.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- Apakah ibu menderita penyakit, perdarahan
pervagina atau minum obat
- Apakah letak sungsang atau melintang
- Apakah kelahirannya sukar atau melalui bedah
cesar, pakai cenam / vacum, apakah terjadi asfiksia.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
kerusakan neuromuskular dan hipersalivasi
2.
Resiko cidera berhubungan dengan tipe kejang,
aktifitas motorik dan kehilangan kesadaran.
3.
Cemas pada orang tua berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga tentang kejang dan manajemen kejang di rumah.
4.
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
penyakit kronik, perasaan putus asa.
5.
Isolasi sosial berhubungan dengan malu menderita
kejang
6.
Kelemahan berhubungan dengan ketidak mampuan
mengontrol kejang.
RENCANA
KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Bersihan
jalan nafas inefektif
berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular, Hipersalivasi.
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria
Evaluasi : Aspirasi tidak terjadi, RR 20 – 40 x/menit.
INTERVENSI |
|
RASIONAL
|
1. Bantu klien untuk
mengosongkan mulut dari benda asing (permen, makanan).
|
|
Untuk
mengurangi resiko aspirasi atau tersedak
benda asing di faring
|
2. Tempatkan klien pada
posisi supine pada permukaan yang datar, miringkan kepala ke samping saat
kejang
|
|
Untuk
memudahkan drainase sekresi, mencega lidah jatuh.
|
3. Longgarkan pakaian
terutama di leher, dada dan abdomen
|
|
Memfasilitasi
ekspansi dada dan pernafasan
|
4. Masukkan spatel
lidah/kayu/karet/kain yang lembut permukaannya
|
|
Untuk
mencegah lidah tergigit dan memfasilitasi pernafasan
|
5. Suction bila perlu
|
|
Mengurangi
resiko aspirasi
|
6. Kolaborasi : beri suplemen oksigen
|
|
Menghindari
hipoksia serebral karena penurunan oksigen akibat spasme vaskuler.
|
Diagnosa 2 : Resiko
cedera berhubungan dengan
tipe kejang, aktifitas motorik dan
kehilangan
kesadaran.
Tujuan :
Cedera tidak terjadi
INTERVENSI |
|
RASIONAL
|
Tindakan
pencegahan pada pasien kejang.
·
Beri penghalang pada sisi tempat tidur, jaga tempat tidur pada posisi
yang rendah, hindari mainan yang tajam di tempat tidur.
|
|
Supervisi
dan lingkungan yang aman akan mengurangi resiko terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kejang yang tiba-tiba
|
·
Gunakan termometer rektal/axila jangan dimulut.
|
|
|
·
Awasi pergerakan dan pada waktu makan, gunakan restarin dada ketika
anak duduk yang mengindikasikan resiko terjadinya kejang.
|
|
|
·
Sediakan oksigen dan suction di samping tempat tidur
|
|
Peralatan
tersebut dapat segera digunakan bila terjadi kesulitan napas
|
Persiapan
selama terjadinya kejang :
·
Temani anak
·
Hindari agar tidak jatuh
|
|
|
·
Posisikan kepala ekstensi untuk membebaskan jalan nafas dan untuk
drainase sekret
|
|
Penanganan
jalan nafas dapat mencegah aspirasi dan obstruksi selama kejang
|
·
Tempatkan bantal yang lunak untuk mencegah cedera kepala
|
|
|
·
Jangan fiksasi anak selama kejang
|
|
Dapat
terjadi cedera
|
·
Observasi durasi dan manifestasi spesifik dari kejang
|
|
|
Jika
terjadi kejang :
·
Observasi pernafasan, kaji kepatenan jalan nafas, kaji hal-hal yang
dapat menyebabkan cedera, sediakan lingkungan yang tenang, jaga privacy,
observasi pada fase psictal (tingkat kesadaran, gangguan fungsi motorik,
adanya sakit kepala/nyeri)
|
|
Observasi
pada fase postictal ini mencegah kemungkinan komplikasi, menyediakan data
tentang status anak menolong dalam menentukan tipe kejang.
|
·
Jika kejang tonik-klonik berlanjut atau berulang tanpa adanya
kesadaran, rujuk ke gawat darurat untuk mendapat penanganan segera
|
|
Status
epileptikus yang membutuhkan penanganan kegawatan untuk mencegah komplikasi
yang mengancam kehidupan.
|
Ajarkan
keluarga tentang tindakan yang aman dirumah yaitu :
|
|
Pengetahuan
tentang tindakan penyelamatan menolong keluarga melindungi anak dari cedera
|
·
Awasi penggunaan tangga, penggunaan kompor, penggunaan alat-alat
tajam, selama mandi
|
|
|
·
Adaptasi lingkungan sepert beri bantalan pada tepi meja, beri karpet
pada tangga, gunakan kuri yang ada lengannya
|
|
|
Sarankan
pada keluarga tentang aktifitas anak yang beresiko besar saat kejang seperti
memanjat, berenang sendiri, mengoperasikan mesin-mesin yang berbahaya.
|
|
Menghindari
aktifitas-aktifitas tersebut dapat mengurangi resiko terjadinya injuri
|
Kolaborasi
:
·
Berikan obat-obatan luminal 4 – 6 mg/kgBB/hari sesuai dengan tipe
kejang
|
|
Untuk
mencegah defisiensi vit. D akibat pemakaian luminal
|
·
Berikan Vit. D sesuai indikasi
|
|
|
Diagnosa 3 : Cemas
berhubungan dengan kurang pengetahuan
orang tua tentang
kejang dan
manajemen kejang di rumah.
Tujuan : Menurunkan tingkat kecemasan orang tua
INTERVENSI |
|
RASIONAL
|
·
Ajarkan anak dan keluarga tentang gangguan, prinsip treatment dan
pencegahan terjadinya cedera; membetulkanpersepsi yang salah tentang
etiologi, faktor pencetus, kerusakan mental; jelaskan apa yang terjadi selama
kejang, berikan informasi tentang tipe-tipe kejang.
|
|
Informasi
yang akurat dapat menurunkan cemas pada orang tua dan mendukung pemberian
manajemen kejang yang tepat.
|
·
Ajarkan keluarga cara merawat anak selama kejang
|
|
Pengetahuan
cara menangani kejang menolong keluarga merasa yakin dan ketakutan akan
berkurang dalam merawat anak
|
·
Anjurkan keluarga untuk mencatat waktu dan lamanya kejang dan
laporkan hal tersebut pada dokter anak
|
|
Gambaran
tentang tipe dan frekuensi kejang merupakan data penting dalam mengkaji
gangguan dan menentukan terapi pengobatan
|
·
Informasikan kepada dokter anak bila terjadi peningkatan dalam
aktifitas kejang atau perubahan dalam tipe kejang
|
|
Perubahan
pada pola atau frekuensi kejang merupakan tanda kondisi mempercepat
terjadinya kejang atau membutuhkan pengobatan
|
·
Beri gambaran tentang status epilepsi dan anjurkan keluarga untuk
memanggil Emergency jika ini terjadi
|
|
Mengenal
perawatan yang dibutuhkan selama darurat dapat menolong mencegah komplikasi
yang parah
|
·
Ajarkan anak dan keluarga tentang pengobatan dan efeknya. Menekankan
pentingnya pemberian obat antikonvulsan secara konsisten
|
|
Pengertian
tentang kebutuhan untuk mempertahankan level obat yang tetap mencegah kejang
|
·
Sarankan pada keluarga untuk mengecek pada dokter anak pengobatan
yang lain (khususnya antihistamin)
|
|
Beberapa
pengobatan dapat mempercepat timbulnya kejang atau interaksi yang berlawanan
dengan obat antikonvulsi
|
·
Ajarkan keluarga tentang kemungkinan efek yang dapat dilihat : mual,
muntah, perubahan tingkah laku, ataksia, skin rash, mengantuk dan hipertropi
gusi
|
|
Pengetahuan
tentang efek dapat menolong keluarga mengenali dan dapat melaporkan lebih
awal
|
·
Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya tes lab. Untuk memonitor
efek; sarankan kepada keluarga untuk melakukan oral hygiene untuk menolong
mengontrol hipertropi ginggival dari pheny thoin
|
|
Pengetahuan
tentang komplikasi dari obat dapat menolng keluarga mengerti dengan kebutuhan
|
SOAL EVALUASI
1.
Etiologi dari epilepsi yang Nonrecurent adalah …
A.
Hipoglikemia
B.
Edema serebral
C.
Perdarahan ekstrakranial
D.
Cacat kongenital
2.
Epilepsi yang ditandai dengan adanya jerit epileptik
adalah …
A.
Grand mall
B.
Petit mall
C.
Tonik
D.
Mioklonik
3.
Gangguan metabolik yang bisa menyebabkan epilepsi
adalah …
A.
Hiperglikemia
B.
Hipoglikemia
C.
Hipermagnesemia
D.
Hiperkalsemia
4.
Masalah yang mungkin terjadi pada anak dengan
penurunan kesadaran adalah …
A.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
B.
Isolasi sosial
C.
Resiko cidera
D. Cemas
pada orang tua
KUNCI
JAWABAN :
1.
B
2.
A
3.
B
4.
C
No comments:
Post a Comment