Juniartha Semara Putra
http://www.scribd.com/doc/69087326/homecare-nifas-1
semaraputraadjoezt.blogspot.com
HOMECARE PADA KASUS PERAWATAN MATERNITAS
1. Pengertian
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan
merupakan bagian dari sebuah rumah sakit, yang yang menyediakan layanan
antenatal komprehensif, intrapartum, dan layanan pascakelahiran untuk wanita
dengan kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini harus ditempatkan berdekatan
dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat mengelola kedaan darurat
obstetrik dan neonatal.
Keuntungan Homecare Maternitas
a.
Biaya
lebih murah
b.
Resiko
infeksi nosokomial rendah
c.
Peningkatan
keterlibatan keluarga
d.
Memberikan pelayanan reproduksi yang
komprehensif, berkualitas, dan berkesinambungan.
2.
Kondisi
Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare
Beberapa perawatan yang memerlukan
tindakan homecare adalah :
a.
Prenatal:
Childbirth and parenting education, antenatal
care, senam hamil, dan antenatal education (deteksi kesejahteraan janin), dan
lain-lain.
b.
Intranatal:
homebirth
c.
Postnatal:
early discharge follow up, maternal assessment, senam nifas, postnatal
education
d.
Neonatus:
perawatan bayi baru lahir (memandikan, memberi makan, massage),
follow-up-post-operative or post-hospitalization follow-up, resusitasi neonatus.
e.
Gangguan reproduktif: kanker serviks,
mamae, dan lain-lain
f. Kontrasepsi,
dan lain-lain.
3. Contoh Homecare yang Bisa Diberikan
Pada Perawatan Maternitas
Dalam hal ini perawat hanya berwenang memberikan perawatan
homecare setelah pasien tersebut memasuki masa post partum atau setelah
melahirkan. Masa nifas (puerperium) menurut Sarwono Prawirohardjo
adalah dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa nifas menurut Rustam Mochtar adalah
masa pulih
kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil
yang lamanya 6-8 minggu. Definisi lain masa nifas adalah masa sesudah
persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut Hanifah Wiknjosastro, masa
nifas adalah dimulai setelah persalian selesai dan berakhir setelah 6 minggu. Bahaya
terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemoragie atau
perdarahan. Oleh
karena itu, pengkajian tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus uteri (untuk
mengetahui intensitas
kontraksi), distensi uteri, sifat dan jumlah lokhea, hemostasis perineum, ketidaknyamanan,
bonding attachment dan status emosional sangat penting dilakukan untuk mengurangi
bahaya masa nifas. Selain perdarahan, ada juga bahaya lain
yang mengancam ibu, yaitu infeksi pada masa nifas. Intervensi
terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan
dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, perawatan perineum, perawatan hemorargie,
peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap involusi uteri, lokhea, episiotomy
dan after pain. Perawat
juga mengajarkan tentang perawatan payudara dan teknik menyusui. Perawat juga member
informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan
kulit, hubungan seksual, fisiologi pasca partum,
pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6
minggu pasca partum.
Penyuluhan
Hal
– hal yang harus diketahui ibu selama menjalani masa nifas di rumah :
a. Aktivitas
Aktivitas
yang cukup beralasan sangat dianjurkan untuk dilakukan. Tidur siang harus
dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.
b.
Higiene personal
Kebersihan
diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat
dianjurkan , setelah ibu cukup kuat beraktifitas untuk melaukan hygiene
personal. Hygine personal dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu,
misalnya mengganti pembalut.
c.
Hubungan seksual.
Hubungan
seksual tidak boleh dilakuakn segera karena involusi uteri belum kembali normal
dan kemungkinan luka episiotomy belum pulih. 70% wanita melakukan hubungan
seksual pada minggu ke -8 pasca partum. Banyak ibu yang masih takut untuk
melakukan hubungan seksual karena trauma persalian atau ibu takut terjadi
perdarahan. Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa mereka mulai aktif
melakukan hubungan seksual pada minggu ke-8 pascapartum. Wanita dianjurkan
untuk menyusui bayinya karena dengan menyusui akan menekan produksi estertogen
yang tentu akan berpengaruh pada pemulihan alat- alat kandungan. Beri ibu
konseling tengtang hubungan seksual setelah persalian, yakni ibu tidak perlu
takut untuk melakukan hubungan seksual setalah 6 minggu pascapartum.
d.
Istirahat
Setelah
bayi lahir, kebanyakan wanita sangat emosional dan merasa letih. Umumnya mereka
tertidur sejenak. Ketika bangun, ia sangat ingin melihat dan menggendong
bayinya. Ibu dapatn bangkit dari tempat tidur, tetapi banyak wanita lebih suka
di tempat tidurselama 24 jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu,
sebaiknya ia bangkit dan berjalan untuk meningkatkan otot-ototnya, meningkatkan
aliran darah, dan mempercepat pengeringan lochea.
e.
Lochea
Lochea
adalah darah yang dibuang dari rahim yang telah mengerut kembali ke ukuran
semula. Pada saat hamil rahim melindungi janin dari lingkungan luar,
menyediakan gizi melalui plasenta, dan akhirnya dengan kontraksi ototnya
mengeluarkan bayi ke dunia. Lochea terdiri dari darah tempat plasenta menempel
dan luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan. Dalam
5 hari pertama setelah kelahiran, lochea sebagian besar terdiri dari darah
sehingga berwarna merah. Lima sampai 10 hari berikutnya warnanya menjadi coklat
kemerahan karena jumlah darah yang hilanglebih sedikit dan lebih banyak luruhan
dinding rahim yang dikeluarkan. Pada hari ke-12, warnanya pucat kekuningan atau
putih, luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi selama 6 minggu.
Biasanya, luruhan ini akan berhenti pada akhir minggu ke-3. Lama lochea merah
bervariasi, kadang-kadang masih berlanjut 10 hari atau lebih, atau lochea merah
mungkin muncul pada minggu berikutnya.
f. After
pain
Jika
perineum robek atau dilakukan episiotomi saat melahirkan, Ibu akan merasakan
sakit diperineum yang mungkin berlanjut sampai beberapa minggu atau beberapa
bulan. jika pasien mengalami sembelit dan merasa kurang nyaman, sebaiknya
meminta pegobatan. Biasanya obat pencahar ringan atau obat pencahar supositoria
(seperti Bisacodyl) diberikan. Ambeien sering terjadi selama kehamilan, kadang
juga terjadi selama persalinan. Pada beberapa wanita, menyebabkan rasa tidak
nyaman. Pengobatannya menggunakan salep penahan rasa sakit dan berusaha
mendorongnya ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.
g. Sakit
punggung
Sakit
punggung tampaknya sangat lazim pada wanita yang memakai obat bius epidural
atau menjalani tahap kedua persalinan yang panjang. Beberapa wanita juga
melaporkan sakit di leher atau di bahu. Sakit punggung ini terjadi selama
beberapa minggu atau beberapa bulan setelah melahirkan.
h. Eliminasi
Dalam
24 jam pertama setelah melahirkan, kadang-kadang Ibu merasa susah berkemih
karena robekan selama melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan di
sekeliling kandung kemih. Periksa dini di rumah sakit akan membantu masalah
ini. beberapa wanita mengalami kesulitan menahan keluarnya urine sehingga
selalu basah dalam beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan.
i.
Depresi pascapartum
Antara
8-12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi
sangat tertekan dan mencari bantuan dokter. Wanita yang lain berusaha melanjutkan
hidupnya. Depresi yang terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada 6-12
minggu pertama setelah kelahira, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai
jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter meminta Ibu untuk mengisi sebuah
kuosionerpendek (Skala depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan dokter
setelah melahirkan. selain itu, dokter akan mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui apakah Ibu ada kecenderungan mengalami depresi. ibu yang rentan
adalah Ibu yang :
·
mempunyai riwayat keluarga atau riwayat
pribadi yang mengalami depresi;
·
tidak mempunyai pengalaman menjadi orang
tua di masa anak-anak atau remaja, misalnya tidak mempunyai saudara kandung
untuk dirawat;
·
mempunyai keluarga yang tidak stabil
atau kasar di masa anak-anak dan remaja;
·
tidak mempunyai dukungan positif dari
suami atau pasangan selama dan setelah kelahiran;
·
pernah didiagnosis menderita depresi
selama kehamilan;
·
terputus dari saudara dekat atau teman
yang dapat merawat bayi dari waktu ke waktu;dan
·
mungkin mempunyai pengalaman negatif
dalam berhubungan dengan tenaga kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak
komunikasi dan informasi).
Beberapa
tanda depresi adalah kesedihan, sulit tidur, hilang selera makan, hilang
konsentrasi, perasaan tidak dapat mengatasi suatu masalah, sensitif, dan cemas.
Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi psikiatris mungkin diperlukan. Penting
mendapatkan bantuan secepatnya karena seorang wanita yang mengalami depresi
lebih dari 4 bulan lebih, mungkin akan mengalami depresi dalam kehamilan
berikutnya.
j.
Kontrasepsi
Pemberian
ASI berarti memberi susu dari payudara Ibu secara teratur. Dengan demikian ibu
akan terlindung terhadapa kehamilan dan tidek perlu menggunakan kontrsepsi.
jika Ibu memilih menggunakan mengganti ASI, resiko kehamilan terjadi 6 minggu
setelah melahirkan. Karena itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang
kontrasepsi paga kunjungan minggu ke-6.
Pemulangan
Rawat Inap Dini
Anjuran
pemulangan pascapartum dini memiliki keuntungan sebagai berikut :
a.
Memperkuat konsep kelahiran sebagai
suatu peristiwa fisiologis.
b.
Mempersingkat masa perpisahan antara Ibu
dan anak yang lain
c.
Mempelluas kemampuan kontrol dan
partisipasi pasangan setelah kelahiran itu sendiri
d. Memberi
rasa aman karena berada di lingkungan rumah selama masa awal menjadi orang tua
yang menghadapi stressor
e.
Mengurangi pajanan patogen yang tidak
perlu di lingkungan rumah sakit (harrison, 1990)
f. Membuat
tempat tidur di layanan maternitas dipakai secara lebih efektif (pertukaran
pasien yang cepat atau penyediaan tempat tidur untuk individu yang mengalami
komplikasi)
g.
Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa
penggunaan obat
h. Membuat
ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota keluarga lain memiliki lebih banyak waktu
bersama
i.
Menciptakan gangguan yang lebih sedikit
dalam kehidupan sehari-hari keluarga.
Hari ketika
sepasang suami istri membawa bayi baru lahir pulang ke rumah untuk pertama
kali, biasanya penuh suka cita dan kenangan. Keadaan ini juga dapat merupakan
suatu keadaan yang sangat tidak nyaman walaupun beberapa orang tua baru
mengantisipasi pemulangan dini dengan antusias, ada juga yang merasa tidak siap
menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Ibu yang memiliki anak yang lain merasa
tidak tenang, ingin cepat pulang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak jarang
Ibu baru terkejut terhadap nyeri yang dialaminya.
Kriteria Pemulangan Dini
|
Ibu
Kehamilan, persalinan, dan masa pascapartum tanpa
komplikasi.
Tidak ada bukti Ketuban pecah dini.
Tekanan darah stabil, suhu tubuh <380C
Mampu berjalan sendiri
Mampu berkemih tanpa kesulitan
Perineum utuh tanpa robekan perineum derajat 3 atau
4
Hb >10 gram
|
Bayi
Bayi aterm (38-41 minggu) dengan berat 2500-4500
gram
Temuan normal pada pengkajian fisik yang dilakukan
dokter
Data laboratorium normal, termasuk combs negatif
dan hematokrit 40-60%
Tanda vital stabil
Makan dengan baik (mengisap dan menelan dengan
normal)
nilai Apgar >7 pada menit pertama dan kelima
Berkemih dan defekasi normal
Uji skrining Tiroid dan PKU telah dilakukan, uji
PKU ulang dijadwalkan pada minggu kedua
|
Umum
Menghadiri kelas perawatan bayi dan Ibu dengan
menekankan masalah perawatan di rumah pada minggu pertama.
Kehadiran seseorang yang mendukung di rumah untuk
membantu perawatan.
Ada strategi untuk tindak lanjut
Kehamilan, persalinan, masa pascapartum tanpa
komplikasi, baik pada Ibu maupun bayi
Ibu mendemonstrasikan ketrampilan pemberian makanm
merawat kulit, dan tali pusat, mengukur temperatur dengan termometer,
memeriksa keadaan bayi dan tanda penyakit serta memberi perawatan
kedaruratan.
|
Pada hari dan minggu pertama TM keempat,
orang tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama, yaitu pulih dari
peristiwa sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir, menjadi orang
tua, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk persiapan
kembali ke rumah, mengubah prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran yang
lama sambil memulai peran yang baru. Jika ada anak- anak yang lain, timbul
tantangan tambahan yang membantu mereka untuk menyesuaikan diri berbagi rumah
dan orang tua dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung dalam suatu tradisi
besar seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada
pengalaman di awal masa pascapartum.
Semua pasangan terutama mereka yang
sedang mengantisipasi pulang dini, harus dibantu untuk mengantisipasi transisi
dari rumah sakit ke rumah sehingga keterkejutan menghadapi kenyataan tidak
mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang tidak perlu. Pedoman antisipasi
harus dipusatkan pada upaya tiba dirumah segera, perjalanan itu sendiri,
menyediakan perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu dapat tetap nyaman dan
cukup tidur, mengatur kedatangan tamu dan meminta bantuan. Kadang-kadang,
strategi perawatan yang paling sederhana member dukungan yang sangat besar. Hal
kecil sekalipun dapat menimbulkan stress akibat tuntutan bayi baru lahir yang
banyak atau akibat nyeri atau keletihan yang disebabkan kelahiran dan kesibukan
saat kembali ke rumah.
Merencanakan pulang segera setelah bayi
mulai disusui membuat pasangan memiliki waktu yang cukup untuk tiba dirumah dan
menerima tamu sebelum waktu menyusui berikutnya. Sampel susu formula tidak
perlu diberikan kepada ibu yang menyusui karena akana membingungkan dan mengurangi
keinginan untuk menyusui.
Seorang bayi baru lahir ditengah-tengah
keluarga seringkali menarik kedatangan tamu. Perawat dapat membantu orang tua
terlebih dahulu mencari jalan agar mereka dapat mengatasi keadaan ini. Mereka
mungkin perlu menemukan petunjuk untuk mengigatkan bahwa ibu yang baru
melahgirkan sudah lelah dan perl;u istirahat dan membiarkan suami untuk
mengajak tamu melihat – lihat bagian rumah yang lain.
Penyesuaian orang tua yang efektif
meliputi hal – hal berikut:
a.
Orang tua berinteraksi denganbayi baru
lahir dengan penuh kasih sayang.
b.
Perilaku orang tua mencerminkan
apresiasi sensoris dan kapasitas perilaku bayi ( misal menyusui, mengganti
popok, kebersihan, rangsangan sensoris).
c.
Orang tua berespon terhadap tanda –
tanda dari bayi.
d.
Orang tua menyatakan percaya diri
semakin terampil dalam merawat bayi (misal menyusui, mengganti popok,
kebersihan, rangsangan sensoris).
e.
Orang tua mengidentifikasi penyimpangan
dari keadaan normal pada bayi, yang harus segera mendapat perhatian dokter.
f.
Orang tidak hanya menemukan faktor – faktor
yang membuat stress dan menantang, tetapi juga yang positif atau
menggembirakan.
g.
Orang tua menjelaskan atau
mendemonstrasikan prosedur pada keadaan darurat dan menyebutkan tindakan untuk
mengkaji keadaaan kedaruratan.
h.
Orang tua berinteraksi dengan suportif.
i.
Orang tua bekerjasama secara efektif
satu sama lain dalam merawat bayi baru lahir dan anak – anak yang lain
Tanda
– Tanda fisisk pascapartum yang berbahaya
|
1.
Demam dengan atau tanpa menggigil
2. Bau
rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi
3. Lokia
atau rabas vagina keluhan secara berlebihan
4.
Lokia kembali berwarna terang
setelah sebelumnya berwarna merah karat
5.
Daerah tungkai bawah membengkak,
nyeri, kemerahan atau panas jika disentuh
6. Pembengkakan
yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara
7. Suatu
sensasi terbakar selama berkemih atau tidak dapat berkemih
8. Nyeri
di pelvis atau perineum
|
KUNJUNGAN RUMAH
Banyak program
pulang dini memakai kunjungan rumah pasca partum sebagai suatu tindakan
tambahan untuk pemeriksaan pasca partum lanjutan. Kunjungan rumah dapat menjadi
bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan
masyarakat atau badan swasta yang khusus member pelayanan dirumah untuk pasien
maternitas. Kunjungan dapat dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang
sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ke 3 setelah pulang ke rumah.
Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan
dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Selama kunjungan rumah, perawat
melakuakn pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir
untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengidentifikasi setiap komplikasi yang potensial. Pengkajian juga
difokuskan pada penyesuaian emosional ibu, termasuk factor – factor
keseimbangan ( persepsi, koping dan dukungan) dan mencegah krisis. Perawat juga mengkaji
pengetahuan ibu tantang perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Observasi
orang tua baru, bayi baru lahir dan anggota keluarga lain dan situasi yang
alami ini memungkinkan perawat memperoleh data tentang lingkungan kehidupan
mereka yang tidak didapat dengan cara lain.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena
membuat perawat dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam
lingkungan yang alami dan aman. Perawat mampu mengkaji kecukupan sumber yang
ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah, dan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, perawat dan Ibu bersama-sama membahas hal-hal yang harus dipelajari
sampai kunjungan berikutnya, mempelajari perawatan bayi lebih mudah karena
benda-benda yang dipakai demonstrasi adalah benda-benda yang dipakai untuk
demonstrasi adalah benda-benda yang sebenarnya yang digunakan sehari-hari di
rumah. Oleh karena itu, kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk
mengidentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik yang rumit.
Ada beberapa keterbatasan kunjungan rumah sebagai suatu strategi
tindak lanjut pascapartum.
a.
Biaya untuk mengunjungi keluarga
yang jaraknya jauh.
b.
Terbatasnya jumlah perawat
yang berpengalaman dalam memberi pelayanan maternitas dan perawatan bayi baru
lahir.
c.
Kekhawatiran tentang
keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu
Daftar Pustaka
semaraputraadjoezt.blogspot.com
No comments:
Post a Comment