Juniartha Semara Putra
A.
PERANAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN
OBAT
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam sampainya obat keada
pasien dan digunakannya obat oleh pasien sehingga obat tersebut efektif dala
membantu mengatasi masalah pasien. Secara terperinci peran perawat dalam
penatalaksanaan obat di rmah sakit jiwa adalah :
1.
Mengumpulkan data sebelum pengobatan
Dalam pelaksanaan peran ini perawat
di dukung oleh latar belakang pengetahuan biologis dan perilaku. Data yang
perlu dikumpulkan antara lainriwayat penyakit diagnosa medis riwayat engobatan
hasil laboratorium jenis obat yang akan digunakan dan perawat perlu mengetahui
program terapi lain bagi pasien. Pengumpulan data ini digunakan agar asuhan
keperawatan yang diberikan bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan.
2.
Mengkoordinasikan obat dengan terapi
modalitas
Pemilihan terapi yang tepat sesuai
dengan program pengobatan pasien akan memberikan hasil yang lebih baik.
3.
Pendidikan Kesehatan
Pasien di rumah sakit jiwa sangat
membutuhkan pendidikan kesehatan tentang obat yang diperolehnya karena pasien
sering tidak mau minum obat yang dianggap tidak ada manfaatnya. Contoh pada
klien curiga yang menganggap obat sebagai racun. Selain itu pendidikan
kesehatan juga diperlukan keluarga karena adanya anggapan jika pasien sudah
ulang kerumah maka tidak perlu lagi minum obat padahal hal ini menyebabkan
risiko kanker kambuh dan dirawat kembali.
4.
Memonitor efek samping obat
Selain efek yang diharapkan, perawat
juga harus memonitor efek samping obat dan reaksi-reaksi lain yang kurang baik
setelah minum obat.
B.
PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan
obat dibagi menjadi 2 yaitu pemberian obat langsung ke pasien dan pengelolaan
atau penyimpanan obat di ruangan.
1.
Pemberian obat ke pasien
a.
Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip
peberian obat hal ini dibagi menjadi 3 yaitu persiaan peberian dan evaluasi.
1)
Persiapan
Peratama
erawat harus melihat obat apa yang akan di berikan. Kemudian mengkaji obat
(tujuan peberian cara kerja efek samping dosis dan lainnya). Setelah itu
elakukan persiapan yang berkaitan dengan pasien yaitu mengkaji riwayat
pengobatan pasien, pengetahuan pasien dan kondisi sebelum pengobatan.
2)
Pemberian
Ada
6 tahap yang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat
-
benar obat
-
benar dosis
-
benar pasien,
-
benar waktu pemberian
-
benar cara pemberian
-
benar pendokumentasian
3)
Evaluasi
Perawat
bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhada pengobatan. Untuk
obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa efek samping biasanya
terlihat sampai 1 jam setelah pemberian.
b.
Metode pendekatan khusus dalam
pemberian obat
Pemberian
obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan khusus sesuai dengan
kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien bunuh diri dan pasien yang
ketergantungan obat.
1)
Pendekatan khusus kepada pasien
curiga
Pada
pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu tindakan atau pemberian yang
diberikan padanya. Perawat harus meyakinkan bahwa tindakan treatment yang
dilakukan ke pasien tidaklah berbahaya dan bermanfaat bagi pasien. Secara
verbal dan non verbal, erawat harus dapat mengontrol perilakunya agar tidak
menimbulkan keraguan pada diri pasien karena tindakan ragu-ragu dari perawat
akan menimbulkan kecurigaan pasien.Berikan obat dala bentuk dan kemasan yang
sama setiap emberi obat agar pasien tidak bingung, ceas dan curiga. Jika ada
perubahan dosis diskusikan terlebih dahulu keada pasien sebelum einta pasien
untuk meminumnya. Yakinkan obat benar-benar diminum dan ditelan dengan cara
meminta pasien membuka mulut dan gunakan spatel untuk melihat aakah obat
disebunyikan. Hal ini terutaa pada pasien yang mempunyai riwayat menyembunyikan
obat di bawah lidah dan membuangnya. Untuk pasien yang benar-benar menolak
minum obat walaupun sudah dilakukan pendekatan aka emberian obat dilakukan
melalui injeksi sesuai dengan instruktur dokter dengan memperhatikan aspek
legal dan hak pasien untuk menolak pengobatan dalam keadaan darurat.
2)
Pendekatan khusus kepada pasien yang
potensial bunuh diri.
Pada
pasien bunuh diri masalah yang sering timbul adalah penolakan pasien untuk
minum obat dengan maksud pasien untuk merusak dirinya. Perawat harus bersikap
tegas dala pengawasan pasien untuk minum obat karena pasien pada tahap ini
berada dalam fase ambivalen antara keinginan hidup dan mati. Perawat
menggunakan kesempatan treatment pada saat pasien memunyai keinginan hidup,
agar keraguan pasien untuk mengakhiri hidupnya berkurang karena pasien merasa
diperhatikan. Perhatian perawat erupakan stimulus penting bagi pasien
untuk meningkatkan motivasi hidup. Dala hal ini peran erawat dalam memberikan
obat diintegrasikan dengan pendekatan keperawatan diantaranya untuk
meningkatkan harga diri pasien.
3)
Pendekatan khusus pada pasien
ketergantungan obat
Pada
pasien yang mengalai ketegantungan obat biasanya menganggap bahwa obat adalah
segala-galanya dalam menyelesaikan masalah. Sehingga perawat perlu memberikan
penjelasan kepada pasien tentang manfaat obat dan obat bukanlah satu-satunya
cara untuk menyelesaikan masalah. Terapi obat harus disesuaikan dengan terapi
modalitas lainnya seperti penjelasan cara-cara elewati proses kehilangan.
c.
Pendidikan Kesehatan
Secara
moral erawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup informasi tentang
penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang
berkaitan dengan peberian obat yaitu informasi tentang obat efek samping cara
minum obat waktu dan dosis.
2.
Pengelolaan obat di ruangan
Ditinjau
dari aspek legal pengelolaan obat di ruangan juga merupakan tanggung jawab
perawat. Obat-obatan harus tersimpan dalam lemari terkunci. Kunci lemari
dipegang kepala ruang atau erawat yang bertanggung jawab untuk memberikan obat.
Obat-obatan harus diberi label dan ditempatkan secara terpisah enurut nama dan
keasannya. Dan tiap pasien mempunyai tempat sendiri. Untuk obat-obatan golongan
narkotika harus ditempatkan pada suatu tempat khusus dan diberi nama dengan
jelas. Jumlah obat harus dihitung dan dilaporkan saat pergantian dinas.
No comments:
Post a Comment