Juniartha Semara Putra
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA
PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
A. Konsep Dasar Medik
1.
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda
persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut
“kejadian ketuban pecah dini” (periode laten)
Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10 % dari semua
persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4 %.
Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu minggu. Early
rupture of membrane adalah ketuban pecah pada fase laten persalinan.
2.
Anatomi
Fisiologi
Darah
terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara.
Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma terdiri dari 900 air dan
100 elektrolit, gas terlarut berbagai produk sisa metabolisme dan zat-zat gizi
misalnya gula asam amino, lemak, koleesterol, dan vitamin. Protein dalam darah
misalnya albumin dan imuno globilin ikut menyusun plasma.
1)
Pembentukan Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit di bentuk di
hati dan limfa pada sumsum tulang belakang. Proses pembentukan sel-sel
darah disebut hematopoiesis.
2)
Sel Darah Merah
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau
ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis. Fosforilasi oksidatif sel atau
pembentuk hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil dari
paru-paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Sel darah matang di keluarkan dari sumsum
tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disentegrasi dan
mati.
Sel darah
di gambarkan berdasaran ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel
:
1.
Nermositik : sel yang ukurannya
normal
2.
Nermokromik : sel dengan jumlah
hemoglobin yang normal
3.
Mikrositik : sel yang ukurannya
terlalu kecil
4.
Makrositik : sel yang ukurannya
terlalu besar
5.
Hipokromik : sel yang sejumlah Hbnya
terlalu sedikit
6.
Hiperkromik : sel yang sejumlah
Hbnya terlalu banyak
3)
Hemoglobin
Hemoglobin
terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan protein
globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah.
Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara partial atau total.
4)
Pemecahan Sel Darah Merah
Apabila
sel darah merah mulai berdisentegasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut
mengeluarkan hemoglobinnya kedalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan hati dan
limfa. Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino. Besi dismpan dihati dan
lmfa sampai di gunakan kembali oleh tubuh. Sisa molekul lainnya diubah menjadi
bilirubin, yang kemudian dieksresikan melalui tinja atau urin.
3.
Etiologi
Penyebab
ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
§ Serviks inkopeten
§ Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion
§ Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang
lintang
§ Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian
terendah belum masuk PAP, sepalopelvik disproforsi
§ Kelainan bawaan dari selaput ketuban
§ Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada
selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah.
4.
Patofisiologi
Mekanisme
terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
§ Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan
ikat dan vaskularisasi
§ Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat
lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
5.
Penatalaksanaan
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Sebagai
gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan sebagai berikut :
§ Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya
maturitas paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang
yang sehat
§ Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang
menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas
§ Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan
diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid,
sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
§ Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu
berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
§ Menghadapi KPD, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga
terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan
pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
§ Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur
distansia biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk
melakukan pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
§ Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang
waktu 6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
6.
Tujuan
umum dalam Asuhan Perawatan Bayi Baru Lahir adalah untuk :
1.
Mempertahankan Pernapasan
-
Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dari pada
badan agar supaya lendir keluar dari mulut dan mencegah lendir dan kadang –
kadang darah dan mekonium masuk kesaluran pernafasan.
-
Pengisapan lendir harus dilakukan dengan cepat dan lembut
-
Bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit dengan membersihkan mulut
dan hidung dari lendir akan segera timbul pernafasan spontan
1.
Mencegah Infeksi
-
Usaha yang paling efektif untuk mencegah infeksi pada bayi baru lahir ialah
mencuci tangan sebelum memegang bayi dan perlengkapan yang digunakan
untuk merawat bayi, mengisolasi bayi yang sakit dan memakai pakaian yang
bersih.
1.
Memperhatikan suhu tubuh
-
Suhu lingkungan mempengaruhi kehidupan dan kesehatan bayi baru lahir, karena
bila suhu lingkungan tidak ada; metabolisme dan konsumsi oksigen bayi akan
meningkat.
-
Segera setelah bayi lahir harus dikeringkan dan ditempatkan ditempat yang
hangat. Setelah suhu tubuh bayi stabil biasanya 1‑2 jam sesudah lahir, bayi
dibersihkan atau dimandikan.
1.
Mengenal tanda‑tanda sakit
-
Kondisi bayi dapat berubah dengan cepat karena itu perlu diawasi dengan
kontinyu.
-
Beberapa tanda‑tanda kelainan yang harts diperhatikan misalnya kulit, kening
pada ban pertama kesukaran pernapasan, kenaikan atau penurunan suhu tubuh, biru
atau pucat, penyakit kembung, problem makan, muntah, kejang‑kejang, tidak Bab
selama 12 jam dan Bak dalam 12 jam pertama kehidupan dan penurunan badan‑badan
bayi yang banyak.
7. Materi Perubahan Fisiologi pada
Bayi Baru Lahir
1.
Pernapasan dan peredaran darah
Pernapasan
pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini
timbul sebagai akibat aktifitas normal dari susunan syaraf pusat dan perifer
yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Seperti rangsangan hypoxaemia,
sentuhan dan perubahan (perbedaan) suhu dari dalam uterus dengan di luar
uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang
meneruskan rangsangan tersebut untuk mengarahkan diafragma serta alat‑alat
pernapasan lainnya.
1.
Faeces
Faeces
yang pertama keluar berupa pasta kental berwarna gelap dan lengket yang disebut
meconiumhal tersebut sebenarnya sudah ada sejak janin berumur 26 minggu dalam
kandungan.
1.
Memelihara Kulit
Mengingat
bahaya infeksi kulit dengan Staphyloccocing, banyak rumah sakit tidak
memandikan bayi lagi, hanya darah dan meconium dibersihkan sedangkan dengan
vernik caseosa dibiarkan.
1.
Tali Pusat
Tali pusat
diperiksa harus ada dua arteri dan satu vena, bila hanya didapat satu arteri
mungkin ada kelainan kongenital lain. Tali pusat biasanya lepas dalam 14 hari
setelah lahir, paling sering sekitar hari ke‑10. Mengingat kemungkinan infeksi
tindakan aseptik sangat harus diperhatikan waktu merawat tali pusat.
1.
Kehilangan Berat Badan
Karena
selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukkan
cairan sedangkan bayi mengeluarkan feces, urine dan keringat. Tidak
mengherankan bahwa beratnya turun sampai diimbangi oleh minum air susu yang
cukup.
1.
f. Refleks
Bayi
menunjukkan beberapa refleks yang di sebut reflek primitive. Ada beberapa
reflek primitive :
1.
Moro Refleksi
Dapat
dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong‑ konyong digerakkan.
1.
Graps Refleksi
Bila
telapak dirangsang, tangan akan memberi reaksi seperti menggenggam.
1.
Walking Refleks
Bila
telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada suatu tempat yang datar, maka
bayi akan bergerak seperti berjalan
1.
Crossed Ectension Refleksi
Bila satu
tangkai dipegang pada posisi extensi pada lutut dan telapak kaki sisi yang sama
digores dengan kuku/jarum pada tungkai yang lain akan berada dalam posisi
Fleksi Adduksi kemudian extensi
1.
Rooting Refleksi
Rangsangan
pada bibir atas bagian tengah mengakibatkan mulut terbuka dan rahang turun ke
bawah.
8. Ciri‑Ciri Bayi Baru Lahir
§ Nilai APGAR
Apgar
score dinilai pada satu menit bayi setelah lahir dan yang kedua lima menit
setelah lahir, bayi yang normal nilai Apgarnya antara 7 – 10.
§ Berat dan panjang badan
Berat
badan merupakan index gizi dan pertumbuhan yang baik terutama berat badan
merupakan resultante pertumbuhan badan keseluruhan (normal BB : 2,5 ‑ 4 kg).
Panjang badan lain halnya dengan berat badan, maka kenaikan tinggi badan tiap
tahunnya terus menerus bertambah dari lahir sampai dewasa, kecuali pada masa
adolesensi (normal PB : 50 cm)
§ Lingkar kepala dan dada
Pengukuran
lingkaran kepala penting karena berhubungan dengan volume intrakranial dan
dapat dinilai kecepatan tumbulrannya otak, ( normal ) LK : 33 35,6 cm). Lingkar
dada pada masa neonatal terjadi juga pertambahan panjang atau lebar dada yang
normal antara 30 cm, 33 cm, dan 36 cm.
9. Tindakan yang harus segera
dilakukan pada Bayi dengan cara Pelaksanaannya
§ Menghisap lendir dan merangsang pernafasan bayi
1.
Pengertian
Adalah
memberikan pertolongan kepada bayi untuk mengeluarkan kotoran yang berupa
lendir dan darah serta air ketuban dari mulut, tenggorokan, dan hidung
bayi dengan cara menghisap dengan alat.
1.
Tujuan
1.
membersihkan kotoran
2.
merangsang agar anak bernafas
3.
Cara menghisap lendir
4.
Resusitasi
§ Memberikan identitas bayi
1.
nama nomor
2.
sidik jari kaki
§ Peralatan‑peralatan disiapkan
Alat‑alat
:
1.
Dua buah penjepit nadi
2.
Gunting tali pusat
3.
Kapas lidi
4.
Benang pengikat tali pusat
5.
Alkohol 70 %
6.
Gaas steril
7.
Iodium tintur 3 % / betadine 10 %
Cara kerja
: Tali pusat dipotong dijepit dengan 2 buah penjepit nadi, diurut ke placenta ±
5 cm lalu dipotong lagi klem di beri yodium tintur 3 % kemudian tali pusat
diikat dengan 2 ikatan di beri betadine dibungkus dengan kasa tali pusat.
§ Menetes mata bayi
Tujuannya
mencegah kemungkinan terjadinya infeksi karena kena kotoran waktu bayi melewati
jalan lahir
§ Mengukur dan menimbang BB bayi baru lahir
§ Memberi pakaian.
DAFTAR PUSTAKA
Asrining
Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), “Perawatan Bayi Risiko
Tinggi”, Jakarta : EGC.
Dr.
Santosa NI, SKM (1990), “ Perawatan Kebidanan yang Berorientasi Pada Keluarga
(Perawatan II) “, Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Marilyn E.
Doengoes, Mary Frances Mooorhouse (2001), “Rencana Perawatan Maternal/Bayi “,
Jakarta : EGC.
Prof. Dr.
Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), “ Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Material & Neonatal “, : Jakarta : EGC.
Prof. dr.
Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG (1998), “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”, Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment