MODEL
KEPERAWATAN
MENURUT
MEDELEINE LEININGER
I. BIOGRAFI
Madeleine Leininger lahir di Sutton,
Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat
saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan. Pada tahun 1945, dia bersama
saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di
sekolah perawat St. Anthony, Denver.
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Madeline Leininger adalah pelopor
keperawatan transkultural dan seorang pemimpin dalam keperawatan transkultural
serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Madeleine Leininger
merupakan seorang perawat professional pertama yang menyandang gelar Ph.D
dibidang cultural dan social antrophology.
Adapun riwayat pendidikan dan
karirnya adalah sebagai berikut :
§ Pada Tahun
1948, dia menyelesaikan sekolahnya di diploma keperawatan St ‘Anthony
Denver.
§ Pada
tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan
keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha,
Nebraska.
§ Tahun
1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University
chatolic of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.
§ Tahun
1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca
sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan
psikiatrik, yang di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa
dan digunakan di seluruh dunia.
§ Tahun
1965, Madeleine menjadi perawat pertama yang mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau dalam
mencari penyelesaian masalah yang tidak cukup adekuat terhadap intervensi
kejiwaan tradisional yang menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda.
§ Tahun
1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of
Colorado, dan untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalkan di
dunia keperawatan.
§ Tahun
1969-1974, sebagai dekan, professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
§ Tahun
1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka
program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
§ Tahun
1981, sebagai professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan,
antara lain :
Ø Penghargaan
bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
Ø The
Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
Ø Gershenson’s
Research Fellowship Award.
§ Tahun
1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State
University.
§ Tahun
1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan
istilah “culturally congruent care’ sebagai tujuan dari
teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya perawatan dan
universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian di
lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur di
New Guinea tentang perawatan transkultural.
Sepanjang karianya sebagai perawat
terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar
perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi organisasi professional
termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi perawatan
manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai presiden secara penuh
pertama dari American Association of Colleges of Nursing. Mendirikan dan
menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada tahun
1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime
Achievement Award untuk kualitatif metodologi.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru
besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan
pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis
25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat
sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan
penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah
mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah
keperawatan transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan
budaya, budaya di bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan
dunia keperawatan. Magnificent Achievement.
III. HAL-HAL YANG MELATARBELAKANGI LAHIRNYA KONSEP TEORI
MEDELEINE LEININGER
Hal-hal yang melatarbelakangi
lahirnya konsep teori Medeleine Leininger antara lain di karenakan salah satu
bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan
dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Hal inilah yang
mendorong beliau untuk menjadi seorang perawat.
Kemudian Pada saat beliau bekerja
sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati Amerika. Disinilah ia
menemukan adanya kesulitan pada waktu memberikan asuhan keperawatan pada
anak-anak dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia mulai meneliti
suatu teori yang bisa membantu memecahkan masalah ini.
IV. TEORI MODEL KEPERAWATAN MENURUT MEDELEINE
LEININGER
a. Konsep Utama Teori Medeleine Leininger
Pada akhir 1970-an M. Leininger
membuat model konseptual tentang pemberian traskultural. Konsepnya “sunrise
model” di publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal dan menarik banyak
perhatian dari berbagai penjuru dunia (Leninger, 1984). Yang kemudian diakui
publik pada tahun 1998. Setelah menyelesaikan pendidikannya sebagai perawat
psikiatrik, Leninger melanjutkan studinya di bidang antropologi kultural.
Sebagai ahli antropologi ia melakukan banyak praktik kerja di berbagai kultur dan
subkultur. Bersama dengan sejumlah rekan kerja, ia melakukan penelitian
terhadap fenomena pemberian asuhan dan perilaku pemberian asuhan lebih dari
tiga puluh budaya yang berbeda diseluruh dunia. Hal ini menghasilkan di
kembangkannya konsep kerangka kerja pemberian asuhan transkultural, yang
mengakui adanya perbedaan (diversitas), dan persamaan (universalitas) dalam
pemberian asuhan di budaya yang berbeda. Hal ini mengarah pada di kembangkannya
teori-teori universalitas dan diversitas dalam asuhan kultural.
Definisi tentang keperawatan menurut
Leininger, adalah seni humanistik yang dapat dipelajari dan ilmu yang berfokus
pada personalisasi perilaku asuhan (individu dan kelompok), fungsi, dan proses
yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan perilaku sehat atau pemulihan
dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik, psiko kultural dan social atau
makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat professional atau dari orang
yang memiliki kompetensi peran serupa” (Leininger,1984, hal 4-5).
Beberapa inti dari model teorinya
adalah :
1. Asuhan
Asuhan berarti membantu, mendukung
atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki kebutuhan yang memiliki
kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya
Budaya dapat diekspresikan sebagai
norma-norma dan nilai nilai kelompok tertentu, berdasarkan cara hidup dan
pemberian asuhan yang di putuskan, dikembangkan , dan dipertahankan, oleh
anggota kelompok tersebut.
3. Asuhan
transkultural
Dalam pemberian asuhan transkultural,
perawat secara sadar mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya
tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk
membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya, memperbaiki cara
hidup atau kondisinya, dan belajar menerima batasan-batasan.
4. Diversitas
asuhan kultural
Keanekaragaman asuhan kultural
mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi berdasarkan nilai-nilai,
norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur tertentu. Dalam hal ini
berbagai kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai- nilai, norma-norma, dan
cara hidup kultur atau sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan
dan ritual dapat muncul dari nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu
tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan lain sebagainya.
Gambar
model sunrise Leinenger tentang teori asuhan kultural
diversitas dan universalitas (sumber : Leinenger MM, 1991, Culture,
care and universality, New York, National League for Nursing)
5. Universalitas
asuhan kultural
Bertentangan dengan konsep
sebelumnya, universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau
karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Menurut
Leininger, karakteristik universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti
tersenyum, dan memberikan bantuan berkaitan dengan kebutuhan primer.
Kontribusi Leininger merupakan hal
yang signifikan. Karena :
§ Topik
yang dibahas yaitu tentang pengaruh budaya dan kebutuhan untuk memenuhi hal
tersebut dalam rangka memberikan asuhan. Topik ini semakin bermakna dalam
masyarakat multi-kultural yang modern, perawat perlu mempertimbangkan kebutuhan
dan aspirasi pasien, atau klien dari berbagai kelompok etnik yang berbeda. Oleh
karena itu Leininger menyebutnya dengan asuhan budaya atau etnonursing.
§ Leininger
mengambil peran sentral dari asuhan di dalam keperawatan. Ia masuk kedalam
kelompok keperawatan termasuk banner dan Watson yang menekankan pentingnya
asuhan sebagai tujuan kemanusiaan dari keperawatan.
b. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Menurut pendapat Leininger tentang
variasi struktur sosial, jalan hidup, dan nilai serta norma-norma dari berbagai
budaya dan subkultur, individu memiliki opini dan pandangan tentang sehat,
sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari budaya
tersebut. Setiap manusia hidup di dalam dan dengan budayanya dan meneruskan
pengetahuan tersebut terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu, jika
seseorang memiliki atribut fisik dan psikologis, maka hal tersebut merupakan
atribut sosial atau secara lebih spesifik merupakan atribut budaya atau etnik
dari individu.
2. Lingkungan
Menurut Leininger, lingkungan di
tentukan oleh cara orang-orang atau kelompok atau masyarakat tertentu memberi
bentuk pada unsur lingkungan sosial mayoritas, ekonomi, budaya dan fisik.
Menurut pendapatnya, sistem layanan budaya juga merupakan faktor lingkungan
spesifik yang terdiri dari dua sub sistem :
a) Layanan
kesehatan formal (Profesional) : semua layanan yang menjadi bagian dari sistem
layanan kesehatan regular, termasuk layanan medis, layanan keperawatan, dan
fisioterapi.
b) Layanan
kesehatan informal, mencakup semua konsep dan ritual yang terlibat dalam
bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual dan kebiasaan etnik,
pengobatan alternative.
3. Sehat
dan sakit
Menurut Leininger, ia menggambarkan
sehat dan sakit sebagai konsep yang di tentukan dan bergantung pada budaya.
Apresiasi sehat dan sakit berbeda-beda antar-budaya, oleh sebab itu pengetahuan
tentang budaya di perlukan agar mampu memahami makna yang diberikan oleh
kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan sakit.
4. Keperawatan
Dalam deskripsinya tentang
keperawatan yang ia sebutkan sebagai keperawatan transkultural atau keperawatan
etnik, Leininger menekankan aspek-aspek sebagai berikut :
a) Keperawatan
sebagai seni keterampilan dan humanistik
b) Keperawatan
berpusat pada individu
c) Tujuan
dari keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan memberikan bantuan
terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit, sambil mempertimbangkan
perbedaan budaya.
Menurut Leininger, perbedaan budaya
dapat dipertimbangkan dengan cara :
a) Preservasi
Asuhan Kultural
Preservasi asuhan kultural berarti
bahwa keperawatan melibatkan penghargaan yang penuh terhadap pandangan budaya
dan ritual pasien serta kerabatnya.
b) Adaptasi
Asuhan Kultural
Bertentangan dengan preservasi
asuhan kultural, adaptasi asuhan kultural melibatkan negosiasi dengan pasien
dan kerabatnya dalam rangka menyesuaikan pandangan dan ritual tertentu yang
berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan.
c) Rekonstruksi
Asuhan Kultural
Rekonstruksi asuhan kultural
melibatkan kerjasama dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka membawa
perubahan terhadap perilaku mereka yang berkaitan dengan sehat, sakit, dan
asuhan dengan cara yang bermakna bagi mereka.
Dalam model sunrice-nya, Leininger
menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan ide
pelayanan dan perawatan (yang dilihat dari Leininger sebagai bentuk dari
asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan dan merupakan karakteristik dasar dari
keperawatan. Tindakan membantu diidentifikasi sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leininger, bantuan tersebut baru benar – benar efektif jika latarbelakang
budaya pasien dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan pemberian asuhan selalu
dikaitkan dengan budaya.
c. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring
Caring adalah bentuk perhatian
kepada orang lain, berpusat kepada orang lain, menghargai harga diri dan
kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta memberi
perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan
adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf
dan kelompok lain.
Sikap caring diberikan melalui
kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan
positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Bersikap caring untuk klien dan
bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi
keperawatan.
Leininger menggunakan metode
ethnomethods sebagai cara untuk melakukan pendekatan dalam mempelajari ”care”
karena metode ini secara langsung menyentuh bagaimana cara pandang, kepercayaan
dan pola hidup yang dinyatakan secara benar. Pada tahun 1960-an, Leininger
mengembangkan metode ethnonursing untuk mempelajari fenomena keperawatan secara
spesifik dan sistematik.
Ethnonursing berfokus pada
sistematika studi dan klasifikasi pelayanan keperawatan, nilai-nilai,
praktik-praktik secara kognitif atau secara subjektif yang dikenal sebagai
designated cultured ( atau cultural representatives) melalui bahasa lokal,
pengalaman-pengalaman, keyakinan-keyakinan, dan sistem value tentang fenomena
keperawatan yang aktual dan potensial seperti kesehatan dan faktor-faktor
lingkungan.
Walaupun keperawatan telah
menggunakan kata-kata ”care” dan ”caring” untuk menggambarkan praktek
keperawatannya selama lebih dari satu abad, definisi dan penggunaannya
seringkali masih rancu dan hanyalah berbentuk klise tanpa ada pengertian yang
spesifik bagi klien atau bahkan bagi perawat itu sendiri. „walau demikian,
konsep caring adalah satu bahasan yang paling sedikit dimengerti dan dipelajari
dari pada bidang ilmu pengetahuan dan area penelitian lainnya. Melalui definisi
bahwa teori keperawatan transkultural dan ethnomethodes yang berfokus pada
“emic” (insiders‟ views) seseorang dapat semakin dekat pada pengertian
”care” itu sendiri, karena ethnomethodes bersumber pada people-centered data
dan tidak berasal dari opini peneliti tersebut (outsiders‟ views),
kepercayaan dan prakteknya. Tujuan penting dari teori ini adalah bagaimana
teori ini dapat mendokumentasikan, mengetahui, memprediksikan dan menjelaskan
secara sistematis data dilapangan tentang fakta universal dan perbedaan yang
ada terkait dengan pelayanan professional, pelayanan secara umum dan pelayanan
keperawatan. Tujuan secara umum teori keperwatan transkultural adalah untuk
menentukan people‟s emic terhadap ”care” sesuai dengan keyakinan dan praktek
pelayanan dan mempelajari sumber pengetahuan ini menggunakan persfektif etika
keperawatan. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan
masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.
Leininger meyakini bahwa “ perilaku
caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap kontribusi
dari disiplin ilmu yang lain.”
Alasan utama untuk mempelajari
caring adalah :
1) Konsep
”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia, dan
kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
2) Untuk
secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan
penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
secara kultural.
3) ”Care”
adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses penyembuhan,
perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
4) Profesi
keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis
dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan
ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.
Leininger menyatakan bahwa care
adalah fenomena yang luas dan eklusive yang sering muncul pada pola hidup
masyarakat yang dapat dijadikan landasan bagi perawat dalam menerapkan “care”
pada terapi tertentu dalam rangka menjaga kondisi sehat, mencegah penyakit,
proses penyembuhan dan membantu orang menghadapi kematian. Lebih lanjut lagi,
perhatian utama pada thesisnya adalah jika seseorang mengerti secara
keseluruhan mengenai kosep ”care”, orang tersebut dapat memprediksi
kesejahteraan individu, keluarga dan kelompoknya.
Jadi “care” menurut sudut pandang
Leininger merupakan salah satu konsep yang paling kuat dan fenomena distinctive
bagi keperawatan. Sebagaimana bentuk dan konsep care itu sendiri, sehingga
harus benar-benar di dokumentasikan, dimengerti dan digunakan agar ”care” menjadi
petunjuk utama bagi terapi keperawatan dan penjelasan tentang praktek-praktek
keperawatan.
Leininger (1991) telah mengembangkan
bentuk yang relevan dengan teori tetapi hanya beberapa hal yang didefinisikan :
1) Care
adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, dukungan atau perilaku lain
yang berkaitan atau untuk individu lain / kelompok dengan kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
2) Caring
adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu
lain/kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
3) Kultur/Culture
adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai, kepercayaan,
norma dan praktik kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat menjadi tuntunan
dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa.
4) Cultural
Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan
dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu lain atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, meingkatkan kondisi
kehidupan atau kematian serta keterbatasan.
5) Nilai
kultur berkenaan dengan pengambilan keputusan tentang suatu cara yang hendak
dijalani sesuai dengan adat kebiasaan yang dipercayai dalam periode waktu
tertentu.
6) Perbedaan
kulture dalam keperawatan adalah variasi dari pengertian, pola nilai atau
simbol dari perawatan kesehatan untuk meningkatkan kondisi manusia, jalan
kehidupan atau untuk kematian.
7) Cultural
care universality yaitu sesuatu hal yang sangat umum, seperti pemahaman
terhadap nilai atau simbol dari pengaruh budaya terhadap kesehatan manusia.
8) Ethnosentris
adalah kepercayaan yang mana satu ide yang dimiliki, kepercayaan dan praktiknya
lebih tinggi untuk culture yang lain.
9) Cultural
imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas culture lain karena mereka percaya bahwa
ide mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain.
Leininger percaya bahwa tujuan teori
ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya
bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam
mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup
memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini
bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur
sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan
adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.
d. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holism
Holistic artinya menyeluruh. Perawat
perlu melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh/ holistic care, hal ini
dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang merupakan indivcidu yang utuh
sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara
menyeluruh dan holistic.
Pada asuhan holistic maupun
menyeluruh individu diperlakukan secara utuh sebagai individu/ manusia,
perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan berbagai praktek dan
ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic
berfokus pada memadukan sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan praktek
perawatan ke dalam hubungan personal-profesional antara perawat dan pasien yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.
Leininger dengan teori modelnya
telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien atau kelompok harus mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan
termasuk aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi
pada kondisi kultural klien.
e. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanism
Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988)
mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman
hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan
diberikan dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan
perawat yang memahami prilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan
yang aktual maupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana cara berespon
kepada orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya,
sekaligus pemahaman kepada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan
kenyamanan dan perhatian serta empati kepada klien dan keluarganya, asuhan
keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat
dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).
Hubungan dari teori Leininger dan
konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan
memandang klien sebagai invidu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.
f. Proses Asuhan Keperawatan Dengan Pendekatan Teori
Keperawatan MenurutMedeleine Leininger
Proses asuhan keperawatan dengan
pendekatan teori keperawatan transkultural adalah sebagai berikut:
I. Pengkajian
(assessment)
Sebelum memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kolompok, komunitas, lembaga)
perawat terlebih dulu mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world
view) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di
perbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang
sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut dipengaruhi oleh tujuh
faktor, yaitu : teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan.
II. Rencana
Tindakan Keperawatan (Intervensi)
Peran perawat pada transkultural
nursing teori ini adalah menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat
awam dengan system perawatan professional melalui asuhan keperawatan.
Oleh karena itu perawat harus mampu
membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan pada
klien (individu, kelompok, keluarga, komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan
generic carring dan professional carring.
III. Tindakan
keperawatan ( Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan
pada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip askep, yaitu :
a) Culture
care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau
memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang di inginkan.
b) Culture
care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau
memperhatikan budaya yang ada, yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,
bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c) Culture
care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah
desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah
yang lebih baik.
IV. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui
pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan keperawatan adalah tercapainya
culture congruent nursing carry health and well being yaitu asuhan keperawatan
yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitive,
kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi klien.
V. KESIMPULAN
Teori Madeleine Leininger menyatakan
bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain :
struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem
sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor
ekonomi dan faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan
konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini
nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan
kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang
merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger
menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan. Ide
pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari
asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai
perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar
efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa
perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran
EGC, Jakarta.
Christensen Paula J. & Kenney
Janet W (2009), Proses
Keperawatan : Aplikasi
model konseptual edisi 4, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.
Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental
of Nursing : The nature of nursing
practice
in Canada. 1st Canadian Ed, Prentice
Hall Health. Toronto.
Leahy, Julia M & Kizilay,
Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice :
A
Nursing Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia
No comments:
Post a Comment