Juniartha Semara Putra

PENDIDIKAN
KESEHATAN
SATUAN
ACARA PENYULUHAN MENCUCI TANGAN
I.
LATAR
BELAKANG
Tanpa disadari tangan adalah
perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh. Penyakit seperti diare, cacingan,
dan typus dapat menular dari tangan yang tidak bersih. Mencuci tangan menjadi
salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran penyakit
oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala
kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu
sesuai kebutuhan. Namun, sayangnya tidak semua masyarakat membudayakan cuci
tangan dalam setiap aktivitas mereka. Sebagai salah satu bentuk perilaku hidup
bersih dan sehat, mencuci tangan sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-19.
Dalam beragam penelitian yang telah dilakukan sejumlah lembaga, semua sepakat
bahwa mencuci tangan menjadi bagian dari upaya pencegahan penyakit yang
efektif.
Secara umum perilaku mencuci tangan
pakai sabun di Indonesia masih sangat rendah. Data perilaku cuci tangan
Kementrian Kesehatan 2010 mencatat hanya 23 persen orang yang mencuci tangan
dengan sabun. Meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2007 yang sebesar 11
persen.
Meskipun demikian, kajian
morbiditas diare tahun 2010 oleh Kementrian Kesehatan menunjukkan penurunan
penderita diare dari 423 orang per seribu penduduk menjadi 411 orang per seribu
penduduk. Menurut Tjandra, cuci tangan pakai sabun adalah cara sederhana
manjaga kesehatan dan dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen, infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung
hingga 50 persen. Pada banyak kasus, anak yang menderita diare akut
dapat berujung pada kematian. Jika anak menyentuh tinja, maka akan
terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit.
Tangan adalah bagian tubuh yang
paling sering bersentuhan dengan benda-benda di sekitar kita yang belum tentu
terjamin kebersihannya. Dengan mudah pula, kuman menempel di tangan kemudian
berpindah ke tempat lain. Hal itu dapat dikarenakan memegang benda lain atau bahkan
menyentuh bagian tubuh sendiri.
Anggota tubuh yang paling sering
berhubungan langsung dengan tangan adalah mulut dan hidung. Alhasil, tangan
yang kotor menjadi salah satu penghantar utama masuknya kuman atau mikroba
penyebab penyakit ke dalam tubuh, terutama pada anak dengan umur category
infancy sampai dengan umur sekolah (0-11 tahun). Anak pada umur infancy sangat
suka memegang berbagai benda bahkan memasukkan tanganb atau benda apa saja ke
dalam mulutnya.
Mencuci tangan menjadi langkah
preventif yang mudah dan murah namun efektif dalam mencegah banyak penyakit di
masyarakat. Mencuci tangan secara benar, yaitu dengan menggunakan air dan sabun
atau cairan antiseptik lainnya ternyata dapat memutuskan mata rantai penularan
kuman penyakit yang dibawa tangan masuk ke mulut. Interaksi yang terjadi dan
berbagai aktivitas telah membuat tumpukkan bakteri, kuman, dan lain sebagainya
siap menghantarkan berbagai penyakit ke dalam tubuh.
Untuk membudayakan cuci tangan ini,
badan dunia akhirnya menetapkan 15 Oktober sebagai hari cuci tangan sedunia
(CTPS). Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan, Tjandra Y. Aditama Tjandra menyebut kegiatan CTPS dapat
menurunkan kasus diare hingga 47 persen , ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan
Akut) dan flu burung hingga 50 persen,
serta direkomendasikan untuk pencegahan flu babi (H1N1). Di Indonesia telah
terjadi peniningkatan perilaku CTPS dari 11 persen di tahun 2007 menjadi 23
persen di tahun 2010, berdasarkan Kajian Diare Ditjen P2PL. Namun data itu juga
menyebutkan bahwa masih ada 77 persen orang Indonesia yang belum menerapkan
CTPS sehingga diharapkan melalui penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan
yakni perawat, mampu berkontribusi terhadap penurunan angka orang Indonesia
yang belum menerapkan CTPS.
Sementara itu, peningkatan jumlah
orang yang sudah melakukan CTPS dinilai berdampak langsung pada menurunnya
kasus diare di Indonesia dimana dari Data Perilaku Cuci Tangan Ditjen P2PL
tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada golongan semua umur
cenderung menurun dari 423 orang per seribu penduduk pada tahun 2006 menjadi
411 orang per seribu penduduk .
Membiasakan diri dan keluarga untuk
melakukan kebiasaan baik ini dapat dimulai sedari kanak-kanak. Survei
Environmental Service Program (ESP) pada tahun 2006 menunjukkan kebiasaan
mencuci tangan di Indonesia masih rendah. Kondisi ini terjadi hampir di
seluruhrumah tangga di Indonesia. Rumah tangga di Indonesia rata-rata hanya
tiga persen saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12 persen yang
mencuci tangan pasca buang air besar, dan 9 persen yang melakukan cuci tangan
setelah membantu buang air besar bayi. Bahkan pada tahap yang krusial, hanya 14
persen cuci tangan dilakukan sebelum makan, 7 persen sebelum member makan bayi,
dan 6 persen sebelum menyiapkan makanan.
Melihat pentingnya peran mencuci
tangan ini, masyarakat perlu menjadikan cuci tangan sebagai gaya hidup. Dari
kebiasaan sederhana inilah diharapkan kualitas kesehatan masyarakat meningkat.
Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat mengambil peran sentral dalam
mengajarkan kebiasaan mencuci tangan tersebut pada seluruh anggota keluarganya,
terutama pada anak-anak mereka sedini mungkin. Selain faktor risiko akan
penyakit yang lebih rentan, membudayakan cuci tangan sedari dini juga akan
membangun kebiasaan mencuci tangan itu sendiri. Perilaku ini diharapkan akan
berlangsung hingga mereka dewasa dan akan menularkannya di lingkungan luar
rumah mereka.
Mencuci tangan sebenarnya merupakan
kebiasaan yang sederhana, namun memang harus ditumbuhkan sebagai bagian dari
gaya hidup sehat masyarakat. Anak-anak membutuhkan contoh untuk membiasakan
anak membangun budaya mencuci tangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah pemberian promosi kesehatan berupa penyuluhan kepada anak usia sekolah
mengenai pentingnya mencuci tangan dengan memberikan demonstrasi cara mencuci
tangan yang benar dan sehat.
II.
TUJUAN
A.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit,
sasaran mampu memahami tentang pentingnya melakukan cuci tangan secara benar
dan sehat.
B.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama
30 menit diharapkan sasaran mampu :
1. Menjelaskan
pengertian mencuci tangan
2. Menyebutkan
tujuan mencuci tangan
3. Menjelaskan
kapan waktu yang tepat mencuci tangan
4. Cara
mencuci tangan yang benar dan sehat
III.
MATERI
PENYULUHAN
Dalam penyuluhan
materi, yang disampaikan adalah :
1.
Pengertian mencuci tangan
2.
Tujuan mencuci tangan
3.
Waktu yang tepat mencuci tangan
4.
Cara mecuci tangan yang benar dan sehat
IV.
METODA
A.
Ceramah
B.
Tanya jawab
C.
Demonstrasi
V.
MEDIA
, ALAT, BAHAN, DAN SUMBER YANG DIGUNAKAN
A. MEDIA:
Leaflet, Video, Presentasi PowerPoint
B. ALAT
: Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat Demonstrasi (sabun cuci
tangan, 2 waskom, air secukupnya, tissue / handuk kering)
C. SUMBER
:
Dari
Internet :
Anonim (2009) Mencuci Tangan yang
Baik dan Benar (Online) (www.nursingbegin.com
diakses pada 2 November 2011)
Anonim (2011) Mencuci Tangan dengan
Sabun (Online) (www.wikipedia.org
diakses pada 3 November 2011
Anonim (2011) Mencuci Tangan
(Online) (www.wikipedia.org diakses pada
3 November 2011)
Nurdiansiah. 2010. Cuci Tangan Bisa
Cegah 10 Penyakit. (online). (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/10/05/brk,20101005-282596,
id.html, diakses 2 Mei 2011)
Puskesmas mekar wangi. 2009. Cuci Tangan
Pakai Sabun.(Online). http://puskesmasmekarwangi.wordpress.com/2009/10/26/cuci-tangan-pakai-sabun-ctps/,
diakses 3 Mei 2011)
Sibuea, Dewi (2009). Raih Hidup Sehat
dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) –
15 Oketober. (http://www.promosikesehatan.com/,
diakses 3 November 2011)
Dari Pustaka Buku :
Djauzi, Samsuridjal.2006. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kompas
Arisman.2009.
Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta : EGC
VI. PESERTA
Siswa Kelas 4,5 dan 6, Sekolah Dasar
Negeri 1 dan 2 Aan, Banjarangkan, Klungkung
VII. WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 17 Desember 2011
Jam : 08.30 - Selsesai
VIII. TEMPAT
Di Aula Sekolah Dasar Negeri 1 dan
2 Aan, Banjarangkan Klungkung
a.
Setting
Tempat :
|


|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
P : Penyuluh
A : Audience
S : Slide (power point)
U : Undangan
M : Moderator
IX. RENCANA EVALUASI
A.
Sturktur :
a. Persiapan
Media
Media yang akan digunakan dalam
penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah
leaflet dan slide.
b. Persiapan
Materi
Materi yang akan diberikan dalam
penyuluhan sudah disiapkan dan akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang
berisi gambar dan tulisan
c. Undangan/
peserta penyuluhan sejumlah 40 orang
B.
Proses penyuluhan :
a. Kegiatan
penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami
tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Dalam
proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
c. Peserta
diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
d. Sasaran
diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan berlangsung
C.
Hasil Penyuluhan :
1. Jangka
Pendek
(1) Sasaran
mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan
(2) Sasaran
memeahami tentang pentingnya mencuci tangan
2. Jangka
Panjang
(1) Meningkatkan
pengetahuan sasaran mengenai pentingnya mencuci tangan sehingga dapat meminimalisir
penyakit akibat kurangnya kesadaran akan kebersihan
(2) Dapat
menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang perilaku hidup
sehat kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat
Lampiran 1
MATERI
PENYULUHAN MENGENAI
KEBERSIHAN DIRI DAN CUCI TANGAN
KEBERSIHAN DIRI DAN CUCI TANGAN
1.
PENGERTIAN
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan
adalah membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai
siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Mencuci tangan
adalah salah satu tindakan sanitasi yaitu membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air, sabun antiseptik agar menjadi bersih. Mencuci tangan
adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru
dikenal pada akhir abad ke-19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi
penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat
pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad 19 ini. Hal ini dilakukan
bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Mencuci
tangan dengan air : ritual mencuci tangan di dunia dipraktikkan
sebagai bagian dari budaya maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat
ritual mencuci tangan Baha’i, dalam agama Yahudi dinamakan Tevila dan Netilat
Yadadim. Praktik yang mirip adalah ritual Lavabo untuk agama Kristen, Wudhu
untuk agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto. Di beberapa rumah makan di
Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau warung-warung
makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan
menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu),
penjual kadang-kaddang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air
(sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan
irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktik mencuci
tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air mengalir,
karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor
bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang mungkin
mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat
dari wadah mencuci tangan tersebut.
Mencuci tangan dengan air panas
: Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan
air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak
disetai dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia dapat menahan
panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan
bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia,
namun pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh
mikro organism. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45
derajat Celcius dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro
organism apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100
derajat Celcius) meang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperature air
untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan
untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon
per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi
rendahnya temperaturnya tidak signifikan.
Mencuci tangan dengan sabun
adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
rantai kuman. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena
sabun sangat membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak / lemak /
kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat
memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah
mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya
menggunakan air saja. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif
untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,
minyak, dan protein dimana zat – zat ini merupakan bagian dari kotoran organik.
Mencuci tangan dengan cairan
: Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke – 21, diperkenalkan cairan alcohol
untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptic,
atau sanitasi tangan) dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari
kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan
pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan,
atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena
penggunaan alkohol. Cairan ini mulai popular digunakan karena penggunaannya
yang mudah, praktis, karena tidak membutuhkan air dan sabun, penggunaan cairan
sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol dalam sebuah
penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan bahwa cairan ini
mengurangi kasus diare di rumah hingga 59 persen. dr. Thomas J. Sandora,
seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada RS Anak – anak Boston (Division of Infection Diseases at Children’s
Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku “Tangan Sehat, Keluarga Sehat”
(“Healthy Hands, Healthy Families”)
mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan
bahwa penggunanan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini
mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian
ini adalah keluarga yang menitipkan anak – anaknya di tempat penitipan anak dan
menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabun dengan frekuensi yang sama
saat direkrut untuk penelitian. Lalu dari separuh keluarga itu diberikan cairan
sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan
tangan. Sementara separuhnya lagi, berfungsi sebagai kontrol dan menerima
selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci
tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 69 persen ngka diare yang lebih rendah dibandingkan kelompok
yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak – anak Boston ((Division of Infectious Diseases at
Children’s Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April 2005
menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri. Cairan
sanitasi ini menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua yang tidak
sempat berulangkali ke washtafel untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat
anak mereka yang akit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif
untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya
dibutuhkan washtafel, dan sebagai tambahan rotarivirus (virus yang paling
sering ditemukan dalam kasu disre di tempat penitipan anak di Amerika), tidak
dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan
dengan alkohol.
Sesuai
perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pebersih tangan non alkohol. Namun
apabila tangan benar – benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah,
ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tanagn lebih
disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang berbahan dasar alcohol maupun
non alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan
tangan, ataupun membersihkan material organic lainnya.
Dalam
perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif diantara menggunakan cairan
pebersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk
Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam membersihkan
bakteria – bakteria tertentu. Naun cairan pembersih tangan barbahan dasar
alcohol tidak efektif dalam membunuh bacteria
yang lain seperti E – Colli dan Salmonela. Karena alcohol tidak menghancurkan
spora – spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora – spora tersebut
terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan
tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan
jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
Di
Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen Pemadam Kebakaran
dari sekolah – sekolah karena dikhawatirkan bahwa cairan tersebut dapat
merangsang api menjadi besar, namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital
diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan
pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen
alkohol dan bahan pelembab.
Mencuci
tangan dengan tisu basah : tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk
membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan
di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga lainnya. Menurut Centre of Diseases Control and Prevention
(CDC) (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika
Serikat sebanyak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit setiap
tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.
Sebanyak 300 ribu masuk rumah sakit dan setiap tahun 5000 orang meninggal dunia
karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Tisu basah menjadi
alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih
praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan
kandungan wewangian beralkohol, atau antibakteri, ataupun minyak almond yang
menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Hendrawan tisu
basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak –
balik di tangan.
Dalam
beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah berlabel
Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99,9 persen bakteri yang terdapat
dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E – Colli. Tisu ini dianjurkan untuk
digunakan dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak
agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan
peralatan dapur sehingga tidak menyebar.
2. TUJUAN MENCUCI TANGAN
Tujuan
utama mencuci tangan adalah menghilangkan kuman dan kotoran yang ada di tangan,
mencegah infeksi, mencegah penyebaran infeksi. Seseorang penderita itu menutup
hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memegang pegangan di bus, saat
Anda memengang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan
Anda dan apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari
satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS, flu
burung (H5N1), dan flu babi (H1N1)dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar.
Mencuci
tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya
kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan: supaya tangan
bersih, membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme, menghindari masuknya
kuman ke dalam tubuh. Tujuan lainnya: meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki kebersihan diri yang kurang,
pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang, menciptakan keindahan
pada seseorang.
3. WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENCUCI
TANGAN
Bagi
setiap orang, mencuci tangan adalah salah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkiungan luar.
- Sebelum
dan sesudah makan
Untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan.
- Sebelum
menyiapkan makanan
- Setelah memegang daging mentah
- Sebelum dan sesudah menyentuh
orang sakit
- Sesudah menggunakan kamar mandi
Besar kemungkinan tinja masih tertempel ditangan,
sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
- Setelah
batuk atau bersin atau membuang ingus
- Setelah mengganti popok atau pembalut
- Sebelum dan setelah mengobati luka
- Setelah membersihkan dan membuang sampah
- Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
- Setelah bermain
Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor,
seperti tanah.Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi
selasai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak
menempel ditangan.
4. CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DAN SEHAT
1.
Angkat
lengan baju yang menghalangi proses mencuci tangan. Lepaskan aksesoris yang
digunakan.(Jacobson et al,1985).
2.
Jika
kuku jari tangan panjang, harus segera dipotong.
3.
Berdiri
di depan bak cuci atau wastafel, jaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh
permukaan bak cuci., jaka tangan menyentuh bak cuci selama mencuci tangan,
ulangi proses mencuci tangan dari awal. Gunakan bak cuci dengan keran yang
midah dijangkau.
4.
Buka keran yang dioperasikan dengan tangan.
5.
Basahi
tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dibawah air mengalir. Jaga tangan dan
lengan bawah berada lebih rendah dari pada siku selama mencuci. Tangan
merupakan bagian paling terkontaminasi yang harus dicuci.
6.
Oleskan
1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptic pada tangan dan gosok
sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok sampai
berbusa. Jika bakteri berkurang secara signifikan pada tangan jika digunakan
3-5 ml sabun anti microbial (Larsen, 1987)
7.
Ratakan
sabun dengan kedua telapak tangan. Gosokkan kedua telapak tangan.
8.
Gosokkan
punggu dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. Atau
menggosok punggung tangan dengan telapak tangan dengan jari-jari terkunci.
9.
Gosok
kedua telapak dan sela-sela jari.
10.
Jari-jari
sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci/ selang seling. Letakkan punggung
jari dapa telapak tangan satunya dengan jari saling mencuci.
11.
gosok
ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
12.
Gosokkan
dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan seliknya.
13.
Gosokkan
pergelangantangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
14.
Bilas
kedua tangan dengan air yang mengalir.
15.
Keringkan
tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun kepergelangan tangan dan lengan
bawah. Tujuan pengeringan area paling bersih (ujung jari) ke area yang bersih
(pergelangan tangan) untuk menghindari kontaminasi. Dengan mengeringkan tangan,
mencegah kulit terkelupas dan kasar.
16.
letakkan
handuk dan tisu dalam wadah yang telah disediakan. Pembuangan benda yang
terkontaminasi di tempat yang telah disediakan mebcegah terjadinya perpindahan
mikroorganisma.
17.
Gunakan tisu untuk menutup keran.
18.
Pertahankan
tangan tetap bersih.
Lampiran 2
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
Jawablah pertnyaan ini dengan singkat dan jelas :
- Apa itu mencuci tangan ?
- Sebutkan tujuan mencuci tangan ?
- Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan ?
- Jelaskan cara mencuci tangan yang benar dan sehat ?
JAWABAN
- Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan memebersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun
cara lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, ataupun
tujuan-tujuan lainnya.
- Tujuan mencuci tangan
Mencuci tangan merupakan satu teknik yag paling mendasar
untuk menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan
denan tujuan : Supaya tangan bersih, membebaskan tangan dari kuman dan
mikroorganisme, menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh. Tujuan lainnya :
meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang,
memperbaiki kebersihan diri yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan
percaya diri seseorang, menciptakan keindahan pada seseorang.
- Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
- sebelum dan sesudah makan
untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan
- sebelum menyiapkan makanan
- setelah memegang daging mentah
- sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
- sesudah menggunakan kamar mandi
besar kemungkinan tija masih tertempel ditangan sehingga
diharuskan untuk mencuci tangan
- setelah batuk atau bersin dan membuang ingus
- setelah mengganti popok atau pembalut
- sebelum dan setelah mengobati luka
- setelah membersihkan dan membuang sampah
- setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
- setelah bermain
Kebiasaan anak kecil adalah bermain di tempat yang kotor,
seperti tanah.Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman di dalam tanah, jadi
selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak
menempek di tangan
- Cara mencuci tangan yang baik dan sehat:
- Basahi tangan dengan air dan sabun.
- Menggosok punggung tangan dangan telapak tangan dengan
jari-jari terkunci
- Menggosok
punggung jemari dengan tangan saling berkaitan
- Letakkan
punggung jari pada telapak tangan satunya dengan jari saling terkunci
- Menggosok
ibu jari dengan cara menggenggam dengan telapak tangan dan memutarnya
lakukan dengan bergantian
- Menggosok
ujung jari dengan cara menguncupkan dan menggosokkan ke telapak tangan,
lakukan bergantian
- Menggosok
pangkal lengan dengan cara menggenggam dengan telapak tangan dan
memutarnya, lakukan bergantian
- Keringkan
tangan dengan menggunakan tisu dan bila menggunakan keran tutup keran
dengan tisu.
No comments:
Post a Comment