Kebutuhan Nutrisi untuk
Bayi dan Balita
Kebutuhan nutrisi pada bayi dan
balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan bayi dan balita. Berikut
beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi dan balita.
·
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori
yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.. apabila
jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang
tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat
yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup,
tepung, dan sayur-sayuran.
Porsi
terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal dari KH (
sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang terjangkau oleh
masyarakat. KH disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati dan
otot. Bila energi tdk terdapat dari KH, maka diambil dari protein dan lemak.
KH
didapat dalam bentuk :
a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)
a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)
· Lemak
Pada
dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi
sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol
yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah
absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
Jumlah
dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau
anergi yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di
dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar
50 – 60 Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu,
Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu
rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati
dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita adalah cara
efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lemak
merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak
dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak
hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan
perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping
sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak
akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk
membentuk sel-sel membram pada semua organ. Organ-organ penting seperti retina
dan sisitim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat
dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang
esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat
didalam tubuh sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam
Linoleat, linulenat dan arakhidonat.
ASI
mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk keperluan bayi dan
anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung faktor-faktor yang
menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah
dicerna dan juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6 dan
omega-3.
Bagi
bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut (1) sedapat
mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi
harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam
ASI, dan (3) selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun,
kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total
energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip
mungkin dengan ASI.
·
PROTEIN
Protein
merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain
itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik
plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan
asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan,
fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial.
Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal.
Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi
lebih buruk dapat menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang
protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.
· Air
Air
merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat kebutuhan air pada
bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut
untuk pertukaran selluler.
· Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang
tersedia dalam kelompok mikro, yaitu :
1. Kalsium merupakan
mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot,
iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Kalsium
akan dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan
tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Kloridasangat berguna dalam
pengeluaran tekanan osmotic serta keseimbangan asam dan basa. Klorida
dapat diperoleh
dari garam, daging, susus dan telur.
1. Kromium berguna untuk
metabolism glukosa dan metabolism dalam insulin. Kromium dapat diperoleh dari
ragi.
2. Tembaga berguna untuk
produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, dll. Tembaga
dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
3. Flour mnerupakan mineral yang
berfungsi untuk pengaturan struktur gii dan tulang, sehingga jika
kekurangan dapat menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air,
makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
4. Iodium harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok.
Iodium dapat diperoleh dari garam.
5. Zat besi merupakan mineral
yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan
O2. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan
kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat
diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan.
6. Maknesium berguna dalam
aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses
metabolisme.kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging
dan susu.
7. Mangan berfungsi dalam
aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacang-kacanagn padi , biji-bijian, dan
sayur-sayuran hijau.
8. Fosfor merupakan unsure pokok
dalam pertumbuhan tulang dan gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan
otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian
dan lain-lain.
9. Kalium berfungsi dalam
kontraksi otot dan hantaran implus saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan
irama jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
10.
Natrium
berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan keseimbangan asam dan
basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat mengakibatkan kram
otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh dari
garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
11.
Sulfur
merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses metabolism jarinagn
saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
12.
Seng
merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting
dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging
,padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.
·
VITAMIN
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan
anak menurut recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang
dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 dapat dilihat pada
table 6.
Merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak.
Jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak,
maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan
dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan
makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan
makanan
3. Menentukan jenis makanan akan
diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang dikehendaki
4. Menentukan jadwal waktu dan
menentukan hidangan .Perlu pula ditentukan cara pemberian makan, misalnya
dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain
5. Memperhatikan masukan yang
terjadi terhadap hidangan tersebut.Perlu dipertimbangkan kemungkinan factor
kesukaan dan ketidaksukaan terhadap suatu makanan,
Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan
yang tepat adalah:
1. Umur
2. Berat Badan
3. Diagnosis dari penyakit,
tahap serta keadaaan penyakit
4. Keadaan mulut sebagai alat
penerima makanan
5. Kebiasaan makan, kesukaan dan
ketidaksukaan, akseptabilitas dari makanan dan toleransi anak terhadap makanan
yang diberikan.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan factor factor
tersebut fi atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam
mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.
Total Energi dan Parenteral nutrisi
Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa
rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa
pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja.
Perbedaan tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi
perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari nutrient
lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :
·
Metabolism
basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selnjutnya
berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolism basal
meningkat 10% untuk tiap kenaikan suhu 10C.
·
Specific
dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan
metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan dan mencerna makanan.
Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak
kira-kira 5% bila diberikan makanan biasa.
·
Pembuangan
ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%.
·
Aktifitas
jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80
kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik,
berenang, dan sebaginya).
·
Pertumbuhan
merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut diatas
dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan
kira-kira 20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi
menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk
pertumbuhan akan menigkat lagi.
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak,
dan karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan
karbohidrat 4 kalori.
Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan
diet (balnced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50%
dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur nilai
gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka sesuatu
makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :
·
Masa
bayi
: 8,0
·
Balita
1-3 tahun
: 7,8
·
Balita
4-5
tahun
: 5,9
Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori,
dapat menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.
TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA
Adapun tujuan dari
pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini adalah sebagai berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan
mempertahankannya;
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh
kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan ,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan ,
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan
pengetahuan tentang makan dan makanan yang baik pada anak
FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA
Faktor
yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan
secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya
kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar
masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan
Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama,
penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin
diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang
kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat makanan yang baik
tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang
gizi. Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan
tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan
maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua,
penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan Balita,
serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga
dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan
keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan
sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air
bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh
keluarga.
Faktor-faktor
tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan
terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik
pola pengasuhan Balita dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang
ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan,
harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.
|
KEBUTUHAN
ENERGI DAN ZAT NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA
PERHITUNGAN
BERAT BADAN IDEAL
Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut : Contoh pertama : anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n adalah usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:
(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4 Jadi
hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah 10,4 kg.
contoh
pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit seperti
contoh kedua dibawah ini
Contoh
kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis dengan
n=2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi hasilnya
adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan
4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah menjadi
5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan Idealnya adalah 13,8 kg.
Untuk
Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
1.
Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL(gr) +(usia x 600 gram)
a. BBL (gr) + (usia x 500 gram )
b. (usia/2) +3
Intepretasi Berat Badan Ideal Anak Balita.
Sebagaimana halnya dengan intepretasi Berat Badan Ideal Orang
dewasa (usia 15 tahun keatas) adalah +10 % BBI ini juga dapat berlaku untuk BBI
anak balita. Dimulai dari kisaran normalnya yaitu rumus diatas = (2n +8 ) + 10%
(2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44. Orang tua perlu hati-hati bila presentase
Berat Badan Real telah berada dibawah atau diatas 20 % dapat dikatakan bahwa
anak balita tersebut mempunyai keadaan gizi yang tidak seimbang, Bila berada
diatas 20 % anak balita bisa dikatakan kegemukan dan bila berada di bawah 20 %
bisa dikatakan kurang gizi dan bisa berlanjut ke Keadaan gizi buruk untuk
balita/anak dan busung lapar untuk orang dewasa.
Sebenarnya untuk mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah
ditentukan secara internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO-NCHS atau
juga bisa dengan melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) tumbuh kembang balita,
seperti terlihat pada gambar disamping, setiap anak mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan berat badan ideal (baik), yang penting adalah bertambah umur
bertambah berat badan dan pola terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik berat
badan bulan ini, bulan berikutnya turun lagi kemudian naik lagi.
Cara diatas menentukan BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung
digunakan tampa harus melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga
kartu menuju sehat yang biasa dilihat di posyandu.
PERHITUNGAN
KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BAYI DAN BALITA
Kebutuhan protein per hari (per kg BB)
Usia
|
Berat
badan (kg)
|
Tinggi
badan (cm)
|
Protein
(gr)
|
0-6
bulan
7-12 bulan
1-3 tahun
4-5 tahun
|
6
8,5
12
18
|
60
71
90
110
|
10
18
25
39
|
Kecukupan
gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan RI,1968). Dalam daftar
tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan tetapi
Nelson (1969) mengemukakan angka 400 U.I untuk semua umur.
Gol
Umur
|
Ca
(g)
|
Fe
(g)
|
Vit.A
sebagai Karotin (mcg)
|
Tiamin
(mg)
|
Riboflavin
(mg)
|
Niasin
(mg)
|
Vit.C
(mg)
|
Vit
D
U,I
|
Bayi
6-12 bln
|
0,6
|
8
|
1200
|
0,4
|
0,5
|
6
|
25
|
(400)
|
Anak
1-3 thn
4-5 thn
|
0,5
0,5
0,5
|
8
10
10
|
1500
1800
2400
|
0,5
0,6
0,8
|
0,7
0,9
1,0
|
8
9
13
|
30
40
50
|
Kebutuhan energi
rata-rata dari bayi.
Umur
|
Kebutuhan
energi (Kal/kgBB/hari)
FAO
(1971)
Nelson (1969)
|
3
bulan
|
120
|
3-5
bulan
|
115
|
6-8
bulan
|
110
|
9-11
bulan
|
105
|
Rata-rata
selama masa bayi
|
112
110(100-120)
|
Kebutuhan energi Balita
diatas 1 tahun
Umur
|
Kebutuhan
energi (Kal/kgBB/hari)
FAO
(1971)
Nelson (1969)
|
Anak
|
|
1
|
112
110
|
1-3
|
101
100
|
4-5
|
91
90
|
No comments:
Post a Comment