Juniartha Semara Putra




Respon Adaptif Respon
Maladaptif
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ANSIETAS/ KECEMASAN
I. KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Ansietas
sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa
takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.
Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk
menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang
parah tidak sejalan dengan kehidupan (G.Wail
Stuart,2006).
Ansietas adalah perasaan yang tidak
jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau
pola keamanan seseorang ( Lynda
Juall, 2006)
Tingkat
ansietas sebagai berikut:
1. Ansietas ringan, berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi bekpar
dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang
untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah.
3. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan
persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang
terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu
area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan
dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan,
dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang
sangat, bahkan kematian.
B.
Rentang Respon Ansietas (G.Wail Stuart, 2006)
![]() |





![]() |
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
C.
Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk
menjelaskan asal ansietas :
1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas
adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas
timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti
perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku, ansietas
merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran
meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada
ketakutan yng berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan
ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak
mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan
kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
D.
Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber
internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2
katagori :
1. Ancaman terhadapintegritas seseorang
meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas
untuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang
dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang.
E. Sumber Koping
Individu dapat mengalami
stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping tersebut di lingkungan.
Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah,
dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang
berhasil.
F.
Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas
individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulang
tanpa yang serius.
Tingkat ansietas sedang dan
berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu
upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara
realitis tuntutan situasi stress.
2. Mekanisme pertahanan ego, membantu
mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat
sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi
realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap
stress.
II.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Ansietas dapat diekspresikan
secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Secara tidaklangsung
melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan
ansietas.intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat
ansietas.
Masalah yang sering muncul
pada gangguan ansietas adalah sebagai berikut:
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
b. Gangguan perilaku; kecemasan
c. Koping individu tak efektif
Pohon
Masalah:
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
|
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan berhubungan dengan gangguan perilaku; kecemasan
2. Gangguan perilaku; kecemasan berhubungan
dengan koping individu tak efektif ditandai dengan klien tampak gelisah, tegang
C.
Perencanaan
1. Diagnosa 1 : Resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan gangguan perilaku ;
kecemasan
TUM: Klien tidak mencederai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
TUK: Klien mampu mengontrol rasa cemasnya
Intervensi:
a. BHSP dengan klien
1) Memperkenalkan diri dengan sopan dan
ekspresi wajah bersahabat
2) Tanyakan nama klien
3) Jabat tangan klien
b. Pasien akan terlindung dari bahaya
1) Terima dan dukung pertahanan klien
2) Kenalkan realita yang berhubungan dengan
mekanisme koping klien
3) Berikan umpan balik pada klien tentang
perilaku, stressor dan sumber koping
c. Ciptakan lingkungan tenang dan jauh dari
kegaduhan
d. Jauhkan klien dari benda yang berbahaya
seperti benda tajam
2. Diagnosa 2 : Gangguan perilaku; kecemasan
berhubungan dengan koping individu tak efektif ditandai dengan klien tampak
gelisah, tegang
TUM: Klien dapat mengurangi
dan mengontrol kecemasannya
TUK: Klien mengenal cara- cara
untuk mengurangi kecemasannya
Intervensi:
a. Libatkan klien dalam aktivitas sehari-
hari
1)
Beri
aktivitas pada klien dan penguatan perilaku produktif.Berikan beberapa jenis
latihan fisik
2)
Rencanakan
jadwal atau daftar aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
3)
Libatkan
keluarga dan sistem pendukung lain sebanyak mungkin
b. Klien dapat mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan tentang ansietas
1)
Bantu
klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaan yang mendasar.
2)
Kaitkan
perilaku klien dengan perilaku dan perasaan tersebut.
3)
Gunakan
pertanyaan terbuka untuk menghindari konflik
c. Klien dapat menguraikan rencana koping
maladaptif dan adaptif
1)
Gali
cara pasien menurunkan ansietasnya dimasa lalu
2)
Tunjukkan
efek maladaptif dan destruktif dari respon koping sekarang.
3)
Dorong
klien menggunakan respon adaptif yang efektif dimasa lalu.
D.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
disesuaikan dengan kondisi dan respon klien
E.
Evaluasi
1. Sudahkah ancaman terhadap integritas kulit
atau sistem dari pasien berkurang dalam sifat, jumlah, asal dan waktunya ?
2. Apakah perilaku klien mencerminkan
ansietas tingkat ringan atau lebih ringan ?
3. Sudahkah sumber koping klien dikaji dan
dikerahkan dengan adekuat?
4. Apakah klien mengenali ansietasnya sendiri
dan mempunyai pandangan terhadap perasaan tersebut?
5. Apakah klien menggunakan respon koping
adaptif?
6. Sudahkan klien belajar strategi adaptif
baru untuk mengurangi ansietas?
7. Apakah klien menggunakan ansietas ringan
untuk meningkatkan pertumbuhan atau perubahan personal?
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, Gail W.
2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC.
Carpenito,
L.J.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment