Juniartha Semara Putra
PENGERTIAN
ETIOLOGI
PATOLOGI
Darah mengalir melalui
penebalan vaskuler keterlambatan penipisa


tekanan yang lebih rendah pulmonal


sistemik
sistemik
JENIS PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN
DENGAN GANGGUAN
PENYAKIT
JANTUNG KONGENITAL
PENGERTIAN
Penyakit jantung
kongenital (penyakit jantung bawaan) adalah sekumpulan malformasi struktur
jantung atau darah besar yang ada sejak lahir, dan merupakan anomali yang
berubah secara anatomik dan fosiologik sepanjang hidup penderita biasanya
mengakibatkan sianosis maupun asianosis tergantung sirkulasi darah ke jantung.
ETIOLOGI
Penyebab
penyakit jantung kongenital berkaitan dengan:
- Perkembangan embrionik
- Ruballa
- Influenza atau ehieken pox
- Faktor – faktor genetik
- Faktor lingkungan seperti radiasi, gizi ibu yang
jelek, kecanduan obat dan alkohol.
PATOLOGI
Etiologi
![]() |

Lubang abnormal pada normal serabut otak lunak jantung sehat pada arteriola pulmonal
![]() |
![]() |
Darah mengalir dari tekanan meningkatkan meningkatkan
aliran darah
yang lebih tinggi ke resistensi
sirkulasi pulmonal



darah yang teroksigenasi aliran darah pulmonal meningkatkan tekanan
mengalir ke dalam sirkulasi melampaui sirkulasi darah



shunting (percampuran darah darah mengalir dari
arteri dan vena) kanan – kiri
![]() |
perubahan aliran darah
![]() |
peningkatan
kerja jantung
JENIS PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
1.
Kelainan Jantung Asionotik
Kelainan jantung ini tidak segera menyebabkan
kematian. Kebutuhan O2 meningkat karena darah teroksigenasi yang di suplai menuju
sel.
Gejala klinik :
-
Anak menjadi mudah lelah
-
Mudah terangsang
-
Dispnea dan pingsan
2.
Duetus Arteriosus Menetap
Terjadi bila struktur fetal tidak menutup dan ada
hubungan antara arteri pulmonalis dan aorta. Peningkatan tekanan darah aorta
menekan darah yang teroksigenasi menuju arteri pulmonalis melalui duetus,
kemudian meningkatkan banyaknya sirkulasi darah ke paru-paru
Gejala klinik :
-
Respiratory Distress Seperti Mendengkur, Tachypnea Dan
Retraksi
Penanganan :
-
Diobati dengan aspirin atau indomethacin (indoein)
-
Inhibitor stesis prostaglandin
-
Ketika anak berusia 1 – 5 tahun dan cukup kuat maka di
lakukan pembedahan thorak
3.
Koartasi Aorta
Aorta
berkonstriksi dengan beberapa cara. Konstriksi mungkin proximal atau distal
terhadap duetus arteriosus. Kelainan ini tidak segera diketahui kecuali pada
konstriksi yang berat
Gejala klinis :
-
Kenaikan Tekanan Darah
-
Denyut nadi tangan terasa kuat, tetapi lemah pada
popliteal dan femoral
-
Mur – mur jantung lemah dengan frekuensi tinggi
Penanganan :
-
Pengangkatan aorta yang berkonstriksi atau anastomi
bagian akhir atau dengan memasukkan suatu graf
4.
Stenosis Aorta
Pada kelainan
ini itriktura terjadi diatas atau di bawah katub aorta
Gejala klinis :
-
Kelelahan
-
Pusing
Pemeriksaan
fisik (mur – mur sistolik terdengar pada bats kiri sternum), pemeriksaan
penunjang (ECG = adanya hipertropi ventrikel kiri), kateterisasi jantung
menunjukkan atriktura
Penanganan :
-
Lakukan insisi pada katub yang dilakukan saat anak
mampu dilakukan pembedahan
Pada kelainan ini dijumpai adanya striktura pada
katub normal tapi puncaknya menyatu.
Gejala
klinis :
-
Dispnea
-
Kelelahan
Pemeriksaan
fisik (mur – mur jantung sistolik)
ECG,
Echocardiogram dan kateterisasi jantung
Penanganan :
-
Insisi pada katub (valvulotomi) yang dilakukan pada
anak usia 2 – 3 tahun
PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan
Ø
Keluhan
1.
Dada terasa seperti berat, palpasi, orthopnea, sesak
nafas beraktivitas, batuk, tidur harus pakai bantal > 1 buah
2.
Anoreksia, nause dan vomiting
3.
Lethargi (kelesuan)
4.
Insomnia
5.
Kaki bengkak dan bb bertambah, jumlah urine menurun
6.
Serangan timbul mendadak / sering kambuh
Ø
Riwayat Penyakit
Hipertensi
renal, angina, infark myokard kronis, diabetes millitus, bedah jantung,
aritmia.
Ø
Pola Aktivitas / Istirahat
-
Kelelahan terus – menerus sepanjang hari
-
Nyeri dada dengan aktifitas
-
Dispnea saat istirahat atau pada pergerakan tenaga
-
Insomnia
Ø
Sirkulasi
Riwayat
hipertensi, infark myokard kronis, diabetes millitus, episode GJK sebelumnya,
penyakit katub jantung, beda jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik
Ø
Integritas ego
Ancietas, takut,
stress
Ø
Eliminasi
Penurunan
perkemihan, urine berwarna gelap, nocturia, diare
Ø
Makanan / cairan
Anorexia, mual / muntah, penambahan berat badan,
pembengkakan pada ekstremitas bawah, diet tinggi garam, penggunaan diuretik
Ø
Higiene
Kelemahan,
kelelahan selama aktifitas perawatan diri
Ø
Neurosensori
Kelemahan,
kelelahan, pening, episode, pingsan
Ø
Nyeri / kenyamanan
Nyeri dada,
angina akut, nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot
Ø
Pernafasan
Dispnea saat
aktifitas, batuk dengan / tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit paru
kronis
Ø
Keamanan
Perubahan dalam
fungsi mental, kehilangan kekuatan / tonus otot, kulit lecet
Ø
Interaksi sosial
Penurunan
keikutsertaan dalam aktifitas sosial yang biasa dilakukan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- EKG menunjukkan adanya kelainan
Hipertensi
atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan mungkin
terlihat
- Sonogram (Ekokardiogram, Ekokardiogram Dopre)
Dapat
menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi / struktur katub.
- Skan jantung (MUGA) multigated acquisition
Tidakan
penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding
- Rontgen dada
-
Kelainan vaskularisasi pulmonar
-
Kelainan bayangan jantung
- Enzim hepar
Meningkat dalam
gagal ginjal / kongesti hepar
- GDA
Peningkatan P
CO2
- Pemeriksaan tyroid
Peningkatan
aktifitas tyroid menunjukkan hiperaktifitas tyroid sebagai pre pencetus GJK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Intoleransi aktifitas b/d keseimbanagn antara
suplai O2 / kebutuhan
- Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju
filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung), meningkatnya produksi ADH,
retensi natrium
- Pertukaran gas, kerusakan, resting b/d perubahan
membran kapiler alveolus
- Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) menegnai
kondisi, program pengobatan b/d kurang pemahaman / kesalahan persepsi
tentang hubungan fungsi jantung / penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
1.
Dx : intoleransi aktifitas b/d
keseimbanagn antara suplai O2 /
kebutuhan
Tujuan :
- Tingkat aktifitas optimis /
fungsi tercapai kembali
- Curah jantung mencukupi untuk kebutuhan
individual
Kriteria hasil : - Berpartisipasi
pada aktifitas yang diinginkan, memenuhi
kebutuhan perawatan diri sendiri
- Mencapai peningkatan toleransi aktifitas yang
dapat diukur
Intervensi
|
rasional
|
Mandiri
Periksa TTV sebelum dan sesudah aktivitas
Catat respon
kardiopulmonal terhadap aktifitas catat takikardi, disritmia, dispnea
Kaji
prespitator / penyebab kelemahan ex : pengobatan, nyeri, obat
Evaluasi
peningkatan intoleransi aktifitas
Berikan
bantuan dalam aktifitas, perawatan diri
|
Mandiri
Hipotensi
ortostastik dapat terjadi saat aktifitas
Ketidakmampuan
miokardium meningkatkan volume sekuncup menyebabkan frekuensi jantung
meningkat dan kebutuhan O2 meningkat
Nyeri dan
stress memerlukan energi dan menyebabkan kelebihan
Menunjukkan peningkatan
decompensasi jantung
Pemenuhan
kebutuhan perawatan diri pasien.
|
Kolaborasi
implementasi
program rehabiitasi jantung / aktifitas
|
Kolaborasi
Peningkatan
bertahap pada aktifitas menghindari kerja jantung berlebihan
|
2.
Dx : Kelebihan volume cairan b/d
menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah
jantung), meningkatnya produksi ADH, retensi
natrium
Tujuan :
- Menurunkan kelebihan volume
cairan
Kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan volume cairan stabil
dengan
keseimbangan masukan dan pengeluaran
- Menyatakan pemahaman tentang / pembatasan
individual
Intervensi
|
rasional
|
Mandiri
Pantau
keluaran urine
Hitung balance
cairan
Pertahankan
posisi semi fowler selama fase akut
Buat jadwal
pemasukan cairan
Timbang berat
badan setiap hari
Kaji distensi
leher dan pemb – perifer
Ubah posisi
dengan sering
|
Mandiri
Keluaran urine
mungkin sedikit dan dekat karena penurunan perfusi ginjal
Terapi
diuretik
Posisi
terlentang, meningkatkan filtrasi ginjal, menurunkan produksi ADH,
meningkatkan diurisis
Kerjasama
dengan pasien dalam pembatasan
Ada / tidaknya
oedema, respon terhadap terapi
Retensi cairan
berlebih dapat dimanifestasikan oleh pembendungan vena
Merupakan
perkumpulan stressor yang mempengaruhi integritas kulit
|
No comments:
Post a Comment