Juniartha Semara Putra
ASUHAN
KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
PERAN PERAWAT PADA FASE INTRA
OPERATIF
PRINSIP-PRINSIP OPERATIF
PROTOKOL
PERATURAN DASAR ASEPSIS BEDAH
POSISI PASIEN DI MEJA OPERASI
PROSES
KEPERAWATAN DALAM FASE INTRA OPERATIF
PENGKAJIAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
EVALUASI
ASUHAN
KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
PERAN PERAWAT PADA FASE INTRA
OPERATIF
1.
Pemeliharaan Keselamatan
- Atur posisi pasien
1).
Kesejajaran fungsional
2).
Pemajanan area pembedahan
3).
Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
- Memasang alat grounding ke pasien
- Memberikan dukungan fisik
- Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum
dan instrumen tepat.
2. Pematauan
Fisiologis
- Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan secara
berlebihan pada pasien
- Membedakan data kardiopumonal yang
normal dengan yang abnormal
- Melaporkan perubahan-perubahan pada
nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah pasien.
3.
Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan jika pasien sadar)
- Memberikan dukungan emosional pada pasien
- Berdiri dekat dan menyentuh pasien
selama prosedur dan induksi
- Terus mengkaji status emosional pasien
- Mengkomunikasikan status emosional
pasien ke anggota tim perawatan kesehatan lain yang sesuai.
4.
Penatalaksanaan Keperawatan
- Memberikan keselamatan untuk pasien
- Mempertahankan lingkungan aseptik dan terkontrol
- Secara efektif mengelola sumber daya manusia.
PRINSIP-PRINSIP OPERATIF
1.
Prinsip kesehatan dan baju operasi
- Kesehatan yang baik sangat penting untuk setiap orang dalam
ruang operasi. Sehingga keadaan pilek, sakit tenggorok, infeksi kulit,
merupakan sumber organisme patogenik yang harus dilaporkan;
- Hanya baju ruang operasi yang bersih dan dibenarkan oleh
institusi yang diperbolehkan, tidak dapat dipakai di luar ruang operasi;
- Masker dipakai sepanjang waktu di ruang operasi yang
meminimalkan kontaminasi melalui udara, menutup seluruh hidung dan mulut,
tetapi tidak mengganggu pernafasan, bicara atau penglihatan, menyatu dan
nyaman;
- Tutup kepala secara menyeluruh menutup rambut (kepala dan garis
leher termasuk cambang) sehingga helai rambut, jepitan rambut, penjepit,
ketombe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril;
- Sepatu sebaiknya nyaman dan
menyangga. Bakiak, sepatu tenis, sandal dan bot tidak diperbolehkan sebab
tidak aman dan sulit dibersihkan. Sepatu dibungkus dengan penutup sepatu
sekali pakai atau kanvas;
- Bahaya kesehatan dikontrol dengan
pemantauan internal dari ruang operasi meliputi analisis sampel dari
sapuan terhadap agens infeksius dan toksik. Selain itu, kebijakan dan
prosedur keselamatan untuk laser dan radiasi di ruang operasi telah
ditegakkan.
2. Prinsip
Asepsis Perioperatif
- Pencegahan komplikasi pasien,
termasuk melindungi pasien dari operasi;
- Ruang operasi terletak di bagian
rumah sakit yang bebas dari bahay seperti partikel, debu, polutan lain
yang mengkontaminasi, radiasi, dan kebisingan;
- Bahaya listrik, alat konduktifitas,
pintu keluar darurat yang bebas hambatan, dan gudang peralatan dan gas-gas
anesthesia diperiksa secara periodik.
PROTOKOL
1. Pra
operatif
- Semua material bedah harus disterilkan
- Ahli bedah, asisten bedah, dan
perawat mempersiapkan diri dengan scrub tangan dan lengan dengan sabun dan
air, lengan panjang dan sarung tangan steril
- Penggunaan topi dan masker
- Pembersihan kulit pasien dengan agens
antiseptik
- Tubuh pasien ditutup dengan kain
steril.
2. Intra
operatif
Hanya personel yang telah melakukan scrub
dan memakai pakaian operasi yang boleh menyentuh benda-benda steril.
3. Pasca
operatif
- Luka dibersihkan dengan normal saline
dan antiseptik
- Luka dilindungi dengan balutan steril
- Bila terjadi infeksi, kolaboratif untuk pemberian antimikroba
spesifik
- Teknik aseptik yang ketat harus
dipatuhi selama pembedahan.
4. Kontrol
lingkungan
- Lantai dan permukaan horisontal dibersihkan secara teratur
dengan sabun dan air atau deterjen germisida
- Peralatan disteril diinspeksi secara teratur untuk memastikan
pengoperasian dan performa yang optimal
- Sebelum dipaket, linen, kain dan
larutan yang dgunakan disteril, instrumen yang digunakan dibersihkan dan
disterilkan di unit dekat ruang operasi
- Material-material steril yang dibungkus sendiri-sendiri
digunakan bila diperlukan material individual tambahan
- Sistem aliran udara laminar yang
menyaring bakteri dan debu dengan presentasi tinggi.
PERATURAN DASAR ASEPSIS BEDAH
1. Umum
- Permukaan atau benda steril dapat bersentuhan dengan permukaan
atau benda lain yang steril dan tetap steril; kontak dengan benda tidak
steril pada beberapa titik membuat area steril terkontaminasi
- Jika terdapat keraguan tentang
sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap tidak steril atau
terkontaminasi
- Apapun yang steril untuk satu pasien
hanya dapat digunakan untuk pasien ini. Perlengkapan steril yang tidak
digunakan harus dibuang atau disterilkan kembali jika akan digunakan
kembali.
2. Personal
- Personel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika
personel scrub meninggalkan ruang operasi, status sterilnya hilang. Untuk
kembali kepada pembedahan, orang ini harus mengikuti lagi prosedur scrub,
pemakaian gown dan sarung tangan
- Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril;
dari bagian depan pinggang sampai daerah bahu, lengan bawah dan sarung
tangan (tangan harus berada di depan antara bahu dan garis pinggang
- Suatu pelindung khusus yang menutupi gaun dipakai, yang
memperluas area steril
- Perawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap
berada pada jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril
3.
Penutup/Draping
- Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan
baik di atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke
belakang
- Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap
steril; penutup yang menggantung melewati pinggir meja adalah tidak steril
- Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan menggunakan
penjepit atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah
- Robekan atau bolongan akan memberikan akses ke permukaan yang
tidak steril di bawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang
demikian harus diganti.
4. Pelayanan
Peralatan Steril
- Pak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga
mudah untuk dibuka tanpa resiko mengkontaminasi lainnya
- Peralatan steril, termasuk larutan, disorongkan ke bidang
steril atau diberikan ke orang yang berscrub sedemikian rupa
sehingga kesterilan benda atau cairan tetap terjaga
- Tepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian
bibir botol terluar yang mengandung larutan tidak dianggap steril
- Lengan tidak steril perawatan instrumentasi tidak boleh
menjulur di atas area steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas
bidang steril, dengan jarak yang wajar dari pinggir area steril.
5. Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang
cukup tinggi untuk mencegah sentuhan yang tidak disengaja pada basin atau
mangkuk wadah steril, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan cipratan
(bila permukaan steril menjadi basah, maka dianggap terkontaminasi).
POSISI PASIEN DI MEJA OPERASI
Posisi
pasien di meja operasi bergantung pada prosedur operasi yang akan dilakukan,
juga pada kondisi fisik pasien. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adlah :
1.
Pasien harus dalam posisi senyaman mungkin, apakah ia tertidur atau sadar
2. Area
operatif harus terpajan secara adekuat
3. Pasokan
vaskuler tidak boleh terbendung akibat posisi yang salah atau tekanan yang
tidak tepat pada bagian
4.
Pernapasan pasien harus bebas dari gangguan tekanan lengan pada dada atau
kontriksi pada leher dan dada yang disebabkan oleh gaun
5.
Saraf harus dilindungi dari tekanan yang tidak perlu
6.
Tindak kewaspadaan untuk keselamatan pasien harus diobservasi, terutama pada
pasien yang kurus, lansia atau obesitas
7.
Pasien membutuhkan restrain tidak keras sebelum induksi, untuk berjaga-jaga
bila pasien melawan.
PROSES
KEPERAWATAN DALAM FASE INTRA OPERATIF
PENGKAJIAN
1.
Gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi variabel
yang dapat mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman untuk
mengembangkan rencana perawatan pasien individual;
- Identifikasi pasien
- Validasi data yang dibutuhkan dengan
pasien
- Telaah catatan pasien terhadap adanya
:
- Informed yang benar dengan tanda tangan
pasien
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan diagnostik
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
- Checklist
pra-operatif
- Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera
- Status
fisiologi (mis : tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran)
- Status psikososial (mis : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas,
masalah komunikasi verbal,
mekanisme koping)
- Status fisik (mis : tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas
persiapan, pencukuran, atau obat
penghilang rambut, sendi tidak bergerak).
PERENCANAAN
1.
Menginterpretasi variabel-variabel umum dan menggabungkan variabel tersebut ke
dalam rencana asuhan;
- Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anesthesia,
yang direncanakan, ahli bedah, ahli anesthesia, dan anggota tim
- Ketersediaan peralatan spesifik yang
dibutuhkan untuk prosedur dan ahli bedah
- Kebutuhan medikasi non rutin,
komponen darah, instrumen, dll
- Kesiapan ruangan untuk pasien,
kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan instrumen, peralatan jahit, dan
pengadaan balutan.
2.
Mengidentifikasi aspek-aspek leingkungan ruang operasi yang dapat secara
negatif memperngaruhi pasien;
- Fisik
- Suhu dan kelembaban ruangan
- Bahaya peralatan listrik
- Kontaminan potensial (debu, darah, dan tumpahan di lantai atau
permukaan lain, rambut tidak
tertutup, kesalahan pemakaian baju operasi oleh
personel, perhiasan yang dikenakan personel, alas
kaki yang kotor)
- Hilir mudik yang tidak perlu.
- Psikososial
- Kebisingan
- Kurang mengenal sebagai individu
- Rasa diabaikan — tanpa pengantar di ruang
tunggu
- percakapan yang tidak perlu.
INTERVENSI
1.
Berikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas kebutuhan pasien;
- Atur dan jaga agar peralatan suction
berfungsi dengan baik
- Atur peralatan pemantauan invasif
- Bantu saat pemasangan jalur (arteri,
CVP, IV)
- Lakukan tindakan kenyamanan fisik
yang sesuai bagi pasien
- Posisikan pasien dengan tepat untuk
prosedur anesthesia dan pembedahan, pertahankan kelurusan tubuh sesuai
fungsi
- Ikuti tahapan dalam prosedur bedah
- Lakukan scrub/bersihan dengan terampil
- Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan mengantisipasi peralatan
dan bahan apa yang
dibutuhkan sebelum dimintaIkuti prosedur yang
telah ditetapkan — sebagai contoh :
a.
Perawatan dan pemakaian darah dan komponen darah
b.
Perawatan dan penanganan spesimen, jaringan dan kultur
c.
Persiapan kulit antiseptik
d.
Pemakaian gown operasi — sendiri, membantu ahli bedah menggunakan gown
e.
Membuka dan menutup sarung tangan
f.
Menghitung : kasa, instrumen, jarum, khusus
g.
Teknik aseptik
h.
Penatalaksanaan kateter urine
i.
Penatalaksanaan drainage/balutan
- Komunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli
anesthesia, atau perawat yang bertanggung jawab, atau bertindak yang tepat
untuk mengontrol atau menangani situasi
- Gunakan peralatan secara bijaksana
untuk menghemat biaya
- Bantu ahli bedah dan ahli anesthesi
untuk menerapkan rencana perawatan mereka.
2. Bertindak
sebagai advokat pasien
- Berikan privasi fisik
- Jaga kerahasiaan
- Berikan keselamatan dan kenyamanan fisik
3.
Informasikan pasien mengenai pengalaman intraoperatif
- Jelaskan segala stimulasi sensori
yang akan dialami pasien
- Gunakan ketrampilan komunikasi yang
umum, mendasar untuk menurunkan ansietas pasien — sebagai contoh :
- sentuhan
- kontak mata
- tenangkan pasien bahwa anda akan hadir di
ruang operasi
- penenangan verbal yang realistik
4.
Koordinasikan aktivitas bagi personel lain yang terlibat dalam perawatan
pasien;
- X-ray, laboratorium, unit perawatan intensif, unit keperawatan
bedah
- Teknisi : gips, petugas laboratorium, dll
- Farnakolog
- Personel ruang operasi tambahan dan
staf nonprofesional.
5.
Operasionalkan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan
di ruang operasi dan tugaskan layanan khusus (termasuk autoklaf)
6.
Ikut serta dalam konferensi perawatan pasien
7.
Dokumentasikan semua observasi dan tindakan yang sesuai dalam format yang
dibutuhkan, termasuk catatan pasien
8.
Komunikasikan baik verbal dan tertulis, dengan staf ruang pemulihan dan staf
keperawatan bedah rawat jalan (yang terkait) mengenai status kesehatan pasien
saat pemindahan dari ruang operasi.
EVALUASI
1.
Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang
operasi, sebagai contoh :
- Kondisi respiratori : bernafas dengan
mudah (mandiri atau dibantu)
- Kondisi kulit : warna baik, tidak ada
abrasi, luka bakar, memar
- Fungsi selang invasif : IV, drain, kateter,
NGT — tidak ada kekakuan atau obstruksi, berfungsi secara normal, dst
- letak bantalan grounding : kondisi baik
- balutan : adekuat untuk drainage,
terpasang dengan baik, tidak terlalu ketat, dst
2.
Ikut serta dalam mengidentifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan
menanganinya dengan baik
3.
Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan, contoh : peralatan,
kebersihan
4.
Melaporkan dan mendokumentasikan segala perilaku dan masalah yang
merugikan
5.
Menunjukkan pemahaman tentang prinsip asepsis dan praktik keperawatan teknis
6.
Mengenali tanggung gugat legal dari keperawatan perioperatif.
No comments:
Post a Comment