Juniartha Semara Putra
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)
A.KONSEP
DASAR PENYAKIT
1.PENGERTIAN/DEFINISI
·
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun (
Price,Silvia Anderson, 1995).
·
Gagal ginjal kronik adalah gangguan
fungsi ginjal yang progresif dan ireversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner and Suddarth,
2002).
2.ETIOLOGI
Penyakit – penyakit sistemik
antara lain : Diabetes Mellitus, Glomerulonefritis Kronis, Pielonefritis, Hipertensi
yang tidak terkontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter (seperti
penyakit ginjal polikistik), gangguan vaskuler, infeksi, medikasi atau agen
toksik.
3.PATOFISIOLOGI
Pada
gagal ginjal terjadi penurunan fungsi renal yang mengakibatkan produk akhir
metabolism protein tidak dapat diekskresikan ke dalam urine sehingga tertimbun
didalam darah yang disebut uremia. Uremia dapat mempengaruhi setiap system
tubuh, dan semakin banyak timbunan produk sampah uremia maka gejala yang
ditimbulkan semakin berat.
Penurunan
laju filtrasi glomerulus (GFR) mengakibatkan klirens kreatinin akan menurun
sehingga kreatinin darah akan meningkat. Kadar nitrogen urea darah (BUN)
biasanya juga meningkat. Kreatinin serum merupakan indicator yang paling
sensitif dari fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh
tubuh, sementara BUN tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit ginjal tetapi juga
oleh masukan protein dalam diet, katabolisme jaringan medikasi seperti steroid.
Ginjal
juga tidak mampu mengkonsentrasikan atau mengencerkan urine secara normal dan
sering terjadi retensi natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya
edema, gagal jantung kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi
akibat aktivasi system rennin angiotensin aldosteron.
Asidosis
sering terjadi akibat ketidakmampuan ginjal mengeluarkan ion H+ (muatan basa)
yang berlebihan, ketidakmampuan menyekresikan ammonia (NH3+) dan mengabsorpsi bikarbonat (HCO3-).
Anemia
terjadi akibat sekresi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel
darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan
akibat dtatus uremik, terutama dari saluran gastrointentinal.
Penurunan
GFR juga mengakibatkan peningkatan kadar fosfat serum sehingga terjadi
penurunan kadar kalsium serum. Penurunan kadar kalsium menyebabkan sekresi
kadar parathormon, terjadi respon abnormal sehingga kalsium dalam tulang
menurun menyebabkan penyakit tulang dan kalsifikasi metastasik. Disamping itu
penyakit tulang juga disebabkan penurunan produksi metabolit aktif vitamin D
(1,25 dehidrokolekalsiferol).
Skema patofisiologi penyakit dikaitkan
dengan munculnya masalah keperawatan terlampir.
4.KLASIFIKASI
GGK
Stadium
penyakit GGK dapat dibagi tiga :
1) Stadium
I : terjadi penurunan cadangan ginjal, kadar BUN & Kreatinin normal,
asimtomatik.
2) Stadium
II : insufisiensi ginjal, lebih dari 75% nefron rusak, BUN Kreatinin mulai meningkat,
azotemia ringan, nokturia,poliuria.
3) Stadium
III : 90 % nefron rusak, BUN Kreatinin sangat meningkat, oligouria.
5.GEJALA KLINIS
Pada
GGK semua sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia. Keparahan gejala klinis
tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang
mendasari, dan usia pasien. Gejala klinis yang muncul antara lain :
1) Manifestasi
kardiovaskuler mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron), piting edema, edema periorbital,
frikction rub pericardial dan pembesaran vena leher.
2) Gejala
integumen mencakup : warna kulit abu-abu mengkilat, rasa gatal yang parah
(pruritus), kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis
dan kasar.
3) Gejala
gastrointestinal mencakup : napas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual, muntah, cegukan,
konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran GI.
4) Gejala
Pulmoner mencakup : krekels, sputum kental, napas dangkal dan pernapasan
kussmaul.
5) Gejala
neurologi mencakup : konfusi (perubahan tingkat kesadaran), tidak mampu
berkonsentrasi, kelemahan dan keletihan, disorientasi, kejang, kelemahan pada
tungkai, rasa panas pada telapak kaki, dan perubahan perilaku.
6) Gejala
musculoskeletal mencakup : kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang dan
foot drop.
7) Gangguan
system reproduktif mencakup amenore dan atropi testikuler.
6. PEMERIKSAAN
PENUNJANG/DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
penunjang mencakup :
1. Pemeriksaan
laboratorium :
·
Urine :
Volume : oligouria atau anuria, warna
keruh, berat jenis kurang dari 1,015, osmolalitas kurang dari 350 mOsm/kg,
klirens kreatinin mungkin agak menurun, natrium > 40 mEq/L, proteinuria
(3-4+).
·
Darah :
BUN/Kreatinin meningkat (kreatinin 10
mg/dl), Hematokrit menurun, HB < 7-8 g/dL), Gas darah arteri : pH < 7,2
,bikarbonat dan PCO2 menurun.
Natrium mungkin rendah atau normal, kalium, magnesium/ fosfat meningkat, kalsium menurun, protein (
khususnya albumin) menurun, osmolalitas serum > 285 mOsm/kg.
b.
Pemeriksaan Radiologi
· USG
Ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi pada
saluran kemih atas.
· Biopsy
ginjal : mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan
untuk diagnosis histologist.
· Endoskopi
ginjal, nefroskopi : menentukan pelvis ginjal; keluar batu, hematuri,
pengangkatan tumor selektif.
· EKG
: mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
· KUB
foto : menunjukkan ukuran ginjal/ ureter/ kandung kemih dan adanya obstruksi
batu.
· Foto
kaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan : menunjukkan demineralisasi dan
kalsifikasi.
7. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
Penatalaksanaan GGK mencakup tindakan
konservatif dan tindakan dialysis serta transplantasi ginjal.
1)
Intervensi diet meliputi pengaturan
cermat masukan protein, masukan cairan untuk mengganti cairan yang hilang
(biasanya cairan yang diperbolehkan antara 500 - 600 ml per 24 jam), masukan
natrium untuk mengganti natrium yang hilang dan pembatasan kalium. Pada saat
yang sama masukan kalori adekuat dan suplemen vitamin dianjurkan.
2)
Hiperfosfatemia dan hiperkalemia
ditangani dengan natrium karbonat dosis tinggi untuk mengganti antasida yang
mengandung aluminium karena dapat menyebabkan toksisitas.
3)
Hipertensi ditangani dengan medikasi
anti hipertensi. Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner ditangani dengan
pembatasan cairan, diet rendah natrium, diuretic, agen inotropik seperti
digitalis atau dobutamine dan dialysis.
4)
Hiperkalemia ditangani dengan dialysis
dan diet rendah kalium.
5)
Anemia ditangani dengan pemberian epogen
(eritropoetin manusia rekombinan).
6)
Pasien dengan GGK kronis yang meningkat
dirujuk ke pusat dialysis dan transplantasi.
B. KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
Data
pasien yang harus dikaji mencakup :
1) Aktifitas
& istirahat ;
Gejala : Kelemahan,malaise, gangguan
tidur (insomnia,gelisah,atau somnolen).
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan
tonus, penurunan rentang gerak.
2) Sirkulasi
:
Gejala : Riwayat hipertensi lama/baru,
palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi (nadi kuat,edema
jaringan umum dan pitting pada kaki,telapak tamgam), disritmia jantung.
Friction rub pericardial, kulit pucat, kecenderungan pedarahan.
3).Integritas ego :
Gejala : Faktor stress, perasaan tak berdaya, tidak ada harapan.
Tanda : Menolak, ansietas,takut,marah,mudah terangsang,perubahan
kepribadian.
4).Eliminasi :
Gejala : Produksi urine menurun
(oligouri,anuria),abdomen kembung,diare atau konstipasi.
Tanda : Warna urine kuning pekat,merah,coklat.
5).Makanan /Cairan :
Gejala : Peningkatan BB secara cepat
akibat edema. Penurunan BB akibat malnutrisi.
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah,
rasa tak sedap di mulut (napas bau ammonia)
Tanda : Distensi abdomen/ascites, pembesaran
hati (tahap akhir), Edema, ulserasi/perdarahan gusi atau lidah,
6).Neuro sensori :
Gejala : Nyeri kepala, kram otot/kejang,
kesemutan ekstremitas bawah.
Tanda : Penurunan tingkat
kesadaran/konsentrasi, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7).Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala,
kram otot/nyeri kaki.
Tanda : Perilaku hati – hati
(distraksi), gelisah.
8).Pernapasan.
Gejala : Napas pendek ; dispnea
nocturnal paroksismal, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda : Takipnea,dispnea,pernapasan
Kussmaul, batuk produktif.
9).Keamanan.
Gejala : Berulangnya infeksi.
Tanda : Fraktur tulang, kalsifikasi
metastasik,keterbatasan gerak sendi.
10)Seksualitas.
Gejala
: Penurunan libido, amenore, infertilitas.
11)Interaksi social.
Gejala : Kesulitan menjalankan fungsi
peran dalam keluarga.
,
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN / POTENSIAL KOMPLIKASI
1
Kelebihan volume cairan b.d. penurunan
haluaran urine, masukan cairan berlebih, dan retensi cairan dan natrium.
2
Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan
membrane mukosa mulut.
3
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan
penanganan b.d. kurang informasi.
4
Intoleran aktifitas b.d. keletihan,
anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialysis.
5
Gangguan harga diri b.d. ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
6
Perubahan kenyamanan b.d. rasa gatal
yang parah (pruritus).
7
Risiko cidera b.d penurunan konsentrasi
dan kesadaran.
8
PK : Hiperkalemia
9
PK : Perikarditis, Efusi Perikardial dan
tamponade jantung.
10 PK
: Hipertensi
11 PK
: Anemia
12 PK
: Penyakit tulang dan kalsifikasi metastasik.
3.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Dengan
munculnya beberapa diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif seperti di
atas, maka kami hanya membuat rencana tindakan pada diagnosa dan masalah
kolaboratif yang paling sering terjadi pada pasien GGK.
Rencana
Tindakan Keperawata pada pasien GGK beserta rasional tindakan.
Tindakan
|
Rasional
|
1 Kelebihan
volume cairan :
|
|
Ø
Kaji status cairan ( timbang BB tiap hari,catat
intake output, vena turgor kulit dan adanya edema, distensi leher, tekanan
darah, denyut dan irama nadi)
Ø
Batasi masukan cairan
Ø
Identifikasi sumber potensial cairan
·
Medikasi dan cairan yg digunakan
·
Makanan
Ø
Jelaskan pd pasien & keluarga rasional
pembatasan cairan
Ø
Beritahu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
Ø
Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering.
|
Ø
Pengkajian adalah dasar dan data dasar
berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi.
Ø
Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh
ideal, haluaran urine, dan respon terhadap terapi
Ø
Sumber kelebihan cairan yg tdk diketahui dapat
diidentifikasi
Ø
Pemahaman dapat meningkatkan kerjasama pasien
& keluarga dlm pembatasan cairan.
Ø
Kenyamanan pasien meningkatkan kepatuhan terhadap
pembatasan cairan.
Ø
Higiene oral mengurangi kepekaan terhadap membran
mukosa mulut.
|
2.Perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
|
|
Ø
Kaji status nutrisi (perubahan BB, pengukuran
antropometrik, nilai elektrolit serum, BUN, Kreatinin, protein, transperin
dan kadar besi.)
Ø
Kaji pola diet nutrisi pasien (riwayat diet,
makanan kesukaan,hitung kalori)
Ø
Kaji factor yang berperan dalam merubah masukan
nutrisi (anoreksia,mual,muntah, diet yg tdk menyenangkan, depresi, kurang
memahami pembatasan diet, stomatitis)
Ø
Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam
batas-batas diet.
Ø
Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai
biologis tinggi spt telur, produk susu,daging
Ø
Anjurkan camilan tinggi kalori rendah protein
rendah natrium diantara waktu makan.
Ø
Ubah jadwal madikasi sehingga medikasi tidak
segera diberikan sebelum makan
Ø
Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya
dgn penyakit ginjal dan peningkatan urea & kreatinin.
Ø
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan waktu makan
Ø
Kaji bukti masukan protein tdk adekuat (terjadi
edema, penyembuhan lambat, penurunan kadar albumin serum)
3.Kurang
penetahuan ttg kondisi dan penanganan
|
Ø
Menyediakan data dasr untuk memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
Ø
Pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan
dalam menyusun menu.
Ø
Menyediakan informasi mengenai factor lain yang
dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan masukan diet.
Ø
Mendorong peningkatan nmasukan diet.
Ø
Protein lengkap dipakai untuk mencapai
keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan.
Ø
Mengurangi makanan dan protein yang dibatasi &
menyediakan kalori untuk energy
Ø
Ingesti medikasi sebelum makan menyebabkan
anoreksia & rasa kenyang.
Ø
Meningkatkan pemahaman pasien tentang hubungan
diet, urea & kreatinin dgn pembatasan diet.
Ø
Faktor yang tidak menyenangkan waktu makan
berperan dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan.
Ø
Masukan protein yg tdk adekuat menyebabkan
penurunan albumin & protein lain, edeme & perlambatan penyembuhan.
|
Ø
Kaji pemahaman ttg penyebab, konsekuensi dan
penanganan GGK
Ø
Jelaskan fungsi ginjal dan penyakit gagal ginjal
sesuai pemahaman pasien
Ø
Bantu pasien mengidentifikasi cara cara memahami
perubahab akibat GGK
|
Ø
Merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan
penyuluhan lebih lanjut.
Ø
Pasien dapat belajar tentang penyakitnya setelah
pasien merasa siap.
Ø
Pasien dpt melihat bahwa kehidupan tdk harus
berubah akibat penyakit.
|
4.Intoleran
aktifitas
|
|
Ø
Kaji faktor yang menimbulkan keletihan.
Ø
Tingkatkan kemandirian dalam perawatan diri, bantu
jika keletihan terjadi.
Ø
Anjurkan aktifitas alternative sambil istirahat.
|
Ø
Menyediakan informasi indikasi tk keletihan
Ø
Meningkatkan aktifitas ringan/sedang, dan
memperbaiki harga diri.
Ø
Mendorong aktifitas dalam batas toleransi dan
istirahat yang adekuat.
|
5.Gangguan
harga diri
|
|
Ø
Kaji respon pasien dan keluarga tentang penyakit
dan penangannya.
Ø
Kaji pola koping pasien dan keluarga.
Ø
Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan dalam
hidup pasien akibat penyakit
Ø
Gali alternative ekspresi seksual selain hubungan
seksual
Ø
Diskusikan peran member & menerima cinta
kehangatan dan kemesraan
|
Ø
Menyediakan data ttg masalah pasien & klg dlm
menghadapi perubahan.
Ø
Pola koping yg efektif di masa lalu dapat menjadi
destrksif saat ini.
Ø
Pasien dapat mengidentifikasi masalah &
langkah yg diperlukan.
Ø
Bentuk alternative ekspresi seksual dapat
diterima.
Ø
Seksualitas memiliki arti berbeda bagi tiap
individu sesuai tk maturitasnya.
|
6.PK
: Hiperkalemia.
|
|
Ø Pantau kadar
kalsium serum dan beritahu dokter bila kadarnya melebihi 5,5 mEq/dl.
Ø Kaji adanya
kelemahan otot,diare,perubahan EKG(gelombang T memuncak dan QRS melebar)
|
Ø
Hiperkalemia menyebabkan kerusakan & potensial
perubahan dlm tubuh serta dpt mengancam jiwa.
Ø
Tanda & gejala kardiovaskuler merupakan
karakteristik hiperkalemia
|
7.
PK : Perikarditis,Efusi pericardial,tamponade jantung.
|
|
Ø
Kaji tentang demam,nyeri dada & friction rub
pericardial (tanda-tanda perikarditis), beritahu dokter jika ada.
Ø
Jika mengalami perikarditis,kaji factor berikut @
4 jam:
·
Denyut paradoksikal >10 mm Hg
·
Hipotensi berat.
·
Lemah/hilangnya denyut periper.
·
Perub tingkat kesadaran.
·
Penonjolan vena leher.
Ø Persiapkan
pasien untuk USG jantung utk mendukung adanya efusi & tamponade.
Ø Jika terjadi
tamponade siapkan pasien utk perikardiosentesis darurat.
|
Ø Sekitar 30-50%
GGK mengalami perikarditis akibat uremia.
Ø Efusi
pericardial umumnya akibat perikarditis yg fatal.Tanda efusi mencakup denyut
paradoksikal (tek darah selama inspirasi turun >10 mm Hg) dan tanda syok
akibat kompresi jantung oleh efusi yg luas.Tamponade jantung terjadi ketika
pasien secara hemodinamik sangat terganggu.
Ø USG jantung
berguna utk menggambarkan efusi pericardial & tamponade jantung.
Ø Tamponade
jantung merupakan kondisi mengancam jiwa disertai laju mortalitas yg tinggi.
Aspirasi segera cairan perkardial sangat penting.
|
8.
PK : Hipertensi.
|
|
Ø Pantau &
catat tekanan darah sesuai indikasi.
Ø Berikan
medikasi antihipertensif sesuai instruksi.
Ø Dorong
kepatuhan terhadap pembatasan diet dan cairan.
Ø Ajarkan pasien
melaporkan tanda kelebihan cairan, sakit kepala,edema atau kejang.
|
Ø Pengukuran
tekanan darah menyediakan data obyektif utk pemantauan. Peningkatan tekanan
darah adalah indikasi ketidakpatuhan.
Ø Medikasi
antihipertensi berperan penting dlm penanganan hipertensi akibat GGK.
Ø Kepatuhan
pembatasan diet cairan & dialysis mencegah kelebihan cairan dan
penumpukan natrium.
Ø Merupakan
indikasi pengendalian hipertensi yg tdk adekuat dan perlunya utk mengubah
terapi.
|
9.
PK : Anemia.
|
|
Ø Pantau
eritrosit & hematokrit sesuai indikasi.
Ø Berikan
medikasi sesuai resep mencakup suplemen besi & asam folat, epogen &
multivit.
Ø Hindari
pengambilan specimen darah yang tidak perlu.
Ø Instruksikan
cara mencegah perdarahan : menghindari olah raga berat, & anjurkan
penggunaan sikat gigi yg lembut.
Ø Beri terapi
komponen darah sesuai indikasi.
|
Ø Untuk mengetahui
tk keparahan anemia.
Ø Eritrosit
membutuhkan besi,asam folat & vitamin utk produksinya, epogen merangsang
sumsum tulang memproduksi eritrosit.
Ø Anemia
dicetuskan oleh pengambilan specime
Ø Perdarahan di
setiap tempat di tubuh memperburuk anemia.
Ø Terapi komponen
darah mungkin diperlukan jika pasien simptomatik.
|
10.
PK : Penyakit tulang & kalsifikasi metastasik.
|
|
Ø Berikan
medikasi berikut sesuai resep : pengikat fosfat,suplemen kalsium,suplemen vit
D.
Ø Pantau sesuai
indikasi : kadar kalsium,fosfor,aluminium, lapor dokter bila temuan abnormal.
Ø Bantu pasien
dalam program latihan.
|
Ø GGK
menyebabkan perubahan fisiologis yang mempengaruhi metab.kalsium,fosfat,vit
D.
Ø Hiperfosfatemia,
hipokalsemia dan akumulasi aluminium berlebih umumnya terjadi pd GGK.
Ø Demineralisasi
tulang meningkat akibat imobilitas.
|
4.EVALUASI
KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan terhadap masing – masing
diagnosa keperawatan dan masalah –masalah kolaboratif mencakup :
1)
Kelebihan
volume cairan, tujuan : mempertahankan berat badan ideal tanpa kelebihan
cairan.
2)
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan, tujuan : mempertahankan masukan nutrisi yang
adekuat.
3)
Kurang
pengetahuan, tujuan : meningkatkan pengetahuan tentang kondisi dan penanganan
yang bersangkutan.
4)
Intoleransi
aktifitas, tujuan : berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi.
5)
Gangguan
harga diri, tujuan : memperbaiki konsep diri.
6)
Terhadap
masalah – masalah kolaboratif, tujuan : pasien menunjukkan tidak terjadi
komplikasi.
No comments:
Post a Comment