Juniartha Semara Putra









1. Genogram
:
Laki-laki
:
Perempuan
: Klien

:
Meninggal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “MR”
DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN : KECEMASAN
I PENGKAJIAN
. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
dokumentasi dan keluarga klien. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 Maret 2011
pada pukul 11.30 WITA di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar.
A Identitas
Klien
Nama : MR
Umur : 55 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Status perkawinan : Menikah
Suku/bangsa : Bali/
Indonesia
Alamat : Banjar
Kabetan, Ubud, Gianyar
B Alasan Datang Ke Rumah Sakit :
Klien datang dengan keluhan
nyeri dan kenyat pada perutnya, tidak mau makan kurang lebih selama 2 minggu.
BAB warna hitam dan sedikit-sedikit, BAK sedikit warna seperti teh.
Saat Pengkajian :
Klien mengatakan merasa
takut dan cemas dengan keadaannya. Klien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit seperti yang dialaminya sekarang. Namun klien tidak merasa sedih
karena hal tersebut, karena klien merasa bangga sudah memiliki 3 orang anak,
yakni 2 orang laki - laki dan 1 orang perempuan. Kedua anak laki-laki klien
sudah menikah dan tinggal 1 rumah dengan pasien. Sementara itu anak perempuan
klien sudah hidup dengan pendampingnya.
C. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini
sebelumnya.
2)
Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga
baik, saat mempunyai masalah, klien sering menceritakannya kepada anggota
keluarganya yang lain terutama istrinya.
3)
Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang
terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak berharga walaupun sudah memasuki usia
lanjut.
4)
Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengan klien.
D. Faktor
Presipitasi
1)
Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
2)
Faktor biokimia
Adanya rasa kawatir karena
penyakitnya sekarang karena belum pernah mengalami sama sekali sebelumnya.
3)
Faktor psikologis
Adanya masalah
yang tidak hilang-hilang. Dimana klien merasa cemas dengan masalahnya
E. Pemeriksaan
Fisik
1. Tanda-tanda
vital:
Suhu : 37’5 oC
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88x/mnt Respirasi :
22x/mnt
BB = 52 kg
TL = 52
cm, TB = 167 cm
2. Keluhan
fisik
Pasien mengatakan nafsu makan menurun
sejak 2 minggu yang lalu. Klien baru merasakan mual dari kemarin. Mukosa bibir
pasien lembab. Bentuk bibir normal, rongga mulut bersih. Klien mengatakan biasa
gosok gigi 2x sehari. Klien merasa tidak enak pada ulu hatinya,dan terasa
berdebar-debar jantungnya. Klien mengatakan BAB 1x sehari sedikit-sedikit dengan
konsistensi lembek, berwarna hitam, dan bau khas feses.
Masalah keperawatan: Gangguan rasa
nyaman; mual
F. Psikososial










![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
Keterangan :





2. Konsep
Diri
Pasien adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Pasien berumur 55 tahun. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang
anak. Pasien tinggal serumah dengan istrinya (namun dalam bagan tidak
dijelaskan). Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan sangat
baik. Orang yang terdekat dengan pasien adalah istrinya.
a. Citra
tubuh
Klien senang dengan keadaan
tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai
bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas
diri
Klien bekerja sebagai petani di sawahnya
yang terletak di belakang rumahnya. Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya
dengan bertani, menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan istrinya.
c. Peran
diri
Klien berperan sebagai suami dan
ayah bagi anak-anaknya. Klien mengatakan sudah menjadi kakek mengurusi
cucu-cucunya.
d. Ideal
diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk
bisa menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Keempat anaknya sudah tamat SLTA
dan sudah bekerja.
e. Harga
diri
Klien merasa tidak ada masalah
dalam berhubungan dengan keluarga dan orang lain.
3. Hubungan sosial
Klien memiliki orang terdekat dalam
kehidupannya yaitu istrinya. Klien berkata jika ada masalah, klien akan menceritakan
kepada istri dan anaknya pasti akan membantu memecahkan masalah yang dialami
klien.
4. Spiritual
Klien beragama Hindu dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Klien rajin sembahyang setiap hari dan selalu mengikuti upacara
keagamaan dirumah. Klien tidak mempunyai keyakinan yang berlebih terhadap agama
yang dianutnya.
C. Status
Mental
1.
Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan
sesuai dengan tempatnya. Rambut pasien tersisir rapi.
2.
Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien berbicara
mengenai satu topik dengan jelas.
3.
Aktivitas motorik
Saat wawancara klien nampak tenang dalam
berbicara, tidak ada gerakan yang diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat
membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit cemas
4.
Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi yang
berlebihan saat sedih maupun gembira. Klien terlihat senang saat menceritakan
pengalamannya yang menyenangkan.
5.
Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan
klien sesuai dengan stimulus yang diberikan.
6.
Interaksi selama wawancara
Selama
proses wawancara, klien mau menjawab pertanyaan perawat. Kontak mata klien
bagus dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan mau menjawab
pertanyaan perawat dengan panjang lebar.
7.
Persepsi
Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
8.
Proses pikir
Selama
wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit, tidak diulang
berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya
dalam satu topik.
9.
Isi pikir
Klien mengatakan
tidak mengalami gangguan isi pikir.
10. Tingkat
kesadaran
Klien
menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar dan mengenal
dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat kesadaran klien
terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang
terjadi pada dirinya baik di masa lalu maupun saat ini. Klien juga ingat ketika
ditanyakan apakah tadi klien sudah makan atau belum. Klien tidak pernah
mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12. Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien baik
dan fokus terhadap apa yang ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat
SD, klien mampu untuk menjawab hitungan sederhana.
13. Kemampuan
penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah
klien mendahulukan kegiatan merapikan tempat tidur atau menyapu. Klien memilih
merapikan tempat tidur terlebih dahulu karena kata klien itu juga lebih
mendesak.
14. Daya
tilik diri
Klien mengetahui penyakit yang
dideritanya.
D. Mekanisme
Koping
Klien
mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya kepada keluarganya. Kadang-kadang
klien memendam masalahnya sendiri.
Masalah keperawatan: Koping individu
tidak efektif
E.
Aspek Medis
Diagnosa medis klien
adalah : CKD std IV + Dispepsia
Therapi obat:
-Baxima 2x1 -letonal 2x1
-Ranitidine 3x1 -hepamax 3x1
-Neurosanbe 1x1 -Tonar 2x1
-Zibac 2x1
-Sanmag 3x1
-Opilac 3x1
F.
Daftar Masalah
1.
Gangguan alam perasaan : Kecemasan
2.
Koping individu tidak efektif
3.
Gangguan rasa nyaman; mual
4.
Ketakutan
G. Pohon
Masalah
![]() |
![]() |
II.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan
alam perasaan : Kecemasan
2.
Koping individu tidak efektif
3.
Gangguan rasa nyaman;mual
4. Ketakutan
III.
PERENCANAAN
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien “MR”
Dengan
Gangguan Alam Perasaan : Kecemasan
Di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 28 – 31 Mei 2010
Hari/tgl/
jam
|
No Dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Senin, 28 Maret 2011
11.30 WITA
|
1
|
TUM : Klien
mampu mengurangi dan mengontrol kecemasannya.
TUK : 1) Setelah diberikan
askep selama 2 kali pertemuan (tiap pertemuan @ 20 menit) diharapkan klien
membina hubungan saling percaya dengan KE :
-
Wajah klien cerah dan tersenyum
-
Klien mau membalas salam.
-
Klien mau
menyebutkan nama sambil berjabat tangan dan ada kontak mata
-
Klien
bersedia menceritakan perasaannya
|
Bina hubungan saling percaya dengan :
-
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal
-
Perkenalkan diri dengan sopan.
-
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai.
-
Jelaskan tujuan pertemuan.
-
Jujur dan menepati janji
-
Tunjukkan
sikap empati dan menerima klien apa adanya.
|
Pembinaan hubungan saling
percaya merupakan dasar terjalinnya komunikasi terbuka sehingga meningkatkan
rasa komunikasi klien.
|
|
|
TUK : 2)
Klien dapat mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan tentang kecemasannya dengan
KE :
- Klien dapat menyebutkan waktu, isi,
frekuensi timbulnya kecemasan.
- Klien dapat mengungkapkan perasaannya
terhadap kecemasannya.
![]()
TUK : 3)
Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasannya dengan KE :
- Klien dapat menceritakan penyebab
kecemasan
- Klien dapat menyebutkan tindakan yang
biasanya dilakukan untuk mengendalikan kecemasannya.
- Klien dapat memilih cara mengatasi
kecemasannya.
-
|
-
Adakan
kontak sering dan singkat secara bertahap.
-
Bantu klien
untuk mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan yang mendasari
kecemasannya.
-
Kaitkan
perilaku klien dengan perasaan tersebut
-
Gunakan
pertanyaan terbuka beralih dari topik yang tidak mengancam ke isu konflik
-
Gunakan
konfrontasi yang suportif dengan bijaksana.
-
Bantu klien
menggambarkan situasi dan interaksi yang mendahului kecemasan.
-
Tinjau
penilaian terhadap stresor, nilai-nilai yang terancam dan cara konflik
berkembang
-
Hubungkan
pengalaman klien saat ini dengan pengalaman yang relevan dengan masa lalu.
-
Identifikasi
bersama klien cara / tindakan yang dilakukan jika terjadi kecemasan.
-
Diskusikan
cara baru untuk memu-tus / mengontrol timbulnya kecemasan
-
Bantu klien
dalam menilai kembali nilai, sifat, dan arti stresor pada saat yang tepat.
|
Dapat mengetahui kapan klien
mengalami kecemasan.
Untuk mengadopsi koping yang
baru, klien pertama kali harus menyadari perasaan dan mengatasi penyangkalan
yang disadari atau tidak disadari
Mengetahui cara yang terbaik untuk mengontrol kecemasan
|
|
|
TUK : 4)
Klien dpt menguraikan respon koping adaptif dan mal adaptif
|
-
kaji bagaimana klien menurunkan
kecemasannya di masa lalu dan tindakan yang dilakukan untuk menurunkannya.
-
Tunjukkan efek maladaptif dan
destruktif dari respon koping saat ini.
-
Dorong klien untuk menggunakan koping
adaptif yang efektif di masa lalu.
-
Fokuskan tanggung jawab untuk berubah
pada klien
-
Bantu klien dalam meniali kembali
sifat dan arti stressor pada saat yang tepat.
-
|
Seorang juga dapat mengatasi
stres dengan mengatur distres emosional yang menyertainya melalui penggunaan
teknik penataklaksanaan stres.
.
|
|
|
TUK : 5)
Klien dapat mengimplementasikan dua respon adaptif untuk mengatasi kecemasan
|
-
bantu klien
mengidentifikasi cara untuk membangun kembali pikiran, memodifikasi perilaku
dan menggunakan sumber-sumber dan mengkaji respon koping yang baru.
-
Dorong klien
melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan energi.
-
Libatkan
orang terdekat sebagai sumber dari dukungan sosial dalam membantu klien
mempelajari respon koping yang baru
-
Ajarkan
klien tentang cara untuk mengurangi stres.
-
|
Seseorang juga dapat mengatasi stres dengan mengatur distrs
emosional yang menyertainya
|
IV. PELAKSANAAN
No.
|
Hari/Tgl/ Jam
|
No. Dx
|
Tindakan Keperawatan
|
Respon Klien
|
Paraf
|
||
1
2
3
|
Senin, 28 Maret 2011
11.30 WITA
Selasa, 29 Maret 2011
11.30 WITA
Rabu, 30 Maret 2011
11.30 WITA
|
1
1
1
|
Salam terapeutik : selamat siang Bapak (tersenyum
mendekati klien)
Orientasi :
“Pak kenalkan nama saya Purwadi, Bapak bisa manggil
saya Adi, nama Bapak siapa dan senang dipanggil siapa? Bapak dengan siapa disini?
Evaluasi : -
Kontrak :
“Sekarang kita mengobrol selama 20 menit disini ya,
Pak?
Kerja :
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
“Bapak Rinta sudah menyebutkan nama dan panggilan Bapak
Rinta, usia Bapak Rinta sekarang berapa?
“Bapak Rinta bekerja dimana?
“Bapak tinggal dirumah dengan siapa? Bapak mempunyai
anak berapa?
“Nama istri bapak siapa? dan bekerja dimana?
“Bapak mempunyai saudara berapa? Dan Bapak anak berapa?
“ Bapak sudah berapa lama menderita penyakit seperti
ini?
“Menurut Bapak Rinta faktor penyebab bapak mempunyai
penyakit bapak itu apa?”
“Bapak boleh saya tahu hobi Bapak? Bagaimana kalau
sekarang Bapak bercerita tentang hobi Bapak Rinta?
Terminasi :
“Bapak Rinta tidak terasa kita sudah mengobrol 20 menit
, jadi kita cukupkan dulu pembicaraan kita karena waktunya sudah habis, besok
di jam yang sama, saya akan mengunjungi anda disini Bapak ya, selama 20 menit
kembali kita ngobrol-ngobrol, terimasih sebelumnya”.
Orientasi :
“Selamat siang Bapak masih ingat dengan saya?”
Evaluasi :
“Bapak bagaimana perasaan Bapak pagi ini? Apakah badan Bapak
masih mual?”
Kerja :
“Bapak kemarin bapak bercerita kepada saya bapak tentang
penyakit bapak, apakah Bapak Rinta pernah menjalani rawat inap?”
Terminasi :
“Bapak Rinta tidak terasa kita sudah mengobrol selama
20 menit. Jadi, kita cukupkan sampai di sini pembicaraan kita. Besok saya
kembali lagi pada jam yang sama, dan mengobrol di teras Bapak”
Orientasi :
“Selamat siang Bapak Rinta, Bapak masih ingat dengan
saya?”
Evaluasi :
“Bagaimana keadaan bapak sekarang? Apakah bapak masih
cemas dengan keadaan bapak?
Kerja :
“Hal apa saja yang sudah Bapak Rinta lakukan agar tidak
terlalu memikirkan penyakit Bapak?”
“Bapak, saya mempunyai beberapa cara untuk mengatasi atau
mengurangi stres yang Bapak rasakan saat ini. Ada yang dinamakan teknik
relaksasi, teknik relaksasi tersebut terdiri dari meditasi, mendengarkan
musik, dan menikmati hiburan, teknik pernapasan dalam, dan yoga. Bapak Rinta
bisa memilih salah satu teknik relaksasi tersebut.”
“Bapak sekarang kita belajar teknik relaksasi napas
dalam!”
Terminasi :
“Bapak, ternyata sudah 20 menit kita
berbincang-bincang. Kita akhiri sampai di sini ya, Pak..”
|
“Nama saya Made Rinta, panggil saja saya Pak Rinta,
Bapak disini dengan istri bapak.
“Ya”
“Perasaan saya biasa-biasa saja sus, tetapi saya merasa
mual”.
“ Usia saya sekarang 55 Tahun”
“Saya bekerja sebagai petani”
“ Dirumah saya tinggal bersama anak dan istri saya ,
saya mempunyai tiga orang anak”.
“ Istri saya
namanya Rabeg , sudah tidak bekerja lagi .
“Saya saudara bertiga anak kedua Sus”.
“Sekitar 1 bulan yang lalu Sus, perut saya serasa
kenyat dan nafsu makan menurun selama 2 minggu”
“Mungkin karena pola makan saya yang kurang teratur
sus, makanya dikatakan radang lambung oleh perawat disini”.
“Hobi saya bertani Sus, dalam mengisi waktu luang saya bertani
disawah saya”.
“iya, saya tunggu”.
“Selamat pagi , ini Adi yang kemarin di kan?” (sambil
memegang tangan perawat berjabatan).
“Perasaan saya baik-baik saja Sus, mualnya masih tapi
saya sudah mengikuti pengobatan dengan serius.”
“Iya, Sus. Saya menderita penyakit radang lambung. Sebelumnya
saya tidak pernah dirawat inap sus.”
“Silahkan Sus, saya menyambut kehadiran Suster.”
“Tentu..saya ingat Suster..”.
“Keadaan saya sudah baikan, Sus. Saya masih memikirkan
tentang penyakit saya, Sus”.
“Saya selalu mencoba untuk tidak terlalu memikirkan
tentang penyakit saya dengan mengalihkan perhatian dengan mengobrol dengan
istri saya dan mengobrol dengan pasien-pasien lain disini sus.”
“Suster bisa mengajarkan saya teknik relaksasi
pernapasan kepada saya?”
“Baiklah, Sus.”
“Baik, Sus. Terima kasih”
|
|
||
V. EVALUASI
Hari / Tanggal
|
Dx
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Rabu, 30 Maret 2011
11.30 WITA
|
|
S : “Nama saya Made
Rinta dan bisa dipanggil bapak Rinta, saya cemas memikirkan penyakit yang
saya derita sekarang Sus.”
O : “Klien
tampak lebih tenang, kontak mata (+), klien mau berjabat tangan dan mengerti
serta dapat menyebutkan kembali cara mengurangi cemas.”
A : Tujuan
tercapai sebagian (TUK 1,2,3)
P : Lanjutkan
Renpra (TUK 4,5)
|
|
Mengetahui Gianyar, 30 Maret 2011
Pembimbing Praktek Mahasiswa
Pembimbing Akademik
Nip
:
No comments:
Post a Comment