Juniartha Semara Putra
AUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR OS.MANDIBULARIS
DEFiNISI
PATOFISIOLOGI
Penyebab fraktur adalah trauma
TRAUMA
AUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR OS.MANDIBULARIS
Rusaknya
kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur
patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma
berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
·
Osteoporosis
Imperfekta
·
Osteoporosis
·
Penyakit
metabolik
TRAUMA
Trauma, yaitu
benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi dagu langsung
terbentur dengan benda keras (jalanan).
TANDA DAN GEJALA
·
Nyeri
hebat di tempat fraktur
·
Tak
mampu menggerakkan dagu bawah
·
Diikuti
tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
·
X.Ray
·
Bone
scans, Tomogram, atau MRI Scans
·
Arteriogram
: dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
·
CCT
kalau banyak kerusakan otot.
PENATALAKSANAAN MEDIK
·
Konservatif
: Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.
·
Operatif
: dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire ( tindakan Asbarg)
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
·
Mengatasi
perdarahan
·
Mengatasi
nyeri
·
Mencegah
komplikasi
·
Memberi
informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
NO
|
DX. KEPERAWATAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL |
1.
|
Potensial terjadinya syok sehubungan dengan perdarah-an yang banyak
|
INDENPENDEN:
· Observasi tanda-tanda vital.
· Mengkaji sumber, lokasi, dan banyaknya
per darahan
· Memberikan posisi supinasi
· Memberikan banyak cairan (minum)
KOLABORASI:
· Pemberian cairan per infus
· Pemberian obat koagulan sia (vit.K,
Adona) dan penghentian perdarahan dengan fiksasi.
· Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht)
|
· Untuk mengetahui tanda-tanda syok sedini
mungkin
· Untuk menentukan tindakan
· Untuk mengurangi per darahan dan
mencegah kekurangan darah ke otak.
· Untuk mencegah kekurangan cairan
(mengganti cairan yang hilang)
· Pemberian cairan per infus.
· Membantu proses pembekuan darah dan
untuk meng hentikan perdarahan.
· Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah
perlu transfusi atau tidak.
|
2.
|
Gangguan rasa
nyaman:
Nyeri sehubungan dengan perubahan fragmen tulang,
luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
|
INDEPENDEN:
· Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi,
durasi, intensitas nyeri dengan meng-gunakan skala nyeri (0-10)
· Mempertahankan immobilisasi (back slab)
· Berikan sokongan (support) pada
ektremitas yang luka.
· Menjelaskan seluruh prosedur di atas
KOLABORASI:
· Pemberian obat-obatan analgesik
|
· Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri
sehingga dapat menentukan jenis tindak annya.
· Mencegah pergeseran tulang dan penekanan
pada jaringan yang luka.
· Peningkatan vena return, menurunkan
edem, dan me ngurangi nyeri.
· Untuk mempersiapkan mental serta agar
pasien be-partisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.
· Mengurangi rasa nyeri
|
3.
|
Potensial
infeksi sehubungan dengan luka terbuka.
|
INDEPENDEN:
· Kaji keadaan luka (kontinuitas dari
kulit) terhadap adanya: edema, rubor, kalor, dolor, fungsi laesa.
· Anjurkan pasien untuk tidak memegang
bagian yang luka.
· Merawat luka dengan meng-gunakan tehnik
aseptik
· Mewaspadai adanya keluhan nyeri
mendadak, keterbatasan gerak, edema lokal, eritema pada daerah luka.
KOLABORASI:
· Pemeriksaan darah : leokosit
Pemberian obat-obatan :
· antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)
· Persiapan untuk operasi sesuai indikasi
|
· Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
· Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
· Mencegah kontaminasi dan kemungkinan
infeksi silang.
· Merupakan indikasi adanya osteomilitis.
· Lekosit yang meningkat artinya sudah
terjadi proses infeksi
· Untuk mencegah kelanjutan terjadinya infeksi
dan pencegahan tetanus.
· Mempercepat proses penyembuhan luka dan
dan penyegahan peningkatan infeksi.
|
4.
|
Gangguan
aktivitas s/d keru-sakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
|
INDEPENDEN:
· Kaji tingkat immobilisasi yang
disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.
· Mendorong partisipasi dalam aktivitas
rekreasi (menonton TV, membaca koran dll ).
· Menganjurkan pasien untuk melakukan
latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak.
· Membantu pasien dalam perawatan diri
· Auskultasi bising usus, monitor
kebiasaan eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. teratur.
· Memberikan diit tinggi protein , vitamin
, dan mineral.
KOLABORASI :
· Konsul dengan bagian fisioterapi
|
· Pasien akan membatasi gerak karena salah
persepsi (persepsi tidak proporsional)
· Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan
energi, memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan me-ngontrol diri pasien
dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial.
· Meningkatkan aliran darah ke otot dan
tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi,
mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
· Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi
otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan
pasien untuk sembuh.
· Bedrest, penggunaan analgetika dan
perubahan diit dapat menyebabkan penu-runan peristaltik usus dan konstipasi.
· Mempercepat proses penyembuhan, mencegah
penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB
· Untuk menentukan program latihan.
|
5.
|
Kurangnya
pengetahuan ttg kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan
kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi.
|
INDEPENDEN:
· Menjelaskan tentang kelainan yg
muncul prognosa, dan harapan yang akan
datang.
· Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi
dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi.
· Memilah-milah aktifitas yg bisa mandiri
dan yang harus dibantu.
· Mengidentifikasi pelayanan umum yang
tersedia seperti team rehabilitasi, perawat keluarga (home care)
· Mendiskusikan tentang perawatan
lanjutan.
|
· Pasien mengetahui kondisi saat ini dan
hari depan sehingga pasien dapat menentu kan pilihan..
· Sebagian besar fraktur memerlukan
penopang dan fiksasi selama proses pe- nyembuhan shg keterlambatan penyembuhan
disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat.
· Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu
kan dan siapa yang perlu menolongnya (apakah fisioterapist, perawat atau ke-
luarga).
· Membantu mengfasilitasi perawatan
mandiri memberi support untuk mandiri.
· Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan
lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan
perawatan lanjutan dan pasien kooperatif.
|
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A
Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
No comments:
Post a Comment