Juniartha Semara Putra
LAPORAN KEPERAWATAN
ANAK
IV.
Analisa Data
B.
PERENCANAAN
LAPORAN KEPERAWATAN
ANAK
PENGKAJIAN
I. Identitas Data
Nama : By. Ny. Suleha
TTL : Jakarta, 6 Maret
1999
Nama Ortu : Safendi/Suleha
Pekerjaan : Pelaut
Alamat : Marunda Makmur
No.14 Bekasi
Kultur : Sunda – Bekasi
Agama : Islam
Pendidikan : Ayah SMA, Ibu SMP
II. Keluhan Utama
Bayi biru, merintih dan sesak
setelah lahir, rujukan dari RS St. Carolus
III. Uraian Data Fokus
Riwayat Pasien :
Bayi jenis
kelamin laki-laki, anak III, masa gestasi 32 minggu, BBL 3500 gram, lahir
spontan tanggal 6 Maret 1999 pk. 09.00 WIB di RS Carolus, tidak langsung
menangis. Apgar Score menit I 8/9, menit V tetap. Ketuban pecah dini kurang
lebih 4 jam, ketuban putih kental. Bayi biru, sesak dan merintih kemudian
dirujuk ke RSAB Harapan Kita dengan alasan tidak ada tempat. Masuk RSAB pk.
20.00 WIB.
Pemeriksaan Fisik
(15 Maret 1999 pk. 14.00)
KU
sakit sedang, lemah, kesadaran CM, daya hisap lemah, minum habis hanya 10 cc. S
37,3 C, N 139 x/menit, R 42 x/menit, terdapat luka lecet pada area anus,
terdapat benjolan warna merah pada kaki kanan. Tali pusat kering. Pada kepala
terpasang penvlon, bengkak kemerahan. Pada mulut terpasang selang orogastrik.
Ikterik (-), BAB 5 cc warna kering, perut kembung (-), muntah (-). BB 3500 pada
hari ke-9 ini. Lingkar Kepala 50 cm.
Data laboratorium (15 Maret 1999)
Trombosit
97.000 (turun), Leukosit 14.900 (naik), Hb. 14.0 (n), Ht. 44.
IV.
Analisa Data
Data
|
Masalah Keperawatan
|
S : -
O : KU lemah, daya
hisap lemah, minum hanya habis 10 cc, BB hari ke-9 3500 garam.
|
Resiko tinggi gangguan
pemenuhan nutrisi
|
S : -
O : Terdapat luka
lecet pada area anus, bengkak kemerahan pada lokasi penvlon di kepala,
terdapat benjolan warna merah di kaki kanan.
|
Gangguan integritas
kulit
|
S : -
O : Trombosit 97.000,
Leuko 14.900
|
Aktual Infeksi
|
B.
PERENCANAAN
Diagnosa dan rencana keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan daya hisap lemah, turunnya level energi
bayi ditandai dengan KU lemah, daya hisap lemah, minum hanya habis 10 cc, BB
hari ke-9 3500 gram.
Tujuan
: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak terjadi
Intervensi
dan rasional :
-
Berikan makanan melalui sonde
lambung dengan ASI atau susu formula (bila produksi ASI tidak memadai) dalam
keadaan hangat. Untuk memenuhi kebutuhan
bayi
-
Setiap memberi makan per sonde,
cek posisi sonde. Mencegah aspirasi.
-
Berikan makanan dengan prinsip
gravitasi. Mencegah muntah dan kepenuhan
pada bayi serta iritasi lambung.
-
Anjurkan ibu untuk memberikan
ASI langsung pada anaknya. Merupakan
stimulus hisap dan mendukung bounding.
-
Sendawakan bayi setelah minum. Mencegah muntah, aspirasi dan kembung.
2. Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi urine, tindakan invasif ditandai dengan adanya luka
lecet pada area anus, phlebitis pada area penflon di kepala, benjolan kemerahan
pada kaki.
Tujuan
: Gangguan integritas kulit teratasi dengan kriteria lecet hilang, plebitis
hilang.
Intervensi
dan rasional :
-
Ganti popok tiap BAB dan BAK. Menghindarkan iritasi dalam jangka waktu
lama
-
Berikan sinz zalf pada area
lecet. Mengobati area lecet
-
Ganti lokasi infus. Mencegah phlebitis semakin meluas
-
Berikan perawatan infus dengan
betadine setiap hari. Mencegah
kontaminasi kuman kedalam lokasi infus.
3. Infeksi aktual berhubungan
dengan invasi kuman kedalam tubuh bayi ditandai dengan nilai trombosit 97.000
dan leukosit 14.900.
Tujuan
: Infeksi teratasi dengan kriteria nilai lab. Normal
Intervensi
dan rasional :
-
Berikan bayi istirahat dengan
touching time dibatasi 3 jam sekali. Mempertahankan
level energi bayi sehingga memperkuat dya tahan tubuh melawan kuman
-
Amati tanda-tanda perluasan
infeksi. Adanya tanda untuk intervensi
secepatnya
-
Kolaborasi : berikan therapi
antibiotik Claforan 2 x 150 mg. Untuk
menghancurkan kuman parasit.
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.
|
Waktu/Tanggal
|
Dx.
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
19 Maret 1999
Pk. 14.00 WIB
|
2.
|
-
Mengganti popok bayi
-
Memberikan sinz zalf pada
area lecet
|
S : -
O :
Lecet masih ada,
phlebitis masih ada
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan rencana
intervensi
|
2.
|
19 Maret 1999
Pk. 15.30 WIB
|
1.
|
-
Memberi makan bayi dengan dot
-
Menganjurkan ibu untuk
menyusui anaknya
-
Memberi makanan dengan sonde
lambung
-
Menyendawakan bayi setelam
minum susu
|
S : -
O :
Cairan masuk lewat dot
dan ASI kurang lebih 10 cc, 40 cc melalui sonde lambung. BB 3500 gram.
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan rencana
intervensi
|
3.
|
19 Maret 1999
Pk. 18.00 WIB
|
3.
|
-
Mengamati tanda perluasan
infeksi
|
S : -
O :
Data lab belum
diketahui
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
|
No comments:
Post a Comment