Juniartha Semara Putra
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ANGINA
PEKTORIS
- KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah suatu syndrome klinis dimana terjadi sakit dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali
menjalar ke lengan kiri , yang biasanya timbul saat beraktivitas dan segera
menghilang bila pasien beristirahat ( Soeparman,1994 )
2. PENYEBAB
Timbulnya
Angina Pektoris disebabkan oleh terjadinya ischemia miokardial yang menyebabkan berkurangnya suplay O2
sebagai dampak dari penyempitan pembuluh darah koroner.
2.1.Faktor
Resiko
Studi Framingham menunjukan adanya faktor
resiko yang dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.Faktor
resiko ini ada yang dapat dikoreksi seperti obesitas, hipertensi,
hiperlipedemia, merokok, emosi, DM, kurang exercise, dll. Sedangkan faktor
resiko yang tidak dapat dikoreksi adalah sepert umur, jenis kelamin, faktor
keturunan .
2.2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan
serangan Angina Pektoris antara lain:
emosi, stress,kerja terlalu berat,
banyak merokok, dll
3.
PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat sebagai pencetus
/ penyebab Angina Pektoris
adalah obesitas, hipertensi, hiperlipidemia,
merokok DM,dll dengan penyebab tersebut akan dapat menyebabkan aterosklerosis /
atrteriosklerosis serta spasme pada pembuluh darah terutama pembuluh darah
koroner.Sebagai dampak dari proses tersebut adalah terjadinya penyempitan pada
pembuluh darah koroner sendiri yang menyebabkan aliran darah / suplay O2
koroner ke bagian distal menjadi menurun yang tergantung pada tingkat
obstruksinya.Kondisi ini akan berdampak pada terjadinya hipoksia otot
miokardia, yang sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Adapaun dampak dari hal
tersebut adalah terjadinya metabolisme anerob pada jaringan terutama di jantung
sendiri yang akan menghasilkan asam laktat.Tingginya produksi asam laktat
tersebut merupakan sebuah rangsaan terhadap reseptor nyeri sehingga pasien
dengan Angina Pektoris akan mengeluh nyeri yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di
dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri , yang biasanya timbul saat
beraktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat. Dampak lain dari
ischemia miokardia adalah terjadinya penurunan kemampuan jantung untuk
berkontraksi yang menyebabkan berkurangnya isi sekuncupnya yang pada akhirnya
berdampak pada menurunnya curah jantung. Bila kondisi ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat akan dapat berkembang menjadi Miokard infark serta
beresiko terhadap kerusakan lebih lanjut
Berasarkan patofisiologi di atas maka dapat
kami sampaikan perjalanan penyakit
sampai timbulnya masalah keperawatan seperti tergambar dalam Pohon masalah
berikut ini :
4. KLASIFIKASI
Secara umum Angina Pektoris dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
- Angina
Pektoris stabil, merupakan sakit dada yang timbul saat melakukan aktivitas
yang lamanya kurang dari 20 menit tanpa ada perubahan derajat , lama
serangan serta frekwensinya.
- Angina
Pektoris tidak stail, merupakan nyeri dada yang timbul sat istirahat yang
lamanya lebih dari 20 menit serta terjafi peningkatan dalam frekwensi
sakitnya atau ada gejala perburukan.
- Variant Angina
Pektoris, merupakan bentuk Angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme
otot polos pembuluh darah koroner yang biasanya timbul pada waktu malam
hari .
5. GEJALA DAN TANDA
1.
Nyeri dada dengan karakteristik sebagai berikut :
·
Sifat
: seperti tertekan benda berat, kadang – kadang hanya berupa perasaan tidak
enak di dada ( chest discomfort ) karena pasien tidak dapat menjelaskan
nyerinya dengan baik yang timbul saat beraktivitas
·
Lokasi : sub sternal
·
Radiasi : menjalar dari dada ke bahu, leher, rahang ,
epigastriumdan lengan terutama bagian
kiri
·
Lamanya : lebih dari 5 menit, kurang dari 20
menit, hilang dan timbul berulang – ulang .
·
Gejala
lain yang menyertai seperti perasaan lemas, keringt dingin, pusing, dan lain –
lain
6. PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum hasil pemeriksaan fisik
masih dalam batas normal. Walaupun kadang ditemukan ekspresi nyeri dari pasien,ditemukan
faktor resiko seperti obesitas hopertensi, dll serta pada auskultasi terkadang
ditemukan adanya bunyi jantung keempat atau bising sistolik pada saat serangan.
7.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
EKG : Pada saat
serangan menunjukan adanya depresi segmen ST atau elevasi segmen ST dan
gelombang T dapat menjadi negative
b.
Thorak foto : sering kali tampak normal, tapi pada
penderita angina dengan hipertensi dapat terlihat gambaran jantung yang
membesar dan kalsifikasi arkus aorta
c.
Laboratorium : CKMB,
SGOT,LDH umumnya masih normal tapi kadang meningkat pada waktu serangan
8.
KRETERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan
berdasarkan beberapa hal, yaitu :
a.
Ada
tidaknya faktor presipitasi
b.
Dari keluhan pasien terutama dari rasa nyeri yang khas
sesuai dengan karakteristik dari nyaeri Angina tersebut.
c.
Pemeriksaan EKG yang menunjukan adanya depresi segmen
ST
9.
PENANGANAN
Secara umum penatalaksanaan dar
penderita dengan Angina Pektoris adalah :
a. Bed rest (terutama pada angina tidak
stabil )
b.
Oksigenasi
c.
Pemantauan EKG
d. Pemberian obat anti angina seperti
Isosorbid dinitrat
B.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
A.
Data subyektif :
·
“ Adanya riwayat hipertensi, DM,riwayat
keluarga, dll
·
“
Nyeri pada dada yang menjalar ke bahu, rahang , dan lengan kiri yang timbul dan
bertambah keras saat beraktivitas’
·
“ Lemas,agak sesak terutama saat beraktivitas ‘
·
‘
Merasa takut untuk bergerak / beraktivitas “
·
“
Takut / khawatir dengan kondisinya sekarang “
B.
Data Obyektif :
·
Penderita tampak gelisah
·
Penderita tampak sering memegang bagian
tubuhnya
yang dirasakan sakit
·
Penderita tampak sangat berhati – hati saat
bergerak
·
Penderita tampak kebingungan
·
Saat serangan terjadi peningkatan nadi, dan
respirasi
·
Laboratorium
: enzyme CKMB,LDH meningkat terutama saat serangan
·
EKG : kadang terjadi depresi segmen ST
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan Pohon Masalah pada patofisiologi
di atas dapat dirumuskan beberapa diagnosa Keperawatan yang mngkin muncul :
1. Nyeri akut b.d ischemia miokardia
2. Penurunan curah jantung b. d penurunan kontraktilitas jantung
skunder akibat ischemia miokardia
3
Syndrome defisit perawatan diri b.d kelemahan skunder akibat
Hipoksia Miokardia
4. Cemas b. d perubahan status kesehatan
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN
EVALUASI
NO
|
DX
KEP
|
TUJUAN
|
TINDAKAN
|
RASIONALISASI
|
1
2
3
4
|
I
II
III
IV
|
Nyeri dapat terkontrol / berkurang / hilang,dengan KE ;
·
ekspresi tampak tidak meringis
·
dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri
·
mampu menggunakan koping yang efektif dlm
menangani nyerinya
Pasien menujukan tanda–tanda keadekuatan curah jantung dgn KE :
·
Kulit tdk pucat dan dingin
·
Tanda vital ( nadi,TD,Respirasi normal
·
tidak pusing
·
produksi urine 0,5 -1cc/KgBB/jam
Pasien mampu melakukan perawatan
diri / beraktivitas yang sesuai dengan kondisinya dengan KE :
·
mampu mengidentifikasi faktor – faktor yang menurunkan
toleransi aktivitas
·
tanda vital ( nadi,TD,Respirasi ) stabil
selama dan setelah aktivitas
·
pasien mampu meningkatkan aktivitas secara
progresif
Tingkat kecemasan pasien berkurang / hilang dengan KE :
·
tampak tenang
·
tensi,nadi,respirasi stabil
·
mampu menggunakan koping yang efektif dlm
menangani cemasnya
|
1.
Istirahatkan penderita ( bed rest dengan posisi semi
fowler
2.
Jaga ketenangan/ kenyamanan lingkungan
3.
Batasi pengunjung
4.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi / HE ttg faktor
pencetus nyeri dan diskusikan perubahan yang diperlukan dalam aktivitas
sehari – hari
5. Observasi tanda vital dan perubahannya
serta peroduksi urine /24 jam
6.
Kolaborasi dengan :
* Ahli Gizi tentang diit : lembut,rendah lemak dan
garam
* Tim dokter dalam hal pemberian
oksigen , obat analgetik serta obat
vasodilator
1.
BBeri posisi yang nyaman ( tirah baring selama
serangan / episode akut dengan meninggikan kaki dan kepala 20-30°
2.
Observasi tanda vital terutama nadi,TD,serta tanda
adanya perubahan kulit ( pucat,dingin ),perubahan status mental : binging,
disorientasi
3.
Berikan pasien istirahat serta Bantu dalam ADL sesuai
indikasi
4.
Kolaborasi :
* ahli gizi : diit yang mudah dicerna
* team medis
:O2
sesuai
kebutuhan
1. Kaji tingkat kemampuan aktifitas/
perawatan diri pasien
2. Bantu ADL/ prwtn diri sesuai tingkat
keterbatasannya
3. Observasi tanda vital selama dan susudah
aktivias
4.
ajarkan pasien tentang tekhnik penghematan energi seperti
mandi dengan duduk,dll
5.
Anjurkan pasien menghentikan aktivitas bila jantung
berdebar, nyeri dada, nafas pendek,pusing
1.
Kaji tingkat kecemasan pasien
2.
Berikan kenyamanan dan ketentraman hati seperti sewaktu waktu dampingi klien,bersikap
empati dll
3.
Beri HE tentang penyakit yang diderita
|
Ø
Dapat mengurangi beban kerja jantungan
Ø
dapat meminimalkan stress pasien
Ø
memberikan kesempatan pasien beristirahat
Ø
dapat membantu meminimalkan serangan dan
frekensi kekambuhan rasa nyerinya
Ø
sebagai salah satu indicator perkembangan
kondisi pasien
Ø
dapat membantu meringankan proses metabolismen
serta mengurangi bahan yang dapat meretensi air dlm tubuh,serta memperlancar
sirkulasi koroner danmengurangi nyeri pasien
Ø dapat membantu memperlancar aliran
aliran darah balik
Ø dapat memberi informasi perkembangan
dari curah jantung tsb sehingga dgn cepat dilakuan tindakan selanjutnya
Ø Dengan mengurangi aktivitas maka akan
mengurangi kebutuhan O2 sehingga beban jantung juga menurun
Ø
membantu mengurangi beban kerja jantung
Ø
dapat menentukan aktivitas yang memerlukan
bantuan
Ø
membantu memenuhi kebutuhan ADL/prwtn diri
pasien yang tak mampu dilakukannya
Ø
merupakan manifestasi kardiopulmonal untuk
mentransport jumlah O2 ke jaringan
Ø mentoleransi tingkat kelemahan
serta mendorong px mandiri
Ø untuk mencegah dekompensasi / kegagalan
fungsi jantung
Ø untuk dapat menentukan pilihan bantuan
tindakan
Ø
dapat membantu pasien mengurangi tingkat
kecemasannya
Ø
memberi pemahaman yang benar tentang
kondisinya saat itu
|
DAFTAR PUSTAKA
- Price,Sylvia A. ( 2006 ), Patofisiologi Edisi 6, Jakarta: EGC
- Soeparman,( 1994 ),Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 2,Jakarta: FKUI
- Lynda Juall Carpenito, ( 2001 ), Buku Saku Diagnosa Keperawatan ,Edisi
8 ,Jakarta : EGC.
- Guyton & Hall, ( 2002 ), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 9,Jakarta : EGC
1 comment:
koment ya,,
Post a Comment