WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Thursday, October 18, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA MENDERITA TUBERCULOSIS PARU

Juniartha Semara Putra

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA  MENDERITA TUBERCULOSIS PARU


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan salah satu sasaran peningkatan derajat kesehatan. Melalui pendekatan proses keperawatan , asuhan keperawatan keluarga merupakan satu langkah yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Ada kalanya perawatan dirumah sakit harus ditindaklanjuti dengan perawatan dirumah (home care) guna melibatkan keluarga berperan aktif dalam memaksimalkan proses penyembuhan dan mengurangi beban rumah sakit. Disamping itu keluarga yang sehat sangat identik dengan status  kesehatan masing-masing anggota keluarganya. 
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan keluarga di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada aturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.
Berkembangnya konsep dokter keluarga merupakan cambuk bagi perawat untuk lebih meingkatkan perannya sebagai perawat profesional dimasyarakat dengan meningkatkan peran dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga. Atas dasar itulah kesempatan praktek komunitas mahasiswa PSIK ini merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan asuhan keperawatan keluarga sehingga meningkatkan eksistensi dunia keperawatan di mata masyarakat.
B.     Tujuan.
1.     Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2.     Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu  :
a.      Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b.      Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c.      Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d.     Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e.      Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f.       Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

C.     Metodologi

Asuhan keperawatan keluarga ini menggunakan metode diskriptif dalam bentuk studi kasus pada klien dan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan di RT 3 RW IV Kel. Wiyung Kec. Wiyung. Adapun langkah penulisan asuhan keperawatan yaitu:
1.      Studi pustaka dengan mempelajari literatur ilmiah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.
2.      Studi kasus dengan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga binaan yang salah satu anggota keluarganya menderita TBC, yang diawali dengan pengumpulan data fokus, biopsikososial spiritual melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi data dan semua data yang menunjang untuk penegakan suatu diagnosa keperawatan. Setelah data terkumpul, data dianalisis untuk merumuskan diagnosa keperawatan keluarga. Kemudian penulis memberikan intervensi secara langsung pada klien selama 5 kali kunjungan dan memberikan  penyuluhan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Konsep Dasar
1.     Keperawatan Kesehatan Keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga.
Tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.

2.     Type-Type Keluarga :
a.      Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b.      Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.      Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.     Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.      Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

B.     Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung jawab yang meliputi :
1.     Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2.     Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
3.     Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun mengevaluasi dan mendokumentasikanasuhan keperawatan yang dilakukan.
4.     Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
5.     Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

C.     Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
1.     Tahap Pengkajian
Hal – hal  yang dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga keluarga adalah :
a.      Data Umum :
1)      Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
2)      Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
3)      Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
4)      Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5)      Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
6)      Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1)      Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
3)      Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c.      Pengkajian Lingkungan
1)      Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
2)      Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3)      Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4)      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
5)      Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.

d.     Struktur Keluarga
1)      Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2)      Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
3)      Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4)      Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

e.      Fungsi Keluarga
1)      Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2)      Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3)      Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
·         mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
·         mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat: sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
·         merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
·         memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
·         menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
4)      Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5)      Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f.       Stres dan Koping Keluarga
1)      Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari  6 bulan.
2)      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
3)      Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4)      Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

h.      Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.     Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.      Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b.      Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c.      Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

3.     Perencanaan Keperawatan Keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4.     Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a.      Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b.      Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c.      Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d.     Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e.      Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5.     Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.


BAB  3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Bpk Rukman DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGANYA MENDERITA TBC PARU

Pengkajian (Tanggal. 19 Februari 2003)

A.    Data Umum

Nama   KK                  : Tn Rukman.
Umur                            : 75 tahun
Pendidikan                   : SD.
Pekerjaan                     : -.
Alamat                         : RT ; 02, RW : IV. Kelurahan Wiyung,   Kecamatan Wiyung, Surabaya kota.
Daftar anggota keluarga
No
Nama
L/P
Umur
Hub.
Pend.
Pekerjaan
Status kesehatan
1
Aisyah
P
70 th
Istri


 toko
sakit

Genogram

 










                                                  
Keterangan :
                        : laki-laki                                 : meninggal laki-laki
                        : Perempuan                          : meninggal perempuan                    
                       : anggota keluarga yang sakit
1.      Tipe keluarga                                 : Nuclear Family Yang terdiri dari ayah, ibu.
2.      Kewargaan negara / suku bangsa  :  Indonesia / Jawa.
3.      Agama                                           : Islam.
4.      Status sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga tidak dapat dipastikan karena ibu sebagai pedagang dipasar dan dirumah punya toko/kios. Kebutuhab sehari – hari dapat diukupi dari pasar dan kios di rumah.
5.      Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV dan mendengarkan radio di rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.

B.     Riwayat Perkembangan Keluarga

1.      Pada saat ini keluarga Bpk Rukman sudah mencapai masa lansia dengan usia diatas 70 tahun untuk bapak dan ibu.
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: adalah Keluarga telah memenuhi tahap perkembangannya. Satu Anaknya sudah menikah dan tinggal bersama suami dan anaknya
3.       Riwayat kesehatan keluarga
Ibu asiyah pernah menderita Tuberculosa paru dan dinyatakan sembuh .
Sekarang  kambuh lagi dengan keluhan batuk tak sembuh – sembuh. Sementara ini diobatkan ke dokter praktek swasta.
4.      Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa anggota keluarga yang lainya yatu bapak Rukman juga mengalami kaki pegel-pegel dan kaki bengkak, tekanan darahnya normal. Sudah diobatkan kedokter belum juga sembuh

C.     Keadaan Lingkungan

1.      Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 42 m2 (6 m x 7 m), terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kios, 2 kamar tidur, 1 ruang sholat, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi dan didepan ada teras rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah segi empat. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan keadaan cukup bersih dan penataan alat / perabot rumah tangga yang cukup rapi, penerangan dan ventilasi cukup. Khusus penerangan dan ventilsi dalam kamar agak kurang. Sumber air dan air minum menggunakan PAM. WC menggunakan septic tank yang terletak dibelakang rumah. Didepan rumah terdapat halaman seluas 6 x 2,5 m2

Halaman
U
 
Teras
           Kios                    Ruang Tamu
    rumah    
T
 
B
 
     anak             Kamar                                                     
    angkat           Sholat                          Kamar Tidur
S
 
 

      Dapur                                 
  Ruang Makan                     Kamar tidur

 

  Kamar Mandi       Jemuran

        Denah Rumah Keluarga Bpk Rukman.

2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bpk Rukman  hidup dilingkungan tempat tinggal yang merupakan perlalihan kota dan pedesaan. Rumah-rumah mulai berdempetan. Rumah kelaurga sendiri merupakan percampuran rumah modern dengan model lama dan masih mempunyi halaman depan. Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal keluarga Bpk Rukman  adalah penduduk asli yang merupakan pekerja pabrik dan pekerja bangunan. Interaksi antar warga banyak dilakukan pada waktu sore dan malam hari dikarena pada siang hari umumnya pada bekerja. Selain itu disekitar rumah warga ada beberapa lansia yang erserang TBC
3.      Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk Rukman sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah tangga sampai sekarang, tempat tinggalnya berdampingan dengan saudara lainya.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat
Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, dengan keluarga di lingkungannya tampak saling berinteraksi dengan baik karena kebetulan mempunyai kios yang cukup laris. Istri bapak Rukman ynag menderita TBC juga seorang yang aktif setiap pagi berjualan dipasar dan setelah itu menjaga kios dirumah bersama suami.

5.      Sistem pendukung keluarga.
Keluarga Bpk Rukman 2 orang, terdiri dari suami istri, Rumahnya disekat sebagian untuk anak angkatnya.
Fasilitas penunjang kesehatan hanya mengandalkan puskesmas, dokter swasta. Anaknya dalam waktu tertentu datang bersama cucunya ramai-ramai yang merupakan kebahagiaan bagi keluarga Rukman

D.    Struktur Keluarga
1.      Pola komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan sangat tebuka.
2.      Struktur Kekuatan Keluarga:
Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri yang sudah lanjut usia dan saling perhatian. Keluarga meiliki anak yang sudah menikah dan tiggal jauh dengan keluarga. Keluarga punya anak angkat yang tinggal disebelah rumahnya yang disekat.
3.      Struktur Peran Keluarga
a.       Bpk Rukman sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangganya yang tinggal berdua dengan istrinya. Dengan membuka usaha toko pracangan dirumah mereka memenuhi kebutuhan sehari hari
b.      Bu Asiyah masih berdagang dipasar dan membuka toko dirumah bersama suaminya
4.      Nilai dan norma keluarga.
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya. Keluarga ini menganggap bahwa tuberculosa yang diderita bu Asiyah adalah penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Upaya untuk mengendalikan dilakukan dengan periksa ke dokter bila dirasakan ada gangguan kesehatannya. Ibu Asiyah memeriksakan diri ke dokter praktek swasta sejak penyakitny akambuh lagi.
E.     Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Afeksi
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga serta menjaga kondisi kesehatannya


2.      Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat.
3.      Fungsi Perawatan Kesehatan.
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit tuberculosa hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit tuberculosa. Keluarga juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh lagi dan harus mendapat pengobatan jangka panjang lagi. Keluarga  hanya tahu kalau batuknya tak sembuh sembuh setelah berobat ke Puskesmas, padahal sebenarnya penderita pernah sembuh dari TBC dan Sekarang kambuh lagi.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi pada penyakit tuberculosa. Keluarga tidak mengetahui langkah – langkah yang harus dilakukan dalam mencegah penularan dan menangani penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan barang – barang yang bisa menjalarkan penyakitnya.
4.      Fungsi Reproduksi
Bp. Rukman saat ini sudah berusia 75 tahun dan ibu aiyah 70 tahun sudah tidak produktif lagi, kelaurga tidak menggunakan kontrasepsi
5.      Fungsi Ekonomi
Keluarga megelola pasar dan tokonya dirumah untuk kehidupan sehari-harinya

F.     Stress dan Koping Keluarga
1.      Stressor yang dimiliki
Stressor yang dirasakan oleh keluarga Bpk Rukman adalah penyakit tuberculosa yang diderita oleh istrinya dan juga fisiknya yang sudah menurun serta gangguan pegel-pegel kakinya.
2.      Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh istrinya karena lama sakit yang diderita dan kepasrahannya terhadap situasi sakitnya.
3.      Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah biasanya keluarga berdiskusi atau minta petnjuk anaknya
4.      Strategi adaptasi disfungsional
Ibu Asiyah sejak kambuh berobat kepraktek swasta karena merasa dipuskesmas tidak sembuh-sembuh
G.    Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.
1)      Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum ibu Asiyah nampak masih kuat (ringas) walau memasuki umur lansia, tetapi badannya kurus dan kecil, makan dan minum masih dalam batas normal,
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah       : 160 / 100  mmHg.
Respirasi                : 24 x/mnt
Suhu                      : 36,5 0C
TB                         : 145 cm
BB                         : 30 Kg
2)      Pemeriksaan fisik khusus:
·      Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala, tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala normal.
·      Leher   :
Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena  jugularis dan arteri carotis. Tidak teraba adanya pembesar kelenjar tiroid (strauma).
·      Mata    : Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih baik.
·      Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.
·      Mulut : tidak ada kelainan.
·      Dada   : Pergerakan dada terlihat simetris, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur – mur ( - ),   ronchi (+), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
·      Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik, tidak ada bekas luka operasi.
·      Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna otot sudah tipis, tampak pembuluh darah mengambang dan kulit keriput.



H.    Harapan Keluarga
Keluarga Bpk Rukman berharap istrinya sembuh dari batuknya serta dirinya juga tidak ada keluhan pada kakinya sehinggga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan nyaman.

Analisa  Data

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1.

























Data Subyektif:
§  Bpk Rukman mengatakan bu Asiyah sudah lama mengalami batuk dan tak kunjung sembuh, berobat ke BP paru, Psukesmas dan sekarng  dokter swasta.
§  Ibu Asiyah mengatakan dulu pernah ke Puskesmas dan dinyatakan sembuh tetapi gejalanya batuk masih terus dan akirnya ke dokter swasta.

Data obyektif:
Usia : 70 tahun
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didaptkan :
§  Tekanan darah : 160/100 mmHg.
§  Nadi: 84 X/menit.
§  Pernafasan : 24 x/menit.
§  Suhu : 36.5 2 C., BB = 30 Kg
§  Ronchi (+), Whising ( - ).
§  Obat dokter : Obat TB tidak lengkap
Rontgen : KP lama Aktif.
Data Puskesmas Menunjukkan Klien pernah sembuh dari TBC tahun 2001
Keluarga tidak memiliki tempat penampungan dahak.
Keluarga tidak memisahkan alat alat yang memugkinkan terjadi penularan.
Ruangan rumah dan kamar tidur penderita tampak lembab dan gelap


Kurangnya pengetahuan keluarga tentang,pencegahan penularan tuberculosa




























Resiko terjadinya penularan pada anggota keluarga





















.

Data Subyektif:
§  Bpk Rukman mengatakan bu Asiyah sudah lama mengalami batuk dan tak kunjung sembuh, berobat ke BP paru, Psukesmas dan sekarng  dokter swasta.
§  Ibu Asiyah mengatakan dulu pernah ke Puskesmas dan dinyatakan sembuh tetapi gejalanya batuk masih terus dan akirnya ke dokter swasta.
§  Keluarga memilih ke dokter swasta karena dipikir obatnya lebih manjur dibanding obat puskesmas

Data obyektif:
Usia : 70 tahun
Pendidikan bapak SD/ ibu tidak sekolah
Data Puskesmas Menunjukkan Klien pernah sembuh dari TBC tahun 2001
Keluarga dalam 1 tahun terakhir tidak berobat lagi ke Puskesmas
 Saat ini Keluarga berobat dan dapat terapi dari  dokter Swasta

Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC











Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Rumusan diagnosa keperawatan
1.         Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan penularan TBC
2.         Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC












Skoring perioritas masalah
1.         Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan penularan TBC

No
Kriteria
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran

1.


a.      Sifat masalah : Ancaman Kesehatan




b.     Kemungkinan masalah dapat diubah : Hanya sebagian





c.      Potensial masalah untuk dicegah : Cukup



d.     Menonjolnya masalah : Masalah berat, harus segera ditangani

2





1








2





2


1





2








1





1




Total

2/3x1=2/3





1/2x2= 1








2/3x1=2/3





2/2x1=1




3 1/3

Keluarga tidak tahu penyakitnya mudah menular.



Kondisi klien pada usia lansia dengan kemunduran intelegensi yan mempengaruhi penyerapan informasi




Keluarga mau diajak kerjasama (kooperatif) mau ke puskesmas




Bila tidak segera ditangani memunkinkan penyembuhan lama dan terjadi penularan kepada anggota keluarga.


2.         Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC

No
Kriteria
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran

1.


a.       Sifat masalah : Ancaman kesehatan


b.      Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian





c.      Potensial masalah untuk dicegah : cukup



d.     Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan

2




2








3





0


1




2








1





1




Total

2/3x1=2/3




2/2x2= 2








3/3x1= 1





0/2x1=0




3 2/3

TBC adalah penyakit menular memungkikan penularan pda anggota lain dalam rumah

Klien tidak tahu kalau penyakitnya kambuh dan butuh pengobatan rutin





Penderita koopera-tif dalam penyuluhan dan penatalaksanaan.



Keluarga tidak tahu penyakit TBC nya kambuh, keluara merasa perlu berobat kedokter yang lebih manjur.

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga Ibu Sutri adalah sebagai berikut:
1.      Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC

2.      Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan penularan TBC



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NoDx
Tujuan
Kriteria evaluasi
Intervensi
Umum
Khusus
Kriteria
Standar
1.
Setelah dilakukan Penyuluhan keluarga mampu mengambil keputusan untuk berobat secara teratur dan benar ke Puskesmas
Keluarga mampu :
-         Menyebutkan pengertian tuberculosa
-         Menyebutkan tanda dan gejala tuberculosa
-         Menyebutkan faktor resiko yang menyebabkan tuberculosa.
-         Menyebutkan pengobatan dan perawatan TBC
-         Mampu mengambil keputusan dalam pengobatan

Verbal (pengetahuan)
·   Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda dan gejala penyakit tuberculosa.
·   Keluarga dapat mengidentifikasi cara pengobatan dan perawatan
·   Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan bila obat habis.
1.      Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit tuberculosa, penyebab, gejala dan cara penanganannya
2.      Berikan penyukuhan keluarga cara mengiidentifikasi serangan./serangan ulang.
3.      Anjurkan berobat kembali ke Puskesmas setelah mendapat serangan berulang
4.      Jelaskan bahwa Pengobatan TBC merupakan program pemerintah dan gratis melalui Puskesmas
5.      Berikan kesempatan keluarga menetukan sikap dan rencana selanjutnya dalam pengobatan.
6.      Berikan pujian terhadap kemampuan ide /sikap yang positif yang diungkapkan keluarga dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya.
2.
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mengenal dan mampu mencegah penularan penyakit TBC pada angggota keluarganya.
Klien mampu
-      Dapat menjelaskan akibat tuberculosa terhadap kondisi pasien sendiri dan keluarganya
-      Dapat menyebutkan sumber yang dapat menularkan tuberculosa.
-      Dapat menyebutkan upaya untuk mencegah  terjadinya penularan.
Verbal
-      Klien dan keluarga  dapat menjelaskan akibat tuberculosa
-      Klien dan keluarga dapat menyebutkan Sumber penularan tuberculosa
-      Klien dan keluarga dapat menyebutkan upaya untuk mencegah  terjadinya penularan.
1.      Kaji pengetahuan keluarga.
2.      Kaji kemampuan keluarga yang telah dilakukan pada Bu Asiyah untuk menghindari penularan
3.      Diskusikan dengan keluarga tentang akibat penyakit  tuberculosa terhadap diri dan keluarganya..
4.      Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Penularan.
5.      Evaluasi secara singkat terhadap  topik yang didiskusikan dengan keluarga.
6.      Berikan pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung upaya pencegahan.


No.Dx.
Diagnose keperawatan
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC

21 Pebruari 2003
Penyuluhan tentang :
-          pengertian tuberculosa
-          Penyebab tuberculosa
-          Tanda dan gejala TBC
-          Penatalaksanaan TBC

1.      Struktur
-          Keluarga Bpk Rukman dapat bekerjasama dengan mahasiswa.
-          Keluarga khususnya klien Asiyah mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini.
2.      Proses
-          Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
-          Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan
-          Keluarga dapat memberikan responverbal dan non verbal yang baik
-          Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
-          Keluarga bersedia kontrol ke Puskesmas
3.      Hasil
-          Keluarga dapat menyebutkan pengertian tuberculosa
-          Menyebutkan tanda dan gejala tuberculosa .
-          Menyebutkan  faktor resiko yang menyebabkan tuberculosa
-          Menyebutkan akibat tuberculosa bila tidak dirawat
-          Kien telah berobat dan mendapat obat baru sebagai pengobatan awal


Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan penularan TBC

21 Pebruari 2003
Memberi penyuluhan Pencegahan penularan TBC
1.      Struktur
-          Keluarga Bpk Rukman dapat bekerjasama dengan mahasiswa.
-          Keluarga khususnya klien Bu Asiyah mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini.
2.      Proses
-            keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
-            keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan
-            keluarga dapat memberikan responverbal dan non verbal yang baik
-            keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
-            Keluarga bersedia sudah meniapkan genting kaca dan Tabung dahak
3.         Hasil
-            keluarga dapat menjelaskan akibat tuberculosa bagi diri dan keluarga lainya
-            menyebutkan bagian tubuh yang rawan terjadi tuberculosa.
-            menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya penularan.
-            Keluarga membeli genteng kaca dan menyimpan dahak dalam sputum


No comments: