Juniartha Semara Putra
Genogram



: laki-laki : meninggal
laki-laki


: Perempuan : meninggal
perempuan
: anggota keluarga yang sakit


Halaman



Teras
Kios Ruang Tamu
rumah
anak Kamar
angkat Sholat Kamar Tidur

Kamar Mandi Jemuran
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PADA
KELUARGA MENDERITA TUBERCULOSIS PARU
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup
sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang
termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai
secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No.
23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Keluarga sebagai
unit terkecil dalam masyarakat merupakan salah satu sasaran peningkatan derajat
kesehatan. Melalui pendekatan proses keperawatan , asuhan keperawatan keluarga
merupakan satu langkah yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan
keluarga. Ada kalanya perawatan dirumah sakit harus ditindaklanjuti dengan
perawatan dirumah (home care) guna melibatkan keluarga berperan aktif dalam
memaksimalkan proses penyembuhan dan mengurangi beban rumah sakit. Disamping
itu keluarga yang sehat sangat identik dengan status kesehatan masing-masing anggota
keluarganya.
Pelayanan
keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat
tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di
Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan
keperawatan keluarga di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di
rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada
aturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.
Berkembangnya
konsep dokter keluarga merupakan cambuk bagi perawat untuk lebih meingkatkan
perannya sebagai perawat profesional dimasyarakat dengan meningkatkan peran
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga. Atas dasar itulah kesempatan
praktek komunitas mahasiswa PSIK ini merupakan waktu yang tepat untuk
melaksanakan asuhan keperawatan keluarga sehingga meningkatkan eksistensi dunia
keperawatan di mata masyarakat.
B.
Tujuan.
1.
Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman
belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2.
Tujuan khusus :
Setelah
menyelesaikan belajar klinik mampu :
a.
Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga
b.
Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan keluarga
c.
Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan
d.
Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah
ditentukan
e.
Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
C. Metodologi
Asuhan keperawatan keluarga ini menggunakan metode
diskriptif dalam bentuk studi kasus pada klien dan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan/ keperawatan di RT 3 RW IV Kel. Wiyung Kec. Wiyung. Adapun
langkah penulisan asuhan keperawatan yaitu:
1.
Studi pustaka dengan mempelajari literatur ilmiah yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan
hipertensi.
2. Studi
kasus dengan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga binaan yang salah satu
anggota keluarganya menderita TBC, yang diawali dengan pengumpulan data fokus,
biopsikososial spiritual melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi
data dan semua data yang menunjang untuk penegakan suatu diagnosa keperawatan.
Setelah data terkumpul, data dianalisis untuk merumuskan diagnosa keperawatan keluarga.
Kemudian penulis memberikan intervensi secara langsung pada klien selama 5 kali
kunjungan dan memberikan penyuluhan.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep Dasar
1.
Keperawatan Kesehatan Keluarga.
Keluarga adalah
dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis
Maglaya 1989).
Alasan keluarga
sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama
dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat,
keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota
keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan
perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam
memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil
keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi
untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga.
Tujuan perawatan
kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah
kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat
pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2.
Type-Type Keluarga :
a.
Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b.
Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d.
Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.
Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
B.
Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan
keperawatan di rumah mempunyai tanggung jawab yang meliputi :
1.
Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat
meliputi pengakajian fisik atau psikososial, menunjukkan pemberian tindakan
secara trampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga
serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting
untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah.
Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang
dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada
perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama
dalam perawatan di rumah.
2.
Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan
selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
3.
Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan para professional lain dalam memberikan pelayanan kepada
keluarga. Focus peran perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan
untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara
untuk mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun
mengevaluasi dan mendokumentasikanasuhan keperawatan yang dilakukan.
4.
Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah
kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentut sedangkan
lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
5.
Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat
bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran perawat sebagai penasehat
terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan
pelayanan yang diberikan.
C.
Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
meupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk
bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
1.
Tahap Pengkajian
Hal – hal yang dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga
keluarga adalah :
a.
Data Umum :
1)
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing
– masing anggota keluarga serta genogram.
2)
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe
keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga
tersebut.
3)
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga
tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
4)
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga
serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5)
Status sosial ekonomi keluarga. Status social
ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang –
barang yang dimiliki oleh keluarga.
6)
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
b.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap
perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
3) Riwayat
keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota
dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c.
Pengkajian Lingkungan
1)
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
2)
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai
karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
3)
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas
geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4)
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
5)
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk
sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat.
d.
Struktur Keluarga
1)
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai
cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2)
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota
keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
3)
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg –
masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4)
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai
nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e.
Fungsi Keluarga
1)
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2)
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau
hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma atau budaya dan perilaku.
3)
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
·
mengenal masalah kesehatan : sejauh mana
keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
·
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat: sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah
kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
·
merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada
dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial), mengetahui fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan
sikap keluarga terhadap yang sakit.
·
memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh
mana mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan / manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan
antar anggota keluarga.
·
menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
tersebut terjangkau oleh keluarga.
4) Fungsi
reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
5) Fungsi
ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.
f.
Stres dan Koping Keluarga
1)
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2)
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
3)
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping
apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4)
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan
mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan,
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h.
Harapan Keluarga
Pada akhir
pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
2.
Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis
keperawatan :
a.
Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan
data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b.
Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang
namun belum terjadi gangguan.
c.
Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga
dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
3.
Perencanaan Keperawatan Keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga
terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan Kriteria dan Standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4.
Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga
mencakup hal – hal dibawah ini :
a.
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap
emosi yang sehat terhadap masalah.
b.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan
tentang konsekuensi tiap tindakan.
c.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
d.
Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
e.
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
5.
Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah
diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum
berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB 3
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PADA
KELUARGA Bpk Rukman DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGANYA MENDERITA TBC PARU
Pengkajian (Tanggal. 19 Februari 2003)
A. Data Umum
Nama KK : Tn Rukman.
Umur :
75 tahun
Pendidikan :
SD.
Pekerjaan :
-.
Alamat : RT ; 02, RW : IV.
Kelurahan Wiyung, Kecamatan Wiyung,
Surabaya kota.
Daftar anggota keluarga
No
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Hub.
|
Pend.
|
Pekerjaan
|
Status kesehatan
|
1
|
Aisyah
|
P
|
70 th
|
Istri
|
|
sakit
|
Genogram
![]() |
![]() |

![]() |
Keterangan
:









1. Tipe
keluarga :
Nuclear Family Yang terdiri dari ayah, ibu.
2. Kewargaan
negara / suku bangsa : Indonesia / Jawa.
3. Agama : Islam.
4. Status
sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga tidak dapat
dipastikan karena ibu sebagai pedagang dipasar dan dirumah punya toko/kios.
Kebutuhab sehari – hari dapat diukupi dari pasar dan kios di rumah.
5. Aktivitas
rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga
untuk rekreasi nonton TV dan mendengarkan radio di rumah. Kadang-kadang
kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Pada
saat ini keluarga Bpk Rukman sudah mencapai masa lansia dengan usia diatas 70
tahun untuk bapak dan ibu.
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: adalah Keluarga telah memenuhi tahap perkembangannya. Satu
Anaknya sudah menikah dan tinggal bersama suami dan anaknya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu asiyah pernah menderita
Tuberculosa paru dan dinyatakan sembuh .
Sekarang kambuh lagi dengan keluhan batuk tak sembuh –
sembuh. Sementara ini diobatkan ke dokter praktek swasta.
4. Riwayat
kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)
Dari hasil pengkajian didapatkan
data bahwa anggota keluarga yang lainya yatu bapak Rukman juga mengalami kaki
pegel-pegel dan kaki bengkak, tekanan darahnya normal. Sudah diobatkan kedokter
belum juga sembuh
C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik
Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati
sekitar 42 m2 (6 m x 7 m), terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kios, 2
kamar tidur, 1 ruang sholat, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi dan didepan ada
teras rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah segi empat. Lantai rumah terbuat
dari keramik dengan keadaan cukup bersih dan penataan alat / perabot rumah
tangga yang cukup rapi, penerangan dan ventilasi cukup. Khusus penerangan dan
ventilsi dalam kamar agak kurang. Sumber air dan air minum menggunakan PAM. WC
menggunakan septic tank yang terletak dibelakang rumah. Didepan rumah terdapat halaman
seluas 6 x 2,5 m2







|



|
|

![]() |
||||
|
Dapur
Ruang Makan
Kamar tidur
![]() |
![]() |


Denah Rumah Keluarga Bpk Rukman.
2. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bpk Rukman hidup dilingkungan tempat tinggal yang
merupakan perlalihan kota dan pedesaan. Rumah-rumah mulai berdempetan. Rumah
kelaurga sendiri merupakan percampuran rumah modern dengan model lama dan masih
mempunyi halaman depan. Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal
keluarga Bpk Rukman adalah penduduk asli
yang merupakan pekerja pabrik dan pekerja bangunan. Interaksi antar warga
banyak dilakukan pada waktu sore dan malam hari dikarena pada siang hari
umumnya pada bekerja. Selain itu disekitar rumah warga ada beberapa lansia yang
erserang TBC
3. Mobilitas
Geografis Keluarga
Keluarga Bpk Rukman sudah
menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah tangga sampai sekarang, tempat
tinggalnya berdampingan dengan saudara lainya.
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyrakat
Keluarga termasuk anggota
masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, dengan keluarga di
lingkungannya tampak saling berinteraksi dengan baik karena kebetulan mempunyai
kios yang cukup laris. Istri bapak Rukman ynag menderita TBC juga seorang yang
aktif setiap pagi berjualan dipasar dan setelah itu menjaga kios dirumah
bersama suami.
5. Sistem
pendukung keluarga.
Keluarga Bpk Rukman 2 orang,
terdiri dari suami istri, Rumahnya disekat sebagian untuk anak angkatnya.
Fasilitas penunjang kesehatan
hanya mengandalkan puskesmas, dokter swasta. Anaknya dalam waktu tertentu
datang bersama cucunya ramai-ramai yang merupakan kebahagiaan bagi keluarga
Rukman
D.
Struktur
Keluarga
1. Pola
komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina
hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan
musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan
dengan sangat tebuka.
2. Struktur
Kekuatan Keluarga:
Keluarga
merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri yang sudah lanjut usia dan saling
perhatian. Keluarga meiliki anak yang sudah menikah dan tiggal jauh dengan
keluarga. Keluarga punya anak angkat yang tinggal disebelah rumahnya yang
disekat.
3. Struktur
Peran Keluarga
a. Bpk
Rukman sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangganya
yang tinggal berdua dengan istrinya. Dengan membuka usaha toko pracangan
dirumah mereka memenuhi kebutuhan sehari hari
b. Bu
Asiyah masih berdagang dipasar dan membuka toko dirumah bersama suaminya
4. Nilai
dan norma keluarga.
Nilai dan norma yang berlaku dalam
keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma
masyarakat disekitarnya. Keluarga ini menganggap bahwa tuberculosa yang
diderita bu Asiyah adalah penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Upaya untuk
mengendalikan dilakukan dengan periksa ke dokter bila dirasakan ada gangguan
kesehatannya. Ibu Asiyah memeriksakan diri ke dokter praktek swasta sejak
penyakitny akambuh lagi.
E.
Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
Afeksi
Keluarga cukup rukun dan perhatian
dalam membina rumah tangga serta menjaga kondisi kesehatannya
2. Fungsi
Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasarakat
dengan mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat.
3. Fungsi
Perawatan Kesehatan.
Keluarga kurang mampu mengenal
masalah kesehatan tentang penyakit tuberculosa hal ini ditunjukkan dengan
keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit tuberculosa.
Keluarga juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh lagi dan harus mendapat
pengobatan jangka panjang lagi. Keluarga
hanya tahu kalau batuknya tak sembuh sembuh setelah berobat ke
Puskesmas, padahal sebenarnya penderita pernah sembuh dari TBC dan Sekarang
kambuh lagi.
Kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang
masalah yang terjadi pada penyakit tuberculosa. Keluarga tidak mengetahui
langkah – langkah yang harus dilakukan dalam mencegah penularan dan menangani
penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan barang – barang yang bisa menjalarkan
penyakitnya.
4. Fungsi
Reproduksi
Bp. Rukman saat ini sudah berusia
75 tahun dan ibu aiyah 70 tahun sudah tidak produktif lagi, kelaurga tidak
menggunakan kontrasepsi
5. Fungsi
Ekonomi
Keluarga megelola pasar dan tokonya
dirumah untuk kehidupan sehari-harinya
F.
Stress dan
Koping Keluarga
1. Stressor
yang dimiliki
Stressor yang dirasakan oleh
keluarga Bpk Rukman adalah penyakit tuberculosa yang diderita oleh istrinya dan
juga fisiknya yang sudah menurun serta gangguan pegel-pegel kakinya.
2. Kemampuan
keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi
dengan penyakit yang diderita oleh istrinya karena lama sakit yang diderita dan
kepasrahannya terhadap situasi sakitnya.
3. Strategi
koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah biasanya
keluarga berdiskusi atau minta petnjuk anaknya
4. Strategi
adaptasi disfungsional
Ibu Asiyah sejak kambuh berobat
kepraktek swasta karena merasa dipuskesmas tidak sembuh-sembuh
G.
Pemeriksaan
Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap
anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran
pelayanan asuhan keperawatan keluarga.
1) Pemeriksaan
fisik umum:
Keadaan umum ibu Asiyah nampak
masih kuat (ringas) walau memasuki umur lansia, tetapi badannya kurus dan
kecil, makan dan minum masih dalam batas normal,
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 160 / 100 mmHg.
Respirasi : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 0C
TB :
145 cm
BB :
30 Kg
2) Pemeriksaan
fisik khusus:
·
Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala, tidak ditemukan kelainan,
bentuk kepala normal.
·
Leher :
Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan
vena jugularis dan arteri carotis. Tidak
teraba adanya pembesar kelenjar tiroid (strauma).
·
Mata :
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih baik.
·
Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.
·
Mulut :
tidak ada kelainan.
·
Dada :
Pergerakan dada terlihat simetris, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak
terdapat palpitasi, suara mur – mur ( - ),
ronchi (+), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
·
Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak
didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus
baik, tidak ada bekas luka operasi.
·
Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah
tidak terdapat udema, tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu
menggerakan persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna
otot sudah tipis, tampak pembuluh darah mengambang dan kulit keriput.
H.
Harapan
Keluarga
Keluarga Bpk Rukman berharap
istrinya sembuh dari batuknya serta dirinya juga tidak ada keluhan pada kakinya
sehinggga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan nyaman.
Analisa Data
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1.
|
Data Subyektif:
§
Bpk Rukman mengatakan bu Asiyah sudah lama
mengalami batuk dan tak kunjung sembuh, berobat ke BP paru, Psukesmas dan
sekarng dokter swasta.
§
Ibu Asiyah mengatakan dulu pernah ke Puskesmas
dan dinyatakan sembuh tetapi gejalanya batuk masih terus dan akirnya ke
dokter swasta.
Data
obyektif:
Usia : 70
tahun
Berdasarkan hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didaptkan :
§
Tekanan darah : 160/100 mmHg.
§
Nadi: 84 X/menit.
§
Pernafasan : 24 x/menit.
§
Suhu : 36.5 2 C., BB = 30 Kg
§
Ronchi (+), Whising ( - ).
§
Obat dokter : Obat TB tidak lengkap
Rontgen : KP
lama Aktif.
Data
Puskesmas Menunjukkan Klien pernah sembuh dari TBC tahun 2001
Keluarga
tidak memiliki tempat penampungan dahak.
Keluarga
tidak memisahkan alat alat yang memugkinkan terjadi penularan.
Ruangan rumah
dan kamar tidur penderita tampak lembab dan gelap
|
Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang,pencegahan penularan tuberculosa
|
Resiko
terjadinya penularan pada anggota keluarga
.
|
|
Data Subyektif:
§
Bpk Rukman mengatakan bu Asiyah sudah lama
mengalami batuk dan tak kunjung sembuh, berobat ke BP paru, Psukesmas dan
sekarng dokter swasta.
§
Ibu Asiyah mengatakan dulu pernah ke Puskesmas
dan dinyatakan sembuh tetapi gejalanya batuk masih terus dan akirnya ke
dokter swasta.
§
Keluarga memilih ke dokter swasta karena
dipikir obatnya lebih manjur dibanding obat puskesmas
Data
obyektif:
Usia : 70
tahun
Pendidikan
bapak SD/ ibu tidak sekolah
Data
Puskesmas Menunjukkan Klien pernah sembuh dari TBC tahun 2001
Keluarga dalam 1 tahun terakhir
tidak berobat lagi ke Puskesmas
Saat ini Keluarga berobat dan dapat terapi
dari dokter Swasta
|
Kurang
pengetahuan tentang perawatan TBC
|
Ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit
|
Rumusan diagnosa
keperawatan
1.
Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan
penularan TBC
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang perawatan TBC
Skoring perioritas
masalah
1.
Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan
penularan TBC
No
|
Kriteria
|
Skala
|
Bobot
|
Skoring
|
Pembenaran
|
1.
|
a.
Sifat masalah : Ancaman Kesehatan
b.
Kemungkinan masalah dapat diubah : Hanya sebagian
c.
Potensial masalah untuk dicegah : Cukup
d.
Menonjolnya masalah : Masalah berat, harus segera
ditangani
|
2
1
2
2
|
1
2
1
1
Total
|
2/3x1=2/3
1/2x2= 1
2/3x1=2/3
2/2x1=1
3 1/3
|
Keluarga
tidak tahu penyakitnya mudah menular.
Kondisi
klien pada usia lansia dengan kemunduran intelegensi yan mempengaruhi
penyerapan informasi
Keluarga
mau diajak kerjasama (kooperatif) mau ke puskesmas
Bila tidak segera ditangani memunkinkan penyembuhan lama
dan terjadi penularan kepada anggota keluarga.
|
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang perawatan TBC
No
|
Kriteria
|
Skala
|
Bobot
|
Skoring
|
Pembenaran
|
1.
|
a.
Sifat masalah
: Ancaman kesehatan
b.
Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian
c.
Potensial masalah untuk dicegah : cukup
d.
Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan
|
2
2
3
0
|
1
2
1
1
Total
|
2/3x1=2/3
2/2x2= 2
3/3x1= 1
0/2x1=0
3 2/3
|
TBC
adalah penyakit menular memungkikan penularan pda anggota lain dalam rumah
Klien
tidak tahu kalau penyakitnya kambuh dan butuh pengobatan rutin
Penderita koopera-tif dalam
penyuluhan dan penatalaksanaan.
Keluarga
tidak tahu penyakit TBC nya kambuh, keluara merasa perlu berobat kedokter
yang lebih manjur.
|
Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui
prioritas permasalahan pada Keluarga Ibu Sutri adalah sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC
2. Resiko
penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga terhadaap pencegahan penularan TBC
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NoDx
|
Tujuan
|
Kriteria evaluasi
|
Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standar
|
||
1.
|
Setelah
dilakukan Penyuluhan keluarga mampu mengambil keputusan untuk berobat secara
teratur dan benar ke Puskesmas
|
Keluarga
mampu :
-
Menyebutkan pengertian tuberculosa
-
Menyebutkan tanda dan gejala tuberculosa
-
Menyebutkan faktor resiko yang menyebabkan
tuberculosa.
-
Menyebutkan pengobatan dan perawatan TBC
-
Mampu mengambil keputusan dalam pengobatan
|
·
Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda dan
gejala penyakit tuberculosa.
·
Keluarga dapat mengidentifikasi cara
pengobatan dan perawatan
·
Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus
dilakukan bila obat habis.
|
1.
Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit
tuberculosa, penyebab, gejala dan cara penanganannya
2.
Berikan penyukuhan keluarga cara mengiidentifikasi
serangan./serangan ulang.
3.
Anjurkan berobat kembali ke Puskesmas setelah
mendapat serangan berulang
4.
Jelaskan bahwa Pengobatan TBC merupakan program
pemerintah dan gratis melalui Puskesmas
5.
Berikan kesempatan keluarga menetukan sikap dan
rencana selanjutnya dalam pengobatan.
6.
Berikan pujian terhadap kemampuan ide /sikap yang
positif yang diungkapkan keluarga dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya.
|
|
2.
|
Setelah
dilakukan penyuluhan keluarga mengenal dan mampu mencegah penularan penyakit
TBC pada angggota keluarganya.
|
Klien
mampu
-
Dapat menjelaskan akibat tuberculosa terhadap kondisi
pasien sendiri dan keluarganya
-
Dapat menyebutkan sumber yang dapat menularkan
tuberculosa.
-
Dapat menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya penularan.
|
Verbal
|
-
Klien dan keluarga
dapat menjelaskan akibat tuberculosa
-
Klien dan keluarga dapat menyebutkan Sumber penularan
tuberculosa
-
Klien dan keluarga dapat menyebutkan upaya untuk
mencegah terjadinya penularan.
|
1. Kaji
pengetahuan keluarga.
2. Kaji
kemampuan keluarga yang telah dilakukan pada Bu Asiyah untuk menghindari
penularan
3. Diskusikan
dengan keluarga tentang akibat penyakit
tuberculosa terhadap diri dan keluarganya..
4. Diskusikan
alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Penularan.
5. Evaluasi
secara singkat terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
6. Berikan
pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung upaya pencegahan.
|
No.Dx.
|
Diagnose keperawatan
|
Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2.
|
Ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan
dengan Kurang pengetahuan tentang perawatan TBC
|
Penyuluhan
tentang :
-
pengertian tuberculosa
-
Penyebab tuberculosa
-
Tanda dan gejala TBC
-
Penatalaksanaan TBC
|
1.
Struktur
-
Keluarga Bpk Rukman dapat bekerjasama dengan
mahasiswa.
-
Keluarga khususnya klien Asiyah mengerti maksud dan
tujuan kunjungan hari ini.
2.
Proses
-
Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
-
Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau
tindakan yang dapat dilakukan
-
Keluarga dapat memberikan responverbal dan non verbal
yang baik
-
Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
-
Keluarga bersedia kontrol ke Puskesmas
3.
Hasil
-
Keluarga dapat menyebutkan pengertian tuberculosa
-
Menyebutkan tanda dan gejala tuberculosa .
-
Menyebutkan
faktor resiko yang menyebabkan tuberculosa
-
Menyebutkan akibat tuberculosa bila tidak dirawat
-
Kien telah berobat dan mendapat obat baru sebagai
pengobatan awal
|
|
|
Resiko penularan pada anggota
keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
terhadaap pencegahan penularan TBC
|
Memberi
penyuluhan Pencegahan penularan TBC
|
1.
Struktur
-
Keluarga Bpk Rukman dapat bekerjasama dengan
mahasiswa.
-
Keluarga khususnya klien Bu Asiyah mengerti maksud
dan tujuan kunjungan hari ini.
2.
Proses
-
keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
-
keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau
tindakan yang dapat dilakukan
-
keluarga dapat memberikan responverbal dan non verbal
yang baik
-
keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
-
Keluarga bersedia sudah meniapkan genting kaca dan
Tabung dahak
3.
Hasil
-
keluarga dapat menjelaskan akibat tuberculosa bagi
diri dan keluarga lainya
-
menyebutkan bagian tubuh yang rawan terjadi
tuberculosa.
-
menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya
penularan.
-
Keluarga membeli genteng kaca dan menyimpan
dahak dalam sputum
|
No comments:
Post a Comment