WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Tuesday, August 28, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TYFOID

Juniartha Semara Putra

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TYFOID
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dunia ksehatan saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Di Indonesia saat ini ditinjau dari epidemiologi, Indonesia tengah mengalami transisi epidemiologi penyakit, dan pada saat bersamaan dijumpai triple burden (Tiga Beban Kesehatan). Tiga masalah / beban kesehatan itu yaitu penyakit  menular atau infeksi (Ispa, Diare, Demam Berdarah Dengue, Typoid, Hepatitis), penyakit degeneratif (Diabetes Melitus, Hiperensi), dan penyaki baru (flu burung, Sars, Aids) yang telah masuk ke Indonesia.
Demam typoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa yang menimbulkan infeksi pada usus halus dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan serta lesu. Typoid mudah menular dan setiap orang bisa terkena serangannya, dan kasus penularan yang tertinggi ditentukan pada anak-anak.
Demam Typoid disebabkan oleh banyak factor. Factor penyebabnya antara lain kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah, pengolahan makanan yang masih rendah, urbanisasi, keadaan sosio ekonomi yang masih rendah, pemeliharaan kebersihan pribadi (Personal Hygiene) yang kurang baik, makan makanan yang tidak bersih, air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan tidak dimasak mendidih, serta kebersihan lingkungan dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Salah satu upaya penurunan angka kejadian demam typoid adalah pencegahan penyakit demam typoid. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan upaya peningkatan kesehatan (Promotif) dan upaya pencegahan penyakit (Preventif) baik itu untuk mencegah terjadinya penyakit demam typoid dan mencegah berulang kembali penyakit demam typoid.

B.     Tinjauan Pustaka
1.      Pengertian Demam Tifoid
Demam tipoid dan paratipoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus.
2.      Etiologi
Etiologi demam tipoid adalah “Salmonella Typhi”, sedangkan demam paratipoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies “Salmonella enteritidis” yaitu S
3.      Epidemologi
Penyakit ini jarang ditemukan secara epidemik, lebih bersifat sporadis, terpencar-pencar disuatu daerah dan jarang terjadi lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Di Indonesia demam tipoid dapat ditemukan sepanjang tahun dan insitens tertinggi pada daerah endemik terjadi pada anak-anak.


4.      Patogenesis
S. Typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk keusus halus dan mencapai jaringan limpoid plak pcyeri di ileum terminalis yang hipertropi S. typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus S. typhi bersarang di plak nyeri, limpa, hati.
5.      Manifestasi klinis
Gejala yang timbul yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk-batuk epitaksis.
6.      Diagnosis
Biarkan darah positif memastikan demam tifoid, tetapi biarkan darah negatif tidak menyingkirkan demam tipoid. Biarkan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam tipoid. Peningkatan titer uji widal kali lipat selama 2 – 3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid.
7.      Komplikasi
Komplikasi demam tipoid dapat dibagi dalam
a.       Komplikasi intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- Ileus paralitik

b.      Komplikasi ekstraintestinal
- Komplikasi kardiovaskuler   : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis),
                                                  miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis
- Komplikasi darah                  : Anemia hemolitik, trombositopenia
- Komplikasi paru                    : Pneumonia, empiema, dan pleuritis
- Komplikasi hepar dan kandung kemih         : hepatitis
- Komplikasi ginjal                  : glomerulonefritis
- Kompliksi tulang                  : osteomielitis
- Komplikasi neuropsikatrik    : meningitis, meningismus, delirium.
8.      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam tifoid yaitu :
  1. Pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman, antibiotik yang dapat digunakan :
a.       Kloramfeniko 1 : dosis pertama 4 x 250 mg, kedua 4 x 500 mg
b.      Ampisilin / Amoksisilin : dosis 50 – 150 mg / kg BB diberikan selama 2 minggu.
c.       Kotrimoksazol : 2 x 2 tablet
d.      Setafalosporin generasi II dan III.
  1. Istirahat dan perawatan profesional bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan
  2. Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif). Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien.
9.      Prognosis
Prognosis demam tipoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella.
















BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN


Menurut Depkes 1994 : 2 proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah untuk mengkaji serta mendiagnosa masalah kesehatan klien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan.
1.      Pengkajian
Merupakan tahap pertama dari proses keperawatan adalah mengumpulkan data akurat dan sistematis akan membantu status klien, serta merumuskan diagnosa keperawatan dalam pengumpulan data penulis, menggunakan metode – metode yaitu metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
2.      Diagnosa Keperawatan
Merupakan pertanyaan yang menjelaskan status keperawatan dalam masalah aktual dan potensial perawat memakai proses perawatan untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada tanggung jawabnya.
      Menurut ST Corolus, Suriadi dan Rita Yuliani, 2001 : 281 – 284. Diagnosa Keperawatan pada Typhus Abdominalis adalah :
a.       Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya penyakit
b.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat.
c.       Gangguan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
d.      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat.
3.      Perencanaan keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan.
DP I : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya penyakit
      Intervensi dan Rasionalisasi
1.      Kaji pengetahuan keluarga tentang demam
-          Untuk mengetahui apakah keluarga mengerti tentang demam
2.      Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan
-          Dengan mengobservasi vital sign berguna untuk mengetahui keadaan umum dan perkembangan penyakit
DP II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
      Intervensi dan Rasionalisasi
1.      Jelaskan manfaat makanan / nutrisi bagi klien
-          Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi

2.      Berikan makanan dalam posisi kecil tapi sering hangat.
-          Dengan memberikan makanan porsi kecil tapi sering dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
3.      Timbang BB setiap kali
-          Untuk mengetahui seberapa banyak penurunan berat badan klien selama sakit
DP III : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
      Intervensi dan Rasionalisasi
1.      Kaji keadaan umum pasien lemah, pucat, tachikardi, serta tanda-tanda vital.
-          Menetapkan data dasar klien untuk mengetahui dengan cepat penyimpanan darikeadaan normal.
2.      Anjurkan klien untuk banyak minum
Asuhan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh
DP IV : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat
Intervensi dan Rasionalisasi
1.      Berikan kompres dingin pada daerah axilla dan lipatan paha
-          Kompres dingin akan membantu menurunkan suhu panas
2.      Ciptakan lingkungan yang tenang dan sejuk
-          Dengan menciptakan lingkungan yang tenang diharapkan klien dapat beristirahat dengan baik
3.      Beri obat
-          Untuk menurunkan suhu tubuh

4.      Penatalaksanaan / Implementasi
Adalah pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Beberapa tujuan pada implementasi adalah sebagai berikut :
1.      Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana
2.      Keterampilan interpersonal, intelektual, teknik dilakukan dengan cermat
3.      Keamanan fisik dilindungi
4.      Dokumentasi intervensi dan respons klien
Penatalaksanaan asuhan keperawatan pada klien “A” dengan typus abdominalis dilakukan dengan perencanaan yang telah ada.
5.      Evaluasi
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan
DP I : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya penyakit
Evaluasi :   - Klien bebas dari demam ditandai
                  - Klien tidak gelisah lagi
                  - Suhu tubuh kembali normal
DP II : Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang tak adekuat
Evaluasi : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
DP III : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
Evaluasi : Kebutuhan cairan elektrolit terpenuhi
DP IV : Gangguan rasa  nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat
Evaluasi : Rasa nyaman terpenuhi


















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “D” DENGAN TYPHOID
DIRUANGAN FLAMBOYAN RUMAH SAKIT PERTAMINA UP III PLAJU TAHUN 2007
A.    Pengkajian
I.       Identitas Klien
Nama                           : “D”
Umur                           : 2 tahun
Agama                         : Islam
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Tanggal Masuk            : 04 – 09 – 2007
Tanggal Pengkajian     : 05 – 09 – 2007
Dx. Medik                   : Typhoid
Alamat                                    : Komplex Pertamina Jl. Permai No. 2710
II.     Penanggung Jawab
Nama                           : Tuan “C”
Umur                           : 35 tahun
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Karyawan Pertamina
Alamat                                    : Komplek pertamina Jl. Permai No. 2710
Hub dengan klien        : Ayah Kandung
III.  Riwayat Penyakit
1.      Keluhan utama saat msuk rumah sakit : klien mengeluh panas, muntah, pusing
2.      Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh demam, pusing, muntah, klien berobat ke poliklinik dan spesialis Rumah Sakit Pertamina
3.      Riwayat penyakit dahulu
Pada waktu usia 7 bulan klien pernah sakit demam dan pernah berobat di RS. Pertamina kemudian sembuh.
4.      Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit tersebut.

Genogram




Keterangan :
Meninggal
Laki-laki                                  Klien
Perempuan                              Tinggal serumah

IV. Diagnosa saat masuk RS
Typhoid Fever / Typhus abdominalis
V.    Pengkajian saat ini
1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi : klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya, pemeliharaan kesehatan : klien menyatakan ingin sembuh dan pulang kerumah agar bisa bermain dengan teman-temannya.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
No
Aktivitas
Seelum Masuk RS
Setelah Masuk RS
1
Pola Aktivitas
a.       Makan
Frekuensi
Bentuk
Jenis makanan
Napsu makan
b.      Minum
Frekuensi
Jenis


3 x sehari
padat
nasi putih, lauk
ada

6 gelas sehari
air putih + susu


3 x sehari
lunak
bubur, lauk
tidak ada

3-4 gelas sehari
air putih + susu

2.      Pola Eliminasi
BAB          : Biasa
BAK         : Biasa

3.      Pola istirahat
Frekuensi               : 2 kali
Lama tidur                        : siang 3 jam, malam 6 jam
4.      Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
Mandi                    : Dibantu oleh orang lain
Makan                   : Dibantu
Berpakaian            : Dibantu
BAB                      : Dibantu
BAK                     : Dibantu
VI. Pemeriksaan Fisik
a.       Pemeriksaan tanda – tanda vital
Suhu                      : 38,30C
Nadi                      : 120x / mnt
Pernapasan            : 24 x / mnt
b.      Kepala
Bentuk                  : Simetris
Keluhan                 : pusing
c.       Hidung
Reaksi alergi                      : klien tidak alergi
Pernah mengalami flu       : pernah

d.      Kulit
Warna                    : Sawo matang
Turgor                   : elastis
Kelainan                : tidak ada
e.       Nutrisi
Jenis diit                : nasi bubur (diet lambung)
Nafsu makan         : berkurang















RENCANA KEPERAWATAN

Nama               : “D”
Umur               :  2 Th
Dx. Medis       : Typhoid
Tgl
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
4/09 2007

4/09 2007
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhu bungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
Tupan :
Klien bebas dari demam dan rasa nyaman terpenuhi

Tupen :
Dalam waktu 3 x 24 jam suhu tubuh kembali normal.
Kriteria klien tidak gelisah lagi, demam hilang
RR : 20x/mnt
N : 80x/mnt
S : 360C




Tupan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Tupen :
Dalam waktu 2 x 24 jam nafsu makan klien bertambah

Kriteria
Posisi makan dapat dihabiskan



Observasi tanda-tanda vital sign




Beri kompres



Anjurkan klien banyak minum









Jelaskan manfaat makanan nutrisi bagi klien

Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat


Observasi jumlah porsi makanan yang telah dihabiskan
Kolaborasi dengan tim dokter dan gizi dalam pemberian therapy

Untuk mengetahui keadaan umum dan perkemba ngan klien


Kompres hangat akan membantu menurunkan suhu tubuh
Dengan banyak minum maka cairan dalam tubuh akan seimbang
















Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi bagi klien

Penting dalam penyembuhan penyakit.








INTERVENSI

Nama pasien    : “D”
Umur               : 2 th
Dx. Medis       : Thyphoid
No DP
Tgl dan waktu
Tindakan Keperawatan dan Respon
T. Tangan
I










II
04/08/2007
09.30 Wib









04/08/2007
12.00 Wib
-          Mengobservasi tanda-tanda vital sign, nadi, RR, dan suhu
-          Memberikan kompres hangat pada daerah fontalis
-          Menganjurkan klien banyak minum
-          Menganjurkan klien tidak memakai pakaian yang tebal
-          Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
-          Berkolaborasi dengan tim dokter

-          Menjelaskan manfaat makanan nutrisi bagi klien
-          Mengobservasi klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang telah dihabiskan
-          Memberikan makanan dalam porsi kecil dan hangat
-          Berkolaborasi dengan tim dokter dan ahli gizi





INTERVENSI

Nama pasien    : “D”
Umur               : 2 th
Dx. Medis       : Thyphoid
No
Data
Etiologi
Masalah
I










II
DS :
Klien (ibunya) menyatakan badan anaknya panas dan kadang-kadang merasa kedinginan batuk pilek
DO :
Klien gelisah
Tanda vital sign
S : 38,30C
N : 120 x /mnt
RR : 24 x /mnt

DS :
Ibu klien menyatakan anak nya tidak ada napsu makan apabila dipaksakan akan mual dan muntah
DO :
Klien terlihat tidak ada nafsu makan
Porsi makan yang diberikan habis 1 – 4 sendok makan
BB Sblm MRS 13 Kg
BB Stl MRS 11 Kg
TB : 91 cm
Demam thphoid disebabkan oleh kuman salmonella typhi dan endotoksin
¯
Mempengaruhi pusat hipotalamus
¯
mengakibatkan gejala demam dan peningkatan suhu tubuh

kuman typhoid disebabkan kuman salmonella typhi
¯
masuk kedalam lambung maka sekret asam lambung
¯
mempengaruhi pusat medula oblongata
¯
terjadi muntah, nafsu makan menurun
Peningkatan suhu tubuh









Gangguan pemenuhan nutrisi tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama               : “D”
Umur               : 2 th
Dx. Medis       : Typhoid
No
Tgl
T. Tgn
Dx. Keperawatan
Tgl Msh Teratasi
Keterangan
1




2
04/09/2007




04/09/2007

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
06/09/2007




06/09/2007
Panas sudah teratasi
Klien merasa nyaman



Nafsu makan bertambah











CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien               : “D”
Umur                           : 2 th
Jenis kelamin               : laki-laki
Dx. Medis                   : Thyphoid
Tgl
Dx. Keperawatan
Perkembangan
T. Tgn
04/09/2007










04/09/2007
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat






Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
S :
Ibu klien menyatakan panas anaknya mulai turun, batuk dan pilek mulai berkurang
O :
Tanda-tanda vital
N : 100x /mnt
RR : 24x/mnt
T : 36,80C
A : Masalah teratasi
P :
S :
Klien menyatakan nafsu makan bertambah dan tidak mual
Ibu klien menyatakan anaknya sudah ada nafsu makan dan muntah berkurang
O :
Porsi makan yang disediakan dapat dihabiskan
A : masalah teratasi


No comments: