WHO AM I?

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Thursday, April 12, 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P) PADA PENDERITA PENYAKIT KUSTA

Juniartha Semara Putra

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P)
PADA PENDERITA PENYAKIT KUSTA
      I.            LATAR BELAKANG
Penyakit kusta di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan, akan tetapi penderita ditemukan dalam stadium lanjut. Penyakit kusta lanjut member gambaran pada mayarakat seolah-olah penyakit kusta ini tidak dapat disembuhkan. Penyakit kusta dapat menyerang semua umur, namun laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan dengan wanita dengan perbandingan 2:1, walaupun ada beberapa daerah menunjukkan kejadian ini hamper sama bahkan ada daerah yang menunjukkan penderita wanita hamil lebih banyak.(Direktorat Jendral PPM dan PPL, 2000).
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menanuhun dan disebabkan oleh kuman Mycrobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian beras orang yang terimfeksi, penyakit bersifat asomtomatrik, sebagian kecil yang terlambat di diagnose dan terlambat diobati, memperlihatkan gejala klinis dan mempunyai kecenderungan menjadi cacat. Gejala awal biasanya penderitak tidak merasa terganggu hanya terdapat adanya kelainan pada kulit berupa bercak putih seperti panu ataupun bercak kemerahan, kelainan kulit ini kurang rasa atau hilang rasa (Marwali Harapat, 2000).
Pada kemajuan teknologi promotif, pencegahan, pengpbatan, dan pemulihan kesehatan di bidang kusta, makapenyakit kusta sudah dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tetapi masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui penyakit kusta ini, terutama tanda dini dan akibat yang ditimbulkannya serta cara perawatannya maka penyebaran penyakit kusta tetap terjadi, di seluruh dunia dengan yang berbeda-beda diantara 122 negara yang endemis pada tahun 1985. Diantara 11 negara penyumbang penderita penyakit kusta di dunia, Indonesia menempati peringkat ke-4 setelah India, Brasil, Myanmar (Sub Direktorat Kusta, 2002).
Jumlah penderita kusta di Bali ditemukan pada tahun 2011, yaitu 1.330 orang. Hal tersebut juga terjadi di Desa Menanga, Rendang, Karangasem pada tahun 2010 sampai 2011 terdapat 50 orang penderita. Perilaku perawatan kusta dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan pasien pada perawatan kusta. Berdasarka survey di Desa Menanga, penderita kusta masih kurang maksimal dalam melakukan perawatan pada penyakit kustanya. Mereka merawat penyakitnya hanya dengan intensitas 4 kali dalam seminngu. Padahal seharusnya perawatan dilakukan 2 kali dalam sehari.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diberikan penyuluhan mengenai penyakit kusta.

   II.            TUJUAN
Ø  Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat Desa Menanga mampu memahami penyakit kusta.
Ø  Tujuan Khusus:
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat Desa Menanga mampu menjelaskan:
a.       Pengertian penyakit kusta
b.      Menyebutkan gejala-gejala penyakit kusta
c.       Cara penularan penyakit kusta
d.      pengobatan penyakit kusta
e.       Pencegahan dari penyakit kusta

III.            MATERI PENYULUHAN
a.       Pengertian penyakit kusta
b.      Gejala-gejala penyakit kusta
c.       Cara penularan penyakit kusta
d.      Pengobatan penyakit kusta
e.       Pencegahan dari penyakit kusta




IV.            METODE
a.       Ceramah
b.      Tanya jawab
c.       Demonstrasi

   V.            MEDIA , ALAT, BAHAN, DAN SUMBER YANG DIGUNAKAN
a.       MEDIA: Leaflet, Video, Presentasi PowerPoint
b.      ALAT : Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat Demonstrasi (sabun cuci tangan, 2 waskom, air secukupnya, tissue / handuk kering)
c.       SUMBER :
Sjamsoe – Daili, Emmi S. 2003. Kusta. Jakarta.: Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Stadar asuhan keperawatan RSUD Tugurejo Semarang. 2002. Ruang Kusta.
Propinsi Jawa Tangah
Sjamsuhidajat. R dan Jong, Wimde. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC.

VI.            PESERTA
Masyarakat Desa Menanga, Kelurahan Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provensi Bali.
       
VII.            WAKTU
Hari                 : Senin
Tanggal           : 9 April 2012
Jam                  : 08.30 - Selsesai

VIII.            TEMPAT
Bale Banjar Desa Menanga, Kelurahan Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.




a.      Setting Tempat :

M
 
                                                

U
 
 



A
 
A
 
A
 
A
 
                                                               
                                                               
A
 
A
 
A
 
A
 
 

                                                                                  


                                    Keterangan :
                                    P          : Penyuluh
                                    A         : Audience
                                    S          : Slide (power point)
                                    U         : Undangan
                                    M        : Moderator



 IX.            RENCANA EVALUASI
A.                 Sturktur :
a.       Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan slide.
b.      Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan
c.       Undangan/ peserta penyuluhan sejumlah 40 orang
B.                 Proses penyuluhan :
a.       Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
b.      Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
c.       Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
d.      Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung
C.                 Hasil Penyuluhan :
1.      Jangka Pendek
(1)   Sasaran mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan
(2)   Sasaran memeahami tentang penyakit kusta
2.      Jangka Panjang
(1)   Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit kusta sehingga dapat meminimalisir penyakit tersebut.
(2)   Dapat menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang perilaku hidup sehat kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat




Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN MENGENAI
PADA PENDERITA PENYAKIT KUSTA

A.      PENGERTIAN PENYAKIT KUSTA
Kusta atau lepra disebut juga penyakit morbus hansen. merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabakan oleh bakteri atau kuman mycrobacterium leprae. Penyakit kusta menyerang kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan mata, dan membran selaput lendir.
Bakteri mycrobakterium leprae adalah jenis kuman anaerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan tahan asam. bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, muccus membran, dan saluran nafas.Terdapat tiga macam jenis kusta yakni :
1.      Kusta Tuberkuloid Atau Tuberculoid Leprosy (tl)
Merupakan jenis kusta yang tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung sedikit kuman, membentuk radang granuloma tuberkel tanpa nekrosis perkejuan yang menyebabkan kulit berwarna pucat dan mati rasa. Bentuk kusta tuberkoloid mempunyai kelainan pada jaringan syaraf sehingga mengakibatkan cacat pada tubuh.
2.      Kusta Lepromatosa atau Lepromatous Leprosy (ll)
Jenis kusta satu ini adalah jenis kusta yang menular sebab dalam kulit yang terjejas mengandung banyak kuman. kusta lepromatosa memiliki ciri kelainan kulit yang menyebar secara simetris di seluruh tubuh, berhubungan dengan lesi, nodul atau plak, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung atau kongesti nasal danepistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
3.      Kusta Multibasiler
Kusta multibasiler merupakan penyakit kusta dengan tingkat keparahan yang sedang dan tipe kusta yang sering ditemukan. kusata ini bercirikan dengan adanya lesi (bercak atau luka) kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid tapi jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan. bagian lesi yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang.Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa ataupun menjadi kusta tuberkuloid.

B.   GEJALA- GEJALA PENYAKIT KUSTA
Timbulnya gejala penyakit yang dirasakan penderita dikarenakan telah terjadinya perkembangbiakan bakteri kusta terhadap sistem imun tubuh penderita sehingga merangsang tubuh untuk melakukan perlawanan.
Ada tiga jenis kusta maka tanda-tanda atau gejala yang ditimbulkannya pun berbeda-beda yakni sebagai berikut :
a.       Kusta Tuberkoloid :
Ø  beberapa bagian tubuh mengalami anestesi atau mati rasa
Ø  hipopigmentasi kulit
Ø  bercak-bercak seperti panu pada permukaan kulit secara simetris dan menyebar serta kering
Ø  resistensi yang tinggi
b.      Kusta Lepromatosis :  
Ø  terdapat plak dan nodul pada tubuh
Ø  dermis (permukaan kulit) mengering
Ø  hidung berdarah (epistaksis)
Ø  terjadi kerusakan pada sekat dan tulang hidung

c.       Kusta Multibasiler : 
Ø  pada permukaan kulit terdapat bercak-bercak seperti panu (lesi) yang sangat banyak dan tidak beraturan
Ø  kehilangan rasa rangsang
Adapun tanda-tanda atau gejala kusta secara umum adalah sebagai berikut :
*      Adanya bercak tipis seperti panu (lesi) pada tubuh
*      Pada awalnya bercak putih ini hanya sedikit tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
*      Bercak putih ini tidak menimbulkan gatal dan rasa sakit.
*      Kepekaan pun berkurang pada daerah yang terdapat bercak putih ini.
*      Lemah dan mengalami kelainan bentuk pada tangan dan kaki.
*      Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus.
*      Kelenjar keringat kurang bekerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
*      Adanya bintil-bintil kemerahan (nodul) yarig tersebar pada kulit
*      Alis rambut rontok
*      Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa), selain itu terjadi juga kerusakan pada sekat dan tulang hidung.
*      Tubuh panas atau suhu tubuh menurun sampai derajat yang rendah hingga menggigil.
*      Anoreksia (tidak nafsu makan).
*      Nausea(mual), kadang-kadang disertai vomitus(muntah).
*      Cephalgia.
*      Kadang-kadang disertai iritasi, orchitis, dan pleuritis (radang selaput paru-paru).
*      Kadang-kadang disertai dengan nephrosia, nepritis, dan hepatospleenomegali.
*      Neuritis

C.   CARA PENULARAN PENYAKIT KUSTA
Masih belum bisa dipastikan cara dan bagaimana cara penyakit kusta dapat diderita oleh seseorang. namun, dari beberapa penelitian dan dugaan penyakit kusta menyebar bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita kusta menular seperti kusta lepromatosis dan kusta multibasiler.
Kusta dapat menyeber melalui udara sebab menurut penelitian yang dilakukan pedley bahwa sebagian pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri atau basil di sekret hidung mereka. Sedangkan dalam penelitian Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari. sekret hidung yang keluar dari hidung penderita kusta ini mengandung basil kusta. Basil kusta ini masih dapat hidup selama 2 – 7 x 24 jam setelah dikeluarkan dari hidung penderita dan mengering oleh udara luar.
Kusta yang menular dengan kontak langsung pada penderita dikarenakan adanya penjalaran bakteri mycrobacterium leprae dari kulit penderita pada orang sehat ketika kulit mereka bersentuhan secara langsung. telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah organisme di dermis kulit. Diduga pula bakteri ini dapat berpindah ke kulit oarang yang sehat melalui kontak dengan keringat si penderita.
Perlu diketahui selain penularan kusta dengan cara di atas bahwa sistem imun tubuh manusia juga turut mempengaruhi apakah seseorang akan terinfeksi penyakit kusta atau tidak setelah ia kontak atau berada si lingkungan orang dengan penyakit kusta, sebab menurut penelitian, dalam sebuah keluarga bisa saja antar anggota keluarga menderita penyakit kusta yang berbeda jenisnya, bahkan ada anggota keluarga yang tidak mengidap sama sekali padahal anggota keluarga lainnya menderita penyakit kusta. Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mycrobacterium leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan kusta adalah:
Ø  Usia: laki-laki lebih banyak dijangkiti
Ø  Ras: Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti
Ø  Kesadaran sosial: umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
Ø  Lingkungan: fisik, biologi, sosial yang kurang sehat

D.   PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA
Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta adalah:
1.      Rifampicim: dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri, dengan dosis 600mg.
2.      Diaminodiphenylsulfone: mencegah restansi bakteri terhadap obat (dikombinasikan dengan obat lain).
3.      Clofazimine: menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium leprae dengan berkaitan pada DNA bakteri.
4.      Olfloxacin: bereaksi menyerupai penghambat bakteri.
5.      Minocycline: menghambat sintesis protein bakteri.








Berbagai macam terapi pengobatan penyakit kusta antara lain:
Ø  Pada awalnya hanya digunakan satu obat Dapson untuk pengobatan penyakit kusta, pengobatan ini disebut juga pengobatan monoterapi tapi kemudian hal ini menyebabkan bakteri kusta menjadi kebal sehingga pemakian dihentikan.
Ø  Untuk pengobatan penyakit kusta dapat juga digunakan metode kombinasi antara obat Dapson, Rifamfisin, dan Klofazimin. Pengobatan dengan multi obat ini cukup berhasil hanya saja diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari penderita untuk terus-menerus meminumnya. Pengobatan multi obat ini disebut juga drugs treatment. Cara pengobatan penyakit kusta adalah dengan pengobatan rutin siap harinya.
ü  Untuk tipe kusta Tuberkoloid membutuhkan pengobatan 6 bulan dengan terapi Dopson dan Rifamfisin.
ü  Untuk tipe kusta Multibasiler dan Lepromatosis membutuhkan pengobatan selama 24 jam dengan terapi Dapson, Rifamfisin, dan Klofazimin.
Ø  Disarankan juga penderita kusta untuk mengonsumsi Lamprin, Prednison, Sulfat feros, dan Retinol (vitamin A) bagi menyehatkan kusta dengan kulit yang bersisik.
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan amat menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi, faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.
Kebanyakan penderita kusta mengalami kecacatan disebabkan keterlambatan orang tersebut untuk meminum obat itu dengan tidak sempurna atau pengobatannya tidak tuntas, jika penderita meminum obat dengan cepat maka kecacatan akibat saraf tepi yang mati dapat dicegah atau dihindari.
Saat ini obat kusta sudah gratis dan bisa didapatkan di Puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Obat ini merupakan bantuan dari organisasi kesehatan dunia (WHO).





E.    PENCEGAHAN PENYAKIT KUSTA
Yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta adalah:
1.      Mencegah kontak dengan kulit penderita.
2.      Melakukan vaksinasi.
3.      Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat.
4.      Meningkatkan kebersihan pribadi.
5.      Diagnosis dan pengobatan yang segera.
6.      Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.
7.      Tidak memakai air kotor untuk mandi.
8.      Tidak memakai pakaian-pakaian bekas yang tidak jelas asalnya.
9.      Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.















Lampiran 2
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
1.      Apa itu penyakit  kusta?
2.      Apa saja gejala-gejala penyakit kusta?
3.      Bagaimana cara penularan penyakit kusta?
4.      Bagaimana pengobatan penyakit kusta?
5.      Bagaimana pencegahan dari penyakit kusta?
















Lampiran 3
JAWABAN
A.   PENGERTIAN PENYAKIT KUSTA
Kusta atau lepra disebut juga penyakit morbus hansen. merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabakan oleh bakteri atau kuman mycrobacterium leprae. penyakit kusta menyerang kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan mata, dan membran selaput lendir.
B.   GEJALA- GEJALA PENYAKIT KUSTA
Adapun tanda-tanda atau gejala kusta secara umum adalah sebagai berikut :
*      Adanya bercak tipis seperti panu (lesi) pada tubuh
*      Pada awalnya bercak putih ini hanya sedikit tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
*      Bercak putih ini tidak menimbulkan gatal dan rasa sakit.
*      Kepekaan pun berkurang pada daerah yang terdapat bercak putih ini.
*      Lemah dan mengalami kelainan bentuk pada tangan dan kaki.
*      Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus.
*      Kelenjar keringat kurang bekerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
*      Adanya bintil-bintil kemerahan (nodul) yarig tersebar pada kulit
*      Alis rambut rontok
*      Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa), selain itu terjadi juga kerusakan pada sekat dan tulang hidung.
*      Tubuh panas atau suhu tubuh menurun sampai derajat yang rendah hingga menggigil.
*      Anoreksia (tidak nafsu makan).
*      Nausea(mual), kadang-kadang disertai vomitus(muntah).
*      Cephalgia.
*      Kadang-kadang disertai iritasi, orchitis, dan pleuritis.
*      Kadang-kadang disertai dengan nephrosia, nepritis, dan hepatospleenomegali.
*      Neuritis

C.   CARA PENULARAN PENYAKIT KUSTA
Masih belum bisa dipastikan cara dan bagaimana cara penyakit kusta dapat diderita oleh seseorang. namun, dari beberapa penelitian dan dugaan penyakit kusta menyebar bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita kusta menular seperti kusta lepromatosis dan kusta multibasiler.
Kusta dapat menyeber melalui udara sebab menurut penelitian yang dilakukan pedley bahwa sebagian pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri atau basil di sekret hidung mereka. Sedangkan dalam penelitian Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari. sekret hidung yang keluar dari hidung penderita kusta ini mengandung basil kusta. Basil kusta ini masih dapat hidup selama 2 – 7 x 24 jam setelah dikeluarkan dari hidung penderita dan mengering oleh udara luar.
Kusta yang menular dengan kontak langsung pada penderita dikarenakan adanya penjalaran bakteri mycrobacterium leprae dari kulit penderita pada orang sehat ketika kulit mereka bersentuhan secara langsung. telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah organisme di dermis kulit. Diduga pula bakteri ini dapat berpindah ke kulit oarang yang sehat melalui kontak dengan keringat si penderita.

D.   PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA
Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta adalah:
6.      Rifampicim: dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri, dengan dosis 600mg.
7.      Diaminodiphenylsulfone: mencegah restansi bakteri terhadap obat (dikombinasikan dengan obat lain).
8.      Clofazimine: menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium leprae dengan berkaitan pada DNA bakteri.
9.      Olfloxacin: bereaksi menyerupai penghambat bakteri.
10.  Minocycline: menghambat sintesis protein bakteri.



E.   PENCEGAHAN PENYAKIT KUSTA
Yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta adalah:
a.       Mencegah kontak dengan kulit penderita.
b.      Melakukan vaksinasi.
c.       Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat.
d.      Meningkatkan kebersihan pribadi.
e.       Diagnosis dan pengobatan yang segera.
f.       Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.
g.      Tidak memakai air kotor untuk mandi.
h.      Tidak memakai pakaian-pakaian bekas yang tidak jelas asalnya.
i.        Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
















No comments: