Juniartha Semara Putra
Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan,
perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh
masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan
penelitian.
Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan
ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang
merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka
ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini
ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan
wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku
atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya
kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami
seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan
kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit
upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.
Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan,
kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan
mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan
terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan
pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.
II. DEFINISI
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan
pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang
tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini
berarti:
1.
Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun
perawatan selanjutnya tertunda.
2.
Pertolongan Pertama harus
tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama merupakan tindakan
pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan
bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis
resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan
sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari
penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang
disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat.
Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang
salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah
penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara
dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam
kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam
berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang
pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan
terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam
materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut
kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani
suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.
Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita
lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan.
Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman
atau masih dalam bahaya.
2.
Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan
efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik
alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim,
buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.
Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang
telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan
ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh
pihak lain.
b. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada
korban kecelakaan adalah :
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan
tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin
untuk ditolong.
2.
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan
dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang
akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat
memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan
perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera
kerjakan pernafasan bantuan.
4.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar
pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan
menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat
kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun
juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5.
Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban
ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan
telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara
ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak
muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami
cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam
posisi setengah duduk.
6.
Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh
dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera
yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban
dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan
harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban
usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai
saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7.
Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada
korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah
sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya
kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM
TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau
gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan
penanganannya :
a. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan
O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
·
Perasaan limbung
·
Pandangan berkunang-kunang
·
Telinga berdenging
·
Nafas tidak teratur
·
Muka pucat
·
Biji mata melebar
·
Lemas
·
Keringat dingin
·
Menguap berlebihan
·
Tak respon (beberapa menit)
·
Denyut nadi lambat
Penanganan:
Ø Baringkan korban dalam
posisi terlentang
Ø Tinggikan tungkai
melebihi tinggi jantung
Ø Longgarkan pakaian
yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
Ø Beri udara segar
Ø Periksa kemungkinan
cedera lain
Ø Selimuti korban
Ø Korban diistirahatkan
beberapa saat
Ø Bila tak segera sadar
>> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke
instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu
keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila
cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini
biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan
karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara
terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
v Dehidrasi ringan
Ø Defisit cairan 5% dari
berat badan
Ø Penderita merasa haus
Ø Denyut nadi lebih dari
90x/menit
v Dehidrasi sedang
Ø Defisit cairan antara
5-10% dari berat badan
Ø Nadi lebih dari
90x/menit
Ø Nadi lemah
Ø Sangat haus
v Dehidrasi berat\
Ø Defisit cairan lebih
dari 10% dari berat badan
Ø Hipotensi
Ø Mata cekung
Ø Nadi sangat lemah,
sampai tak terasa
Ø Kejang-kejang
Penanganan:
1. Mengganti cairan yang
hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit
yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi
komplikasi yang ada
4. Memberantas
penyebabnya.
5. Rutinlah minum jangan
tunggu haus
c.
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
1.
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
2.
Canned be heard the voice of the additional breath
3.
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
4.
Irama nafas tidak teratur
5.
Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
6.
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
Ø Tenangkan korban
Ø Bawa ketempat yang
luas dan sejuk
Ø Posisikan ½ duduk
Ø Atur nafas
Ø Beri oksigen (bantu)
bila diperlukan
d.
Pusing/Vertigo/Nyeri
Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.
Gejala
Ø Kepala terasa
nyeri/berdenyut
Ø Kehilangan
keseimbangan tubuh
Ø Lemas
Penanganan
Ø Istirahatkan korban
Ø Beri minuman hangat
Ø beri obat bila perlu
Ø Tangani sesuai
penyebab
No comments:
Post a Comment